Happy reading......
SAH ...
1 kata yang terucap dari mulut penghulu, yang menyatakan jika saat ini Bintang dan juga Emil sudah sah menjadi suami istri. Awalnya saat Emil melakukan ijab qobul, dia merasa heran, sebab nama mempelai wanita berbeda dengan nama yang pertama kali dia dengar.
Akan tetapi, Emil tidak perduli dengan nama yang baru saja dia sebutkan menjadi istrinya, lalu Bintang menyodorkan tangannya untuk mencium tangan Emil. Namun dengan segera Emil menarik tangannya dan menyembunyikannya di balik punggung, sehingga membuat Bintang dan juga semua orang yang ada di sana merasa heran.
"Jangan pernah menyentuh diriku!" ucap Emil dengan lantang.
Semua yang ada di sana merasa heran dan juga bingung dengan sikap Emil, tapi dengan secepat mungkin Tuan Ezra, selaku ayah dari Emilio, segera mengambil alih keadaan, agar semua orang yang ada di sana tidak merasa heran dengan perlakuan Emil kepada Bintang.
"Maaf semua, Emil sedang kurang enak badan, dan dia saat ini tidak ingin disentuh oleh seseorang," jawab Tuan Ezra, mencoba memberi pengertian kepada semua tamu undangan.
Walaupun semua orang merasa heran dengan penjelasan Tuan Ezra, tapi mereka tidak ingin banyak protes dan banyak bicara. Mereka pun hanya mengangguk mengiyakan walaupun sebenarnya mereka penasaran.
*********
Malam pun tiba.
Saat ini Bintang tengah berada di sebuah kamar hotel yang mewah, di mana kamar itu sudah disulap sangat indah karena kamar itu akan menjadi saksi penyatuan antara kedua insan yang baru saja melangsungkan pernikahan tadi pagi.
Bintang menatap nanar ke arah ranjang yang sudah berhiaskan bunga-bunga mawar dan juga ada hiasan lilin di pinggir kasur, dia sangat menyayangkan karena Bintang sangat yakin jika malam indah yang seharusnya dinikmati oleh pasangan pengantin baru, tidak akan pernah terjadi kepadanya.
Kemudian wanita itu pun melangkah ke arah kamar mandi dan membersihkan dirinya. Sekitar 15 menit dia pun keluar memakai jubah handuk, lalu Bintang melangkah mendekat ke arah koper untuk mengambil baju gantinya dan masuk kembali ke kamar mandi.
Saat Bintang keluar dari kamar mandi dan selesai mengganti bajunya dengan baju tidur, tiba-tiba dia melihat Emil sudah duduk di tepi ranjang sambil memainkan ponselnya. Dia pun berjalan mendekat ke arah ranjang dan hendak tidur, tapi Emil segera menghentikan langkahnya.
"Stop! Jangan pernah kamu tidur seranjang denganku! Dan jangan pernah kamu pikir, bahwa malam ini akan terjadi seperti apa yang ada dalam bayangan kamu!" Emil berucap dengan lantang tanpa menoleh ke arah Bintang sedikit pun.
Mendengar itu Bintang sangat geram, kemudian dia mengangkat wajahnya dan melihat wajah tampan Emil. Sejenak dia terpesona dengan ketampanan pria itu, tapi Bintang segera menggelengkan kepalanya saat mengingat ucapan pedas yang keluar dari mulut pria itu.
"Siapa juga yang mau tidur sama kamu? Memangnya siapa yang mau tidur dengan pria angkuh dan sombong seperti kamu? Jangan kamu pikir, aku menikah dengan kamu, itu karena aku mau. Kamu salah! Aku menikah dengan kamu, itu terpaksa. Hanya untuk menggantikan adikku. Jika bukan karena orang tuaku, tentu saja aku tidak akan sudi menikah dengan pria yang sama sekali tidak aku kenal, bahkan tidak pernah aku cintai, paham!" jawab Bintang dengan lantang, kemudian dia mengambil bantal dan juga selimut dan berjalan ke arah sofa. Namun saat Bintang akan tidur, tiba-tiba Emil memanggilnya kembali.
"Tunggu! Kamu bilang apa tadi? Menggantikan adikmu?" tanya Emil dengan heran, kemudian Bintang menatap Emil sambil mengganggukan kepalanya dan melipat kedua tangannya di depan dada.
Emil yang tadinya tidak memperhatikan wajah Bintang pun seketika menoleh ke arah wanita itu dan memperhatikan wajah cantik Bintang. Dia baru sadar jika memang wajah yang terakhir kali ditemuinya saat perkenalan sebelum pernikahan, memang sangat berbeda. Pantas saja Emil merasa janggal dengan nama yang disebutkannya saat ijab qobul tadi pagi.
"Kenapa kalian berani bermain-main dengan keluargaku? Emangnya kalian pikir, pernikahan ini macam permainan? Bisa seenak jidat kalian ganti, hah!" marah Emil dengan nada yang membentak ke arah Bintang.
Mendengar kemarahan suaminya itu, Bintang sedikit terkejut. Pasalnya tidak pernah dia dibentak seperti itu oleh siapapun, termasuk orang tuanya sendiri, tapi kini pria yang ada di hadapannya itu yang bergelar sebagai suaminya berani membentak dirinya.
