~Kamar Hans
Angel tertidur dengan berbantalkan lengan tangan mungilnya. Rambutnya tergerai jatuh, sesekali wanita itu mengubah posisinya, karena merasa tidak nyaman.
“Kenapa dia mudah sekali tertidur .” Merasa lucu melihat sekretarisnya itu tertidur dengan pulas tepat berada di depan posisi duduknya.
Hans mengamati kening Angel mulai berkerut samar. Sedetik kemudian wanita itu menjerit tak jelas.
“Aaaa...tidak!!...tidak!.Kumohon jangan mendekat.” Hans begitu terkesiap. Langkah lebarnya membawanya mendekat ke arah Angel. Menepuk pelan pipi Angel, dengan segera pula menyentuh tubuh Angel.
“Angel! Angel! Sadarlah!” Angel tampak terengah-engah masih di alam bawah sadarnya.
“Bangun-bangun tidak ada yang akan menyakitimu.” Kelopak mata Angel terbuka keningnya sudah berkeringat tadi.
Oh mimpi buruk. Kenapa kamu hadir di saat siang bolong.
“Hah..hah..hah.” Melihat Angel yang begitu sulit bernafas membuat Hans gusar. Dia mengikis jarak, lalu segera mengelap dahi Angel dengan telapak tangannya. Angel tak menyadari bahwa dia sudah dipeluk Hans. Laki-laki itu berusaha menenangkan dirinya.
“Tenang-tenang, semuanya baik-baik saja .Baik-baik saja.” Hans mengusap punggung Angel.
Astaga-astaga .
Angel mulai mengatur nafasnya dan mulai tenang. Kenapa ia bisa bermimpi seperti itu?Kata orang apa yang kita lihat atau ingat terakhir kali, itu yang akan terbawa ke alam mimpi kita. Ia bahkan lupa apa yang ia ingat ataupun lakukan sebelumnya.
Setelah dirasa Hans deru nafas Angel mulai teratur Hans melepaskan pelukan penenangnya. Di sisihkannya rambut Angel yang tampak jatuh tak beraturan.
Mata Hans mengedar mencari letak air putih. Ditinggalkannya Angel sejenak untuk mengambil satu gelas air putih.
“Minum ini.” Dengan ragu Angel mengambil gelas yang diberikan Hans. Dia mulai meneguk air itu secara tergesa-gesa.
Disapukannya punggung tangannya dengan bibir nya .“Terima kasih pak.” Ucap Angel dengan tulus.
Hans terus menyoroti pergerakan Ange.“Ya...Sudah lebih tenang?”
“I-iya pak tadi hanya sedikit mimpi buruk saja.” Angel memejamkan matanya singkat. Hans mengangguk paham.
“Mimpi Apa? Apa yang kamu mimpikan ?” Angel mengerjap mendapat lontaran pertanyaan dari atasannya.
Angel mencari-cari raut wajah basa basi dari atasannya itu. Tidak, raut ini dia pernah melihtnya saat rapat pemegang saham. Kenapa pak Hans menunjukkan raut wajah itu pikirnya. Padahal hanya bertanya tentang sebuah mimpi.
“I-itu saya sudah lupa pak hehe..Memori otak saya tidak cukup untuk menampung mimpi tadi .” Angel terkekeh. Mata Hans masih mengamati raut wajah Angel.
Mimpi buruk tidak baik untuk diceritakan .
Semoga Tidak di anggap IQ jongkok sama pak Hans, orang mimpi barusan masa lupa .tapi Tidak mungkin juga cerita tentang mimpi buruk sama pak Hans.
“Hmm.”
“Se-semuanya sudah selesai kan pak?.” Memastikan, dan ditanggapi anggukan oleh Hans .“Kalau begitu saya permisi pak .”
Angel mulai beranjak. Astaga! Baru satu langkah kakinya terbelit dan...
Bruk
Angel jatuh tepat di tubuh Hans. Untung saja Hans bisa menahan tubuh nya kalau tidak mereka berdua akan terjatuh. Terjungkal dari kursi itu.
Mata Angel membulat .“Aaa...ma-maaf pak saya tidak sengaja!” Angel terkesiap. Tampak begitu takut. Ceroboh sekali dirinya!
Menatap Hans dengan mata memelas Angel berdiri dengan sikap canggung.
Tak kalah canggungnya dengan situasi. “Ya, hati-hati.” Hans berusaha memasang wajah setenang mungkin .
