Ancaman Emil

Happy reading.......

"Stop! Jangan mendekat! Kalau kamu berani mendekat, saya tidak akan pernah segan-segan untuk memanggil satpam dan menyeret kamu dari sini!" ancam Emil sambil menunjuk wajah wanita yang ada di hadapannya.

Wanita itu pun terpaksa menghentikan langkahnya, kemudian dia duduk di atas meja mengangkat satu kakinya untuk menggoda Emil. Saat ini wanita itu tengah memajukan bagian depannya, hingga membuat setengah buah dad-anya terlihat. Tetapi Emil sama sekali tidak tertarik, karena bagi dirinya pemandangan yang ada di hadapannya itu hanyalah sebuah sampah.

"Ayolah Emil, kenapa kau sendiri dulu tidak suka dengan perempuan? Bahkan, kau tidak suka dipegang? Kami tidak akan menggigit, justru kami akan memberikan kamu kenikmatan," ucap wanita itu dengan nada manja dan sedikit menggoda, agar Emil luluh akan pesonanya.

Selama ini memang banyak wanita yang menggoda Emil dan mendekati dirinya, tetapi Leon selalu berada Sigap di samping Emil, agar wanita-wanita itu tidak sampai menyentuh Emil. Sebab, Leon pun sudah tahu kekurangan Emil saat disentuh oleh wanita.

"Sebaiknya kau pergi dari sini! Aku sama sekali tidak tertarik dengan tubuhmu. Jika kau masih tidak ingin pergi, maka aku akan menelpon satpam untuk menyeretmu dari sini. Dan satu hal lagi, jangan pernah kau kembali ke sini, jika kau masih sayang dengan nyawamu!" Emil berucap dengan nada dingin dan tatapan tajam ke arah wanita yang ada di hadapannya itu.

"Kau ini kenapa sih? Memangnya salah, kalau kita dekat? Aku hanya ingin kita dekat, Emil. Kita melakukannya satu kali saja, maka aku jamin kamu akan ketagihan jika sudah merasakannya," ucap wanita itu tanpa malu.

Emil kemudian mengambil telepon di mejanya, lalu dia menekan nomor yang tersambung ke ruangan Leon dan dia meminta pria itu ke ruangannya.

Tak lama pintu ruangan Emil pun terbuka, dan nampaklah pria tampan dengan tubuh yang tegap, yaitu Leon. "Iya Bos, ada apa?" tanya Leon sambil melirik ke arah wanita yang sedang duduk di atas meja.

"Tidak usah kau tanya ada apa. Kau sudah paham bukan, apa yang ku mau?" ucap Emil dengan nada yang begitu geram, sambil memberikan kode melalui matanya jika Leon harus segera mengusir wanita itu.

Dengan Sigap Leon menarik tangan wanita itu, lalu menyeretnya dari ruangan Emil tapi wanita itu berontak. Dia terus berteriak tidak ingin keluar dari ruangan pria tampan itu, tapi Emil tidak perduli.

"Ingatlah! Jika kau berani ke sini lagi, maka aku tidak akan pernah segan untuk menghabisi nyawamu!" ancam Emil sebelum Leon menutup pintu ruangannya.

"Wanita tidak tahu diri! Setiap hari datang ke sini, hanya untuk menggoda diriku. Dia pergi dengan tubuhnya itu, aku mudah tergoda? Bukannya aku tidak ingin menyentuh wanita, aku juga ingin sekali merasakan surga dunia, tapi mau bagaimana lagi? Memegang wanita aja aku sudah seperti ikan kehabisan oksigen. Apa betul ya kata Bintang, kalau aku ini pria setengah Yupi?" Emil bergumam sambil mengingat kata-kata Bintang yang selalu memanggilnya pria setengah Yupi.

Namun seketika Emil segera menggeleng dengan cepat. "Ya ampun Emil, kenapa kau malah mengiyakan perkataan si cewek rantang itu? Sudahlah, lebih baik aku kerja daripada pikiranku ngawur kemana-mana," ujar Emil bermonolog kepada dirinya sendiri, kemudian dia mulai fokus untuk bekerja.

