Perempuan Akan Mudah Luluh dengan Keseriusan

"Fafa takut ibu enggak kuat mendengar omongan mereka yang pedas, Mbak," lanjut Fatiya dengan tatapan sendu.

"Lantas, apa keputusan kamu, Fa? Apa kamu tetap mau lanjut demi menjaga kesehatan ibu kamu meski perilaku Daniel seperti itu, atau kamu akan mengakhiri hubungan kalian?" tanya Angga yang entah sejak kapan sudah berada di ambang pintu.

Fatiya menggeleng. "Fafa bingung, Pak Angga," balas Fatiya seraya mengusap sisa air matanya. Gadis itu merasa sedikit lebih lega sekarang, setelah menceritakan masalahnya pada Diandra.

"Ajak ibu bicara baik-baik, Fa. Jika kamu butuh bantuan kami, InsyaAllah kami siap bantu untuk bicara sama ibu," ucap Diandra dengan tulus.

Fatiya mengangguk. "Iya, Mbak. Makasih atas perhatian Mbak Didi dan Pak Angga. Fafa akan mencoba bicara sama ibu," balas Fatiya.

"Ya sudah, Mbak. Fafa ke bawah dulu ya," pamit Fatiya. "Tadi Pak Angga bilang, ada pembeli yang nunggu Fafa," lanjutnya seraya beranjak.

"Tuh, yang mau beli mobil sudah di sini dari tadi," ujar Angga.

Reflek Fatiya menoleh ke arah yang ditunjuk Angga. "Mas, Anda?"

Pemuda yang sedari tadi duduk manis di kursi di seberang meja Angga, tersenyum hangat.

"Jadi, Mas sejak tadi di sini?" tanya Fatiya dengan pipi memerah, gadis itu merasa malu karena ternyata ada orang lain yang ikut mendengarkan curahan hatinya pada Diandra.

Pemuda tersebut mengangguk tanpa dosa, membuat Fatiya cemberut. "Mbak Didi kenapa enggak bilang tadi, kalau ada orang lain?" protes Fatiya yang kembali menghampiri Diandra, seraya berbisik.

Diandra terkekeh pelan. "Lah kamu sendiri, kenapa ada orang segede itu enggak lihat tadi?" balas Diandra bertanya.

Fatiya tersenyum kecut dan hendak berlalu.

"Fa, orangnya sudah nungguin dari tadi, kok malah mau kamu tinggalin," cegah Angga, menghentikan langkah Fatiya.

"Em, barangnya 'kan di bawah, Pak. Brosur-brosurnya juga di meja Fafa," balas Fatiya.

"Kamu pikir, di mejaku enggak ada brosur? Dan apa kamu lupa, kalau dari lantai ini, kita bisa melihat semua koleksi mobil yang ada di bawah?" tanya Angga mengingatkan.

Fatiya kembali tersenyum kecut. "I-iya, Pak. Fafa lupa," balas Fatiya dengan sungkan.

"Jadi, saya harus bagaimana, Pak?" tanya Fatiya yang mendadak menjadi lemot.

Angga terkekeh, yang diikuti oleh sang istri.

"Ya kamu tawarkan mobil koleksi kita, Fa. Kamu bisa 'kan duduk di sebelahnya dan menerangkan semua," jelas Diandra yang membuat Fatiya tersipu malu.

"Oh, iya, Mbak." Diandra melangkah ragu mendekati pemuda tersebut. Gadis itu kemudian menarik sebuah kursi yang ada disamping pemuda tampan yang dipanggil tuan muda oleh 𝘣𝘰𝘥𝘺𝘨𝘶𝘢𝘳𝘥-nya dan membawanya sedikit menjauh.

"Kalau jauh-jauhan, nanti enggak bakal ngerti, Fa," tegur Angga seraya tersenyum seringai.

Diandra mencubit perut sang suami yang sudah duduk disampingnya. "Jangan digodain, nanti Fafa malu," bisik Diandra.

"Maaf, Mas," Fatiya beringsut, gadis itu mengambil beberapa brosur di atas meja kerja Angga.

