Reyvan adalah seorang pebisnis, dia tidak bisa terus bersama Mahira karena ayah kakek dan Tuan Wilson berada di sana dan membicarakan bisnis mereka yang sedang meroket.
Mahira juga bosan jika harus duduk di samping Reyvan dan mendengarkan bembicaraan yang tidak menarik.
Dia bergabung bersama ibu Reyvan dan ibu Vanilla melihat lihat album foto masa lalu Reyvan.
Ibu Reyvan sangat menginginkan seorang anak perempuan, sebelum Vanilla lahir, saat Reyvan masih kecil dia sering di perlakukan seperti anak gadis, di pakaikan gaun, bando dan rambut palsu. Foto foto Reyvan pada saat itu masih di simpan baik oleh ibunya sebagai kenangan, seandainya Reyvan tahu Foto foto aibnya saat kecil masih tersisa, dia pasti langsung membakarnya.
Mahira mencuri satu lembar dari albumnya. Ibu Reyvan dan ibu Vanilla tidak memperhatikan tindakan Mahira, mereka asyik mengobrol dan menceritakan kisah Reyvan dengan antusias.
Ibu Vanilla sangat baik, menurut cerita yang tertulis di novel, Ibu Vanilla pernah ingin mengadopsi Mahira menjadikannya saudara perempuan Vanilla dan Reynaldi, tetapi ibu tiri Mahira asli dengan tegas menolaknya karena dia merasa masih mampu membiayayi gadis itu. Mahira juga tidak ingin meninggalkan ibu tirinya karena dialah yang sejak kecil merawatnya setelah ibu dan ayah Mahira tiada, hanya saja Mahira asli sering di ganggu oleh kakak tirinya.
"Mahira, apa yang kamu pikirkan?" Tiba tiba Ibu Reyvan memanggilnya.
Mahira mengerjap. "Tidak apa apa, aku hanya mengingat ibu tiriku."
Ibu Vanilla sangat tahu cerita kehidupan Mahira asli. Ibu tirinya mungkin baik, tetapi kakak tiri gadis itu sangat buruk dan beberapa kali pernah ingin menodai Mahira.
"Minta Reyvan untuk menemanimu menemuinya, jangan pergi sendiri." pesan ibu Vanilla.
Ibu Reyvan mengangguk setuju, meskipun tidak tahu banyak mengenai istri putranya ini, tapi dia pernah mendengar kakak tiri Mahira pernah berusaha menodai gadis malang ini.
Tiba tiba ibu Reyvan merasa iba, beliau dengan lembut mengusap kepalanya dan berkata. "Kamu gadis yang baik, tapi kehidupnmu sangat buruk."
Mahira tersentuh atas kebaikan ibu Reyvan rasanya dia ingin menangis, karena dalam kehidupan aslinya juga Mhaira sudah kehilangan sosok ibu sejak dia masih kecil.
Mahira ingin sekali memeluk ibu Reyvan dan mengadukan semua tindakan Reyvan padanya, tetapi pada akhirnya Mahira hanya terdiam sembari menahan air mata.
"Wahh... kalian kenapa berwajah sedih seperti itu?" Tiba tiba Vanilla datang dengan sekeranjang buah buahan di tangannya.
Vanilla menaruh buah buahan yang telah di cuci lalu melihat mata Mahira yang merah.
"Tante, kamu membuli Mahiraku?"
Ibu Reyvan yang tiba tiba di tuduh langsung menoyor kepala Vanilla. "Kamu gadis kecil, baru datang sudah menuduhku sembarangan."
"Hehe... Aku hanya tahu ibu mertua di serial televisi rata rata bersikap bengis pada menantu mereka."
"Apa aku akan melakukan itu?" Ibu Reyvan masih tak terima.
"Tentu saja tidak, Maafkan aku tante..."
"Sudahlah apa yang kalian berdua ributkan, mari kita makan buahnya." ibu Vanilla menengahi, jika tidak mungkin perdebatan ini akan terus berlanjut.
...----------------...
