Siapa yang paling mencintai ku.

Mahira duduk dengan selisih dua kursi kosong dari jarak Reyvan, membuat Reyvan merasa tidak senang.

"Mahira kenapa duduk di kursi yang jauh?"

Mahira tersenyum kaku. "Aku suka di sini,"

Mahira mengambil piring lalu mulai mengambil roti lapis dengan isi daging sapi panggang. Di ujung sana Reyvan menatap Mahira dengan tatapan kesal namun tak berdaya, Reyvan mengambil piringnya lalu membawa miliknya duduk di samping Mahira. .

gerakan Mahira terhenti saat Reyvan memilih duduk di sampingnya, tak lama Mahira mengabaikan Reyvan dan mulai memakan roti lapis enak dengan lahap.

Koki yang di pekerjaan Reyvan benar di pilih khusus sehingga apapun yang di buatnya akan membuat siapapun berselera untuk makan.

Mahira ingin sekali cepat menghabiskan roti lapisnya lalu pergi segera.

"Mahira, apa Vanilla menghubungimu?"

Mengingat hal itu Mahira kembali di buat kesal, dia melahap roti lapis itu dengan kejam lalu menelannya bulat bulat, dia berdiri lalu menatap Reyvan kesal.

"Ya. Vanilla menghubungiku, dia mengajakku ke salon dan memberitahuku betapa murah hatinya Tuan Reyvan Daguezze memberinya kartu hitam dan menyuruhnya mengajakku ke salon." Mahira menjawab Reyvan berapi api.

Reyvan mengerutkan keningnya.

"Kamu marah?"

Mahira hampir meledak, dia berdiri lalu kembali ke kamar sambil menutup pintu sedikit kencang.

Reyvan kaget, melihat kemarahan Mahira Reyvan segera berlari menuju kamarnya menyusul Mahira.

"Mahira."

Reyvan melihat Mahira sedang duduk bermain ponselnya.

"Mahira." Panggil Reyvan.

Mahira tidak menanggapinya, dia berpura pura tidak mendengar.

"Kenapa kamu marah padaku, aku tidak mengerti, jika kamu memiliki keluhan untukku katakan saja."

"Aku tidak marah, aku baik baik saja. Aku hanya sedang dalam mood buruk." jawab Mahira masih dengan nada penuh emosi.

Mahira tidak tahu ada apa dengan dirinya, mungkin ini adalah perasaan Mahira asli untuk Reyvan, dan mempengaruhi moodnya saat ini, tetapi perasaan ini mengapa begitu alami. Mahira merasa dia sendiri yang marah pada Reyvan.

"Mahira."

"Reyvan, aku benar benar sedang dalam mood buruk."

Reyvan tidak suka Mahira yang seperti ini, dia pergi meninggalkan Mahira tanpa berkata apa apa lagi.

Setelah Reyvan pergi Mahira hanya bisa melihat pintu kamar yang di banting Reyvan dengan tatapan kosong.

Tiba tiba Mahira merasa kepalanya pusing, dia memegang kepalanya yang tiba tiba berdenyut sakit, pandangannya yang semula jernih menjadi gelap.

"Akhhh....."

Mahira terjatuh setelah kakinya juga ikut lemas, perlahan sebuah ingatan berputar, dia melihat Mahira asli di tarik paksa oleh Reyvan dan memaksa gadis itu untuk menikah.

"Tidak..." Mahira berteriak.

Wajah cantik Mahira tampak pucat dengan rambut yang berantakan.

Rasa sakit di kepala Mahira semakin besar sehingga membuat Mahira tidak bisa menahannya lagi dan pingsan.

...----------------...

Di dalam Mimpi Mahira kebingungan, matanya yang sayu berkeliling melihat ke setiap sudut untuk mengenali dimana keberadaannya.

"Mahira..."

Mahira mendongak.

"Kau!!" Mahira segera berdiri.

Di depannya berdiri sosok gadis yang sama persis dengannya dari mulai wajah dan tubuhnya.

"Hei... Akhirnya kau datang, kau tahu aku harus kembali ke tempatku."

gadis yang persis dengan Mahira itu tersenyum. "Mahira, ini tempat aslimu. Dunia ini di ciptakan oleh seorang yang sangat mencintaimu.

Mahira kebingungan.

" Mencintaiku.. Bagimana mungkin."

Yahh... Bagaimana bisa ada seseorang yang mampu membuat dunia lain hanya untuk menjebaknya.

"Mahira, kamu adalah pemilik asli peran utama ini, jika kamu ingin kembali ke dunia asalmu, kamu harus menyelesaikan cerita ini.."

"Mm..maksudmu apa?" Mahira ketakutan.

Mahira masih tidak paham. Gadis itu tersenyum.

"Hiduplah bersama Reyvan dan dapatkan restu keluarganya, buat Reyvan bahagia. Setelah tugasmu selesai, kau akan kembali ke dunia asalmu dengan sendirinya."

Mahira tercengang.

