"Fa, kamu kenapa?" Suara bariton itu membuat Fatiya terkejut dan langsung menyeka air matanya dengan kasar.
Fatiya tidak berani menoleh, mendengar suara yang dikenalnya tersebut.
'Pak Angga, kenapa beliau ada di sini?' tanya Fatiya pada dirinya sendiri.
"Tidak ada apa-apa, Pak Angga," balas Fatiya tanpa menoleh ke arah orang yang bertanya.
"Ya sudah, kalau sudah selesai sholat, segera ke bawah. Ada pembeli yang menunggu kamu," titah Angga, tetapi bos 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮 itu masih berdiri di depan pintu musholla.
Fatiya segera melepaskan mukena, melipat kembali dengan rapi dan kemudian menyimpan di dalam almari kaca yang berada di sudut musholla.
Gadis itu terkejut saat hendak memakai sepatunya karena ternyata, sang bos masih menunggu di depan pintu musholla tersebut.
"Pak Angga?"
"Kamu kenapa lagi?" tanya Angga yang kembali mendapati wajah sembab Fatiya.
Fatiya menggeleng. "Tidak ada apa-apa, Pak," balas Fatiya yang terpaksa harus berbohong.
Angga menghela napas panjang, ayah Elfano itu tahu betul bahwa karyawannya yang satu ini memang tidak suka mengumbar cerita meski dengan dirinya yang sudah dekat.
Namun, Fatiya tidak akan menyembunyikan rahasia apapun pada Diandra, istrinya yang memang pandai mengambil hati lawan bicara.
"Kamu ke ruanganku dulu, gih. Temui Didi di sana," titah Angga yang langsung masuk ke dalam musholla untuk menunaikan sholat sunnah dhuha.
Ya, semenjak memiliki anak dan sering mengikuti pengajian di kediaman sang mertua, Papa Chandra dan Mama Hana, Angga kini lebih rajin beribadah.
Bukan hanya ibadah wajib, tetapi ayah dua anak itu juga rajin melaksanakan ibadah sunnah. Angga semakin tekun, setelah merasakan perubahan yang luar biasa pada kehidupannya.
Memiliki istri cantik yang sholehah, mertua yang kaya raya, serta dua anak yang manis. Elfano dan sang adik, Elfani Putri Erlangga. Atau sering dipanggil double EPE oleh tantenya yang super absurd, Tante Rieke.
Fatiya segera menuju ruangan sang bos. "Assalamu'alaikum," ucap salam Fatiya.
"Wa'alaikumsalam," balas Diandra dan seorang tamunya dengan kompak.
Melihat Diandra duduk seorang diri di sofa, tanpa melihat keadaan sekeliling, Fatiya langsung menghambur memeluk istri bosnya tersebut.
"Mbak Didi," rintih Fatiya dengan terisak, gadis berhijab itu menangis dalam pelukan Diandra.
Diandra mengusap lembut punggung Fatiya. "Yang sabar ya, semua masalah pasti ada jalan keluarnya," ucap Diandra meski wanita cantik itu belum tahu permasalahan yang dihadapi oleh Fatiya.
Namun, Diandra dapat menebak kalau masalah yang dihadapi gadis yang berada dalam pelukannya ini pastilah sangat berat. Sebab, gadis itu jarang sekali mau berbagi jika Fatiya bisa menyelesaikan sendiri masalahnya.
"Yakinlah, Fa. Allah tidak pernah menguji hamba-Nya melebihi batas kemampuan hamba itu sendiri," lanjut Diandra karena Fatiya masih saja terisak.
Sepertinya, beban yang ditanggung oleh gadis berhijab itu begitu besar. Hingga Fatiya yang biasanya penuh percaya diri dan selalu optimis, kini merasa begitu lemah.
Fatiya melepaskan pelukannya. Gadis yang biasanya ceria itu mengusap air matanya dengan tissue yang diberikan oleh Diandra.
Sementara seorang pemuda yang duduk di kursi di meja kerja Angga, terus memperhatikan gadis itu dengan perasaan iba dan tatapan yang sulit diartikan.
"Katakan, Fa. Ada apa, hem?" tanya Diandra dengan lembut, istri Angga itu mengusap-usap lengan Fatiya penuh perhatian layaknya seorang kakak.
"Daniel, Mbak ...." Fatiya menghentikan ucapannya, tangis gadis itu kembali pecah. Fatiya sampai sesenggukan, menahan sesak yang menghimpit dadanya semenjak tadi.
