Berduaan dengan Cowok Lain

Fatiya mengerutkan dahi.

"Siapa, Fa?" tanya Akbar.

"Daniel, dia video call," balas Fatiya yang terlihat kebingungan.

"Terima saja, dan katakan dengan jujur bahwa kamu ke sini karena disuruh Kak Angga," ucap Akbar.

Fatiya segera menerima panggilan video dari calon suaminya itu. "Halo, Bang. Assalamu'alaikum," sapa Fatiya pada pemuda yang wajahnya memenuhi layar ponsel Fatiya.

Gadis itu mencoba untuk bersikap biasa, meskipun dirinya telah mengetahui perselingkuhan Daniel dan Santi.

Mendengar Fatiya memanggil Daniel dengan sebutan bang, membuat Akbar merasa cemburu. Putra sulung keluarga Alvian Antonio itu kemudian mengambil ponsel dan memainkan benda pipih tersebut, untuk menetralisir perasaannya.

"Wa'alaikumsalam, Dik. Kamu di mana? Enggak lagi di 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮, ya?" tanya Daniel yang merasa asing melihat 𝘣𝘢𝘤𝘬𝘨𝘳𝘰𝘶𝘯𝘥 Fatiya.

Fatiya menggeleng. "Fafa lagi di tempat 𝘤𝘶𝘴𝘵𝘰𝘮𝘦𝘳, Bang. Tadi Pak Angga nyuruh Fafa untuk datang ke kantor Antonio Group," balas Fatiya sambil netranya tertuju ke arah dinding yang bergambar logo perusahaan.

Daniel mengangguk. "Bang, apa nanti sore Abang bisa jemput Fafa?" tanya Fatiya, yang membuat Akbar langsung menatap Fatiya.

Rasa cemburu pemuda itu semakin menjadi, ketika mendengar Fatiya meminta dijemput oleh Daniel.

Fatiya melirik sekilas ke arah Akbar, yang tengah menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ada yang harus kita bicarakan berdua, Bang," lanjut Fatiya, membuat Akbar sedikit lega.

"Maaf, Dik. Kalau nanti sore, sepertinya aku enggak bisa. Di kantor kalau tutup tahun seperti ini, sibuk banget, Dik," tolak Daniel beralasan. Calon suami Fatiya itu seperti sengaja menghindar.

Fatiya nampak kecewa, gadis itu sebenarnya tak ingin masalahnya berlarut-larut dan tak ada titik temu, sedangkan pernikahannya dengan Daniel sudah semakin dekat.

"Kamu tidak apa-apa 'kan, Dik?" tanya Daniel yang melihat wajah calon istrinya itu menjadi sendu.

Fatiya membalasnya hanya dengan gelengan kepala. Gadis itu tak ingin bersuara karena sudah dipastikan, jika dirinya berbicara pasti akan langsung menangis.

"Ya, sudah. Abang cuma pengin tahu keadaan kamu saja," pungkas Daniel yang entah apa maksudnya.

Kata-kata terakhir Daniel, memancing Fatiya untuk bertanya. "Pengin tahu keadaan, Fafa? Memangnya, Fafa kenapa, Bang? Bukankah tadi pagi, kita juga berangkat bersama?" cecar Fatiya, membuat wajah pemuda yang memenuhi layar ponselnya tersebut kebingungan sendiri.

Hening, keduanya sama-sama terdiam. Mereka berdua hanya saling pandang, mencoba menyelami pikiran pasangannya.

"Oh ya, Bang. Abang sudah tahu belum, kalau tadi pagi Santi mengundurkan diri dari 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮?" pancing Fatiya bertanya.

"Sa-santi, 𝘳𝘦𝘴𝘪𝘨𝘯?" tanya Daniel yang terlihat salah tingkah.

Fatiya hanya mengangguk. Gadis itu menanti, barangkali Daniel mau berterus terang tentang kejadian semalam bersama Santi.

Namun, hingga beberapa saat, Daniel tak kunjung membuka suara.

