Cemburu.

...----------------...

Sejak Reyvan dan Mahira berada di mobil, keduanya tidak memiliki percakapan apapun Reyvan tidak ingin memulai percakapan lebih dulu begitupun dengan Mahira.

Reyvan dengan mudahnya menyalip setiap mobil yang melaju lambat.

Mahira benci suasana semacam ini, terasa aneh dan menyebalkan, pada akhirnya Mahira menekan egonya dan memulai percakapan.

"Seseorang mengirimkan fotomu sedang bersama teman temanmu di club malam, aku hanya pergi bersenang senang." Ujar Mahira memulai percakapan.

Reyvan melirik Mahira dan tatapannya jatuh di rambut Mahira yang memiliki jepit rambut bulu merah muda.

Mahira menyentuh tempat dimana jepit rambut menempel di sana, jepit rambut dari Daren sebagai hadiah ulangtahun yang ke dua puluh lima.

Mahira melepaskan jepit rambutnya dan melihat warna pink.

Apakah Mahira asli begitu terobsesi dengan warna pink, Astaga aku benar benar sakit kepala. Batin Mahira.

"Dari Siapa?" Tiba tiba Reyvan bertanya.

"Daren,"

Mendengar jepit rambutnya dari Daren, tiba tiba suhu udara turun drastis menjadi lebih dingin dan menyeramkan.

"Buang." Ucap Reyvan lebih tepatnya perintah.

"Tidak."

"Aku bisa membelikannya lagi untukmu, tapi buang yang itu."

"Tidak, ini pemberian orang lain kita harus menghargainya, lagian aku menyukai jepit rambut ini, hanya warnanya saja yang tidak aku suka. "

Reyvan terdiam, kecemburuannya terhadap Daren begitu menggebu sehingga memikirkan Mahira memakai barang barang dari orang itu membuat hatinya tidak tenang.

Reyvan tidak mengatakan apa apa lagi, dia mengebudi membelah jalan dengan perasaan dongkol.

...----------------...

Sesampainya di Villa Reyvan dan Mahira.

Reyvan segera menghentikan mobilnya, dia buru buru keluar lalu mengitari mobil dan membukakan pintu untuk Mahira.

Mahira merasa aneh.

"Ayo turun." Ucap Reyvan.

Takut Reyvan akan menyiksanya saat di rumah nanti, Mahira enggan meninggalkan mobil, dia tahu pergi ke tempat seperti club malam itu buruk, namun apa salahnya dia melakukan itu toh Reyvan juga bersenang senang di sana.

Mungkin Reyvan marah dan akan menghukumnya.

"Mahira..." Reyvan memanggil nama Mahira selembut mungkin tetapi jejak kekesalan terlihat jelas dalam ekspresinya.

"Aku...Aku minta maaf." Mahira buru buru meminta maaf sebelum hukuman terjadi.

Selembut mungkin Mahira mengatakan maaf agar Reyvan luluh.

"Keluar dari mobil." ucap Reyvan tak gentar.

"Reyvan....Aku mohon maafkan aku, aku tahu aku salah..."

Reyvan menatap Mahira tanpa ekspresi bahkan pria itu tidak mengedipkan matanya sambil melipat tangannya di dada, terus menatap Mahira sampai gadis itu menyerah dan akhirnya mau meninggalkan mobil.

"Oke..." Mahira menghentakan kakinya sebagai ungkapan kekesalan.

Reyvan berjalan di belakang Mahira jarak satu langkah, Mahira mendengus mengutuk Reyvan yang otoriter dan menyebalkan.

Reyvan tidak memperdulikan omelan pelan Mahira, dia terus mengikuti gadis itu hingga sampai ke kamar mereka.

Mahira berdiri membelakangi Reyvan sambil memikirkan apakah Reyvan akan memarahinya sekarang, tetapi pria itu tidak kunjung bicara membuat Mahira merasa aneh, dia berbalik dan Reyvan menatap Mahira acuh.

Jujur saja Mahira tidak menyukai Reyvan menatapnya seperti itu, apalagi Reyvan tinggi dan dirinya lebih pendek dan dalam posisi seperti itu Reyvan lebih mengintimidasi.

Mahira melepaskan mantel Reyvan, dia ingin berbaring ke tempat tidur tetapi Reyvan mencegahnya.

"Mau kemana?"

Jantung Mahira hampir copot, dia pikir Reyvan tidak akan akan menceramahinya.

"Aku mengantuk, ingin tidur." jawab Mahira lesu.