Diandra menghela napas panjang. "Daniel lagi?" tanya Diandra lirih.
"Maaf, Fa. Mbak memang belum tahu masalah kamu seperti apa? Tetapi jika Mbak menyimpulkan, sepertinya hubungan kamu sama Daniel memang rumit dan sepertinya sulit untuk disatukan, Fa." Diandra memiringkan wajah, menatap Fatiya yang terus menunduk.
"Perbedaan keyakinan bukan perkara mudah, Fa. Kalaupun Daniel kemudian bersedia mengikuti keyakinan dan aqidah kamu, tetapi ajaran yang dia terima sejak masih kecil tentu akan sangat membekas di hatinya."
"Meskipun kemudian Daniel belajar untuk bisa beradaptasi dengan kamu, tentu itu juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar, Fa. Sanggupkah kamu menghadapi perbedaan mendasar dalam menilai dan menjalani kehidupan, bersama Daniel?" tanya Diandra.
Fatiya menoleh ke arah Diandra. "Kalau masalah itu, mungkin Fafa masih bisa, Mbak. Mungkin rasa cinta kami yang besar, akan menuntun kami untuk menemukan keselarasan dalam mengarungi kehidupan bersama," balas Fatiya diplomatis.
Gadis itu kemudian menggelengkan kepalanya, Fatiya menghela napas panjang. "Tetapi masalahnya bukan itu, Mbak," lanjut Fatiya. Bulir bening kembali menetes.
"Daniel semalam tergoda sama Santi dan mereka tidur bareng di hotel, Mbak," ucap Fatiya tergugu. Gadis itu kembali menangis yang langsung dibawa Diandra dalam rengkuhannya.
"Santi? Bukankah kalian berteman baik?" tanya Diandra tak percaya.
Fatiya mengangguk lemah.
Sementara pemuda tampan yang sedari tadi ikut mendengarkan percakapan mereka berdua, mengepalkan tangan karena geram pada sosok bernama Daniel yang telah menyakiti hati gadis manis yang berhasil membuat pemuda itu kembali tersenyum.
"Daniel telah mengkhianati Fafa, Mbak," isak Fatiya.
"Itu salah satu pertanda yang Allah tunjukkan kepadamu, Fa. Bahwa dia bukanlah jodoh yang tepat untukmu," ucap Diandra.
"Fafa tidak masalah jika memang kami tidak berjodoh, Mbak. Tapi masalahnya ibu, Mbak," air mata Fatiya kembali mengucur deras.
"Kenapa dengan ibu? Ibu pasti bisa mengerti ini semua, Fa." Diandra mencoba menenangkan.
Fatiya melerai pelukan, gadis yang terus menangis hingga matanya sembab dan hidungnya memerah itu menggeleng. "Undangan sudah tersebar, Mbak dan ibu, ibu memiliki riwayat jantung lemah. Fafa takut, ibu kenapa-napa Mbak," balas Fatiya seraya menyeka air matanya.
"Mana tetangga Fatiya di kampung pada julit dan senang membicarakan kesengsaraan orang lain, Fafa takut ibu enggak kuat mendengar omongan mereka yang pedas, Mbak," lanjut Fatiya dengan tatapan sendu.
"Lantas, apa keputusan kamu, Fa? Apa kamu tetap mau lanjut demi menjaga kesehatan ibu kamu meski perilaku Daniel seperti itu, atau kamu akan mengakhiri hubungan kalian?" tanya Angga yang entah sejak kapan sudah berada di ambang pintu.
🍀🍀🍀🍀🍀 tbc 🍀🍀🍀🍀🍀
Siap-siap yah, tuan muda mau membuka sedikit jati dirinya.
Yang penasaran dengan tuan muda, bisa mengingat kembali kisah;
*) All About KEVIN" &
*) Harta, Tahta dan Perjaka
(Play boy sejati mencari istri) 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Dewi Zahra
semangat fatiya
2023-10-13
1
Ita rahmawati
tuan muda aj fa yg suruh gantiin daniek padti mau 😅😅
2023-04-20
2
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘵𝘶𝘫𝘶 𝘬𝘭 𝘍𝘢𝘧𝘢 𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭 𝘭𝘨 𝘨𝘢𝘳𝘢" 𝘪𝘣𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘭 𝘪𝘣𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘍𝘢𝘧𝘢 𝘵𝘩 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢
2023-03-21
1