Terpaku

Happy reading......

Tidak terasa pernikahan Emil dan juga Bintang sudah seminggu telah berlalu, dan selama itu pula keduanya tidak bersentuhan sama sekali, karena Emil selalu menghindar dari Bintang, dan Bintang pun sudah paham tentang sifat Emil sedikit demi sedikit. Walau pun terkadang Bintang sering berpikiran jahil ingin mengerjai pria itu.

Malam ini semua sudah berkumpul di meja makan, begitupun dengan Emil. Dia tidak pernah duduk bersebelahan dengan Bintang, dia selalu duduk bersebelahan dengan sang Mama. Walaupun Mama Ria sudah memperingati Emil untuk sedikit demi sedikit membuka hatinya demi Bintang, tapi Emil sangat keras kepala. Karena kekurangan dirinya yang tidak bisa bersentuhan dengan lawan jenis.

"Besok kalian jadi ke rumah kediaman Sebastian?" tanya Papa Erza kepada Bintang dan juga Emil.

"Iya Pah, Insya Allah besok Bintang jadi pulang ke sana. Lagi pula, selama menikah kan Bintang belum pernah pulang ke rumah?" jawab Bintang sambil mengunyah makanannya.

Memang setelah menikah dengan Emil, Bintang belum pernah pulang ke rumah keluarganya. Padahal semua baju-baju Bintang ada di sana, dan belum dibawa sepenuhnya ke kediaman Emil, karena nikah yang begitu dadakan tanpa Bintang tau sama sekali.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 malam, dan saat ini Emil bersama dengan Bintang sudah berada di dalam kamar. Selama seminggu itu pula Emil dan Bintang tidak tidur seranjang, mereka tidur terpisah, dan Bintang tidur di sofa sedangkan Emil tidur di ranjang.

Emil masih memangku laptopnya dan mengerjakan pekerjaannya lewat email, sedangkan Bintang bermain dengan benda pipihnya sambil terkekeh. Bagaimana tidak? Dia sedang chat di grup bersama sahabat-sahabatnya.

Emil yang sedang fokus bekerja tiba-tiba teralihkan dengan tawa renyah dari Bintang. Dia merasa heran, karena Gadis itu terus saja tertawa. 'Apa yang sedang ditertawakannya? Memangnya ada yang lucu di benda kecil itu?' batin Emil bertanya-tanya.

Kemudian ide jail pun muncul di benak Emil, lalu dia mengambil bantal kecil yang ada di sampingnya dan melemparnya tepat mengenai wajah Bintang, hingga membuat wanita itu terlonjak kaget dan menatap Emil dengan tajam.

"Es Milo! Kamu ya, bener-bener ... lihat! Hp-ku jatuh kan? Nanti, kalau rusak gimana? Emangnya kamu mau ganti?" kesal Bintang sambil menatap Emil dengan tajam, kemudian dia mengambil bantal yang tadi dilempar oleh Emil lalu mendekat ke arah ranjang.

Emil terkekeh melihat wajah kesal Bintang, tapi sejurus kemudian dia terdiam saat melihat Bintang berjalan mendekat ke arahnya dengan wajah yang garang.

"Mau ngapain kamu, hah? STOP di situ! Jangan maju!" ucap Emil sambil menunjuk ke arah Bintang, agar wanita itu berhenti mendekat ke arahnya.

Namun bukan Bintang namanya, jika dia tidak bisa membalas kejahilan seseorang. Bintang malah tersenyum menyeringai ke arah Emil, dan berjalan semakin mendekat hingga pria itu menurunkan laptopnya dari pangkuan dan berangsur menjauh dari Bintang.

Dengan cepat Bintang menangkap kaki Emil, hingga membuat pria itu terkaget lalu memegang dadanya. "Lepaskan! Lepaskan aku!" pinta Emil dengan nafas terengah, namun bukannya melepaskan, Bintang malah tersenyum dan semakin erat memegang kaki Emil, hingga membuat pria itu semakin sesak nafas.

Melihat Emil yang sudah hampir sekarat, Bintang pun melepaskan pegangan tangannya di kaki Emil. Kemudian pria itu langsung mengambil obat yang ada di laci di samping tempat tidur dan meminumnya dengan segelas air.

"Makanya, kalau nggak mau dibales itu jangan jail. Aku tuh, heran deh sama kamu. Masa dipegang cewek aja kamu bengek? Jangan-jangan ... kamu itu dulu suka nyakitin cewek ya? Makanya sekarang kamu itu kalau dipegang cewek jadinya bengek? Itu namanya karma," ledek Bintang sambil melempar bantal ke arah Emil.

