Gue Cinta Lu, Niel

Waktu terus bergulir, seminggu lagi Fatiya akan diwisuda yang artinya, hari pernikahan Fatiya dan Daniel pun semakin dekat.

Undangan pernikahan mereka berdua juga telah disebar kepada segenap saudara, sanak kerabat dan juga para sahabat.

Hubungan Fatiya dan Daniel pun semakin lengket, hampir setiap hari tunangan Fatiya itu menyempatkan waktu untuk menjemput di 𝘴𝘩𝘰𝘸𝘳𝘰𝘰𝘮 tempat gadis yang selalu ceria itu bekerja.

Hanya saja, hari ini ada yang berbeda. Daniel tak bisa menjemput karena ada rapat dadakan dengan bosnya di kantor sehingga Fatiya harus pulang naik angkot menuju ke rumahnya.

Santi yang mengetahui Daniel tak datang menjemput, mencoba mencari informasi dengan bertanya pada Daniel.

"Tumben, calon pengantin enggak jemput kekasihnya? Kasihan tahu, Niel, Fafa harus naik angkot yang penuh barusan," tulis Santi yang sok 𝘤𝘢𝘳𝘦 pada Fatiya, yang kemudian dia dikirimkan ke nomor Daniel.

Tak berapa lama, Daniel membalas chat dari Santi. "Gue ada rapat dadakan, San. Jadi gak bisa jemput," balas Daniel jujur tanpa menaruh rasa curiga.

"Di mana? Gue pengin ngobrol sebenarnya Niel, sama lu. Apa aku bisa nyusul ke sana?" tanya Santi.

"Bisa, nanti alamatnya gue 𝘴𝘩𝘢𝘳𝘦𝘭𝘰𝘤," balas Daniel yang 𝘸𝘦𝘭𝘭 𝘤𝘰𝘮𝘦 dengan Santi karena mereka berdua memang cukup dekat sewaktu masih kuliah.

"Tapi rapatnya baru akan dimulai, kemungkin menjelang maghrib baru selesai," lanjut Daniel.

"Oke, Niel. Gue akan pulang dulu untuk ganti baju, setelah itu langsung meluncur ke tempat lu rapat," balas Santi dengan cepat.

Gadis yang senang memakai pakaian ketat itu sangat antusias karena akhirnya bisa memiliki waktu untuk ngobrol berdua dengan Daniel, setelah sekian lama menanti dan pemuda yang diam-diam disukainya itu tak pernah memiliki waktu untuk dirinya lagi, begitu Daniel diterima kerja di perusahaan Diandra dan kemudian disibukkan dengan pekerjaan dan juga dengan kekasihnya.

Santi bergegas pulang ke rumahnya dengan menaiki sepeda motor, untuk segera bersiap bertemu dengan Daniel.

☕☕☕

Di sebuah hotel yang berada tak jauh dari kantor Daniel, rapat yang diselenggarakan di restoran mewah di hotel tersebut baru saja selesai.

Semua karyawan yang ikut rapat satu persatu meninggalkan restoran tersebut, setelah sang pimpinan yaitu Diandra beserta Thomas dan Andrew meninggalkan restoran.

Daniel juga ikut beranjak, tepat di saat pemuda itu hendak keluar dari restoran, ponsel Daniel berdering.

Daniel segera menerima pangggilan dari Santi tersebut. "Halo, San," sapa Daniel.

"Niel, gue udah di lobi, nih," ucap Santi.

"Oh ya, tunggu sebentar. Gue akan segera ke sana," balas Daniel yang langsung menutup ponselnya.

Calon suami Fatiya itu memacu langkah menuju lobi. Daniel segera menghampiri Santi yang tengah duduk sambil bersidekap.

Daniel mengerutkan dahi menatap Santi yang bajunya basah terkena air hujan, hingga baju ketat itu terlihat semakin ketat membentuk tubuh Santi yang montok. "Baju lu basah, San?" tanya Daniel.

"Iya, di luar hujannya gede. Tadi sewaktu turun dari taksi, gue sempat kehujanan sedikit," terang Santi.

"Lu, enggak bawa baju ganti?" tanya Daniel.

Santi menggeleng. "Ya enggaklah, Niel. Gue mana tahu, kalau mau turun hujan."

"Ayo, ke mobil gue di 𝘣𝘢𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵! Gue masih ada satu baju ganti, pasti kegedean sih tapi masih lebih baik daripada lu nanti masuk angin," ajak Daniel yang langsung berjalan menuju tempat dimana mobilnya terparkir.