********

"Ayah, apa kita tadi tidak keterlaluan ya sama Bintang? Lagi pula, tadi ada Emil. Kalau sampai pria itu mengadu kepada kedua orang tuanya, bagaimana ya? Pasti keluarga kita akan hancur," ucap Tante Emma kepada suaminya saat berada di meja makan.

Om Prima hanya diam saja, dia tidak tahu apa yang harus dia jawab. Karena sejujurnya Om Prima pun sangat takut. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia merasa cemas, dia khawatir jika Emil akan melaporkan kejadian tadi kepada kedua orang tuanya, dan Om Prima sangat yakin jika Emil akan melakukan itu.

"Ini semua karena kalian! Coba kalian bisa menjaga mulut kalian, agar tidak gegabah, tapi kalian apa? Malah nyerocos tanpa rem, dan menghina Binttang di hadapan Emil. Kalian kan tahu, keluarga Emil itu siapa? Kita masih jauh di bawah mereka, bisa saja dalam satu hari mereka menghancurkan keluarga kita. Apa kalian tidak takut? Pikir dong!" Om Prima marah kepada anak dan juga istrinya yang berada di hadapannya itu.

Dia benar-benar geram dengan kelakuan anak dan istrinya yang ceroboh, karena sudah menghina Bintang di hadapan Emil.

"Aduh, Ayah. Tidak usah dipikirkan, aku yakin kok pria bengek itu nggak akan berani ngapa-ngapain dengan keluarga kita, dan aku yakin Bintang juga pasti akan memaafkan kita. Ayah sama Bunda kayak nggak hafal wanita itu aja sifatnya kayak gimana? Kan Ayah dan Bunda tahu, wanita itu mana bisa membenci orang? Apalagi, kita ini sudah dianggap keluarganya. Jadi, kalau ada apa-apa dengan kita, sudah pasti wanita sampah itu akan membela kita," jawab Azkia dengan enteng dan juga pedenya.

"Nah, Azkia betul Yah. Kali ini Bunda setuju. Si cewek sampah itu sudah pasti akan membela kita, jadi keluarga dari Ferdinand tidak akan bisa macam-macam Yah, dengan kita. Ayah, tidak usah cemas," timpal Tante Emma membenarkan ucapan Azkia.

Om Prima menghela nafasnya dengan kasar, kemudian dia kembali memakan makan malamnya. Dia tidak menjawab perkataan anak dan juga istrinya, karena saat ini pikiran Om Prima sedang kacau.

Sedangkan di kediaman Ferdinand, Bintang baru saja selesai membuat pancake untuk penutup cuci mulut setelah selesai makan malam. Dia mencoba membuka lembaran baru, dan mencoba melupakan kejadian tadi pagi. Walaupun tidak Bintang pungkiri, jika kejadian tadi pagi menghancurkan hatinya dan juga mengambil setengah semangatnya.

Akan tetapi, karena ada Mama Ria yang berada di sisinya dan selalu mensupport dirinya. Membuat Bintang berfikir, jika apa yang mertuanya katakan itu ada benarnya. Dia harus bangkit dan membuktikan kepada keluarga Sebastian, jika dia tidak selemah itu dan dia tidak bisa memaafkan sebuah pengkhianatan, apalagi dalam keluarganya sendiri.

"Woow ... sepertinya enak nih pancakenya. Mama nggak nyangka, ternyata kamu jago juga ya bikin pancake?" ucap Mama Ria sambil mencium bau harum yang keluar dari pancake buatan Bintang.

"Nggak jago kok Mah, hanya sedikit saja. Kalau gitu, Bntang ke kamar dulu ya, mau nyiapin air mandi untuk es Milo. Ups... maksud bintang buat Emilio, Mah." Bintang berkata dengan nada tidak enak, sebab lagi-lagi dia harus keceplosan memanggil Emilio dengan es Milo di hadapan Mama Ria.