Bagimana mungkin dia bisa hidup dengan Reyvan sedangkan dia tidak tahu apa apa.

Gadis yang mirip Mahira itu tiba tiba menghilang.

"Hei.... Tunggu! Aku tidak mau... Hei jangan pergi... Tidak... Hei...

...----------------...

" Tunggu!!!" Teriak Mahira.

"Mahira..."

Begitu Mahira bangun Reyvan sudah ada di sampingnya dan memanggil Mahira cemas.

"Reyvan, dimana gadis itu?"

"Gadis, gadis yang mana? Sejak tadi aku di sini tidak ada gadis yang datang." Jawab Reyvan.

Mahira ingin menangis mengingat pertemuannya dalam mimpi, dia tidak ingin tinggal lama di dunia asing ini dan menjalani kehidupan pernikahan dengan pria asing.

"Mahira, apa yang terjadi? Kepala pelayan menemukanmu pingsan di kamar. Apa terjadi sesuatu?"

Mahira mendongak menatap langsung pada Reyvan, tanpa bisa berkata kata lagi Mahira hanya menatap Reyvan dan membuat pria itu semakin cemas.

"Mahira. Katakan sesuatu, jangan diam saja."

Apa yang bisa di katakan Mahira, percuma saja meskipun dirinya mengatakan apa yang menjadi kegelisahan nya, Reyvan tidak akan mempercayainya.

"Mahira."

Tiba tiba Mahira menangis dan semakin membuat Reyvan ketakutan.

"Mahira..."

Reyvan menarik Mahira ke dalam pelukannya.

"Aku ingin pulang.. hiks.. hiks...hiks.."

Reyvan kira Mahira ingin pulang ke rumah mereka, namun sebenarnya Mahira ingin pulang ke dunia asalnya.

"Iya..iya..iya, ayo kita pulang. Aku akan bicara dengan Dokter dan menyelesaikan prosedur kepulanganmu oke." seperti seorang ayah yang menenangkan putrinya yang menangis karena kehilangan mainannya, Reyvan dengan lembut dan penuh kasih membujuk Mahira.

...----------------...

Ruang Dokter.

"Dokter Devan, istriku Mahira ingin di pulangkan dari rumah sakit. Apakah baik baik saja jika aku membawanya pulang?"

Reyvan adalah penyumbang terbesar di rumah sakit ini, tentu saja dia dan keluarganya di layani layaknya keluarga kerajaan.

Bahkan Dokter Devan yang notabene Dokter terbaik yang sombong harus membungkuk di depannya.

"Tuan Muda Daguezze, nyonya muda baik baik saja sekarang. beruntung pelayan anda membawanya cepat, dari pemeriksaan yang aku baca mungkin nyonya mengalami traumatik pasca kecelakaan, tetapi setelah di beri obat untungnya nyonya baik baik saja. Tolong lebih di jaga suasana hatinya, jangan terlalu kesal atau membuatnya gugup."

Reyvan mendengarkan ceramah Dokter dengan sabar, untungnya ini Mahira jika yang lain sakit, mungkin Reyvan akan menyuruh pelayan saja yang mendengarkan ocehan ini.

"Oke... Jika hanya itu saja, aku akan pergi." Ujar Reyvan.

Dokter Devan mengangguk. Sejujurnya dia merasakan tubuhnya tidak berhenti bergetar karena gugup, siapa yang bisa tahan menghadapi Boss besar yang sulit di hadapi ini.

Setelah Reyvan keluar dari Ruangannya, Dokter Devan menghela nafas lega, tubuhnya akhirnya bisa rileks kembali.

"Sangat menakutkan.." Gumam Dokter Devan.

Tokk...tokk...tokk...

Dokter Devan kembali menegakan tubunya, dia berpikir Reyvan kembali, tetapi setelah mendengar suara lembut memanggil namanya akhirnya tubuhnya kembali lemas.

"Dokter Dev, ruang operasi sudah siap."

"Aku akan datang."

...----------------...

Di rumah Reyvan Vanilla baru mengetahui kalau Mahira pingsan dan di bawa ke rumah sakit dari pelayan.

"Kapan itu terjadi?" Tanya Vanilla.

"Tadi siang nona Muda."

Pikiran Vanilla berkeliaran dan menghubungkan pingsannya Mahira pada hal hal yang lebih serius.

"Mungkinkah Mahira hamil. Woahh... kakak sepupuku benar benar tokcer untuk hal ini." Vanilla menjerit bahagia.

Pelayan yang melihat kebahagiaan Vanilla hanya bisa terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa, tentu saja pelayan tahu kehidupan pernikahan Tuan Muda dan nyonya muda, kemungkinan Nyonya muda hamil saat ini hanya sekita 0,1%.

Terpopuler

Comments

dewi_oetari14

dewi_oetari14

masa FL nya kayak gini sih

2024-02-25

0

Kim Ruhi

Kim Ruhi

vanilla rempong banget

2022-12-30

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!