Pemuda berwajah tegas, kalem dan bersikap dewasa apalagi semenjak kekasihnya meninggal dunia itu menatap Diandra dan Angga bergantian.
"Buktikan saja keseriusan kamu, Om. Perempuan biasanya akan mudah luluh jika laki-lakinya benar-benar serius," pungkas Diandra.
"Bro, si Fafa jadi diajak ke kantor atau diajak ke KUA, tuh?" Pertanyaan Angga membuyarkan lamunan pemuda yang saat ini duduk di sebelah Fatiya.
Sementara Diandra tersenyum lebar. "Jangan diledekin terus, nanti Om Akbar malu dan menutup diri lagi," bisik Diandra di telinga sang suami.
"Oh, iya. Ayo, Fa!" ajak pemuda tampan dan kalem, yang ternyata adalah Akbar putra sulung dari Alvian Antonio atau yang sering disapa Opa Alvian.
"Kak, kami pergi dulu, ya?" pamit Akbar kemudian, seraya menyalami Angga dan Diandra.
Fatiya tersenyum tipis seraya mengangguk pada sepasang suami-istri yang tengah tersenyum penuh arti kepadanya itu, untuk berpamitan.
Mendapat senyuman seperti itu dari Diandra dan suaminya, Fatiya mengedikkan bahu, dia tidak ingin berpikir macam-macam untuk saat ini.
Gadis berhijab itu hanya menuruti keinginan sang bos. Fatiya kemudian berjalan mengekor langkah tegap pemuda di depannya, keluar dari ruangan bos pemilik 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮 dan menuruni anak tangga menuju lantai satu.
Dua orang 𝘣𝘰𝘥𝘺 𝘨𝘶𝘢𝘳𝘥 yang sedari tadi menunggu di bawah, kemudian mengikuti langkah Fatiya dan tuan mudanya menuju mobil.
"Tuan Muda Akbar, apa kita langsung ke kantor atau Tuan Muda hendak kemana dulu?" tanya salah seorang 𝘣𝘰𝘥𝘺𝘨𝘶𝘢𝘳𝘥, sebelum pemuda tampan itu masuk ke dalam mobil.
"Langsung ke kantor saja, Om," balas Akbar.
"Silahkan masuk, Fa," suruh Akbar yang membukakan pintu untuk Fatiya.
"Terimakasih, Mas. Anda tidak perlu repot-repot karena saya bisa membukanya sendiri," protes Fatiya yang enggan diperlakukan secara istimewa oleh pemuda yang belum lama dia kenal, sebelum dirinya masuk ke dalam mobil.
Akbar tersenyum hangat. "Tidak repot kok, Fa. 'Kan sekalian aku juga mau masuk," balas Akbar yang langsung ikut masuk ke dalam mobil mengikuti Fatiya.
"Bisa tolong geser dikit," pinta Akbar dengan sopan.
Fatiya bergeser hingga ke sisi paling kiri, mentok ke pintu. "Fafa pikir, Mas Akbar mau duduk di depan," ucap Fatiya yang memberanikan diri menatap pemuda yang mulai gencar mendekatinya itu.
"Om kembar yang duduk di depan," balas Akbar yang menyebut kedua 𝘣𝘰𝘥𝘺𝘨𝘶𝘢𝘳𝘥-nya dengan sebutan Om Kembar karena pakaian mereka berdua selalu sama setiap hari dan kedua 𝘣𝘰𝘥𝘺𝘨𝘶𝘢𝘳𝘥 itu juga sama-sama minim senyum.
"Kita berangkat sekarang, Tuan Muda?" tanya salah seorang 𝘣𝘰𝘥𝘺𝘨𝘶𝘢𝘳𝘥 yang duduk di bangku pengemudi, setelah memastikan tuan muda dan gadis yang bersama Akbar duduk dengan nyaman di jok belakang.
"Iya," balas Akbar dengan singkat.
Mobil mewah milik Akbar yang dibeli beberapa hari yang lalu di 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮 Angga, yang sewaktu 𝘵𝘦𝘴𝘵 𝘥𝘳𝘪𝘷𝘦 ditemani oleh Fatiya, segera meluncur menuju kantor Antonio Group, perusahaan besar milik keluarga Antonio yang saat ini dipegang oleh sang putra sulung keluarga Alvian Antonio.
"Fa, aku dengar dari Kak Didi, sebentar lagi kamu mau di wisuda, ya?" tanya Akbar memecah keheningan, setelah hampir sepuluh menit mobil melaju dan keduanya tak ada yang bersuara.
Fatiya mengangguk. "Iya, Mas."
"Kuliah di mana? Ambil jurusan apa?" tanya Akbar kembali yang seolah tak ingin melewatkan sedikit pun momen bersama Fatiya tanpa mengobrol.
Fatiya menyebutkan salah satu universitas negeri terkenal di ibukota. "Jurusan akuntansi," lanjut gadis berhijab tersebut.