Sedangkan Mama Ria yang mendengar itu hanya terkekeh kecil, kemudian dia mengacak rambut Bintang dengan gemas. "Tidak apa-apa, kalian ini kan masih dalam tahap pengenalan, dan sebelumnya kalian tidak pernah bertemu. Jadi wajar saja kalau kamu menyebut Emily dengan es Milo, dan Mama juga sangat yakin, pasti Emilio juga mempunyai julukan dari nama kamu?" Mama Ria berkata sambil menuang air ke dalam gelas.

Bintang hanya tersenyum tipis sambil mengegaruk belakang lehernya. Setelah itu dia pun pamit ke kamar untuk menyiapkan air hangat untuk Emil mandi nanti.

Saat Bintang telah selesai menyiapkan air hangat di kamar mandi dia pun keluar dan menyiapkan baju ganti untuk Emil, tapi saat Bintang tengah memilih baju di lemari, tiba-tiba lampu padam. Seketika membuat Bintang sedikit ketakutan, karena dia cukup phobia dengan namanya kegelapan.

"Ya Allah, kenapa harus mati sekarang sih lampunya? Aku kan nggak nyiapin lilin. Aduh ... senter di mana Lagi?

Hp-nya di mana? Ya Allah, aku takut." Bintang berucap sambil meraba-raba mencari ponselnya, namun saat Bintang meraba-raba setiap benda yang dia pegang. Tiba-tiba tangannya terhenti di sebuah benda yang empuk. Gadis itu pun mengerutkan dahinya dalam kegelapan.

"Ini apa ya? Kok Empuk banget, kayak daging? Mana gede lagi. Apa sih nih," gumam Bintang sambil mereemas-remas benda kenyal tersebut.

Bersambung......

