'Aku berharap, takdir baik berpihak kepada kita, Fa,' doa Akbar di kedalaman hatinya.
Fatiya yang sempat mencuri-curi pandang pada Akbar, tiba-tiba merasa berdebar. Debaran aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
'Kenapa Mas Akbar menatapku terus ya, sedari tadi? Apa ada kata-kataku yang salah, dalam menjelaskan?' batin Fatiya bertanya.
Fatiya masih melanjutkan diskusinya dengan Pak Asrul, hingga akhirnya laki-laki paruh baya yang termasuk salah seorang kepercayaan papanya Akbar tersebut, memutuskan untuk mengambil tiga puluh unit sekaligus untuk tahap awal.
Kami ambil tiga puluh unit dulu, Mbak Fafa. Mungkin tahun depan, kami akan mengambil lagi," pinta laki-laki paruh baya tersebut, yang membuat Fatiya membuka mulut saking terkejutnya.
Akbar tersenyum melihat ekspresi lucu Fatiya. 'Kamu lucu banget sih, Fa. Menggemaskan tahu gak, sih,' batin Akbar.
Menyadari Akbar tersenyum seraya memperhatikan dirinya, Fatiya kemudian menutup mulutnya.
"Maaf, Fafa tidak salah dengar 'kan, Pak Asrul? Ti-tiga puluh unit, apa Bapak serius?" tanya Fatiya memastikan. Gadis berlesung pipi yang terlihat sangat manis kala tersenyum itu masih tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Benar, Mbak Fafa. Kami serius," balas Pak Asrul.
"Baik, Pak. Akan segera kami siapkan unitnya dan segera dikirim kemari," ucap Fatiya.
Pak Asrul kemudian pamit untuk kembali ke ruangannya, setelah memesan tiga puluh unit mobil jenis APV untuk mengganti mobil lama yang sudah harus pensiun, agar tidak menghambat mobilitas perusahaan dan mengurangi budget untuk perbaikan dan perawatan barang inventaris.
Setelah Pak Asrul meninggalkan ruangan khusus presiden direktur, yang diikuti oleh kedua pengawal pribadi Akbar, Fatiya kemudian pamit pada Akbar.
"Maaf, Mas Akbar. Karena urusan Fafa di sini sudah selesai, Fafa pamit untuk kembali ke 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮," ucap Fatiya yang langsung beranjak.
"Fa, nanti aku antar. Tadi 'kan aku jemput, jadi baliknya juga harus aku antar," cegah Akbar yang setengah memaksa.
"Tapi, Mas. Fafa 'kan harus laporan pada atasan Fafa agar unit pesanan perusahaan Mas Akbar bisa segera disiapkan," tolak Fatiya.
"Itu gampang, Fa. Nanti aku yang akan telepon Kak Angga langsung," balas Akbar, yang membuat Fatiya mengerutkan dahi.
"Kalau urusannya bisa langsung sama Pak Angga, kenapa Fatiya harus diajak kemari, Mas?" protes Fatiya.
"Ya 'kan untuk diskusi sama Pak Asrul, Fa, untuk menentukan jenis mobil yang cocok. Aku 'kan enggak tahu kebutuhan mobil untuk perusahaan yang kayak gimana," terang Akbar, yang akhirnya bisa diterima Fatiya.
Gadis berhijab itu mengangguk-angguk.
"Fa, sebentar lagi jam makan siang. Kita makan siang dulu, ya?" pinta Akbar penuh harap.
Fatiya menggeleng cepat. "Tidak, Mas. Maaf, Fafa tidak bisa," balas Fatiya dengan pelan.
"Kenapa, Fa?" tanya Akbar yang nampak kecewa.
"Maaf, Fafa hanya tidak ingin ada yang melihat kita dan kemudian menyimpulkan secara sepihak. Sementara saat ini, hubungan Fafa sama Daniel ...."
"Aku mengerti, Fa," potong Akbar dengan cepat. "Kamu tidak ingin masalahmu menjadi semakin runyam, bukan?" tanya Akbar kemudian.
Fatiya mengangguk, membenarkan.
"Kalau begitu, kita makan di sini saja. Aku akan 𝘥𝘦𝘭𝘪𝘷𝘦𝘳𝘺," ucap Akbar yang tak ingin dibantah karena pemuda tersebut langsung mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang.
"Mas, Fafa 'kan belum memberikan persetujuan, Mas. Kenapa Mas Akbar main pesan saja?" tanya Fatiya yang protes pada Akbar.
"Kamu harus traktir aku, Fa. Karena aku, kamu mendapatkan orderan banyak hari ini," pinta Akbar seraya terkekeh.
"Jadi, aku yang pesan makanan dan nanti, kamu yang harus membayarnya," lanjut Akbar yang sengaja menggoda Fatiya.
Fatiya mengerucut bibir. "Masak minta traktir kok, maksa!" gerutu Fatiya yang pura-pura ngambek.
Sedetik kemudian keduanya tertawa bersama.
Ya, Fatiya mulai merasa nyaman ngobrol dengan Akbar semenjak dirinya diminta Akbar untuk menemani pemuda tersebut 𝘵𝘦𝘴𝘵 𝘥𝘳𝘪𝘷𝘦 kala itu.
Sementara Akbar, yang mulai tertarik pada Fatiya pada saat pandangan pertama, terus mencari-cari informasi mengenai gadis itu dari Angga dan Didi. Sehingga hari ini, Akbar berhasil membawa Fatiya ke kantor miliknya dan hubungan keduanya semakin akrab.
"Sambil nunggu makanan kita datang, mau ngobrol di sini atau di balkon?" tanya Akbar.