"Ya sudah, Bang. Fafa tutup, ya. Enggak enak sama 𝘤𝘶𝘴𝘵𝘰𝘮𝘦𝘳 kalau lama menunggu. Assalamu'alaikum," pungkas Fatiya seraya melirik Akbar sedari tadi mencuri-curi pandang ke arahnya. Gadis berhijab itu langsung menutup telepon tanpa menunggu balasan salam dari sang calon suami.

"Santai saja, Fa. 𝘊𝘶𝘴𝘵𝘰𝘮𝘦𝘳-nya setia menunggumu, kok," sahut Akbar, ambigu. Membuat Fatiya mengerutkan dahi.

Akbar kemudian tersenyum. "Dah jangan terlalu dipikirin, kalau jodoh takkan kemana," lanjut Akbar, yang semakin tak dimengerti oleh Fatiya.

"Mau lanjut makan, enggak? Kalau enggak biar diberesin sama OB," tanya Akbar kemudian.

Fatiya menggeleng. "Fafa mau langsung balik ke 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮 aja, Mas," pinta Fatiya.

"Oke, aku antar," balas Akbar yang langsung beranjak. "Tapi kita sholat dhuhur dulu, ya," ajak Akbar seraya menunjuk jam di dinding yang menunjukkan pukul satu siang.

Fatiya mengangguk dan kemudian mengekor langkah Akbar menuju musholla yang masih berada di lantai yang sama.

☕☕☕

Usai sholat berjamaah berdua, Akbar kemudian mengantarkan Fatiya kembali ke 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮 milik Angga. Kali ini, Akbar sendiri yang menyetir.

Dua orang pengawal setia Tuan Muda Antonio tersebut, terpaksa membawa mobil sendiri dan mengikuti mobil Akbar dari belakang. Meskipun Akbar telah melarang, tetapi demi tugas yang telah diamanahkan oleh bos besarnya, 𝘣𝘰𝘥𝘺𝘨𝘶𝘢𝘳𝘥 itu tetap mengawal Akbar.

Sepanjang perjalanan menuju ke 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮, Akbar terus saja mengajak Fatiya untuk ngobrol. Pemuda yang sudah lama kehilangan keceriannya itu, kini terlihat kembali bersemangat menjalani hidup.

"Kamu sudah lama, ya, kerja di tempat Kak Angga?" tanya Akbar.

"Iya, Mas. Hampir empat tahun, dari Fafa semester satu," balas Fatiya.

"Berarti, kamu kerja sambil kuliah? Gimana membagi waktunya?" Akbar nampak salut dengan kegigihan Fatiya.

"Alhamdulillah, Pak Angga dan Mbak Didi kasih kelonggaran buat Fafa, Mas. Jadwal kerja Didi, menyesuaikan dengan jadwal kuliah," balas Fatiya yang merasa sangat bersyukur mendapatkan bos seperti pasangan Angga dan Diandra.

"Dari awal melamar kerja, Fafa udah jujur sih, sama Pak Angga kalau Fafa masih kuliah. Bersyukurnya, Fafa langsung diterima begitu Pak Angga tahu kalau Fafa kerja agar bisa membiayai kuliah Fafa," lanjut Fatiya, yang membuat Akbar semakin salut.

"Ibu kerja apa?" tanya Akbar yang ingin tahu lebih banyak tentang keluarga Fatiya.

"Serabutan, Mas. Apa aja ibu lakuin, yang penting bisa untuk membiayai kami berdua," balas Fatiya yang tiba-tiba berubah menjadi sendu.

Gadis itu kembali teringat akan sang ibu, yang harus bekerja keras seorang diri, agar Fatiya bisa terus bersekolah seperti teman-temannya yang lain.

"Maaf, jika pertanyaanku membuatmu tidak nyaman." Akbar menoleh sekilas ke arah Fatiya.

Gadis manis itu menggeleng. "Setelah wisuda nanti, Fafa ingin bisa bekerja di tempat yang lebih baik dan mendapatkan gaji yang besar, agar ibu tak perlu lagi bekerja," ucap Fatiya.

'Setelah kamu diwisuda dan kita menikah, maka kamu enggak perlu bekerja kalau hanya untuk membahagiakan ibumu, Fa. Karena aku yang akan membahagiakan kalian berdua,' doa Akbar dengan penuh harap.