Akan Up 2 bab ya setiap Hari😘😘

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

apa kamu pegang esMilo

2023-10-12

1

Putri Minwa

Putri Minwa

lanjut Thor

2023-02-16

1

Leni Ani

Leni Ani

naga bonar nya si es milo tu kayak nya bintang😅😅😅😅😅😅🫢🫢

2023-02-06

2

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Harus Aku?
2 Suami Setengah Yupi
3 Cewek Rantang
4 Bertanya
5 Terpaku
6 Kamu Bukan Anak Kami
7 Perintah Papa Ezra
8 Masih Heran
9 Ancaman Emil
10 Salah Sasaran
11 Apa Dia Normal?
12 Tak Suka
13 Jubaedah dan Markonah
14 Bukti Kematian Ortu Bintang
15 Saran Papa Ezra
16 Memberitahu Bintang
17 Terimakasih
18 Pergi Ke Makam
19 Memperkenalkan Bintang
20 Sebaiknya Anda Mengganti Nama
21 Sebutan Itu tidak Cocok Dengan Kamu
22 Lawan yang Seimbang
23 Jangan Ganggu Sahabatku
24 Nasihat Papa Ezra
25 Ada Aku Disini Untukmu
26 Konsultasi
27 Dua Miss Kunti
28 Aku Lupa Ma.
29 Ada Apa Dengan Tubuhku
30 Aku Pria Normal
31 Kembaran Ikan Cupang
32 Kalian harus Honeymoon
33 10 Anak
34 Allahuma Paksakan
35 Persiapan Dari Mama Ria
36 Sama Sama Gengsi
37 Mending Goda Suami Sendiri
38 Melawan Trauma
39 Hampir Saja
40 Mulai Jujur
41 Masa Lalu Kelam
42 Kemarahan Tiwi
43 Ceritakan Padaku
44 Masa lalu 3 Sahabat
45 Akhirnya Goool
46 Es Milo Mulai Fosesif
47 Bertemu Orlando
48 Lebih Baik Kalian Pacaran Juga
49 Menyebalkan
50 Perusuh
51 Katakan Padaku
52 Kenyataan Pahit
53 Senjata Ala Emak
54 Ide Konyol Jubaedah
55 Permintaan 3 Wanita
56 Teman Masa Lalu
57 Calon Gebetan
58 Stempel Kepemilikan
59 Stempel Di Ketiak
60 Bunglon
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Perubahan
66 Kejutan 2
67 Bujukan Maut Bintang
68 Perusuh Lagi
69 Masuk Perangkap
70 Permintaan Bumil
71 Mie Rasa Adukan Semen
72 Ajakan Leon
73 Makan malam
74 Buah Kiwi Ku
75 Permintaan Konyol Bumil
76 Suamiku Tertukar
77 Penderitaan Emil
78 Jangan jangan, bayiku pindah ke kamu?
79 Meminta Bantuan
80 Rencana Emil
81 Masuk Perangkap
82 Di Datang Kembali
83 Musuh Terbesar Emil
84 Pengintai
85 Salah Sasaran
86 Kemarahan Leon
87 Mengetahuinya
88 Penyerangan
89 Singa Pembantai
90 Racun Yang Mematikan
91 Pertarungan
92 Biar Kita Impas
93 Arsenio Ferdinand
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kenapa Harus Aku?
2
Suami Setengah Yupi
3
Cewek Rantang
4
Bertanya
5
Terpaku
6
Kamu Bukan Anak Kami
7
Perintah Papa Ezra
8
Masih Heran
9
Ancaman Emil
10
Salah Sasaran
11
Apa Dia Normal?
12
Tak Suka
13
Jubaedah dan Markonah
14
Bukti Kematian Ortu Bintang
15
Saran Papa Ezra
16
Memberitahu Bintang
17
Terimakasih
18
Pergi Ke Makam
19
Memperkenalkan Bintang
20
Sebaiknya Anda Mengganti Nama
21
Sebutan Itu tidak Cocok Dengan Kamu
22
Lawan yang Seimbang
23
Jangan Ganggu Sahabatku
24
Nasihat Papa Ezra
25
Ada Aku Disini Untukmu
26
Konsultasi
27
Dua Miss Kunti
28
Aku Lupa Ma.
29
Ada Apa Dengan Tubuhku
30
Aku Pria Normal
31
Kembaran Ikan Cupang
32
Kalian harus Honeymoon
33
10 Anak
34
Allahuma Paksakan
35
Persiapan Dari Mama Ria
36
Sama Sama Gengsi
37
Mending Goda Suami Sendiri
38
Melawan Trauma
39
Hampir Saja
40
Mulai Jujur
41
Masa Lalu Kelam
42
Kemarahan Tiwi
43
Ceritakan Padaku
44
Masa lalu 3 Sahabat
45
Akhirnya Goool
46
Es Milo Mulai Fosesif
47
Bertemu Orlando
48
Lebih Baik Kalian Pacaran Juga
49
Menyebalkan
50
Perusuh
51
Katakan Padaku
52
Kenyataan Pahit
53
Senjata Ala Emak
54
Ide Konyol Jubaedah
55
Permintaan 3 Wanita
56
Teman Masa Lalu
57
Calon Gebetan
58
Stempel Kepemilikan
59
Stempel Di Ketiak
60
Bunglon
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Perubahan
66
Kejutan 2
67
Bujukan Maut Bintang
68
Perusuh Lagi
69
Masuk Perangkap
70
Permintaan Bumil
71
Mie Rasa Adukan Semen
72
Ajakan Leon
73
Makan malam
74
Buah Kiwi Ku
75
Permintaan Konyol Bumil
76
Suamiku Tertukar
77
Penderitaan Emil
78
Jangan jangan, bayiku pindah ke kamu?
79
Meminta Bantuan
80
Rencana Emil
81
Masuk Perangkap
82
Di Datang Kembali
83
Musuh Terbesar Emil
84
Pengintai
85
Salah Sasaran
86
Kemarahan Leon
87
Mengetahuinya
88
Penyerangan
89
Singa Pembantai
90
Racun Yang Mematikan
91
Pertarungan
92
Biar Kita Impas
93
Arsenio Ferdinand

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!