"Mobil jenis apa yang Mas inginkan?" tanya Fatiya menatap sekilas pada pemuda tampan yang terus memperhatikan dirinya.

"Jenis SUV, untuk peremajaan di kantor. Butuhnya lumayan banyak, kalau bisa kamu ikut saya ke kantor dan bicara langsung sama bagian yang menangani," pinta pemuda tersebut dengan jelas.

"Maaf, Mas. Kenapa Fafa harus ikut ke kantor? Bukankah bisa ditentukan saja di sini?" tanya Fatiya yang bernada protes.

"Fa, sebaiknya ikuti saja," titah Angga, yang membuat Fatiya mengangguk patuh. Meski dalam hati gadis berhijab itu merasa keberatan dan sempat terlintas dalam pikirannya bahwa ini tidaklah masuk akal.

Sementara pemuda tampan tersebut tersenyum penuh kemenangan karena misi awal untuk lebih bisa dekat dengan Fatiya, akhirnya kesampaian juga atas bantuan Angga dan Diandra.

Pemuda itu teringat kembali obrolannya dengan Angga dan sang istri, sehari setelah dirinya bertemu dengan Fatiya.

"Bro, kemarin kami sempat melihat kamu dan Fafa dari atas." Angga membuka percakapan.

Pemuda yang dipanggil dengan sebutan tuan muda itu mengernyit.

"Kami berencana untuk mendekatkan kalian berdua, Om," timpal Diandra. "Karena sepertinya Fafa bisa mencairkan hati kamu yang beku, Om, setelah kepergian Reina," lanjut Diandra.

"Kami bisa melihat, tatapan kamu yang beda sama dia dan kamu selalu tersenyum pada Fafa, Bro. Senyuman yang berbeda, seolah mata lu itu hidup kembali," timpal Angga.

Pemuda tersebut tersenyum simpul. "Kakak berdua ini, ada-ada saja," balasnya.

"Ayolah, Om! Saudara-saudara kamu yang lain sudah menikah semua, tinggal kamu yang belum," ucap Diandra.

Pemuda tampan itu menghela napas panjang, entah apa yang ada dipikirannya saat ini.

Hening, sejenak menyapa tempat tersebut.

"Ya, meski saat ini, Fafa sudah memiliki tunangan," ucap Diandra mengurai keheningan, seraya menatap pemuda yang keluarganya sudah seperti saudara bagi Diandra dan Angga itu.

Pemuda itu mengerutkan kening.

"Kalau lu memang naksir sama Fafa, tunjukkan keseriusan lu," ucap Angga.

"Tapi, Kak. Kak Didi barusan bilang, Fafa 'kan udah punya tunangan?" tanya pemuda tersebut.

Diandra mengangguk, membenarkan. "Bahkan mereka berdua akan segera menikah," sahut Diandra.

"Tapi sepertinya jalan mereka berdua berat, Bro. Bukan hanya masalah perbedaan keyakinan tapi aku pribadi kurang yakin dengan kesetiaan Daniel," balas Angga.

Diandra menoleh pada sang suami. "Kenapa Kak Angga menyimpulkan demikian?" tanya Diandra dengan kening mengernyit dalam.

"Aku ini laki-laki, Sayang. Aku tahu mana laki-laki yang benar-benar tulus mencintai wanitanya dan mana laki-laki yang mudah goyah dengan rayuan wanita lain," balas Angga.

"Daniel?"

"Ya, cowoknya bernama Daniel. Dia bekerja di perusahaan Kak Didi," terang Angga, yang sedikit banyak memang sudah paham dengan karakter Daniel.

"Gimana, Om?" tanya Diandra.

"Terserah Kakak berdua saja, deh. Aku ikut saja gimana baiknya," balas pemuda tersebut.

"Dia memang dari keluarga sederhana, Bro. Tapi aku yakin, opa pasti setuju, lah," ucap Angga.

"Iya, benar, Om. Didi juga yakin, oma cantik bakal setuju," timpal Diandra.

