Sebaiknya Anda Mengganti Nama

Happy reading......

Bintang menatap ke arah wanita yang berada di hadapan dia l dan juga Emil saat ini, dan wanita itu pun menatap ke arah Bintang dengan tatapan tidak suka. Kemudian wanita itu kembali berjalan mendekat ke arah Emil, dan Emil langsung mundur.

"Kau ingin pergi dari sini, atau kupanggil satpam untuk menyeretmu!" geram Emil sambil menatap tajam wanita yang ada di hadapannya.

"Ayolah sayang, kenapa kau terus marah-marah? Dan siapa wanita itu? Kenapa kamu bersama dengan dia?" tanya wanita yang bernama Nayla itu.

Nayla dan juga Emil adalah sahabat sejak kuliah, dan Nayla memang sangat gencar mendekati Emil. Bahkan, wanita itu tidak segan-segan datang ke kantor Emil dan menggoda pria itu, tapi sayang, selama ini Emil hanya menganggap Nayla sebagai teman saja, dan lama-lama Emil merasa jengah dengan sikap Nayla yang terus menggoda dirinya. Apalagi dengan pakaian yang terbuka.

"Jangan pernah memanggilku, sayang! Karena kita hanyalah teman!" Emil berucap dengan nada yang dingin, tetapi Nayla bukannya takut malah tertawa. Karena menganggap sikap dingin Emil ini, adalah bonus dan malah makin membuat pria itu terlihat sangat tampan.

"Maaf Nona, anda ini tidak sopan sekali ya? Masuk ke dalam kantor orang dengan seenak jidat, terus anda menggoda suami orang? Apa anda ini punya muka? Muka anda ini ditaruh di mana? Di dengkul, atau di telapak kaki?" ucap Bintang dengan nada yang ketus. Karena dia sudah geram melihat bagaimana Nayla menggoda Suaminya.

Nayla yang mendengar itu pun tidak terima, kemudian dia berjalan mendekat ke arah Bintang, lalu mendorong bahu Bintang, hingga membuat wanita itu mundur satu langkah.

"Heh wanita jalaang! Jangan sok tahu deh, kamu. Pernikahan Emil itu pasti hanyalah kamuflase aja, itu benar-benar tidak terjadi. Aku tahu itu, siapa kamu? Berani mengatur-ngatur aku? Kamu pikir, kamu siapa?" tantang Nayla dengan sorot mata yang tajam mengarah ke Bintang.

Bintang tertawa sinis, sambil menatap Nayla. "Oh, anda ingin tahu siapa saya? Yakin?" tantang Bintang sambil mengangkat satu alisnya dan menatap sinis ke arah Nayla.

"Baiklah, saya akan memperkenalkan dulu. Nama saya Bintang, nama anda siapa? Saya adalah Sekertaris pribadinya Pak Emil," ucap Bintang sambil mengulurkan tangannya. Namun Nayla tidak menyambut uluran tangan Bintang. Wanita itu malah melipat kedua tangannya di depan dada, dan menatap Bintang dengan angkuh.

"Oh, hanya sekertaris? Modal sekretaris aja belagu!" ucap sinis Nayla kepada Bintang.

Emil yang mendengar itu tentu saja tidak terima, dan saat dia akan mengangkat suara untuk membela Bintang, wanita itu memberikan kode kepada Emil melalui matanya. Dia berbicara melalui kode, jika dia mampu untuk menangani wanita seperti Nayla, dan Emil yang melihat itu pun hanya tersenyum tipis. Kemudian dia melihat bagaimana Bintang akan menangani wanita seperti Nayla.

"Begini Nona, jika Tuan Emil itu pura-pura menikah, untungnya apa? Yang ada, bukannya menjatuhkan martabat dan juga nama besarnya? Anda ini sepertinya lulusan SMP ya? Pikiran anda pendek sekali, Nona." Bintang sengaja berkata seperti itu, untuk memancing emosi Nayla, dan benar saja, Nayla yang mendengarnya tentu saja sangat emosi. Kemudian dia berjalan mendekat ke arah Bintang dan menunjuk wajah wanita itu.

"Jangan asal bicara kamu, ya! Saya ini sarjana, atau jangan-jangan kamu yang lulusan SD? Berani-beraninya kamu mengatakan saya lulusan SMP? Kamu tidak tahu siapa saya, hah! Orang tua saya itu pengusaha besar, kamu bisa hancur jika orang tua saya sudah bertindak!" ucap Nayla dengan nada yang sombong, namun bukannya takut Bintang malah ketawa.

Dia menertawakan kesombongan dan keangkuhan Nayla, dan Nayla yang melihat itu pun merasa geram. Dia tidak terima karena ditertawakan oleh Bintang, dia merasa Bintang sedang meledek dirinya dan sedang meremehkannya.

"Kalau begitu, nama Nona siapa? Mungkin saya bisa memberikan hormat, diselingi dengan bendera merah putih," tutur Bintang sambil terkekeh.

Emil yang sejak tadi diam saja merasa ingin tertawa, saat mendengar bagaimana Bintang melawan wanita yang ada di hadapannya itu. Dia tidak menyangka, jika Bintang adalah wanita yang berani, dan tidak gentar sedikitpun. Bahkan ucapan Bintang mampu menusuk jantung Nayla dan membuat wanita itu terbakar emosi.

"Sudahlah, Nayla. Sebaiknya kamu pergi dari sini! Aku masih banyak kerjaan," ucap Emil yang sedari tadi diam saja. Karena sebenarnya Emil sudah tidak tahan ingin tertawa, tetapi dia gengsi dan hanya bisa terbahak di dalam hati.

"Kenapa kamu ngusir aku sih, Emil? Yang kamu usir tuh harusnya dia, sekretaris kamu. Dia tuh udah kurang ajar sama aku. Harusnya kamu tuh hukum dia," ucap Nayla dengan nada yang manja kepada pria tampan yang ada di hadapannya.

Bintang yang mendengar itu pun semakin terkekeh, lalu dia menatap Nayla sambil menggelengkan kepalanya. "Ckckck, bagaimana Pak Emil akan menghukum saya? Oh, mungkin bisa saja. Dia akan menghukum saya diranjang. Karena apa? Karena saya adalah istrinya Pak Emil, sekaligus sekretaris pribadinya. Dan anda sebaiknya pergi dari sini, sebelum sepatu saya mencium pipi mulus anda!" jelas Bintang sambil mencopot sepatu heels-nya.

Nayla menggeleng, dia tidak percaya dengan ucapan Bintang, jika wanita itu adalah istrinya Emil. Dia menolak kenyataan yang sudah ada di depan matanya. "Tidak! Tidak mungkin! Aku tidak percaya, kalau kamu istrinya Emil. Jangan mengada-ngada kamu! Halumu terlalu tinggi," ujar Nayla dengan Ketus.

"Siapa juga yang halu, Nona. Sebaiknya anda itu mengganti nama anda deh, tidak cocok sekali dengan perilaku anda ini. Namanya sangat cantik dan bagus, Nayla, tetapi perilakunya bagaikan ikan nila!" ledek Bintang sambil menggoyang-goyangkan sepatu heels-nya di depan wajah Nayla.

Gluk

Wanita itu meneguk ludahnya dengan kasar saat melihat Bintang sedang mengacungkan sepatu heels-nya di depan wajahnya. Seketika rasa takut mendera di hati Nayla, tapi dia juga tidak terima disamakan dengan ikan nila.