Santi mengikuti langkah panjang Daniel dan berjalan disamping teman kuliahnya itu.

Daniel segera membuka pintu mobilnya dan mengambil kemeja yang belum dia pakai. "Nih, ganti baju lu di sana," suruh Daniel seraya memberikan baju tersebut kepada Santi.

"Ganti di dalam sini aja ya, Niel," tawar Santi. "Kaca mobil lu 'kan gelap?"

"Terserah deh," balas Daniel mengalah. Daniel akhirnya tetap berdiri disamping mobilnya dan membiarkan Santi berganti pakaian di dalam mobil.

Santi yang sedang berganti pakaian tersenyum penuh rencana, gadis itu bahkan sengaja melepaskan 𝘣𝘳𝘢-nya yang tidak basah.

"Niel, udah!" seru Santi sambil membuka kaca jendela mobil Daniel.

Daniel segera masuk ke dalam mobil, tatapan Daniel langsung tertuju pada dada Santi yang menonjol.

Tubuh montok Santi yang kini telah dibalut kemeja milik Daniel, yang meskipun kebesaran tetapi dadanya yang berukuran jumbo dan bebas menggantung tanpa pengaman tersebut, tercetak dengan begitu jelas.

Daniel menelan saliva melihat bulatan di pucuk dada Santi. "Mau ngobrol dimana?" tanya Daniel yang langsung mengalihkan perhatiannya.

"Terserah lu aja deh, Niel. Cuma jangan di tempat umum, ya. Baju gue enggak banget deh," pinta Santi.

"Ya udah, kita ngobrol di dalam mobil sini aja. Gimana?" tawar Daniel.

"Boleh," balas Santi yang kemudian membetulkan duduknya menghadap Daniel, hingga dada gadis itu yang menonjol berhadapan langsung dengan tatapan Daniel.

Daniel menahan napas, pikiran liarnya seketika muncul. Pemuda itu membayangkan bagaimana rasanya jika bulatan di pucuk dada Santi, masuk ke dalam mulutnya.

"Niel, lu yakin akan pindah agama?" tanya Santi, yang membuyarkan lamunan Daniel.

"Eh, i-ya," jawab Daniel. "Kenapa memangnya?"

Santi menggeleng seraya mengibaskan rambutnya yang sedikit basah dengan tangan, menambah kesan seksi pada penampilan Santi.

Jantung Daniel berdegup kencang melihat pemandangan di hadapannya. Ingin rasanya, Daniel mencicipi hidangan yang ada di depan matanya saat ini.

Pemuda itu memang sudah sering berduaan dengan Fatiya di dalam mobil, tetapi sikap Fatiya yang selalu menjaga diri dan juga tertutup, tak pernah membuat Daniel berpikiran macam-macam untuk sekadar membayangkan apalagi menyentuh sang kekasih.

Kini, Daniel ibarat kucing yang disuguhi daging. Pemuda itu menelan saliva dengan susah payah.

"Syaratnya pasti berat ya, untuk jadi muallaf?" tanya Santi yang membuat Daniel langsung mengalihkan tatapannya dari dada Santi.

Daniel tak langsung menjawab, tetapi pemuda itu malah menepuk jidatnya sendiri. "Ya ampun, San. Gue lupa kalau sore ini ada janji sama dokter," ucap Daniel.

Daniel membuang kasar napasnya. Dia yang sudah menyanggupi untuk di khitan sore ini, kelupaan karena banyaknya pekerjaan di kantor. Padahal, ini janji temunya dengan dokter untuk yang ketiga kali setelah sebelum-sebelumnya gagal karena Daniel merasa belum siap.

"Lu, sakit?" tanya Santi khawatir.

"Tidak, San. Bukan itu," balas Daniel.

Daniel kemudian menceritakan syarat yang harus dia penuhi, sebelum mengucapkan kalimat syahadat. Salah satunya adalah dengan berkhitan.

"Berat banget sih, Niel. Itu 'kan sakit, apalagi lu udah dewasa yang pasti sembuhnya akan lama," ucap Santi yang sengaja menakut-nakuti Daniel

Nyali Daniel seketika kembali menciut, hanya dengan membayangkan saja, Daniel merasa ngilu.

"Lagian si Fafa, kok maksa banget sih! Kalau memang dia tulus cinta sama lu, harusnya dia bisa menerima lu apa adanya, dong," imbuh Santi.

Daniel mulai termakan omongan Santi, pemuda itu mengangguk setuju.