"Kalau itu sih, aku juga yakin, Kak. Mama sendiri 'kan, juga dari keluarga sederhana. Tapi masalahnya, Fafa kira-kira suka enggak sama aku?" Pemuda berwajah tegas, kalem dan bersikap dewasa apalagi semenjak kekasihnya meninggal dunia itu menatap Diandra dan Angga bergantian.

"Buktikan saja keseriusan kamu, Om. Perempuan biasanya akan mudah luluh jika laki-lakinya benar-benar serius," pungkas Diandra.

🍀🍀🍀🍀🍀 tbc 🍀🍀🍀🍀🍀

So, who is Tuan Muda?? 😍

Sebutkan satu nama yang benar dan jawaban aku tunggu sampai nanti malam, jam. 00 🥰

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

aku baru baca yang ini

2023-10-13

1

Amy Jamilah

Amy Jamilah

kayaknya tuan muda itu dari keluarga Alamsyah,kalau ga salah bang Mirza deh.

2023-05-04

2

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘪𝘩 𝘺𝘨 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 🤔🤔🤔🤔

2023-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Demi Cinta
2 Video Editan
3 Terus atau Putus
4 Bukti Keseriusan Daniel
5 Menjadi Muallaf
6 Membuat Daniel Cemburu
7 Gue Cinta Lu, Niel
8 Jangan Mimpi, Santi!
9 Jika Benih Lu, Tumbuh di Rahim Gue
10 Gue yang Salah, Fa
11 Fa, Kamu Kenapa?
12 Demi Kesehatan Ibu
13 Perempuan Akan Mudah Luluh dengan Keseriusan
14 Promo Novel Keren Karya Author Kece Badai
15 Apa Pernikahan Kalian Akan Tetap Lanjut?
16 Takdir Baik Berpihak Pada Kita
17 Ikatan Pernikahan
18 Setan Tampan
19 Berduaan dengan Cowok Lain
20 Kita Harus Bicara
21 Nomor Siapa, ya?
22 Kamu Dimana?
23 Pengakuan Santi
24 Tak Ada Rasa Cinta
25 Tak Seperti yang Mama Lihat
26 Tidak Becus Menjaga Kesetiaan
27 Rekomendasi Novel Keren Karya Mpoon
28 Sudah Punya Gandengan
29 Gaun Malam yang Seksi
30 Penyesalan Daniel
31 Berkenalan Sama Ibu Calon Mer...
32 Calon Istri Mas Akbar
33 Gaun Seksi untuk Calon Istri
34 Apa Fafa, Sudah Tahu Semuanya?
35 Mengorbankan Perasaan
36 Akal dan Hati Harus Seimbang
37 Tuhan, Ambil Saja Nyawaku
38 Tunangan Laki-laki Lain
39 Ibu Kenapa?
40 Spam Chat
41 Pulang ke Kampung Ayah
42 Perasaan Kehilangan
43 Siapa yang Menangis?
44 Tidak Perlu Membantu Mereka!
45 Mutiara Berharga
46 Ingin Memulai Hidup Baru
47 Melihatmu dari Kejauhan
48 Pindah Keluar Kota
49 Masih Ada yang Tertinggal
50 Suami Pengganti
51 Ibunya Fafa Sakit?
52 Kuncinya Adalah Keyakinan
53 Semoga Ada Titik Terang
54 Di Kota Tempat Asal Ayahnya
55 Melamar Kerja
56 Ada Apa, Ini?
57 Akbar Tidak Sadarkan Diri
58 Fa, Tunggu Aku, Fa
59 Mencari Gebetan Mojang Priangan
60 Mencari Taksi?
61 Apa? Fafa Diculik!
62 Melepas Rindu
63 Merebut Harta Milik Fafa
64 Mencari Fatiya dengan Diam-diam
65 Ayo, Kita Kejar Dia!
66 Berhenti Kelinci Kecil
