Handuk yang tadi semula kering sudah berganti lembab. Dia kemudian melihat ke arah Angel yang tampak menggigit bibir akibat rasa dingin.
Matanya dibuat membulat sempurna melihat keseluruhan tampilan Angel yang basah kuyup.
Sejak kapan lekuk tubuhnya terlihat? astaga!!
Kening Hans berkerut dalam penuh rasa kesal. Tanpa peringatan dia sampirkan handuk tadi ke tubuh Angel.
“Eh? Ke-kenapa ini pak?” Hans memasang raut wajah kesal .
“Lihatlah penampilanmu, sangat kacau! Sungguh ceroboh sekali kau ini!”
Angel malah dibuat membisu tanpa membantah ucapan Hans yang terdengar begitu dingin .Ia bahkan tidak tahu penyebab dari mata yang begitu menghujam itu. Dan juga nada kemarahan tadi.
“Apanya yang ceroboh? perasaan aku diam saja dari tadi tidak melakukan hal-hal aneh?”
Berusaha berpikir, saat itu juga Dina dan Vina menghampirinya. Ia tak jadi mengorek apa kesalahan dirinya yang tersirat dari bibir Hans.
Dua sahabatnya datang dengan begitu heboh dan ribut. Angel bahkan terdorong karena Dina yang terlalu semangat menghampirinya .
“Pak.”
“Pak.”
Vina dan Dina menyapa Hans sekilas lalu beralih lagi ke Angel.
Dina sudah mengguncang tubuh Angel .
“Angel wahhhhhh...seru banget tadi ya... nyuss...nyusss...sana sini wuahhh keren banget lah ...” Seru Dina dengan begitu semangat dan berlompat-lompat.
Angel menanggapi dengan anggukan dan tawa renyah .“Pasti kamu menang ini. Dari tadi kamu sama pak Hans keliatan yang paling unggul.” Vina tertawa lebar sambil mengacungkan kedua jempolnya.
“Andaikan Aku yang ada di posisi Angel.”
Vina malah sudah mencibir tingkah Dina .
“Ya aslinya kan Angel ...Kamu cuma mimpi Dina ...haha haha .” Gelak tawa Vina menghancurkan khayalan indah .
Angel hanya geleng geleng kepala mendengar pembicaraan kedua temannya itu.
***
MC perlombaan jet ski mulai menggunakan mic .
“Perhatian untuk para penonton dan peserta lomba.”
Semua mata melihat ke arah panggung yang sudah dibangun dengan kokoh.
“Karena ini acara terakhir yang diadakan. Maka akan langsung diumumkan pemenangnya ya.Tapi hadiahnya akan menyusul nanti.” Masih sempat berkelakar receh.
Di Bawah panggung Angel menatap Hans meminta penjelasan. Dia yakin akan menang perlombaan tapi kenapa hadiahnya nanti.
Hans hanya mengangkat bahu mendapat sorotan mata penuh tanda tanya Angel.
“Untuk pemenang lomba jet skinya...” Sang MC menjeda ucapannya nampak ingin memberikan rasa ketegangan.
“ Sudah terlihat sekali, bagaimana kelihaiannya, kecepatan, kejeliannya dalam menggunakan jet ski. Jadi sangat tidak mengejutkan bahwa sang peserta yang menang ia adalah...”
“Woy cepet jangan buat deg-deg an.”
Dina berteriak tidak tau malunya ,tentu saja orang melihat ke arah Dina. Tak terkecuali Hans yang tadi santai nampak menolehkan kepalanya.
Serta merta Vina segera menutup mulut Dina dengan telapak tangannya. Sangat malu jangan sampai Dina berulah lagi.
“Ehmp...Ehmpppp.”
Angel hanya bisa meringiskan senyum memandang ke arah Hans dan Bram bergantian. Dina ini memang si pembuat ulah.
Si ribut.
si banyak omong.
“Haha diem Din ...jangan banyak ngomong berisik banget...malu.” Bisik Vina dengan mata mengedar melihat ke sekitar. Untunglah mereka sudah tak jadi perhatian lagi.
Vina menjerit keras.
“Akhhh... titisan vampir ya!...main gigit gitu aja .”Vina meniup tangannya yang baru saja digigit.
“Rasain, main bekap-bekap aja. ”Menjawab santai tanpa beban .
“Kamu juga yang salah Din. Ikut partisipasi aja Nggak!...kenapa ribut banget sih.Itu pak Hans sama Angel aja santuy ...awas kamu ya bikin ribut lagi, Aku smackdown nanti.” Vina bersungut-sungut.
Mendengar ancaman Vina membuat Dina melototkan matanya .
