Kembali.

...----------------...

Reyvan dan Mahira menunggu Vanilla dan Sakian yang masih menyelesaikan prosedur kepulangan, Mahira bersandar di bahu Reyvan sambil memainkan ponselnya.

Tiba tiba saja sebuah pesan masuk, pesan itu dari nomor yang tidak tercatat di buku kontaknya.

(Mahira, Aku Daren. Bagaimana keadaanmu sekarang, maaf aku tidak sempat bertemu denganmu lagi setelah bangun, aku harus segera kembali meninggalkan Spanyol.)

Reyvan dapat dengan jelas melihat siapa yang mengirimi istrinya pesan.

"Balas saja, dan katakan terimakasih karena telah menolongmu." Ujar Reyvan begitu melihat Mahira kebingungan.

"Umh.." Mahira mengangguk.

Mahira mengetik dengan serius apa yang ingin di katakannya pada Daren, dia tidak ingin menyinggung Daren ataupun Reyvan, dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyalakan api pada Daren mapun Reyvan.

Reyvan segera memegang tangan Mahira setelah membalas pesan untuk Daren.

Reyvan menarik tangan Mahira dan mengecup punggung tangan gadis itu.

"Reyvan hentikan." Mahira berusaha menarik tangannya, karena sopir memperhatikan mereka dari kaca spion depan.

Mahira melihat Vanilla berjalan di papah oleh Sakian, wajah sahabatnya itu masih terlihat pucat dan tubuhnya lemas.

"Apa Vanilla benar benar sudah baik baik saja?" Tanya Mahira.

"Umhh,,, Dokter sudah mengatakannya."

Mahira ingin keluar dari mobil tetapi di hentikan oleh Reyvan.

"Mereka akan datang, kenapa kamu begitu antusias ingin kelur?"

Mahira menatap Reyvan. "Aku hanya ingin menyapa Vanilla, sejak kemarin aku khawatir padanya."

"Mereka akan datang."

Mahira tidak sabar ingin Vanilla segera ke mobil, tetapi entah sengaja atau hanya perasaannya saja, Vanilla sepertinya berjlan terlambat dan membutuhkan waktu begitu lama untuk sampai ke mobil.

Sakian membantu Vanilla membuka pintu mobil dan membiarkan Vanilla masuk terlebih dahulu.

"Vanilla..." Mahira begitu senang saat Vanilla sudah bersamanya di mobil.

Vanilla juga sangat bahagia, dia segera memeluk Mahira.

"Mahira akhirnya aku bisa melihatmu..." Vanilla hampir menangis saking bahagianya.

Mahira menepuk punggung Vanilla.

"Kau tahu, aku sangat ketakutan pada saat itu, kamu tiba tiba melepaskan tanganku." Ujar Vanilla.

Mahira ingat saat kejadian itu terjadi orang lain mendorong mereka hingga membuat dirinya dan Vanilla terpisah.

"Sekarang aku takut berpergian sendirian lagi." Ujar Mahira.

Reyvan menepuk kepala Mahira. "Tidak akan ada lain kali untuk masalah ini.

...----------------...

Keesokan paginya Reyvan dan Mahira kembali ke negara asal mereka, tiba tiba saja Reyvan memiliki sesuatu yang harus di urus tanpa bisa di tunda, padahal Reyvan ingin merayakan ulang tahun Mahira di Spanyol.

Vanilla yang enggan berpisah dengan Mahira meminta izin untuk menginap di rumah Reyvan, tetapi pria itu menolak mentah mentah keinginan Vanilla dan menyuruh gadis itu untuk pulang.

"Kak Reyvan, aku masih merindukan Mahira."

"Tidak. Kau pulang atau tante akan marah padaku,"

Vanilla melipat kedua tangannya di dada, ekspresi gadis itu tampak kesal dan menolak untuk pulang, tetapi saat melihat Sakian sedang berjalan ke arah mereka, Vanilla segera merubah sikap buruknya.

"Baiklah, aku akan pulang ke rumah." Ujar Vanilla.

"Sakian akan mengantarmu," Reyvan membawa Mahira masuk mobilnya.

Tanpa sadar bibir Vanilla tersenyum.

"Mobilku di sana, ayo pergi." ucap Sakian.

Vanilla mengikuti Sakian.

Keduanya memasuki mobil dan pergi meninggalkan bandara. Di dalam mobil, Vanilla sangat bahagia dia tidak bisa berhenti tersenyum dan terus mencuri curi pandang, karena sejak Sakian menyelamatkannya, Vanilla merasa Sakian sangat luar biasa.

"Terimakasih sudah menemukan aku pada saat itu," Ujar Vanilla memecah keheningan.

Sakian mengangguk menanggapi ucapan terimakasih Vanilla. Vanilla merasa kesal karena hanya di jawab alakadarnya.

"Apa bibirmu sariawan?" Tanya Vanilla.

Sakian menoleh sebentar. "Tidak."

"Lalu kenapa kau menjawab ku hanya dengan anggukan."

Sakian menghentikan mobilnya karena lampu merah. "Aku sedang menyetir, jalanan cukup macet aku harus fokus."

Vanilla kehilangan kata katanya, dia tidak bisa menjawab perkataan Sakian, alhasil Vanilla mengeluarkan earphone nya dan mendengarkan musik dari ponselnya.