"Andai gue yang ada di posisi Fatiya nih, gue bersedia kok nikah sama lu meski kita beda keyakinan. 'Kan, nikahnya bisa di luar negeri jika memang di negara kita tidak memperbolehkan," ucap Santi yang terus saja mencoba menggoyahkan keteguhan Daniel.

Hening, sejenak menyapa kabin mobil Daniel.

Santi tiba-tiba mendekatkan dirinya pada Daniel. "Niel, sejujurnya gue udah lama banget suka sama lu, Niel," ucap Santi lirih, sambil memegang lengan Daniel dan kemudian memeluk lengan kekar tersebut.

Jantung Daniel kembali berdetak lebih kencang, lengannya merasakan benda kenyal nan padat yang sengaja digesek-gesekkan oleh sang empunya.

"Maksud lu apa, San?" tanya Daniel mencoba memahami ucapan Santi.

Santi menatap Daniel dan semakin mendekatkan wajahnya, jarak keduanya kini bahkan sudah sangat dekat. Hembusan napas beraroma mint milik Santi, tercium dan terasa segar di hidung Daniel.

"Gue cinta sama lu, Niel. Gue bersedia menerima lu apa adanya dan tidak akan pernah memaksa lu untuk pindah keyakinan."

"Cup ...." Santi melabuhkan ciuman di bibir Daniel, ciuman yang hangat dan panjang serta menuntut lebih.

🍀🍀🍀🍀🍀 tbc 🍀🍀🍀🍀🍀

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

dasar jalang

2023-10-13

1

N Wage

N Wage

halah...ini si daniel beneran cinta sm fatiya? 4 tahun menjalin hubungan,segitu aja di goda si santi sudah langsung goyah.
gampang banget tergodanya?lagian daniel bukan anak kemarin sore yg labil kan?dia cerdas,sarjana,sdh bekerja,dewasa,seharusnya bisa mikir pakai logika dong.dirayu dikit saja sdh goyah...ckckck!