67 Fafa! Apa Kamu di Sana!
68 Apa Aku Tersesat?
69 Suara Apa, Itu?
70 Aku Tak Sanggup Tanpamu
71 Sepertinya, Dia Tulus
72 Melanjutkan Pencarian
73 Itu Suara Fafa
74 Akbar Tumbang
75 Butuh Vitamin Penambah Stamina
76 Mengobati Lukamu
77 Maafkan Uwa, Nak
78 Lamaran Dadakan
79 Besok, Ma
80 Fitting Baju
81 Apa Kamu Ragu, Fa?
82 Aku Tunggu Jawaban Kamu
83 Ibu Peri Penyembuh Luka
84 Selamat Ulang Tahun, Sayang
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Demi Cinta
2
Video Editan
3
Terus atau Putus
4
Bukti Keseriusan Daniel
5
Menjadi Muallaf
6
Membuat Daniel Cemburu
7
Gue Cinta Lu, Niel
8
Jangan Mimpi, Santi!
9
Jika Benih Lu, Tumbuh di Rahim Gue
10
Gue yang Salah, Fa
11
Fa, Kamu Kenapa?
12
Demi Kesehatan Ibu
13
Perempuan Akan Mudah Luluh dengan Keseriusan
14
Promo Novel Keren Karya Author Kece Badai
15
Apa Pernikahan Kalian Akan Tetap Lanjut?
16
Takdir Baik Berpihak Pada Kita
17
Ikatan Pernikahan
18
Setan Tampan
19
Berduaan dengan Cowok Lain
20
Kita Harus Bicara
21
Nomor Siapa, ya?
22
Kamu Dimana?
23
Pengakuan Santi
24
Tak Ada Rasa Cinta
25
Tak Seperti yang Mama Lihat
26
Tidak Becus Menjaga Kesetiaan
27
Rekomendasi Novel Keren Karya Mpoon
28
Sudah Punya Gandengan
29
Gaun Malam yang Seksi
30
Penyesalan Daniel
31
Berkenalan Sama Ibu Calon Mer...
32
Calon Istri Mas Akbar
33
Gaun Seksi untuk Calon Istri
34
Apa Fafa, Sudah Tahu Semuanya?
35
Mengorbankan Perasaan
36
Akal dan Hati Harus Seimbang
37
Tuhan, Ambil Saja Nyawaku
38
Tunangan Laki-laki Lain
39
Ibu Kenapa?
40
Spam Chat
41
Pulang ke Kampung Ayah
42
Perasaan Kehilangan
43
Siapa yang Menangis?
44
Tidak Perlu Membantu Mereka!
45
Mutiara Berharga
46
Ingin Memulai Hidup Baru
47
Melihatmu dari Kejauhan
48
Pindah Keluar Kota
49
Masih Ada yang Tertinggal
50
Suami Pengganti
51
Ibunya Fafa Sakit?
52
Kuncinya Adalah Keyakinan
53
Semoga Ada Titik Terang
54
Di Kota Tempat Asal Ayahnya
55
Melamar Kerja
56
Ada Apa, Ini?
57
Akbar Tidak Sadarkan Diri
58
Fa, Tunggu Aku, Fa
59
Mencari Gebetan Mojang Priangan
60
Mencari Taksi?
61
Apa? Fafa Diculik!
62
Melepas Rindu
63
Merebut Harta Milik Fafa
64
Mencari Fatiya dengan Diam-diam
65
Ayo, Kita Kejar Dia!
66
Berhenti Kelinci Kecil
67
Fafa! Apa Kamu di Sana!
68
Apa Aku Tersesat?
69
Suara Apa, Itu?
70
Aku Tak Sanggup Tanpamu
71
Sepertinya, Dia Tulus
72
Melanjutkan Pencarian
73
Itu Suara Fafa
74
Akbar Tumbang
75
Butuh Vitamin Penambah Stamina
76
Mengobati Lukamu
77
Maafkan Uwa, Nak
78
Lamaran Dadakan
79
Besok, Ma
80
Fitting Baju
81
Apa Kamu Ragu, Fa?
82
Aku Tunggu Jawaban Kamu
83
Ibu Peri Penyembuh Luka
84
Selamat Ulang Tahun, Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!