Sakian tidak tahu apa yang membuat Vanilla kesal, dia mengatakan hal yang benar tetapi gadis itu tampak kesal.

Sakian ingin mengatakan sesuatu tetapi dia mengurungkan nya.

...----------------...

Sesampai di rumah Vanilla, Sakian menghentikan mobilnya, dia membangunkan Vanilla yang tertidur.

"Kita sudah samapai?" Tanya Vanilla, dia melepaskan earphone, Vanilla kelurahan dari mobil dan melihat ibunya yang sedang merawat tanamannya.

Vanilla sangat senang, dia buru buru berlari ke arah ibunya dan memeluk erat erat.

"Mom..."

Ibu Vanilla merasa aneh dengan sikap putrinya yang tiba tiba memeluknya, pasalnya Vanilla tidak pernah bertingkah seperti ini.

"Ada apa denganmu Van?"

Vanilla melepaskan ibunya. "Mom, aku sangat merindukanmu..." Vanilla merengek.

Ibu Vanilla bergidik ngeri, dia menempelkan punggung tangannya di kening putrinya merasakan apakah Vanilla demam.

"Suhu tubuhmu baik baik saja..." Ujar Ibu Vanilla kebingungan.

Dari jarak jauh Sakian melihat interaksi ibu dan anak yang begitu manis, dia tidak pernah merasakan hal itu karena ibunya sibuk dengan urusan pekerjaan.

Sakian menghela nafas pelan, dia menghampiri ibu dan anak.

"Nyonya Greesha, saya mengantarkan putri anda atas perintah Tuan Daguezze, sekarang tugas saya selesai. Saya pamit," Ucap Sakian.

Ibu Vanilla tersenyum dia mengngguk.

"Terimakasih sudah mengantarkan Vanilla, aku berharap dia tidak merepotkan mu selama di Spanyol."

Sakian tersenyum tipis, dia membungkuk hormat lalu pergi.

Vanilla menatap Mobil Sakian yang perlahan menjauh.

Ibu Vanilla menepuk bahu Vanilla. "Ayo masuk, Mom ingin melihat apa yang kamu bawa dari Spanyol."

Vanilla teringat barang barang apa saja yang dia beli untuk oleh oleh, tetapi itu semua hilang karena insiden bom.

Vanilla ingin mengatakan pada ibunya tentang kejadian bom di Spanyol, tetapi tatapan Vanilla jatuh di satu koper yang ada di samping miliknya, itu bukan koper Vanilla tetapi mengapa ada di sana.

...Apakah koper itu milik Sakian. batin Vanilla....

Vanilla mengambil ponselnya dan melihat pesan masuk dari nomor baru.

(Oleh oleh Spanyol, jangan katakan apapun pada ibumu. Boss Reyvan sengaja menyembunyikan kejadian ini.)

Vanilla menatap lama pada ponselnya membuat ibunya kesal.

"Vanilla, ayo cepat."

Vanilla mengerjap, dia menyimpan kembali ponselnya dan membawa satu koper dan koper yang lainnya di bawa ibunya.

...----------------...

Rumah keluarga Daguezze.

Ibu Reyvan setelah merawat tanaman tanaman kesayangan nya duduk santai sambil menikmati teh di gazebo, Ibu Reyvan wanita yang cerdas meskipun dari keluarga kelas menengah, dia memiliki kesopanan dan etika yang baik seperti apa yang di ajarkan di keluarga kelas atas. Kehidupan saat awal awal pernikahannya begitu buruk dan tidak di sambut baik oleh nenek Reyvan, di tambah ibu Reyvan mengalami beberapa kali keguguran, namun untungnya Reyvan lahir dengan selamat dan setelah itu kehidupannya lebih baik saja, dan akhirnya Nenek Reyvan menerimanya sebagai menantu.

"Tante,"

Karina memanggil ibu Reyvan, sepertinya dia baru saja datang.

Ibu Reyvan tersenyum, meskipun tidak menyukai Karina, apalagi semenjak kejadian dia berusaha menggoda Reyvan, penilaian baik tentang Karina menurun drastis.

Karina duduk di samping ibu Reyvan lalu memberikan hadiah.

"Tante, kemarin aku dan mommy melihat syal yang cocok untuk tante, aku membelinya aku harap tante suka." Karina menyerahkan paper bag dengan merek ternama.

Ibu Reyvan menerimanya dengan senyuman, dia mengeluarkan syal.

"Karina, maafkan tante sebelumnya, syal ini aku sudah memilikinya Mahira membelikannya untukku."

Karina terdiam, seketika harga dirinya dihancurkan. Karina tersenyum kaku dia mengambil kembali bingkisan nya.

"Tante maafkan aku, aku merasa tidak enak. Aku fikir tante tidak memilikinya jadi aku membelinya." Karina sangat menyesal.

Nyonya Daguezze hanya tersenyum tipis. "Tidak apa apa, aku bisa meminta ayah Reyvan atau Reyvan membelikan apa yang aku inginkan. Jangan repot repot Karin."

Terpopuler

Comments

Ricka Monika

Ricka Monika

penolakan hadia secara langsung😃🫢

2023-10-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!