Angel tidak merisaukan perdebatan kedua temannya itu. Ia fokus mendengarkan MC mengumumkan pemenang, sambil sesekali membenarkan posisi handuk di badannya .
Sang MC kembali berbicara.
Angel mengatupkan tangannya berharap mereka menang.
“Yang menang tidak lain adalah...”
“Tuan Hans dan Angel. Selamat....” Tepuk tangan meriah diberikan. Ah jika saja yang memang hanya karyawan biasa. Maka atensinya tak akan sebesar ini. Semuanya sebab CEO mereka yang menang. Karena itu apresiasi mereka besar sekali.
“Astaga! Kita menang? Kita menang pak! Kita menang!” Begitu senang sekali.
Angel spontan memeluk Hans saking senangnya. Hans terpaku tidak membalas pelukan Angel dia terlalu terkejut dengan spontanitas Angel.
Dari kejauhan ada orang yang terus memperhatikan interaksi mereka berdua.
ia memakai topi dan masker untuk menutupi wajahnya.
“Haha, kita menang pak!”
Angel melihat ekspresi Bram yang terheran dan terus menyorotnya. Seketika dia tersadar. Dia sudah dengan lancang memeluk Hans .
“Ini maaf pak, maaf ...Saya terlalu senang tadi.” Tutur Angel dia tidak berani menatap mata atasannya itu. Terlalu malu karena sikapnya .
Hans tidak menjawab Ia memegang tangan Angel untuk mengiringinya naik ke panggung.
“Ayo kita harus sudah menjadi juara.”
Ujarnya dengan senyum kemenangan. Menyiratkan bahwa bakatnya memang luar biasa dan tidak bisa tersaingi.
Disinilah mereka berada di atas panggung dengan Angel berada di samping Hans dengan baju yang masih basah.
“Tes tes.”Hans mengetuk mikrofon di depannya. “Terima kasih, saya sebenarnya sudah memperhitungkan bahwa saya akan menang dalam perlombaan ini.”
Percaya diri Anda tidak pernah luntur pak.
Membatin dengan mengerucutkan bibir. Tautan tangan sudah terlepas, ia melihat punggung Hans sekarang.
“Dan terbukti perhitungan saya benar.”
Para karyawan yang menjadi penonton mendengarkan dengan saksama.
“Saya sangat jarang sekali mengikuti kegiatan seperti ini. Karena sebagian waktu, saya habiskan dengan bekerja. Melakukan perhitungan.” Tangannya menekan ke bagian kepala. Menunjukan makna cerdas.
“Hari ini, penghujung acara. Mungkin tahun depan lagi akan di adakan. Semoga perusahaan kita menjadi semakin maju dan jaya.”
Setelah kata itu diucapkan tepuk tangan meriah diberikan. Untuk seorang Hans Prasetyo.
***
Acara sudah berakhir. Hans sudah terlebih dahulu kembali dengan dijemput pak Yanto. Tentu saja bram sebagai asisten ikut juga pergi.
Masih ada waktu sampai sore hari sebelum mereka kembali dengan bus jemputan mereka. Jadi Angel menghabiskan waktu dengan makan cemilan ringan. Vina menghabiskan waktu dengan membaca buku, sedangkan Dina...
Dina menjadi babu dadakan Angel. Wajahnya mengerucut sebal. Sesuai perjanjian ia mengikuti kemauan Angel. Sibuk mengemasi koper sesuai keinginan Angel.
"Arghh"
Dina menggeram menatap tajam ke arah Angel yang sudah menjadikannya babu dadakan.
"Udah Din?” Tanya Angel sambil tersenyum tidak merasa bersalah.
“Ya liat sendiri udah atau belum ini?!” Dina cemberut.
Dina ikut merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Saat mereka masih sibuk masing-masing.
“Gimana kalo kita jalan jalan dulu, sumpek juga dikamar gini.” Vina memecah keheningan.
“Sambil selfie-selfie gitu yuk!” Ajaknya.
Dina bangun dari berbaring.
“Ayo!” Serunya semangat.
“Ya udah yuk, eh tunggu dulu...ingat ya Din kamu masih bisa aku suruh-suruh.
Dina berdecak sebal.
“Hem.” Menyahut kesal.
Balas dendam yang tertukar, ini mah.
***
Mereka keluar dari kamar menuju halaman villa. Seringkali mereka berpapasan dengan para karyawan yang tampaknya sibuk untuk berkemas.
Untung saja mereka sudah membereskan koper dan tinggal pergi saat waktunya tiba.
Halaman villa yang beberapa jam lalu diisi keramaian dan banyaknya properti. Sekarang begitu lengang.
“Pantai...yuhuuuu...” Bersorak penuh kegembiraan sembari berlari kaki polos Abgel merasakan dinginnya air pantai bersatu dengan pasir-pasir.