"Heh cewek rantang! Siapa juga yang pernah nyakitin cewek? Asal kamu tahu ya! Aku ini belum pernah pacaran, bagaimana bisa aku nyakitin wanita? Dekat dengan wanita aja, aku seperti ini." geram Emil yang tidak terima saat dirinya dituduh suka bermain dengan wanita, padahal Emil tidak pernah mempunyai pacar dedari dulu karena penyakitnya itu.

"Rantang, rantang. Namaku Bintang, bukan rantang. dasar es Milo!" ketus Bintang sambil berkacak pinggang dan menatap Emil dengan tajam.

"Lah, kamu aja namain aku es Milo? Namaku tuh Emilio, bukan es Milo. Emang kamu pikir, aku ini es kocok? Terus apa tuh tadi, pria Yupi? Emang kamu pikir,naku ini permen, Hah! Aku tahu kalau aku ini tampan, manis dan rupawan, tapi jangan disamakan dengan Yupi dong yang melehoy begitu. Yang agak kerenan dikit kalau namain orang. Lama-lama, aku sumpel mulutmu itu sama sendal jepit."

Saat Bintang akan menjawab ucapan Emil, tiba-tiba ponselnya berdering, dan Bintang pun mengurungkan niatnya untuk menjawab ucapan pria itu dan langsung mengangkat telepon yang ternyata dari temannya.

Emil bernafas lega saat melihat Bintang keluar menuju balkon untuk mangkat telepon, tapi dia juga agak sedikit penasaran dengan siapa Bintang berbicara. Namun seketika Emil menggelengkan kepalanya, dia merasa itu bukan urusannya.

*********

Pagi ini Emil dan juga Bintang sudah berada di jalan untuk menuju ke kediaman orang tua Bintang, dan tidak ada pembicaraan sama sekali antara keduanya. Mereka sama-sama terdiam, menikmati perjalanan yang mereka lalui tanpa sekata patah pun. Karena Bintang juga sangat malas jika harus berdebat dengan Emil.

Sejujurnya Bintang sudah tidak sabar ingin segera sampai di rumah, tepatnya dia sudah tidak sabar untuk berbicara dengan Azkia. Karena sudah membuat dirinya terjebak dalam pernikahan yang begitu konyol, memiliki suami namun tidak bisa disentuh.

Mobil pun terparkir di kediaman Sebastian, yaitu rumah milik kedua orang tua Bintang. Kemudian wanita itu membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu, karena Bintang sudah terbiasa dan dia pikir karena itu rumahnya.juga, jadi bintang tidak usah mengetuk pintu.

Saat Bintang akan mengucapkan salam tiba-tiba tubuhnya terpaku saat mendengar ucapan seseorang yang sedang mengobrol di ruang tamu, dan pembicaraan mereka berhasil membuat Bintang diam membisu dengan tatapan kosong. Bahkan Bintang merasa saat ini dia tengah bermimpi.

Emil yang mendengar itu pun hanya bisa terdiam, dia menatap ke arah Bintang yang seakan terpaku dengan tatapan yang kosong.

Bersambung......

Kira-kira apa yang di dengar Bintang ya? 🤔Kenapa dia sampai diam membeku? 🤔

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

bukan anak kandung makanya tega dengan bintang
gak ada orang tua bilang balas Budi
😏