"Ayo Mandi,"

"Hah!"

Dalam cuaca dingin seperti ini siapa yang ingin mandi, ikan pun akan berpikir dua kali.

Tiba tiba Reyvan menggendong Mahira dan membawanya ke kamar mandi.

Burrrr.....

Mahira di masukan kedalam bathtub hingga airnya memercik kemana mana.

"Reyvan!!!!!!!!"

Mahira mengigil merasakan air dingin di tubuhnya, Reyvan tanpa ampun memandikan Mahira tanpa memperdulikan protesan gadis itu.

"Reyvan... lepaskan aku, hei... apa yang kamu lakukan. Tidak, jangan lepas bajuku.... Reyvan..."

Reyvan melepaskan baju Mahira dan membuat gadis itu telanjang di bawah air menyisakan bahu hingga kepala yang menyembul ke atas.

Mahira melototi Reyvan dengan matanya yang sedikit memerah.

Reyvan balas menatap Mahira, dia melepaskan pakaiannya sendiri satu persatu hingga telanjang bulat, Reyvan memasiki bathtub dimana Mahira juga berada di sana.

"Reyvan kamu mesum!!!!!!!"

"Yakkkk!!!! Apa yang kamu lakukan. Reyvan!!!!"

...----------------...

Pagi harinya Mahira bangun kesiangan. Saat dia bangun, matahari sudah berada di tengah langit.

Mahira menguap menggaruk kepalanya, semalam rambutnya basah dan sekarang sudah kering.

"Pria itu pasti mengeringkan nya."

Yang di ingat Mahira terakhir kali adalah saat Reyvan memyiksanya, melakukan hal kotor di bathtub tanpa bisa menolak.

"Sialan... Reyvan, aku tidak akan memaafkanmu..."

Tokk... tokk... tokk...

"Nyonya muda, apakah anda sudah bangun. Ibu Tuan Reyvan datang dan menunggu anda bangun."

Mahira kaget, dia buru buru duduk, begitu dirinya duduk Mahira merasakan tubuh dan tulang tulangnya sakit terutama punggung dan pinggangnya.

"Sshhh... akhh, pria itu moster." kutuk Mahira.

Meskipun tubuhnya sakit sakit Mahira tetap pergi ke kamar mandi menyegarkan diri.

...----------------...

Di lantai satu Ibu Reyvan duduk sambil menonton acara TV yang biasa ia tonton di rumah, sebenarnya dia sudah datang dari jam sembilan tetapi mendengar menantunya masih tidur nyenyak, Ibu Reyvan mengerti sesuatu senyum nya semakin dalam dan membiarkan pelayan membangunkan Mahira jika sudah jam sebelas siang.

Tidak lama kemudian Mahira keluar dari kamarnya. Ibu Reyvan tersenyum senang meskipun Mahira masih jauh.

Mahira sangat sedih dia ingin mengeluh atas perbuatan Reyvan yang tidak manusiawi tetapi wanita yang tersenyum padanya adalah ibu Reyvan, takutnya bukannya membelanya malah dirinya yang di marahi.

Ibu Reyvan melihat wajah Mahira pucat dan khawatir.

"Mahira, apa yang terjadi apa kamu sakit?"

"Aku baik baik saja bu," jawab Mahira dengan suara serak.

Ibu Reyvan menarik Mahira mengajaknya duduk bersama. "Coba aku lihat, kamu terlihat sangat pucat." Ujar ibu Reyvan.

Mahira menyentuh wajahnya. "Benarkah. Apa aku sangat jelek?"

Ibu Reyvan tertawa. "Tidak Jelek, hanya saja kamu seperti orang sakit."

Mahira tiba tiba berhambur ke pelukan Ibu Reyvan dan menangis.

"Ibu. Reyvan sangat jahat, dia menggertak ku dan membuatku mandi di tengah malah, dimana pada saat itu orang orang sedang tidur nyenyak tapi aku. harus merasakan dinginnya air saat tengah malam."

Ibu Reyvan kaget. "Benarkah itu?"

"Umhh..." Mahir amengnagguk.

"Awas saja, anak itu berani sekali...Aku akan marahinya."

Ibu Reyvan mengusap kepala Mahira dengan sayang.

"Ibu membawakan mu sup ayam, makan sekarang, biarkan pelayan menghangatakannya." Ibu Reyvan memanggil pelayan dan meminta bagian dapur menghangatkan kembali sup yang di bawanya.

Mahira sangat senang, dia menunggu Reyvan di marahi oleh ibunya.