"Wow, keren," puji Akbar. "Tapi kok, sekarang malah bekerja di bagian pemasaran?" tanyanya kemudian.
"Iya, Mas. Beda jauh, ya?" balas Fatiya seraya tersenyum, gadis berhijab itu nampaknya mulai mencair. "Di 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮 sebenarnya hanya untuk mengisi waktu luang sekaligus buat nambah biaya kuliah, Mas. Jadi ya, mau ditempatkan di bagian apapun, Fafa ambil saja," imbuh Fatiya.
Akbar mengangguk-angguk.
"Terus, rencana ke depan setelah wisuda? Mau tetap 𝘴𝘵𝘢𝘺 di 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮 atau ada keinginan lain?" cecar Akbar yang ingin tahu lebih banyak mengenai gadis yang duduk di sampingnya.
Fatiya tiba-tiba terdiam, gadis itu kemudian mengalihkan tatapannya ke arah luar jendela kaca, membuat Akbar menjadi merasa bersalah.
"Fa, ada apa? Apa ucapanku ada yang salah dan melukai hatimu?" tanya Akbar dengan lembut, pertanyaan pemuda kalem tersebut terdengar sangat khawatir jika ucapannya membuat Fatiya bersedih.
Fatiya mengusap bulir bening yang tiba-tiba jatuh menetes membasahi pipinya yang lembut. 'Ya Allah, kenapa justru laki-laki lain yang begitu perhatian dan mengkhawatirkan perasaanku? Kenapa bukan Daniel?' bisik Fatiya dalam hati.
"Fa," panggil Akbar dengan lembut.
Fatiya menggeleng. "Mas Akbar tidak salah, Fafa saja yang lagi melo," balas Fatiya seraya menoleh sekilas ke arah pemuda tampan yang duduk di sampingnya, hingga Akbar dapat melihat sisa air mata Fatiya.
"Kamu menangis lagi, Fa?" tanya Akbar seraya mendekat dan mengulurkan sapu tangannya. Pemuda berwajah tegas yang kemarin-kemarin minim senyum itu mengamati wajah Fatiya.
Fatiya menerima sapu tangan tersebut seraya menggeleng dan buru-buru mengalihkan pandangannya kembali. "Tidak apa-apa kok, Mas," kilah Fatiya sambil mengusap sisa air mata dengan sapu tangan dari Akbar.
Hening, sejenak menyapa. Akbar juga telah kembali ke posisinya semula.
"Sebenarnya, Fafa sudah mempunyai rencana jika sudah wisuda nanti Fafa ingin bekerja di perusahaan Kak Didi," ucap Fatiya mengurai keheningan, menjawab pertanyaan Akbar.
"Tapi, setelah kejadian yang barusan Fafa alami, Fafa tidak mungkin bekerja di sana karena ada Daniel yang juga bekerja di perusahaan Kak Didi," lanjut Fatiya.
"Mas Akbar tadi sudah mendengar semua 'kan, kisah Fafa sama Daniel?" tanya Fatiya seraya menatap Akbar, yang ternyata juga tengah menatapnya.
Sejenak, kedua netra mereka saling bertaut.
Akbar mengangguk masih dengan menatap Fatiya. "Ya, Fa. Aku sudah mendengar semuanya," balas Akbar. Netra elang pemuda itu masih menikmati indahnya manik hitam Fatiya dan mencoba menyelami kedalaman hati gadis yang belum lama dikenalnya tersebut.
"Fa, apa boleh aku bertanya?"
"Iya," Fatiya mengangguk. "Ada apa, Mas?"
"Apa pernikahan kalian akan tetap lanjut setelah kamu mengetahui semuanya, Fa?" tanya Akbar.
Fatiya terdiam.
🍀🍀🍀🍀🍀 tbc 🍀🍀🍀🍀🍀
Selamat siang, Bestie... ketemu lagi kita sama keluarga AA, kali ini sama keluarga Opa Alvian Antonio 😍
Kuis berakhir tadi malam jam 00 yah...
Adakah yang menjawab dengan benar? Cung👆😄
Fokus pada kalimat paragraf awal di atas yah (kalem dan bersikap dewasa) dan itu bukan Attar karena Attar agak jahil 😉
Yang menjawab benar, segera chat yah, aku tunggu 🤗
Terimakasih untuk semua yang sudah berpartisipasi 🙏🙏
Don't worry, Best... InsyaAllah akan selalu ada kejutan gift untuk kalian 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
ika
lupa critanya angga ma didi
jg aditya
jd mengingat lg
2024-06-29
1
zian al abasy
trnyata om akbar tho.buknnya yng play boy sjti iqbal y 🤣🤣 play boy tp kn neko"y ikbal msih ttp orisinil🤣🤣
2023-12-29
1
Dewi Zahra
lanjut kak
2023-10-13
1