Akbar begitu yakin, bahwa Fatiya adalah jawaban dari doa-doanya selama ini. Dia yang tak pernah membuka hati lagi setelah kepergian sang kekasih, hanya meminta satu hal pada Sang Pencipta agar suatu saat nanti, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis yang lembut seperti mamanya.

Tanpa terasa, mobil Akbar memasuki area parkir 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮 milik Angga.

Setelah memarkir mobilnya, Pemuda tampan itu kemudian segera turun yang langsung diikuti oleh Fatiya tanpa menunggu dibukakan pintu terlebih dahulu.

"Bagus ya, ternyata kelakuan kamu, Dik. Tadi bilang ke tempat 𝘤𝘶𝘴𝘵𝘰𝘮𝘦𝘳, tapi ternyata malah keluar dan asyik-asyikan makan siang dan berduaan dengan cowok lain!" Suara bas di belakang Fatiya, membuat Fatiya sangat terkejut.

🍀🍀🍀🍀🍀 tbc 🍀🍀🍀🍀🍀

Terpopuler

Comments

zian al abasy

zian al abasy

wah kbtulan bnget nie daniel tahu sklian ajj ngmng fa

2023-12-29

1

Dewi Zahra

Dewi Zahra

Bagus lah Daniel tauh

2023-10-14

1

WaTea Sp

WaTea Sp

sok yakin si daniel....