Ibu dan menantu berbincang hangat sembari menunggu sup di panaskan.

...----------------...

Daguezze Group.

Di satu ruangan dimana seluruh staff penting berkumpul dan melaporkan pekerjaan mereka, auranya suram dan mencekam.

Reyvan yang memimpin rapat tampak tenang dengan ekspresi lurus, tidak tahu apakah di puas dengan laporan mereka atau mesti harus ada yang di ubah.

Asisten Reyvan juga ketakutan, staff yang paling dekat dengan Reyvan adalah asistennya, tapi dia tetap tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran bossnya.

Sejak datang ke kantor, Reyvan tampak tenang tanpa banyak bicara, dia mengurus pekerjaan dengan cepat dan efisien.

"Boss. Apa perlu ada yang di rubah?" Sakian memberanikan diri bertanya.

Reyvan melirik Sakian sejenak lalu menggeleng.

"Semuanya baik untuk saat ini, tetap bekerja keras dan sampai jumpa di minggu depan." Ujar Reyvan.

Reyvan beranjak dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan ruang rapat.

Setelah Reyvan keluar, seluruh staff yang ada di ruangan itu akhirnya bisa bernafas lega, mereka sangat ketakutan setengah mati hingga tiba tiba saja mereka ingin ke kamar mandi tetapi terus menahannya.

"Ashhh... sial aku harus ke kamar mandi," ujar salah satu staff wanita.

"Aku pun, aku sudah tidak bisa menahannya lagi.,."

"Ahh.. kau juga."

Para staff pria hanya menggelengkan kepala mereka melihat para wanita yang berlarian keluar dari ruang rapat.

Di sisi lain Reyvan kembali ke ruangannya dan melanjutkan membaca kontrak kerja yang di kirim perusahaan Prancis untuk pengajuan kerjasama.

Reyvan begitu serius dengan kacamata kerja yang bertengger manja di batang hidungnya.

Tiba tiba saja ponselnya berdering, terlihat jelas tulisan ibu tertera di layar.

Reyvan menjawab panggilan ibunya dan beranjak dari tempat duduknya, dia berdiri di depan jendela sambil melihat gedung gedung tinggi yang hampir sama tingginya dengan gedung kantornya.

"Ada apa bu?" Suara Reyvan terdengar berat dan dalam.

(Reyvan, ibu datang ke rumah mu dan mendengar semua keluhanmu kesah Mahira, dia mengadu kamu menggertak nya. Dia sakit, wajahnya pucat gara gara kamu memandikannya di tengah malam.)

Reyvan mengerutkan keningnya, bibirnya yang sempat seperti garis lurus menjadi melengkung membentuk busur.

"Bu, apa kamu tidak mendengar cerita versi lengkapnya?"

Di sisi lain ibu Reyvan melirik Mahira yang sedang makan sup buatannya, yah memang pasti ada yang terjadi dan alasan tertentu, tetapi tetap saja baginya Reyvan tidak berhak melakukan hal konyol memandikan menantunya di tengah malam.

(Apapun itu, kamu tidak boleh memaksa Mahira mandi di tengah malam dalam cuaca dingin, lihatlah perbuatanmu. Mahira demam, wajahnya sangat pucat, untung aku datang dan membawa sup ayam.)

"Mahira sakit?"

(Umh)

Reyvan memijat alisnya yang berdenyut sakit.

"Terimakasih sudah merawat istriku, bu aku titip dia sampai aku pulang kerja."

(Ya ya ya... Ingat ya, kalau ibu dengar kamu menggertak Mahira lagi, ibu tidak akan segan segan menendang mu.)

"Aku putramu....." sebelum Reyvan menyelesaikan kata katanya, ibunya memutuskan panggilan.

"Hah...." Reyvan tertawa getir tapi hatinya puas karena ibunya peduli pada istrinya.

Tokkk...tokkk... tokkk....

"Masuk,."

Sakian masuk.

"Ada apa?" Tanya Reyvan saat melihat asistennya.

"Boss, tiba tiba saja Perusahaan Spanyol ingin anda datang ke sana, mereka ingin mendiskusikan masalah pembangunan hotel, sebagai salah satu investor, mereka ingin anda juga hadir secara pribadi."

Reyvan melepaskan kaca matanya.

"Atur Zet pribadi, dan Reservasi hotel di sana, aku dan Mahira akan pergi."

"Baik Boss."

Terpopuler

Comments

Ricka Monika

Ricka Monika

si rayfan egois ya orangnya

2023-10-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!