Kaki sialan! Haishh membuat masalah saja. Untung pak Hans tidak marah.
Bukannya apa-apa, Angel bersikap sangat takut sebab Hans itu paling tidak suka kalau tubuhnya disentuh sembarangan. Sudah pernah kejadian dulu seorang wanita datang menggoda Hans.
Dan tau apa tanggapan Hans?
Singkirkan tangan kotor mu itu. Kamu tidak pantas menyentuh tubuhku yang berharga!
Wajah wanita itu pias pasi.Angel juga kala itu menahan nafas.
Tadi dia menyentuh bahkan jatuh di atas tubuh berharga itu!
Untung saja nasibku baik. Astaga aku akan sangat berhati-hati mulai sekarang.Mengerang dalam hati.
Angel menutup pintu dan bersandar didinding pintu ia masih berada disana sambil menetralkan debar jantungnya yang tak beraturan ia memegang dada.
Angel berjalan cepat menuju kamarnya dan langsung membanting pintu kamarnya.
***
Hans menatap tanganya yang dengan sigap tadi menahan tubuh Angel. Senyum kecil terukir. Mengingat kegugupan Angel membuat dia tergelak di tempat.
Dia beranjak berdiri memantau aktifitas dari balik gorden.
Orang yang mencurigakan. Hans harus mengusut pengamantannya. Tadi dia sudah meminta bantuan Bram. Tangannya menggambil ponsel dan menghubungi Bram.
Panggilan terhubung .
“Bram...kenapa kau lama sekali. Bawa yang kuminta sekarang!” Berkata begitu cepat dan singkat juga menuntut .
Tidak peduli dengan yang diseberang telepon sudah lari maraton untuk mengantar berkas.
“Iya pak sebentar lagi .”
“Cepat!”
Hans langsung mematikan sambungan telpon secara sepihak.
***
“Haishh kenapa pak Hans tidak pengertian sama sekali sih .” Menggerutu dengan peluh di kening.
Bram segera mengetuk pintu kamar Hans.
Terdengar seruan dari dalam menyuruhnya untuk masuk.
Mata Bram menangkap sosok atasannya itu yang sedang duduk pada kursi dekat jendela .
“Ini pak berkas yang Anda minta .”
Dengan sikap santai Hans segera membuka berkasnya yang dimintanya tadi. Matanya menyapu melihat dan memindai. Berkas yang dipegangnya berisi para karyawan yang hadir.
Dia berusaha mencari sosok mencurigakan yang dilihatnya sekilas tadi.
Sangat mencurigakan kenapa sosok itu memakai pakaian tertutup. Aku tidak bisa mengenalinya sama sekali.
Hans masih mencoba melihat bekas-bekas. Sorot matanya memindai dalam. Bram Bahkan dibuat terheran. Kenapa segitunya melihat data karyawan.
Bram pernah melihat atasannya itu serius melihat berkas kerja sama. Tapi saat ini tatapannya lebih serius lagi.
Tidak bisa menilai. Seringai mengerikan terlukis pada sudut bibir Hans .
Astaga kenapa pak Hans menyeringai. Membuatku merinding saja.
“Bram.”
“Ya pak .”
“Perketat bagian keamanan. Jaga vila ini menjadi 24 jam .Ingat 24 jam berikan perintah itu pada bagian keamanan.”
Perkataan Hans yang begitu serius membuat bram semakin terheran .“Baik pak.”
“Tambahkan juga anggota bagian keamanan .”
Mata Bram kembali terkesiap. Jika begini dia harus bekerja keras artinya. Dia hanya mengiyakan perintah atasannya itu. Dia tidak mau membantah ataupun bertanya melihat guratan yang begitu dingin membuat nyali Bram ciut.
Saat ini yang bisa dilakukan Hans hanya waspada. Dia berharap bahwa itu hanya kecurigaan yang tak berdasar saja. Saat acara selesai dia akan meminta penyelidikan lebih dalam. Firasatnya Selalu benar. Dan dia malah beharap firasatnya kali ini salah.
.
.
.
~Happy Reading (Revisi)
~Tyatyut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Tinna Augustinna
Siapa sih babang hans yg d curiga akuh jd ikutan kuatir
2022-07-13
0
Iiq Rahmawaty
bos mh cuma nyruh2 doank ya bram.. yg capek mh dirimu😅😅
2022-03-07
0
NHiea SHari
jadi ikut deg degan deh
2021-05-31
0