Happy reading......
"Waaaaaaaaa...."
Bintang menjerit saat lampu menyala, dia benar-benar kaget, karena saat ini Emil sedang berada di depannya, dan bukan hanya Bintang saja yang menjerit. Akan tetapi Emil pun sama, untung saja kamar itu kedap suara jadi saat mereka berdua berteriak tidak terdengar ke luar kamar.
"Es milo, kamu bikin aku kaget aja deh. Kamu itu macam jelangkung tau nggak sih? Pulang nggak dianter, datang juga nggak diundang. Main nongol-nongol aja! Mana mati lampu lagi!"gerutu Bintang sambil mengusap dadanya yang saat ini sedang berdebar karena kaget.
Emil hanya diam saja, sambil menatap wajah Bintang yang terlihat begitu kesal kepada dirinya, tetapi Emil jauh-jauh lebih kesal, karena saat ini tangan Bintang serdang berada di area terlarang miliknya.
"Apa kau marah kepadaku? Dasar kau cewek rantang! Oh ya, baru aku tahu, kalau kau bukan hanya cewek yang mirip dengan rantang berisik, tapi kau juga sangat mesuum," ucap Emil sambil menatap Bintang dengan tajam.
Bintang tentu saja tidak terima saat Emil mengatakan dia mesuum. Kemudian dia menatap Emil balik dengan tatapan yang begitu tajam. "Apa kamu bilang, mesuum? Enak aja! Kalau bicara mulut itu dijaga ya, jangan main asalnya nyeplos saja!" ketus Bintang dengan nada geram.
Emil memutar bola matanya dengan malas, kemudian dia menunjuk dengan matanya ke arah tangan Bintang yang saat ini masih bertengger di bawah perutnya.
"Kenapa matamu, es Milo? Mau ku colok matamu!" kesal Bintang, saat melihat mata Emilio yang sedang bergerak-gerak ke bawah, tepatnya ke arah tangan milik Bintang. Akan tetapi Gadis itu tidak sadar. Bintang pikir, Emil sedang menggoda dirinya.
"Jaga otakmu! Jangan berpikir aku sedang menggoda dirimu," ucap Emil seakan tahu apa yang ada di dalam pikiran Bintang saat ini, dan Gadis itu tentu saja sangat terkejut saat mendengar ucapan Emil. B berpikir jika Emil mempunyai ilmu cenayang.
"Apa kau bisa menyingkirkan tanganmu dari sana?" pinta Emil sambil melirik ke arah bawah perutnya.
Bintang yang mendengar ucapan Emil, segera melirik ke arah tangannya yang saat ini tengah berada di area terlarang milik Emil. Bahkan tangan itu masih bertengger dengan nyaman. Seketika mata Bintang membulat dengan mulut menganga, kemudian dia menatap ke arah Emil lalu dia segera menarik tangannya dari pedang Jaka Tingkir milik Emil.
Bintang merasakan panas di kedua pipinya, dia benar-benar malu karena tangannya yang suci sudah ternoda. Bintang juga tidak bisa berkata apapun, apalagi saat ini Emil melewatinya begitu saja, masuk ke dalam ruang ganti. Dia bahkan tidak mengatakan apapun kepada Bintang.
Setelah pintu ruang ganti tertutup, Bintang segera menepuk kedua pipinya, lalu mengipas-ngipas kedua pipinya dengan tangan. Dia benar-benar malu dengan kejadian tadi, dan Bintang pun langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dan menutup wajahnya dengan bantal.
"OMG, Bintang ... Apa yang Lo lakuin? Pantesan aja tadi saat Gue pegang rasanya empuk-empuk gimana gitu? Aduh ... mana gede banget lagi. Astaga otakku ... ya ampun." Bintang merutuki kebodohannya sendiri, sambil menggigit bibir bawahnya, karena saat ini Bintang benar-benar malu. Dua tidak tahu jika yang dia pegang saat di kegelapan itu adalah barang milik Emil.
"Lagian tangan, kenapa Lo malah nyasarnya ke situ sih? Tau aja barang yang enak dan empuk itu di mana, tapi jangan sekarang juga kali! Sekarang kan Lo udah ternoda, terus gimana Gue balikin kesucian Lo lagi, wahai tangan yang nakal?" ucap Bintang sambil memukul-mukul tangannya yang tadi sempat memegang bagian tubuh Emil.
Dia benar-benar tidak tahu harus bersikap bagaimana jika bertemu dengan Emil, karena Bintang benar-benar malu atas kejadian tadi. Dia tidak tahu harus menaruh mukanya di mana, karena pasti Emil akan terus meledek dirinya.
Suara pintu ruang ganti terdengar, Bintang langsung duduk di tepi ranjang dan merapikan rambutnya, tapi dia tidak berani menatap ke arah Emil, karena saat ini Bintang masih benar-benar malu atas kejadian tadi. Dia hanya bisa menunduk sambil meremas ujung bajunya.
Sedangkan Emil yang melihat itu tentu saja tidak peduli, dia langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, tapi siapa yang tahu, jika sebenarnya Emil pun merasa malu. Dia mencoba menghindar dari Bintang, karena kejadian tadi.
Emil juga sengaja diam saja tanpa menyapa Bintang, karena dia pun merasa malu. Hingga saat di dalam kamar mandi, Emil langsung mengguyur tubuhnya. Entah kenapa, Emil merasakan hawa panas di dalam dirinya saat Bintang tidak sengaja memegang pusaka Jaka Tingkir milik dirinya.
'Kenapa lagi-lagi aku tidak sesak nafas, saat Bintang memegangku? Apakah memang penyakit itu sudah sembuh? Lalu, kenapa harus wanita itu? Ada apa ini, Tuhan?' Emil bermonolog dalam hatinya, karena dia merasa heran, sebab saat Bintang memegangnya tadi dia sama sekali tidak merasakan sesak nafas, Emil merasa biasa saja.
Hal itu membuat Emil benar-benar merasa bingung dan juga penasaran, dan dia bertekad akan membuktikannya untuk memastikan apakah memang penyakitnya itu sudah sembuh atau tidak, atau mungkin itu hanya kebetulan saja.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Pisces97
emang tangan nakal ya bintang
tau aja yang bikin nyaman 😀
2023-10-12
1
devaloka
emang apaan yg lu pegang 🤭🤭
2023-09-15
1
Putri Minwa
aduh kenapa bisa salah sasaran.
2023-02-16
1