Di sisi lain Karina sedang mendapatkan perawatan untuk tamparan di wajahnya, nenek Reyvan dengan penuh kasih sayang menaruh bantalan es di pipi gadis itu.
"Sshhh.... Nenek, ini benar benar sakit." ucap Karina pelan.
Nyonya Wilson sangat mencintai putrinya, saat Karina terluka seperti ini hatinya juga ikut sakit.
"Mahira si anak miskin itu sangat keterlaluan, dia benar benar sudah di luar batas." Ujar nenek mencemooh kembali tindakan Mahira.
"Ini salahku nenek,." ucap Karina sedih.
"Memangnya apa yang salah, jika si Mahira tidak menikahi cucuku, kamu yang akan menjadi istrinya."
"Benarkah itu nenek, tapi menurutku jika Aku tidak menikahi Mahira, maka aku akan membujang selamanya."
Entah sejak kapan Reyvan berada di sekitar mereka, kini pria itu berdiri menatap tiga orang dengan tatapan dinginnya.
"Reyvan..." Karina hanya bisa memanggil Reyvan dengan pelan.
"Nenek, berhenti ikut campur dalam urusan pribadiku, jangan coba coba menjodohkan aku dengan wanita lain, karena aku sudah menikahi Mahira dan aku sangat mencintainya."
"Tapi aku tidak akan menerima dia sebagai menantu di rumah ini. Dia tidak pantas!!!"
"Maka jadilah itu, jika nenek tidak ingin menerima Mahira sebagai menantu di rumah ini. Jangan Terima aku sebagai cucumu juga jangan lupa itu."
"Reyvan!!! Kau terlalu banyak bergaul dengan anak sampah itu. Kau berani melawanku, aku adalah nenekmu!!!."
"Dan Mahira adalah istriku!!!"
Nenek Reyvan berjalan ke arah Reyvan.
Plaakkkkkk.....
Untuk pertama kalinya seumur hidup Reyvan dia di tampar oleh neneknya yang dulu sangat mencintainya.
Karina dan ibunya kaget, mereka menutup mulut mereka agar tidak berteriak.
"Pergi dari rumah ini dan bawa sampah itu keluar, aku tidak tahan melihat wajahnya." Teriak nenek Reyvan sembari menunjuk ke arah luar.
"Baik. Aku akan pergi membawa Mahira dan tidak akan kembali ke tempat dimana seseorang tidak bisa menerimanya."
Reyvan pergi meninggalkan neneknya yang masih menatap tajam padanya.
...----------------...
Mahira dan Vanilla tertawa mendengar kisah ibu Reyvan dan ibu Vanilla ketika mereka di rayu oleh suami mereka saat ini, bahkan Mahira tanpa sengaja memeluk ibu Reyvan karena merasa lucu.
Tiba tiba Reyvan datang dan menarik Mahira hingga berdiri, semuanya kaget.
"Ayo kita pulang." ucap Reyvan dengan nada kesal.
Ibu Reyvan segera berdiri.
"Ada apa Reyvan?."
Reyvan mengabaikan pertanyaan ibunya.
"Pakai jaketmu." Reyvan mengambil jaket Mahira yang tergeletak.
"Ada apa?" Mahira memegang tangan Reyvan.
"Seharusnya kita tidak datang ke sini, lain kali kita tidak perlu datang lagi ke tempat ini. Ayo...." Reyvan menarik tangan Mahira.
Mahira baru menyadari wajah Reyvan memiliki tanda merah membentuk empat jari, ada juga guratan lurus dengan darah segar, itu di akibatkan karena cincin nenek Reyvan yang menggores nya.
Tanpa bisa menolak, Mahira pergi bersama Reyvan.
Ibu Vanilla dan Vanilla berdiri kaku kebingungan.
"Ada apa dengan Reyvan, Kenapa dia tiba tiba pergi?" Ibu Reyvan bertanya tanya.
...----------------...
