Bertanya

Happy reading......

Hari sudah menunjukkan pukul 04.00 sore, dan saat ini Bintang sedang berada di dapur membantu para pelayan memasak makanan untuk makan malam, walaupun Mama Ria sudah melarang Bintang, tetapi wanita itu tetap memaksa untuk membantu para pelayan. Sebab Bintang sudah terbiasa mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri.

Mama Ria datang ke dapur dan melihat menantunya sedang masak, kemudian Mama Ria pun membantu mengaduk sop yang ada di dalam panci.

"Sayang, seharusnya kamu tidak usah melakukan ini. Kan di rumah ini banyak pelayan, biar mereka saja yang mengerjakan," ucap Mama Ria dengan lembut ke arah Bintang.

"Tidak apa-apa, Mah. Lagi pula, Bintang tidak ada kegiatan," jawab Bintang sambil terus mengaduk kepiting asam manis yang dia buat.

Mama Ria begitu beruntung mempunyai menantu seperti Bintang, dia benar-benar bersyukur karena Azkia menolak untuk menikah dengan Emil. Tidak bisa Mama Ria bayangkan jika Azkia tetap menikah dengan Emil, akan bagaimana sifat dan juga watak Azkia. Sedangkan Mama Ria sudah bisa melihat, walau hanya bertemu dua kali saja dengan Azkia, dia sudah bisa memahami bagaimana sifat Azkia yang keras kepala, egois dan juga sedikit angkuh.

"Apa Mama boleh bertanya sesuatu kepada kamu, Nak?" tanya Mama Ria saat masakan selesai.

"Tentu saja Mah," jawab Bintang sambil menata makanan di atas meja, dibantu oleh para pelayan.

Kemudian Mama Ria mengajak Bintang untuk duduk di taman belakang, dan meminta pelayan membuatkan minuman dan cemilan lalu dibawa ke sana untuk teman mengobrol Bintang dan juga Mama Ria.

"Begini Nak, sebenarnya Mama penasaran, kenapa bisa kamu menggantikan Azkia menikah dengan Emil? Memang kemarin Papa kamu ada menjelaskan kepada Mama, jika Azkia menolak menikah dengan Emil, dan kami belum mendengar penjelasan secara keseluruhan dari keluarga kamu. Karena waktu itu acara juga sudah mau dimulai bukan?" tanya Mama Ria kepada Bintang.

Mendengar pertanyaan Mama mertuanya, Bintang terdiam sambil menatap lurus ke arah depan. Lalu tak lama pelayan datang membawakan minuman dan juga cemilan pesanan Mama Ria dan menaruhnya di atas meja.

Sejenak Bintang menghela nafasnya, mencoba mengurangi rasa sesak yang ada di dalam dada dan juga dalam pikirannya saat ini. Entah bagaimana Bintang harus menjelaskan kepada Mama mertuanya, jika sebetulnya dia pun tidak setuju dengan pernikahan ini. Pernikahan tanpa cinta, bahkan bertemu dengan Emil pun dia baru pertama kali.

"Entahlah, Mah. Bagaimana Bintang harus menjelaskannya kepada Mama. Bintang baru saja pulang dua hari yang lalu dari Surabaya setelah selesai lulus kuliah, dan saat berada di kamar, Azkia ngamuk dan tidak ingin menikah dengan Emil, dan malah melempar pernikahan ini kepada Bintang, dan meminta Bintang untuk menggantikannya sebagai pengantin wanita. Mungkin ini terdengar seperti lelucon, tapi Bintang juga tidak ingin membuat keluarga kita malu. Jadi, mau tidak mau, Bintang pun harus menerima pernikahan ini. Walaupun Bintang belum pernah bertemu dengan es Milo, dan Bintang juga tidak mencintai es Milo,Mah," jelas Bintang pada Mama mertuanya.

Dahi Mama Ria mengkerut saat mendengar Bintang menyebutkan nama es Milo kemudian dia melirik ke arah meja. Namun tidak ada es Milo di sana, yang ada hanyalah teh hangat dan juga wedang jahe.

Bintang tidak sadar, jika dia sudah kelepasan menyebut Emilio dengan es Milo di hadapan Mamanya.

"Maaf Sayang, es Milo? Es Milo apa yang kamu maksud? Di sini hanya ada wedang jahe dan juga teh hangat. Perasaan, Mama tidak pesan es Milo dari pelayan?" heran Mama Ria sambil menatap ke arah Bintang.

Mendengar ucapan Mama mertuanya, Bintang seketika langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan. Dia benar-benar merutuki dirinya sendiri, karena sudah kelepasan menyebut Emilio dengan sebutan es Milo.

'Aduh Bintang, kenapa kamu ceroboh sekali? Kenapa kamu bisa kelepasan menyebut es Milo itu di hadapan Mama Ria? Nanti, kalau Mama Ria marah gimana?' batin Bintang menggerutu pada dirinya sendiri.

"Eh itu Mah, anu ... Bintang cuma mau es Milo, Mah, Tapi kayaknya nggak deh. Soalnya udah ada teh anget di sini," jawa Bintang dengan gugup.

Mama Ria hanya ber-'oh' saja, walaupun sebenarnya dia sedikit merasa janggal dengan jawaban Bintang, tapi Mama Ria tidak memikirkan nya. "Lalu, apa pandangan kamu tentang pernikahan ini? Pernikahan yang didasari tanpa Cinta?" tanya Mama Ria kembali kepada Bintang.

"Entah Mah, Bintang pun tidak tahu, tapi satu hal yang Bintang tahu. Mungkin Allah menakdirkan Emil untuk Bintang, dan Bintang tau, jika ini sudah jalan takdir yang Allah gariskan untuk aku harusnya seperti ini, menikah tanpa cinta. Siapa yang tahu bukan, jika nanti Emil dan juga Bintang mungkin akan saling mencintai seperti kebanyakan di novel yang Bintang baca. Yaitu, cinta akan datang seiring berjalannya waktu," jelas Bintang sambil meminum tehnya.

Saat Bintang tengah meminum tehnya, tiba-tiba dia teringat dengan ucapan Azkia, yang bilang jika Emil alergi dengan wanita dan langsung bengek apabila disentuh oleh lawan jenis. Bintang pun mencoba untuk bertanya perihal itu kepada Mama Ria.

"Oh ya, Mah. Apakah Bintang boleh bertanya sesuatu?" tanya Bintang kepada Mama mertuanya, dan wanita berumur 45 tahun itu langsung menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, apa yang ingin kamu tanyakan, Nak?"

Bintang nampak ragu untuk bertanya perihal penyakit Emil, tapi sebagai istri dia pun harus tahu, apakah berita itu benar atau tidak. "Sebenarnya, Bintang ingin bertanya soal Emil, Mah, tapi jika Mama keberatan, Bintang tidak akan bertanya," ucap wanita itu.

Mama Ria terdiam sejenak, dia tahu apa yang akan ditanyakan oleh Bintang kepada dirinya. Kemudian Mama Ria pun menjelaskan tentang penyakit Emil, karena walau bagaimanapun Bintang adalah istrinya Emil, dan dia harus mengetahui tentang penyakit suaminya.

"Iya, kamu benar. Emil mempunyai kepribadian yang langka. Yaitu, dia akan sesak nafas bila disentuh oleh wanita kecuali saya sebagai Mamanya.

Mama Ria sejenak menghentikan ucapannya, dia menunduk lesu. Sangat terlihat jelas raut kesedihan di wajah yang masih terlihat cantik itu. Bintang tahu, tidak mudah bagi seorang ibu melihat anaknya yang mempunyai kepribadian langka seperti itu.

"Sebenarnya, Emil seperti itu karena--"

"Mama ..." panggil Emil saat melihat Bintang dan juga Mama Ria sedang mengobrol di taman belakang, dan ucapan Mama Ria pun terhenti karena Emil memanggil dirinya.

Emil memang sengaja pulang lebih awal, karena Papanya yang meminta untuk Emil pulang sore hari. Biasanya Emil pulang dari kantor tepat jam 07.00 malam, namun saat Emil masuk ke dalam rumah dia tidak menemukan adanya Bintang ataupun Mamanya, dan saat Emil bertanya kepada pelayan, ternyata Mama Ria dan juga Bintang sedang berada di taman belakang. Seketika Emil merasa takut jika Bintang akan bertanya perihal masalah penyakitnya kepada sang Mama, dan benar saja, saat Emil sampai di taman belakang dia mendengar Mamanya akan membuka perihal penyakit yang dia derita.

Emil tidak ingin jika Bintang mengetahui tentang penyakitnya, dia takut wanita itu malah akan meledek dirinya. Makanya Emil menyela ucapan sang Mama. Kemudian dia meminta Bintang untuk mengikutinya ke kamar, dengan alasan Emil butuh sesuatu untuk mandi.

"Heh, cewek rantang. Kamu ngapain nanya-nanya soal penyakitku kepada Mama? Kamu sengaja ingin mengorek tentang diriku kepada Mama, hah!" tanya Emil dengan nada kesal kepada Bintang, saat sudah berada di dalam kamar.

Bintang memutar bola matanya dengan malas, kemudian dia berkacak pinggang dan menatap Emil dengan tajam. "Dasar es Milo, pria setengah Yupi. Memangnya apa salahku, kalau aku mengetahui tentang apa yang kamu derita? Aku ini istrimu bukan?" jawab Bintang dengan lantang.

"Kau ..." tunjuk Emil sambil menatap garang ke arah Bintang. "Dasar cewek rantang, kau itu benar-benar ya membuatku sangat kesal."

"Namaku bukan cewek rantang, tapi Bintang. Kalau mau meledek yang bagusan dikit dong. Macam Selena Gomez, kek." gerutu Bintang.

"Saya gak perduli! Karena kamu memang macam rantang makanan, gendut dan berisik."

Bintang yang kadung kesal, akhirnya tersenyum menyeringai ke arah Emil, saat melihat tangan Pria itu yang menunjuk dirinya. Kemudian dia menangkap tangan pria itu, dia ingin membuktikan apakah Emil beneran sesak nafas bila disentuh oleh wanita atau tidak. Dan benar saja, Emil sangat terkejut saat Bintang memegang tangannya, dan seketika dada Emil terasa sesak.

Bintang yang melihat itu menjadi panik, kemudian dia melepaskan pegangan di tangan Emil dan menatap pria itu dengan tatapan kasihan dan rasa bersalah.

"Maaf, aku benar-benar tidak tahu kalau--"

"Cukup! Kamu benar-benar ya. Dasar wanita rantang. Seharusnya, kamu itu pergi saja ke planet Mars, bersanding dengan alien katak di sana." geram Emil sambil memegang dadanya yang terasa sesak kemudian dia mengambil obat pereda rasa sesaknya di dalam Jas.

"Yeah, dasar permen Yupi. Orang dipegang gitu aja masa bengek? Gimana kalau aku apa-apain tuh badan?" gumam Bintang sambil menatap kepergian Emil ke ruang ganti.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

es Milo vs rantang 😀

2023-10-12

1

linamaulina18

linamaulina18

🤣🤣🤣es Milo ada2 kmu bintang

2023-04-02

1

Putri Minwa

Putri Minwa

👍👍👍

2023-02-14

1

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Harus Aku?
2 Suami Setengah Yupi
3 Cewek Rantang
4 Bertanya
5 Terpaku
6 Kamu Bukan Anak Kami
7 Perintah Papa Ezra
8 Masih Heran
9 Ancaman Emil
10 Salah Sasaran
11 Apa Dia Normal?
12 Tak Suka
13 Jubaedah dan Markonah
14 Bukti Kematian Ortu Bintang
15 Saran Papa Ezra
16 Memberitahu Bintang
17 Terimakasih
18 Pergi Ke Makam
19 Memperkenalkan Bintang
20 Sebaiknya Anda Mengganti Nama
21 Sebutan Itu tidak Cocok Dengan Kamu
22 Lawan yang Seimbang
23 Jangan Ganggu Sahabatku
24 Nasihat Papa Ezra
25 Ada Aku Disini Untukmu
26 Konsultasi
27 Dua Miss Kunti
28 Aku Lupa Ma.
29 Ada Apa Dengan Tubuhku
30 Aku Pria Normal
31 Kembaran Ikan Cupang
32 Kalian harus Honeymoon
33 10 Anak
34 Allahuma Paksakan
35 Persiapan Dari Mama Ria
36 Sama Sama Gengsi
37 Mending Goda Suami Sendiri
38 Melawan Trauma
39 Hampir Saja
40 Mulai Jujur
41 Masa Lalu Kelam
42 Kemarahan Tiwi
43 Ceritakan Padaku
44 Masa lalu 3 Sahabat
45 Akhirnya Goool
46 Es Milo Mulai Fosesif
47 Bertemu Orlando
48 Lebih Baik Kalian Pacaran Juga
49 Menyebalkan
50 Perusuh
51 Katakan Padaku
52 Kenyataan Pahit
53 Senjata Ala Emak
54 Ide Konyol Jubaedah
55 Permintaan 3 Wanita
56 Teman Masa Lalu
57 Calon Gebetan
58 Stempel Kepemilikan
59 Stempel Di Ketiak
60 Bunglon
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Perubahan
66 Kejutan 2
67 Bujukan Maut Bintang
68 Perusuh Lagi
69 Masuk Perangkap
70 Permintaan Bumil
71 Mie Rasa Adukan Semen
72 Ajakan Leon
73 Makan malam
74 Buah Kiwi Ku
75 Permintaan Konyol Bumil
76 Suamiku Tertukar
77 Penderitaan Emil
78 Jangan jangan, bayiku pindah ke kamu?
79 Meminta Bantuan
80 Rencana Emil
81 Masuk Perangkap
82 Di Datang Kembali
83 Musuh Terbesar Emil
84 Pengintai
85 Salah Sasaran
86 Kemarahan Leon
87 Mengetahuinya
88 Penyerangan
89 Singa Pembantai
90 Racun Yang Mematikan
91 Pertarungan
92 Biar Kita Impas
93 Arsenio Ferdinand
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kenapa Harus Aku?
2
Suami Setengah Yupi
3
Cewek Rantang
4
Bertanya
5
Terpaku
6
Kamu Bukan Anak Kami
7
Perintah Papa Ezra
8
Masih Heran
9
Ancaman Emil
10
Salah Sasaran
11
Apa Dia Normal?
12
Tak Suka
13
Jubaedah dan Markonah
14
Bukti Kematian Ortu Bintang
15
Saran Papa Ezra
16
Memberitahu Bintang
17
Terimakasih
18
Pergi Ke Makam
19
Memperkenalkan Bintang
20
Sebaiknya Anda Mengganti Nama
21
Sebutan Itu tidak Cocok Dengan Kamu
22
Lawan yang Seimbang
23
Jangan Ganggu Sahabatku
24
Nasihat Papa Ezra
25
Ada Aku Disini Untukmu
26
Konsultasi
27
Dua Miss Kunti
28
Aku Lupa Ma.
29
Ada Apa Dengan Tubuhku
30
Aku Pria Normal
31
Kembaran Ikan Cupang
32
Kalian harus Honeymoon
33
10 Anak
34
Allahuma Paksakan
35
Persiapan Dari Mama Ria
36
Sama Sama Gengsi
37
Mending Goda Suami Sendiri
38
Melawan Trauma
39
Hampir Saja
40
Mulai Jujur
41
Masa Lalu Kelam
42
Kemarahan Tiwi
43
Ceritakan Padaku
44
Masa lalu 3 Sahabat
45
Akhirnya Goool
46
Es Milo Mulai Fosesif
47
Bertemu Orlando
48
Lebih Baik Kalian Pacaran Juga
49
Menyebalkan
50
Perusuh
51
Katakan Padaku
52
Kenyataan Pahit
53
Senjata Ala Emak
54
Ide Konyol Jubaedah
55
Permintaan 3 Wanita
56
Teman Masa Lalu
57
Calon Gebetan
58
Stempel Kepemilikan
59
Stempel Di Ketiak
60
Bunglon
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Perubahan
66
Kejutan 2
67
Bujukan Maut Bintang
68
Perusuh Lagi
69
Masuk Perangkap
70
Permintaan Bumil
71
Mie Rasa Adukan Semen
72
Ajakan Leon
73
Makan malam
74
Buah Kiwi Ku
75
Permintaan Konyol Bumil
76
Suamiku Tertukar
77
Penderitaan Emil
78
Jangan jangan, bayiku pindah ke kamu?
79
Meminta Bantuan
80
Rencana Emil
81
Masuk Perangkap
82
Di Datang Kembali
83
Musuh Terbesar Emil
84
Pengintai
85
Salah Sasaran
86
Kemarahan Leon
87
Mengetahuinya
88
Penyerangan
89
Singa Pembantai
90
Racun Yang Mematikan
91
Pertarungan
92
Biar Kita Impas
93
Arsenio Ferdinand

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!