Fatiya memindai ruangan tersebut dan dirinya tidak menemukan pintu ke arah balkon, seperti yang ada dalam pikirannya.
Untuk menuju ke balkon, melewati pintu itu, Fa?" Mengetahui kebingungan Fatiya, Akbar menunjuk sebuah pintu yang tersembunyi dibalik almari buku.
"Ayo, kita ke sana!" ajak Akbar.
Akbar membuka pintu tersebut dan menuntun Fatiya melewati sebuah ruangan pribadi.
"Mas, ini 'kan, kamar?" tanya Fatiya yang ragu untuk melanjutkan langkahnya.
"Ya, Fa. Ini kamar pribadiku," terang Akbar. "Jangan khawatir, aku tidak pernah bermaksud ataupun berpikiran buruk terhadapmu, Fa," lanjutnya yang bisa menebak kekhawatiran gadis yang berjalan di belakangnya.
Fatiya tersipu malu karena ternyata Akbar bisa menebak apa yang dia pikirkan.
Setelah melewati kamar berukuran sedang dengan dekorasi mainly itu, Akbar membuka pintu yang menuju balkon.
Fatiya memandang takjub gedung-gedung pencakar langit yang ada di sekitar bangunan perkantoran milik Antonio Group tersebut. "Kalau malam, pasti sangat indah ya, Mas?"
"Mungkin saja, Fa. Aku belum pernah di sini pada malam hari," balas Akbar dengan jujur.
Fatiya menatap Akbar tak percaya.
"Benar, Fa. Orang tuaku sangat ketat menjaga pergaulan kami, anak-anaknya. Waktu maghrib tiba dan kami belum ada di rumah, pasti langsung dicecar dengan banyak pertanyaan," terang Akbar.
"Apalagi pakde dan budheku, beliau berdua pasti akan langsung memberi ceramah panjang lebar. Kecuali jika memang aku sedang ada 𝘥𝘪𝘯𝘯𝘦𝘳 sama 𝘬𝘭𝘪𝘦𝘯, itupun papaku pasti tahu," imbuh Akbar seraya tersenyum, membayangkan wajah budhenya yang selalu khawatir jika Akbar pulang telat.
"Pakde, budhe?" Fatiya menatap Akbar.
"Ya, beliau kakaknya papa dan kami tinggal bersama," ucap Akbar.
"Keluarga yang hangat, ya," ucap Fatiya seraya tersenyum, tapi sedetik kemudian wajah itu menjadi sendu.
"Kenapa, Fa?" tanya Akbar yang menjadi tak enak hati sama Fatiya. Akbar khawatir ada perkataannya yang menyinggung gadis manis itu.
"Tidak apa-apa, Mas. Fafa cuma keinget sama almarhum ayah," balas Fatiya.
"Sejak kecil, Fafa hanya tinggal berdua dengan ibu setelah ayah meninggal dan kami diusir dari rumah nenek," ucap Fatiya yang mulai nyaman menceritakan keluarganya pada Akbar.
"Mengapa di usir?" tanya Akbar yang ikut prihatin mendengar penuturan Fatiya barusan.
"Karena sejak awal, ayah dan ibu tidak direstui oleh nenek. Jadi, ketika ayah telah tiada, nenek langsung menyuruh ibu untuk pergi dari rumahnya," balas Fatiya.
"Saat itu, Fafa baru duduk di bangku kelas satu. Sejak saat itu, ibu yang berjuang sendiri membesarkan Fafa," lanjutnya.
"Ibumu wanita yang tangguh, ya. Kamu pasti sangat menyayangi beliau," ucap Akbar.
Fatiya mengangguk. "Karena itulah, Mas. Apapun yang ibu putuskan mengenai hubungan Fafa dengan Daniel nanti, Fafa akan menuruti permintaan ibu. Karena sebelumnya, Fafa yang sudah maksa ibu untuk merestui kami. Fafa yang meyakinkan ibu bahwa Daniel akan bisa menjadi imam yang baik untuk Fafa," terang Fatiya panjang lebar.
"Fafa enggak pernah nyangka, jika akhirnya akan seperti ini. Daniel dengan mudah tergoda dengan rayuan Santi, teman kami," lanjut Fatiya yang terdengar getir.
Akbar memberanikan diri menepuk lembut punggung tangan Fatiya yang berada di atas pagar pembatas balkon, untuk sekadar menenangkan gadis itu.
Fatiya menarik tangannya pelan. "Kita ini orang lain, Mas. Tidak ada ikatan darah diantara kita," tolak Fatiya dengan halus.
Akbar tersenyum dan mengangguk mengerti. "Maaf," ucap Akbar.
'Tapi aku yakin, Fa. Akan segera ada ikatan diantara kita, ikatan pernikahan,' doa Akbar dengan sepenuh hati.
🍀🍀🍀🍀🍀 tbc 🍀🍀🍀🍀🍀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
zian al abasy
demen bnget sm kluarga alamsyah jdohny gk mkir bebet bobot yng pnting sholeh sholehah taat agama.hrta ursan blkang..seandainya smua konglomerat brpkir bgtu psti bs mngurangi kmiskinan 🤣🤣🤣 haluuuu tngkt dewa 💪thor ttp brkarya sukses sllu dn seht"biar tmbh 💪nulisnya
2023-12-29
1
Dewi Zahra
muda mudahan
2023-10-14
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘢𝘢𝘮𝘪𝘪𝘯 𝘮𝘢𝘴 𝘈𝘬𝘣𝘢𝘳 🤲🤲🤲🤲
2023-03-21
2