2023-07-03

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

hemmmm y emg klo imanny setipis tisu mah sisuguhin ikan asin juga lgsg hap 😅

2023-04-20

2

lihat semua
Episodes
1 Demi Cinta
2 Video Editan
3 Terus atau Putus
4 Bukti Keseriusan Daniel
5 Menjadi Muallaf
6 Membuat Daniel Cemburu
7 Gue Cinta Lu, Niel
8 Jangan Mimpi, Santi!
9 Jika Benih Lu, Tumbuh di Rahim Gue
10 Gue yang Salah, Fa
11 Fa, Kamu Kenapa?
12 Demi Kesehatan Ibu
13 Perempuan Akan Mudah Luluh dengan Keseriusan
14 Promo Novel Keren Karya Author Kece Badai
15 Apa Pernikahan Kalian Akan Tetap Lanjut?
16 Takdir Baik Berpihak Pada Kita
17 Ikatan Pernikahan
18 Setan Tampan
19 Berduaan dengan Cowok Lain
20 Kita Harus Bicara
21 Nomor Siapa, ya?
22 Kamu Dimana?
23 Pengakuan Santi
24 Tak Ada Rasa Cinta
25 Tak Seperti yang Mama Lihat
26 Tidak Becus Menjaga Kesetiaan
27 Rekomendasi Novel Keren Karya Mpoon
28 Sudah Punya Gandengan
29 Gaun Malam yang Seksi
30 Penyesalan Daniel
31 Berkenalan Sama Ibu Calon Mer...
32 Calon Istri Mas Akbar
33 Gaun Seksi untuk Calon Istri
34 Apa Fafa, Sudah Tahu Semuanya?
35 Mengorbankan Perasaan
36 Akal dan Hati Harus Seimbang
37 Tuhan, Ambil Saja Nyawaku
38 Tunangan Laki-laki Lain
39 Ibu Kenapa?
40 Spam Chat
41 Pulang ke Kampung Ayah
42 Perasaan Kehilangan
43 Siapa yang Menangis?
44 Tidak Perlu Membantu Mereka!
45 Mutiara Berharga
46 Ingin Memulai Hidup Baru
47 Melihatmu dari Kejauhan
48 Pindah Keluar Kota
49 Masih Ada yang Tertinggal
50 Suami Pengganti
51 Ibunya Fafa Sakit?
52 Kuncinya Adalah Keyakinan
53 Semoga Ada Titik Terang
54 Di Kota Tempat Asal Ayahnya
55 Melamar Kerja
56 Ada Apa, Ini?
57 Akbar Tidak Sadarkan Diri
58 Fa, Tunggu Aku, Fa
59 Mencari Gebetan Mojang Priangan
60 Mencari Taksi?
61 Apa? Fafa Diculik!
62 Melepas Rindu
63 Merebut Harta Milik Fafa
64 Mencari Fatiya dengan Diam-diam
65 Ayo, Kita Kejar Dia!
66 Berhenti Kelinci Kecil
67 Fafa! Apa Kamu di Sana!
68 Apa Aku Tersesat?
69 Suara Apa, Itu?
70 Aku Tak Sanggup Tanpamu
71 Sepertinya, Dia Tulus
72 Melanjutkan Pencarian
73 Itu Suara Fafa
74 Akbar Tumbang
75 Butuh Vitamin Penambah Stamina
76 Mengobati Lukamu
77 Maafkan Uwa, Nak
78 Lamaran Dadakan
79 Besok, Ma
80 Fitting Baju
81 Apa Kamu Ragu, Fa?
82 Aku Tunggu Jawaban Kamu
83 Ibu Peri Penyembuh Luka
84 Selamat Ulang Tahun, Sayang
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Demi Cinta
2
Video Editan
3
Terus atau Putus
4
Bukti Keseriusan Daniel
5
Menjadi Muallaf
6
Membuat Daniel Cemburu
7
Gue Cinta Lu, Niel
8
Jangan Mimpi, Santi!
9
Jika Benih Lu, Tumbuh di Rahim Gue
10
Gue yang Salah, Fa
11
Fa, Kamu Kenapa?
12
Demi Kesehatan Ibu
13
Perempuan Akan Mudah Luluh dengan Keseriusan
14
Promo Novel Keren Karya Author Kece Badai
15
Apa Pernikahan Kalian Akan Tetap Lanjut?
16
Takdir Baik Berpihak Pada Kita
17
Ikatan Pernikahan
18
Setan Tampan
19
Berduaan dengan Cowok Lain
20
Kita Harus Bicara
21
Nomor Siapa, ya?
22
Kamu Dimana?
23
Pengakuan Santi
24
Tak Ada Rasa Cinta
25
Tak Seperti yang Mama Lihat
26
Tidak Becus Menjaga Kesetiaan
27
Rekomendasi Novel Keren Karya Mpoon
28
Sudah Punya Gandengan
29
Gaun Malam yang Seksi
30
Penyesalan Daniel
31
Berkenalan Sama Ibu Calon Mer...
32
Calon Istri Mas Akbar
33
Gaun Seksi untuk Calon Istri
34
Apa Fafa, Sudah Tahu Semuanya?
35
Mengorbankan Perasaan
36
Akal dan Hati Harus Seimbang
37
Tuhan, Ambil Saja Nyawaku
38
Tunangan Laki-laki Lain
39
Ibu Kenapa?
40
Spam Chat
41
Pulang ke Kampung Ayah
42
Perasaan Kehilangan
43
Siapa yang Menangis?
44
Tidak Perlu Membantu Mereka!
45
Mutiara Berharga
46
Ingin Memulai Hidup Baru
47
Melihatmu dari Kejauhan
48
Pindah Keluar Kota
49
Masih Ada yang Tertinggal
50
Suami Pengganti
51
Ibunya Fafa Sakit?
52
Kuncinya Adalah Keyakinan
53
Semoga Ada Titik Terang
54
Di Kota Tempat Asal Ayahnya
55
Melamar Kerja
56
Ada Apa, Ini?
57
Akbar Tidak Sadarkan Diri
58
Fa, Tunggu Aku, Fa
59
Mencari Gebetan Mojang Priangan
60
Mencari Taksi?
61
Apa? Fafa Diculik!
62
Melepas Rindu
63
Merebut Harta Milik Fafa
64
Mencari Fatiya dengan Diam-diam
65
Ayo, Kita Kejar Dia!
66
Berhenti Kelinci Kecil
67
Fafa! Apa Kamu di Sana!
68
Apa Aku Tersesat?
69
Suara Apa, Itu?
70
Aku Tak Sanggup Tanpamu
71
Sepertinya, Dia Tulus
72
Melanjutkan Pencarian
73
Itu Suara Fafa
74
Akbar Tumbang
75
Butuh Vitamin Penambah Stamina
76
Mengobati Lukamu
77
Maafkan Uwa, Nak
78
Lamaran Dadakan
79
Besok, Ma
80
Fitting Baju
81
Apa Kamu Ragu, Fa?
82
Aku Tunggu Jawaban Kamu
83
Ibu Peri Penyembuh Luka
84
Selamat Ulang Tahun, Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!