2023-10-12

1

Putri Minwa

Putri Minwa

bikin penasaran thor

2023-02-14

1

Kholifah

Kholifah

ada apa dengan Bintang ya...hingga nikin dia kaget dan bengong 🤔🤨

2022-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Harus Aku?
2 Suami Setengah Yupi
3 Cewek Rantang
4 Bertanya
5 Terpaku
6 Kamu Bukan Anak Kami
7 Perintah Papa Ezra
8 Masih Heran
9 Ancaman Emil
10 Salah Sasaran
11 Apa Dia Normal?
12 Tak Suka
13 Jubaedah dan Markonah
14 Bukti Kematian Ortu Bintang
15 Saran Papa Ezra
16 Memberitahu Bintang
17 Terimakasih
18 Pergi Ke Makam
19 Memperkenalkan Bintang
20 Sebaiknya Anda Mengganti Nama
21 Sebutan Itu tidak Cocok Dengan Kamu
22 Lawan yang Seimbang
23 Jangan Ganggu Sahabatku
24 Nasihat Papa Ezra
25 Ada Aku Disini Untukmu
26 Konsultasi
27 Dua Miss Kunti
28 Aku Lupa Ma.
29 Ada Apa Dengan Tubuhku
30 Aku Pria Normal
31 Kembaran Ikan Cupang
32 Kalian harus Honeymoon
33 10 Anak
34 Allahuma Paksakan
35 Persiapan Dari Mama Ria
36 Sama Sama Gengsi
37 Mending Goda Suami Sendiri
38 Melawan Trauma
39 Hampir Saja
40 Mulai Jujur
41 Masa Lalu Kelam
42 Kemarahan Tiwi
43 Ceritakan Padaku
44 Masa lalu 3 Sahabat
45 Akhirnya Goool
46 Es Milo Mulai Fosesif
47 Bertemu Orlando
48 Lebih Baik Kalian Pacaran Juga
49 Menyebalkan
50 Perusuh
51 Katakan Padaku
52 Kenyataan Pahit
53 Senjata Ala Emak
54 Ide Konyol Jubaedah
55 Permintaan 3 Wanita
56 Teman Masa Lalu
57 Calon Gebetan
58 Stempel Kepemilikan
59 Stempel Di Ketiak
60 Bunglon
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Perubahan
66 Kejutan 2
67 Bujukan Maut Bintang
68 Perusuh Lagi
69 Masuk Perangkap
70 Permintaan Bumil
71 Mie Rasa Adukan Semen
72 Ajakan Leon
73 Makan malam
74 Buah Kiwi Ku
75 Permintaan Konyol Bumil
76 Suamiku Tertukar
77 Penderitaan Emil
78 Jangan jangan, bayiku pindah ke kamu?
79 Meminta Bantuan
80 Rencana Emil
81 Masuk Perangkap
82 Di Datang Kembali
83 Musuh Terbesar Emil
84 Pengintai
85 Salah Sasaran
86 Kemarahan Leon
87 Mengetahuinya
88 Penyerangan
89 Singa Pembantai
90 Racun Yang Mematikan
91 Pertarungan
92 Biar Kita Impas
93 Arsenio Ferdinand
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kenapa Harus Aku?
2
Suami Setengah Yupi
3
Cewek Rantang
4
Bertanya
5
Terpaku
6
Kamu Bukan Anak Kami
7
Perintah Papa Ezra
8
Masih Heran
9
Ancaman Emil
10
Salah Sasaran
11
Apa Dia Normal?
12
Tak Suka
13
Jubaedah dan Markonah
14
Bukti Kematian Ortu Bintang
15
Saran Papa Ezra
16
Memberitahu Bintang
17
Terimakasih
18
Pergi Ke Makam
19
Memperkenalkan Bintang
20
Sebaiknya Anda Mengganti Nama
21
Sebutan Itu tidak Cocok Dengan Kamu
22
Lawan yang Seimbang
23
Jangan Ganggu Sahabatku
24
Nasihat Papa Ezra
25
Ada Aku Disini Untukmu
26
Konsultasi
27
Dua Miss Kunti
28
Aku Lupa Ma.
29
Ada Apa Dengan Tubuhku
30
Aku Pria Normal
31
Kembaran Ikan Cupang
32
Kalian harus Honeymoon
33
10 Anak
34
Allahuma Paksakan
35
Persiapan Dari Mama Ria
36
Sama Sama Gengsi
37
Mending Goda Suami Sendiri
38
Melawan Trauma
39
Hampir Saja
40
Mulai Jujur
41
Masa Lalu Kelam
42
Kemarahan Tiwi
43
Ceritakan Padaku
44
Masa lalu 3 Sahabat
45
Akhirnya Goool
46
Es Milo Mulai Fosesif
47
Bertemu Orlando
48
Lebih Baik Kalian Pacaran Juga
49
Menyebalkan
50
Perusuh
51
Katakan Padaku
52
Kenyataan Pahit
53
Senjata Ala Emak
54
Ide Konyol Jubaedah
55
Permintaan 3 Wanita
56
Teman Masa Lalu
57
Calon Gebetan
58
Stempel Kepemilikan
59
Stempel Di Ketiak
60
Bunglon
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Perubahan
66
Kejutan 2
67
Bujukan Maut Bintang
68
Perusuh Lagi
69
Masuk Perangkap
70
Permintaan Bumil
71
Mie Rasa Adukan Semen
72
Ajakan Leon
73
Makan malam
74
Buah Kiwi Ku
75
Permintaan Konyol Bumil
76
Suamiku Tertukar
77
Penderitaan Emil
78
Jangan jangan, bayiku pindah ke kamu?
79
Meminta Bantuan
80
Rencana Emil
81
Masuk Perangkap
82
Di Datang Kembali
83
Musuh Terbesar Emil
84
Pengintai
85
Salah Sasaran
86
Kemarahan Leon
87
Mengetahuinya
88
Penyerangan
89
Singa Pembantai
90
Racun Yang Mematikan
91
Pertarungan
92
Biar Kita Impas
93
Arsenio Ferdinand

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!