2023-06-21

1

lihat semua
Episodes
1 Demi Cinta
2 Video Editan
3 Terus atau Putus
4 Bukti Keseriusan Daniel
5 Menjadi Muallaf
6 Membuat Daniel Cemburu
7 Gue Cinta Lu, Niel
8 Jangan Mimpi, Santi!
9 Jika Benih Lu, Tumbuh di Rahim Gue
10 Gue yang Salah, Fa
11 Fa, Kamu Kenapa?
12 Demi Kesehatan Ibu
13 Perempuan Akan Mudah Luluh dengan Keseriusan
14 Promo Novel Keren Karya Author Kece Badai
15 Apa Pernikahan Kalian Akan Tetap Lanjut?
16 Takdir Baik Berpihak Pada Kita
17 Ikatan Pernikahan
18 Setan Tampan
19 Berduaan dengan Cowok Lain
20 Kita Harus Bicara
21 Nomor Siapa, ya?
22 Kamu Dimana?
23 Pengakuan Santi
24 Tak Ada Rasa Cinta
25 Tak Seperti yang Mama Lihat
26 Tidak Becus Menjaga Kesetiaan
27 Rekomendasi Novel Keren Karya Mpoon
28 Sudah Punya Gandengan
29 Gaun Malam yang Seksi
30 Penyesalan Daniel
31 Berkenalan Sama Ibu Calon Mer...
32 Calon Istri Mas Akbar
33 Gaun Seksi untuk Calon Istri
34 Apa Fafa, Sudah Tahu Semuanya?
35 Mengorbankan Perasaan
36 Akal dan Hati Harus Seimbang
37 Tuhan, Ambil Saja Nyawaku
38 Tunangan Laki-laki Lain
39 Ibu Kenapa?
40 Spam Chat
41 Pulang ke Kampung Ayah
42 Perasaan Kehilangan
43 Siapa yang Menangis?
44 Tidak Perlu Membantu Mereka!
45 Mutiara Berharga
46 Ingin Memulai Hidup Baru
47 Melihatmu dari Kejauhan
48 Pindah Keluar Kota
49 Masih Ada yang Tertinggal
50 Suami Pengganti
51 Ibunya Fafa Sakit?
52 Kuncinya Adalah Keyakinan
53 Semoga Ada Titik Terang
54 Di Kota Tempat Asal Ayahnya
55 Melamar Kerja
56 Ada Apa, Ini?
57 Akbar Tidak Sadarkan Diri
58 Fa, Tunggu Aku, Fa
59 Mencari Gebetan Mojang Priangan
60 Mencari Taksi?
61 Apa? Fafa Diculik!
62 Melepas Rindu
63 Merebut Harta Milik Fafa
64 Mencari Fatiya dengan Diam-diam
65 Ayo, Kita Kejar Dia!
66 Berhenti Kelinci Kecil
67 Fafa! Apa Kamu di Sana!
68 Apa Aku Tersesat?
69 Suara Apa, Itu?
70 Aku Tak Sanggup Tanpamu
71 Sepertinya, Dia Tulus
72 Melanjutkan Pencarian
73 Itu Suara Fafa
74 Akbar Tumbang
75 Butuh Vitamin Penambah Stamina
76 Mengobati Lukamu
77 Maafkan Uwa, Nak
78 Lamaran Dadakan
79 Besok, Ma
80 Fitting Baju
81 Apa Kamu Ragu, Fa?
82 Aku Tunggu Jawaban Kamu
83 Ibu Peri Penyembuh Luka
84 Selamat Ulang Tahun, Sayang
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Demi Cinta
2
Video Editan
3
Terus atau Putus
4
Bukti Keseriusan Daniel
5
Menjadi Muallaf
6
Membuat Daniel Cemburu
7
Gue Cinta Lu, Niel
8
Jangan Mimpi, Santi!
9
Jika Benih Lu, Tumbuh di Rahim Gue
10
Gue yang Salah, Fa
11
Fa, Kamu Kenapa?
12
Demi Kesehatan Ibu
13
Perempuan Akan Mudah Luluh dengan Keseriusan
14
Promo Novel Keren Karya Author Kece Badai
15
Apa Pernikahan Kalian Akan Tetap Lanjut?
16
Takdir Baik Berpihak Pada Kita
17
Ikatan Pernikahan
18
Setan Tampan
19
Berduaan dengan Cowok Lain
20
Kita Harus Bicara
21
Nomor Siapa, ya?
22
Kamu Dimana?
23
Pengakuan Santi
24
Tak Ada Rasa Cinta
25
Tak Seperti yang Mama Lihat
26
Tidak Becus Menjaga Kesetiaan
27
Rekomendasi Novel Keren Karya Mpoon
28
Sudah Punya Gandengan
29
Gaun Malam yang Seksi
30
Penyesalan Daniel
31
Berkenalan Sama Ibu Calon Mer...
32
Calon Istri Mas Akbar
33
Gaun Seksi untuk Calon Istri
34
Apa Fafa, Sudah Tahu Semuanya?
35
Mengorbankan Perasaan
36
Akal dan Hati Harus Seimbang
37
Tuhan, Ambil Saja Nyawaku
38
Tunangan Laki-laki Lain
39
Ibu Kenapa?
40
Spam Chat
41
Pulang ke Kampung Ayah
42
Perasaan Kehilangan
43
Siapa yang Menangis?
44
Tidak Perlu Membantu Mereka!
45
Mutiara Berharga
46
Ingin Memulai Hidup Baru
47
Melihatmu dari Kejauhan
48
Pindah Keluar Kota
49
Masih Ada yang Tertinggal
50
Suami Pengganti
51
Ibunya Fafa Sakit?
52
Kuncinya Adalah Keyakinan
53
Semoga Ada Titik Terang
54
Di Kota Tempat Asal Ayahnya
55
Melamar Kerja
56
Ada Apa, Ini?
57
Akbar Tidak Sadarkan Diri
58
Fa, Tunggu Aku, Fa
59
Mencari Gebetan Mojang Priangan
60
Mencari Taksi?
61
Apa? Fafa Diculik!
62
Melepas Rindu
63
Merebut Harta Milik Fafa
64
Mencari Fatiya dengan Diam-diam
65
Ayo, Kita Kejar Dia!
66
Berhenti Kelinci Kecil
67
Fafa! Apa Kamu di Sana!
68
Apa Aku Tersesat?
69
Suara Apa, Itu?
70
Aku Tak Sanggup Tanpamu
71
Sepertinya, Dia Tulus
72
Melanjutkan Pencarian
73
Itu Suara Fafa
74
Akbar Tumbang
75
Butuh Vitamin Penambah Stamina
76
Mengobati Lukamu
77
Maafkan Uwa, Nak
78
Lamaran Dadakan
79
Besok, Ma
80
Fitting Baju
81
Apa Kamu Ragu, Fa?
82
Aku Tunggu Jawaban Kamu
83
Ibu Peri Penyembuh Luka
84
Selamat Ulang Tahun, Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!