"Siapa yang ingin mempermainkan pernikahan? Kamu pikir, aku mau? Tentu saja aku tidak mau! Tetapi, walau bagaimanapun pernikahan itu tidak akan bisa batal bukan? Memangnya kamu mau, keluargamu menjadi malu? Aku juga tidak ingin keluarga aku malu, itu kenapa aku menggantikan adikku yang tidak ingin menikah dengan kamu. Kamu saja bahkan tidak hafal dengan wajah calon istri kamu, bahkan namanya saja kamu tidak hafal," sindir Bintang sambil menarik selimutnya.
"Hei ... aku belum selesai bicara dengan kamu! Yang sopan ya, kenapa adikmu membatalkan pernikahan denganku?" tanya Emil dengan penasaran.
Akan tetapi Bintang tidak menghiraukan ucapan Emil, karena badannya sudah sangat lelah sekali, seharian terus berdiri di pelaminan menyambut para tamu undangan. Apalagi dengan gaun yang berat dan heels yang tinggi, membuat kakinya dan juga tubuhnya terasa begitu pegal.
Emil yang tidak terima pun segera melangkah mendekat ke arah Bintang, lalu dia menggoyangkan selimut itu. Tetapi Emil tidak berani menyentuh tubuh Bintang. "Hey, bangun ... aku belum selesai bicara, jangan tidur atau kamu akan--"
"Akan apa? Kamu akan menghukumku? Dengan apa? Kamu saja tidak bisa kan bersentuhan dengan wanita?" ledek Bintang dengan lantang, sambil membalik tubuhnya dan menatap Emil. Kemudian dia duduk dan bangkit mendekat ke arah Emil.
Melihat itu tentu saja Emil sangat panik, kemudian dia pun berjalan mundur, dan Bintang malah semakin maju mendekat ke arah Emil. "Diam di situ! Jangan mendekat. Berani mendekat, kamu akan tahu akibatnya!" ancam Emil sambil menunjuk wajah Bintang.
Namun bukan Bintang namanya jika dia tidak jahil kepada orang. Bintang pun tersenyum mengejek, lalu dia semakin mendekat ke arah Emil, membuat pria itu semakin mundur hingga tubuhnya terpentok di dinding dan tidak bisa lagi lari kemana-mana. "Jangan mendekat!"
"Kenapa? Kita ini kan suami istri
Harusnya, suami istri itu di malam pertama melakukan hal yang indah-indah, yang enak-enak. Harusnya kamu itu sebagai suami memperlakukan istri kamu itu dengan lembut. Masa istri mendekat,bkamu malah mundur," ledek Bintang sambil terus mendekat ke arah Emil dengan langkah yang dibuat perlahan, membuat pria itu seketika mengeluarkan keringat dingin.
Bintang penasaran dengan ucapan dari Azkia, jika Emil akan sesak nafas bila disentuh oleh wanita. Kemudian Bintang mengulurkan satu tangannya untuk menyentuh Emil, dan Emil yang melihat itu tentu saja sangat panik, dia ketakutan dengan keringat yang sudah membasahi wajahnya.
"Jangan mendekat!" ucap lantang Emil dengan suara yang sedikit bergetar takut.
Bintang yang melihat ketakutan dan kepanikan di wajah pria tampan itu, seketika menarik kembali tangannya, kemudian dia membalik tubuhnya.
"Ck, dasar pria cengeng. Masa mau disentuh aja udah ketakutan!begitu! Gimana mau ngelakuin enak-enak," sindir Bintang sambil berjalan kembali ke arah sofa dan menarik selimut untuk menyelam ke alam mimpi.
Emil bernafas lega saat melihat Bintang berjalan ke sofa dan tidur kembali. Dia mengusap dadanya yang berdebar dan juga terasa sesak, dan Emil yang melihat itu segera lari tulang langgang ke dalam kamar mandi. Dia takut jika nanti Bintang akan mendekatinya kembali dan malah menyentuh dirinya.
"Ckckck, dasar suami aneh. Lembek amat kayak permen Yupi, kenyal-kenyal namun tarik ulur," kekeh Bintang saat melihat Emil lari masuk ke dalam kamar mandi.
Bintang setidaknya sedikit merasa bersyukur, walaupun pernikahannya tidak tahu akan seperti apa ke depan. Tetapi dengan keadaan suaminya yang seperti itu, membuat Bintang masih menjadi seorang perawan dan masih Suci tidak ternoda. Bintang juga merasa terhibur dengan kekurangan suaminya, dia merasa jika mempunyai mainan baru.
Saat Bintang akan menutup matanya, menyelam ke alam mimpi yang indah, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan dari arah kamar mandi dan seketika membuat mata Bintang kembali terbuka.
Aaaaaa...
"Astaga ya Allah ... ini ada apa lagi? Kenapa sih, si pria setengah Yupi itu cari gara-gara terus? Baru saja aku akan menyelam, menemui Oppa Song Joong Ki, ampun deh," gerutu Bintang sambil menutup matanya kembali, namun dia harus kembali membuka mata saat merasakan sesuatu menghantam wajahnya.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Pisces97
bintang jadi suami
Emil jadi istri
perut sakit Thor sampe ketawa Tiwi
kok bisa Emil seperti perawan takut dinodai 🤣🤣🤣🤣
2023-10-12
1
Zahira Husna
hihi...lucu deh si bintang 😁😁😆
2023-03-01
1
Putri Minwa
tetap semangat ya
2023-02-13
1