Reyvan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, Mahira yang duduk di samping depan ketakutan, jantungnya berdebar debar takut tiba tiba Reyvan kehilangan kendali dan mereka mengalami kecelakaan.
"Reyvan, apa kau ingin membuatku mati muda. Ahh... aku tahu, kau pasti ingin cepat menjadi duda, lalu mencari penggantiku....."
Ckitttt.......
Chu~
Sebelum Mahira menyelesaikan omelan nya, tiba tiba Reyvan mengerem lalu membungkam bibir Mahira dengan bibirnya.
Mahira tidak siap dengan semua itu, tiba tiba di cium bahkan dirinya belum menyadari apakah hidup atau mati, tangan Reyvan menekan tengkuk Mahira memperdalam ciumannya.
"Bernafas..." bisik Reyvan di sela sela ciumannya.
Mahira mengerjap polos, lalu bibirnya di lahap habis hingga membuat dirinya sulit bernafas.
Mahira memukul mukul pelan dada Reyvan sebagai bentuk peringatan. Mata gelap Reyvan menatap Mahira tepat di pupil matanya yang memerah seiring habisnya oksigen dalam dirinya.
Reyvan melepaskan Mahira secara perlahan, dia juga menyisir rambut Mahira dengan jarinya karena berantakan.
Begitu bibirnya di lepaskan, Mahira menarik oksigen sebaganyak yang dia bisa.
"Jangan katakan hal hal mengerikan lagi." ujar Reyvan lembut.
Mahira memegang pipinya yang terasa panas, merasa dirinya terjebak lagi dengan pesona Reyvan, Mahira mengutuk dirinya dalam hati.
Kamu benar benar bodoh Mahira. Batin Mahira.
Mahira tidak ingin dirinya jatuh cinta pada Reyvan, karena suatu hari dia akan kembali ke dunia aslinya dan Reyvan hanya akan menjadi cerita rahasia di hatinya.
Bagi Mahira sudah cukup jiwanya yang tertahan di dunia ini, dia tidak ingin hati dan fikiran nya juga terjebak di tempat ini.
...----------------...
Kediaman Daguezze.
Setelah kepergian Reyvan dan Mahira, suasana di rumah itu menjadi tegang, keluarga Wilson terpaksa di pulangkan dan gagal makan di rumah Daguezze.
Nenek Reyvan duduk dengan wajah masam karena Kakek Reyvan memarahinya atas tindakan absurdnya itu.
Ibu Reyvan yang sudah tahu apa yang terjadi, menangis memikirkan Reyvan tidak akan kembali ke rumah ini.
"Seharusnya ibu tidak mengatakan itu, Reyvan dan Mahira sudah menikah keputusan mereka adalah urusan mereka, kita tidak berhak ikut campur." Ayah Reyvan akhirnya angkat bicara.
Nenek Reyvan naik pitam. "Bagus, kau dan putramu sama sama menikahi wanita miskin, jadi aku tidak heran jika kau membela putramu. Kalian sama saja."
"Bu, Reyvan berhak menentukan siapa yang dia inginkan." Ayah Reyvan sangat lelah menjelaskan segalanya pada ibunya yang keras kepala.
"Percuma saja aku berbicara panjang lebar dengan kalian."
"Sudah cukup!!!" Teriak kakek Reyvan.
"Mulai sekarang kau tidak boleh mengganggu lagi Reyvan dan Mahira, biarkan mereka bahagia dengan kehidupannya. Jangan coba coba menjodohkan lagi Reyvan, atau cucumu akan benar benar memutuskan hubungannya dengan kita."
Kakek Reyvan sudah sangat lelah dengan drama istrinya yang menolak Reyvan menikahi wanita miskin, bagi kakek Reyvan tidak peduli siapa yang putra dan cucunya nikahi asalkan dia gadis baik baik dari orangtua yang baik, dia tidak keberatan. Status sosial hanya sebuah status, kepribadian lebih penting dari apapun.
Ibu Vanilla dan Vanilla pamit pulang dan menyisakan kakek, nenek, ayah dan ibu Reyvan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments