Masih Heran

Happy reading......

Mama Ria masuk ke dalam kamar milik Emil, dan saat dia masuk dia melihat Bintang sedang menangis di atas ranjang. Kemudian, dengan perlahan Mama Ria mendekat ke arah Bintang, lalu duduk di tepi ranjang dan mengusap bahu menantunya itu.

Merasa ada yang mengusap bahunya, Bintang seketika menoleh, dan ternyata itu adalah Mama Ria. Tanpa dipinta, Bintang langsung menghambur memeluk wanita itu. Dia menangis tersedu-sedu di dalam pelukan wanita yang satu minggu ini menjadi mertuanya.

"Sabarlah Sayang, Mama tahu apa yang kamu rasakan saat ini. Mama tahu, pasti semuanya tidak mudah. Menangislah, sepuas kamu, Nak. Mama di sini untuk kamu. Walaupun kamu bukan lahir dari rahim Mama, tapi sekarang kamu adalah anak Mama. Jadi, pelukan Mama selalu terbuka untuk kamu. Menangislah, dan luapkan semua rasa sesak yang ada di dada kamu saat ini Sayang," ucap Mama Ria sambil mengusap punggung Bintang dengan lembut.

Mendengar ucapan Mama Ria, Bintang semakin menangis tersedu-sedu, meluapkan semua rasa sesak dan juga rasa sakit yang ada di dalam hati dan juga dadanya saat ini.

Bahkan, rasa sakit yang Bintang rasakan, lebih daripada rasa sakit, saat dia diputuskan oleh pacarnya satu tahun yang lalu.

Setelah beberapa menit, Bintang pun melerai pelukannya. Kemudian dia menghapus air matanya. "Makasih ya Mah. Mama sudah memberikan pelukan dan membiarkan aku menangis dalam pelukan Mama. Jujur, saat ini Bintang tidak tahu lagi Mah, harus bersender kepada siapa selain Allah? Rasanya Bintang benar-benar tidak sanggup Mah, menerima kenyataan yang begitu pahit," ucap Bintang dengan suara yang purau, hampir habis karena tertelan oleh isak tangis.

Mama Ria pun menghapus air mata yang kembali menetes di pipi Bintang. Bahkan, dia juga ikutan menangis, karena Mama Ria dapat merasakan apa yang Bintang rasakan saat ini.

Dia tahu, tidak akan mudah bagi Bintang untuk menerima kenyataan yang begitu menyakitkan. Di mana orang tua yang selama ini merawatnya dari kecil, ternyata bukanlah orang tua kandungnya. Mama Ria juga bisa merasakan, bagaimana kecewanya Bintang saat tahu jika dia dimanfaatkan selama ini oleh keluarganya sendiri.

"Mah, kenapa Bintang merasa dunia Bintang ini seperti dalam dunia novel? Di mana Bintang harus menggantikan adik Bintang, menjadi mempelai wanita, dan ternyata Bintang hanyalah dimanfaatkan dan juga dijebak oleh mereka. Bintang merasa, jika Bintang masuk ke dalam novel yang sering Bintang baca Ma," jelas Bintang sambil menangis kembali.

Mama Ria kembali memeluk tubuh wanita itu, kemudian dia mengecup kening Bintang dengan lembut. "Tenanglah, Sayang. Di sini masih ada Mama, masih ada Papa Ezra, masih ada Emil. Sekarang kami adalah keluarga kamu, dan kamu tidak sendirian, dan tentang mereka biarkan Emil membalasnya. Kamu harus tunjukkan kepada mereka, jika kamu bahagia tanpa mereka. Kamu harus buktikan kepada mereka, jika kejahatan mereka itu tidak membuahkan apa-apa. Kamu harus bangkit! Ada Mama dan Emil di samping kamu, Nak. Kamu harus buktikan kepada mereka, jika mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan kamu! Kamu juga harus mengambil hak kamu, Nak. Harta orang tua kamu yang dikuasai oleh mereka," jelas sama Mama Ria kepada Bintang.

Mendengar ucapan Mama Ria, Bintang segera menggeleng dengan pelan.

"Tidak, Mah. Bintang tidak menginginkan harta. Biarlah harta itu menjadi balas budi dari Bintang untuk mereka, agar tidak ada hutang piutang lagi ke depannya. Biarlah mereka menikmatinya Mah," jawab Bintang sambil menunduk dengan wajah yang Sendu.

Mereka berdua tidak sadar, jika ada seseorang yang sedang menguping pembicaraan mereka di balik pintu, dan melihat bagaimana terlukanya Bintang saat ini. Orang itu bahkan saat ini sedang mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras dengan wajah yang tegas. Dia benar-benar emosi dengan perlakuan keluarga Bintang.

'Aku berjanji kepadamu cewek rantang, aku akan membalaskan rasa sakitmu. Karena, melihat air matamu, entah kenapa aku pun merasakan sakit?' batin Emil sambil menatap ke arah Bintang.

Iya, pria itu adalah Emil. Tadi saat Mama Ria naik ke lantai atas dan setelah Emil berbicara dengan Papa Ezra, dia pun menyusul langkah Mama Ria ke kamarnya, dan saat Emil akan masuk dia mendengar pembicaraan antara kedua wanita itu. Hati Emil pun merasa panas saat mendengar ucapan Bintang.

Emil tidak tahu, entah kenapa dia begitu peduli kepada Bintang. Padahal selama satu minggu mereka kenal, hanya ada perdebatan di antara mereka. Keduanya tidak pernah akur satu sama lain, bahkan terus- terusan meledek tanpa ada yang mau mengalah.

Setelah mendengar pembicaraan kedua wanita itu, Emil pun melangkah pergi dari rumah untuk menuju kantornya. Dia juga sudah menelpon asisten pribadinya, yaitu Leon.

Sesampainya Emil di kantor, dia langsung masuk ke dalam ruangannya, dan tak lama Leon pun masuk juga ke dalam ruangan Emil. "Selamat siang Bos, jadi apa yang akan saya lakukan?" tanya Leon sambil menatap ke arah Emil.

"Kenapa kau bertanya lagi, Singa? Kau kan sudah tahu, apa yang harus kau lakukan pada keluarga itu? Tetapi ingat, kita harus menghancurkannya secara pelan-pelan. Aku ingin melihat tangisan darah dari keluarga itu, dan kau sudah perintahkan Jasper untuk menyelidiki tentang orang tua Bintang?" tanya Emil kepada Leon.

"Kau tenang saja, Bos. Aku sudah menelpon pria itu tadi, dan dia akan segera menyelidikinya. Tinggal tunggu saja kabar dari dia," jawab Leon sambil berpamitan kepada Emil untuk mengurus tugas khusus yang diberikan Emil kepada dirinya.

"Tunggu!" Emil menghentikan langkah Leon, saat pria itu sudah sampai di pintu.

Pria itu pun menoleh ke arah Emil. "Kenapa?" tanya Leon, lalu Emil pun menjawab, "Saat Jasper sudah mendapatkan buktinya, kita bertemu di tempat biasa saja. Rasanya kepalaku penat," ujar Emil kepada Leon, dan pria itu pun langsung mengangguk lalu dia pun keluar dari ruangan Emil.

Setelah Leon keluar, Emil mengusap wajahnya dengan kasar. Selama ini dia hanya mengurusi musuh-musuh bisnisnya, tapi kali ini Emil harus mengurusi musuh dari keluarga istrinya.

"Kenapa aku masih merasa heran ya? Aku tadi memegang tangan Bintang, tapi aku tidak merasakan sesak sama sekali? Sedangkan, selama satu minggu ini Bintang selalu menjahili aku, memegang tanganku ataupun kakiku, dan aku selalu merasakan sesak. Tetapi, kenapa tadi tidak ya?" gumam Emil masih merasa heran tentang kejadian tadi pagi saat dirinya memegang tangan Bintang, namun tidak ada rasa sesak sedikitpun.

Emil berfikir dia akan mencobanya kembali saat keadaan Bintang sudah lebih baik. Dia ingin tahu, apakah tadi itu kenyataan atau hanya sebuah mimpi saja.

Saat Emil tengah melamun, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu, dan seseorang masuk dengan langkah yang gemulai berjalan mendekat ke arah meja Emil sambil menatap Emil dengan tatapan menggoda.

Bersambung.......

Siapa ya kira-kira🤔🤔

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

Leon kau tak marah bosmu panggil singa 🤣🤣🤣

2023-10-12

1

Putri Minwa

Putri Minwa

💪💪💪

2023-02-16

1

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

mungkin bintang pawangnmu emil😂😂😂

2022-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Kenapa Harus Aku?
2 Suami Setengah Yupi
3 Cewek Rantang
4 Bertanya
5 Terpaku
6 Kamu Bukan Anak Kami
7 Perintah Papa Ezra
8 Masih Heran
9 Ancaman Emil
10 Salah Sasaran
11 Apa Dia Normal?
12 Tak Suka
13 Jubaedah dan Markonah
14 Bukti Kematian Ortu Bintang
15 Saran Papa Ezra
16 Memberitahu Bintang
17 Terimakasih
18 Pergi Ke Makam
19 Memperkenalkan Bintang
20 Sebaiknya Anda Mengganti Nama
21 Sebutan Itu tidak Cocok Dengan Kamu
22 Lawan yang Seimbang
23 Jangan Ganggu Sahabatku
24 Nasihat Papa Ezra
25 Ada Aku Disini Untukmu
26 Konsultasi
27 Dua Miss Kunti
28 Aku Lupa Ma.
29 Ada Apa Dengan Tubuhku
30 Aku Pria Normal
31 Kembaran Ikan Cupang
32 Kalian harus Honeymoon
33 10 Anak
34 Allahuma Paksakan
35 Persiapan Dari Mama Ria
36 Sama Sama Gengsi
37 Mending Goda Suami Sendiri
38 Melawan Trauma
39 Hampir Saja
40 Mulai Jujur
41 Masa Lalu Kelam
42 Kemarahan Tiwi
43 Ceritakan Padaku
44 Masa lalu 3 Sahabat
45 Akhirnya Goool
46 Es Milo Mulai Fosesif
47 Bertemu Orlando
48 Lebih Baik Kalian Pacaran Juga
49 Menyebalkan
50 Perusuh
51 Katakan Padaku
52 Kenyataan Pahit
53 Senjata Ala Emak
54 Ide Konyol Jubaedah
55 Permintaan 3 Wanita
56 Teman Masa Lalu
57 Calon Gebetan
58 Stempel Kepemilikan
59 Stempel Di Ketiak
60 Bunglon
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Perubahan
66 Kejutan 2
67 Bujukan Maut Bintang
68 Perusuh Lagi
69 Masuk Perangkap
70 Permintaan Bumil
71 Mie Rasa Adukan Semen
72 Ajakan Leon
73 Makan malam
74 Buah Kiwi Ku
75 Permintaan Konyol Bumil
76 Suamiku Tertukar
77 Penderitaan Emil
78 Jangan jangan, bayiku pindah ke kamu?
79 Meminta Bantuan
80 Rencana Emil
81 Masuk Perangkap
82 Di Datang Kembali
83 Musuh Terbesar Emil
84 Pengintai
85 Salah Sasaran
86 Kemarahan Leon
87 Mengetahuinya
88 Penyerangan
89 Singa Pembantai
90 Racun Yang Mematikan
91 Pertarungan
92 Biar Kita Impas
93 Arsenio Ferdinand
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kenapa Harus Aku?
2
Suami Setengah Yupi
3
Cewek Rantang
4
Bertanya
5
Terpaku
6
Kamu Bukan Anak Kami
7
Perintah Papa Ezra
8
Masih Heran
9
Ancaman Emil
10
Salah Sasaran
11
Apa Dia Normal?
12
Tak Suka
13
Jubaedah dan Markonah
14
Bukti Kematian Ortu Bintang
15
Saran Papa Ezra
16
Memberitahu Bintang
17
Terimakasih
18
Pergi Ke Makam
19
Memperkenalkan Bintang
20
Sebaiknya Anda Mengganti Nama
21
Sebutan Itu tidak Cocok Dengan Kamu
22
Lawan yang Seimbang
23
Jangan Ganggu Sahabatku
24
Nasihat Papa Ezra
25
Ada Aku Disini Untukmu
26
Konsultasi
27
Dua Miss Kunti
28
Aku Lupa Ma.
29
Ada Apa Dengan Tubuhku
30
Aku Pria Normal
31
Kembaran Ikan Cupang
32
Kalian harus Honeymoon
33
10 Anak
34
Allahuma Paksakan
35
Persiapan Dari Mama Ria
36
Sama Sama Gengsi
37
Mending Goda Suami Sendiri
38
Melawan Trauma
39
Hampir Saja
40
Mulai Jujur
41
Masa Lalu Kelam
42
Kemarahan Tiwi
43
Ceritakan Padaku
44
Masa lalu 3 Sahabat
45
Akhirnya Goool
46
Es Milo Mulai Fosesif
47
Bertemu Orlando
48
Lebih Baik Kalian Pacaran Juga
49
Menyebalkan
50
Perusuh
51
Katakan Padaku
52
Kenyataan Pahit
53
Senjata Ala Emak
54
Ide Konyol Jubaedah
55
Permintaan 3 Wanita
56
Teman Masa Lalu
57
Calon Gebetan
58
Stempel Kepemilikan
59
Stempel Di Ketiak
60
Bunglon
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Perubahan
66
Kejutan 2
67
Bujukan Maut Bintang
68
Perusuh Lagi
69
Masuk Perangkap
70
Permintaan Bumil
71
Mie Rasa Adukan Semen
72
Ajakan Leon
73
Makan malam
74
Buah Kiwi Ku
75
Permintaan Konyol Bumil
76
Suamiku Tertukar
77
Penderitaan Emil
78
Jangan jangan, bayiku pindah ke kamu?
79
Meminta Bantuan
80
Rencana Emil
81
Masuk Perangkap
82
Di Datang Kembali
83
Musuh Terbesar Emil
84
Pengintai
85
Salah Sasaran
86
Kemarahan Leon
87
Mengetahuinya
88
Penyerangan
89
Singa Pembantai
90
Racun Yang Mematikan
91
Pertarungan
92
Biar Kita Impas
93
Arsenio Ferdinand

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!