Mereka bertiga mulai berjalan menikmati sore. Senyum mereka tak pudar sedikitpun. Vina si pecinta fotografer sudah sibuk mengabadikan momen dengan kamera.
Angel mengulum senyum ke arah Dina. Dia mengangkat alisnya .“Din fotoin.” Serunya sebagai namun itu sangat menjengkelkan bagi Dina.
“Yang bagus ya .” Tersenyum jahil lagi .
“Ck iya.”Mendengus kesal.
Angel berfoto di tepi pantai dengan mengangkat satu tangan ke atas dengan dua jari di atas. Bibirnya mengulas senyum merekah, matanya menyipit karena senyum lebar tadi.
Cekrek
cekrek
cekrek
Berbagai gaya sudah Angel lakukan. Dina hanya bisa terpelongo dengan gaya Angel yang terlihat begitu biasa namun terlihat begitu cantik di kamera.
“Lihat hasilnya.”Sudah berlari menghampiri Dina .“Aduh Din pintar benget sih ngambil gambarnya ...bagus banget ini punya bakat Kamu.”Vina hanya terkekeh geli mendengar pujian Angel .
Yang dipuji sudah melambung senang .Bahkan malu-malu senang. Dina ini memang tipe yang jika dipuji akan langsung memasang wajah baik terhadap si pemuji.
“Haha biasa aja Ngel ...bilang aja kalo mau ngambil gambar lagi ...” Angel tertawa lebar mendengar Dina membawakan diri tanpa terpaksa.
“Haduh memang si Angel, tau aja titik lemah si Dina ,...Haha.” Tergelak, ia kemudian menuju posisi Dina dan Angel berada.
“Foto bareng yuk.”Ajaknya ketika sampai di depan Dina dan Angel yang segara menatapnya balik.
Angel dan Dina menyahut bersamaan.
“Iya ayo.”
Mereka mulai mengambil posisi Dina berada paling dengan Angel dan Vina berada di samping kanan dan kirinya .
Ekspresi Dina nyeleneh, Angel hanya tersenyum sedangkan Vina bergaya tak melihat ke arah kamera nampak melihat pemandangan.
Cekrek.
Cekrek.
cekrek
Aksi potret mereka selesai. Angel dan Vina duduk selonjoran di pasir pantai. Dina pergi mencari minuman.
Baru saja Dina ingin menghampiri teman temannya itu. ia melihat laki-laki tampan, jiwa genitnya kembali keluar.
Memperbaiki tampilan dan segera menghampiri laki-laki tadi.
“Hai.”Sapa Dina sambil tersenyum malu.
“Iya .”
jawab laki-laki tersebut.
“Sendirian mas.”tanya Dina.
“Nggak sama pacar .”ia memperlihatkan pacarnya yang berada di sebelahnya yang terlindung oleh tubuhnya.
Duarrrr
Mata sudah membulat seketika, visual lumayan di depannya ternyata sudah memiliki kekasih.
“Huwaa dapat Zonk!” Gumam kecil di bibir dengan malu yang luar biasa.
Mata Dina kemudian bersitatap dengan kekasih si pria yang sudah memandang wajah garang.
“Ngapain kamu?! Jangan genit-genit kamu jadi cewek! Heh! Ayo mas!” Ajak sang pacar ke laki-laki tersebut.
Dari kejauhan Angel dan Vina melihat kejadian tersebut.
Langsung saja mereka tergelak kuat ketika Dina berdiri menjulang di depan mereka yang sedang duduk di pasir pantai.
“Buahaha...haha..haha..haha...”Vina dan Angel tertawa hampir terpingkal pingkal.
Melihat gerak gerik Dina dan wajah masam Dina sekarang pikiran mereka yang tadi menduga sekarang dengan tegas membenarkan.
“Jangan ketawa !”Geram Dina setengah malu.
Nah Lo sekarang makin ngakak Si Angel dan Vina benar terjadi lagi.
“Haha, Dina gagal lagi Vin.” Menertawai kejadian yang dilihat.
Dina semakin melototkan mata, dan melempar barang yang diminta Angel dan Vina tanpa aba-aba.
“Dibilangin jangan ketawa ! Jangan ketawa! ”
“Aku klitik kalian ya.”
Dina menggelitik Angel dan Vina bergantian.
"Sorry-sorry....udah-udah geli Dina!."Angel berusaha melepaskan diri.
***
Epilog
Sesosok bayang melihat postingan Angel dengan penuh minat.
Bibir sosok tersebut mengulas senyum misterius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Har Tini
kasih visual ny dong thor
2022-01-22
0
Cicih Sophiana
thor visual Angel dan Hans dong
2021-12-22
0
Elisa toon
bertele tele
2021-05-16
1