Boy For Rent
Selamat datang di karya baru Mak yang cantik dan kalem.
“Ah! Mampus gue!” pekik seorang gadis cantik yang berlari di koridor kampusnya. Ia terlihat begitu tergesa karena sudah terlambat memasuki kelasnya. Di tambah lagi pagi itu Dosen killer yang mengajar di kelasnya.
Jeesany Clark terus berlari hingga ia sampai di depan kelas yang pintunya sudah tertutup. Ia mengatur nafasnya yang tidak beraturan, lalu menyeka keringatnya yang ada di dahi sebelum mengetuk pintu kelas tersebut.
“Semoga saja si kaca mata hari ini berbaik hati sama gue,” ucap Jeesany.
Sedangkan di dalam kelas, para mahasiswa dan mahasiswi sedang serius menyimak penjelasan materi dari Dosen Killer fakultas teknik. Lalu mereka menoleh ke arah pintu yang terketuk dari luar. Dosen yang sedang fokus menjelaskan materi pelajaran pun menoleh, lalu membuka pintu kelas tersebut. Ia memang sengaja menutup pintu tersebut agar mahasiswi atau mahasiswa yang terlambat tidak bisa masuk begitu mudah ke dalam kelasnya.
Pintu terbuka, seorang Dosen Killer berpenampilan sangat cupu. Rambut klimis belah pinggir, dan kemejanya di kancingkan sampai leher, lalu kaca mata minus bertengger di hidung mancungnya. Sebenarnya wajahnya lumayan tampan, tapi sayang penampilannya sangat culun.
Namanya Langit Pramudika atau kerap disapa dengan Pak Dika, berusia 35 tahun. Selain mendapatkan julukan Dosen Killer, ia juga mendapatkan julukan JOMBLO ABADI karena usianya yang sudah matang tapi belum menikah. Jangankan menikah, pacar saja tidak punya.
“Maaf, Pak, saya telat,” ucap Jeesany dengan raut wajah mengiba, menatap manik tajam yang terbingkai kaca minus itu.
“Kamu tahu konsekuensinya jika telat mengikuti kelas saya?” suara berat itu terdengar sangat tegas dan tidak ingin di bantah sama sekali.
Jeesany mengangguk dengan lesu sebagai jawaban.
Dosen killer itu tidak punya hati.
“Nilaimu akan saya kurangi, jadi jangan pernah melakukan kesalahan lagi. Apalagi kamu sudah semester akhir! Kamu mau mengulang satu semester lagi di tahun depan?” ceramah Langit kepada muridnya yang super bandel.
“Hah, di kurangi lagi? Nanti lama-lama nilai saya habis,” protes Jeesany.
“Itu derita kamu!” jawab Dosen tersebut, lalu memiringkan badannya yang menghalangi pintu, bertanda jika mempersilahkan mahasiswi itu masuk ke dalam kelas.
“Dasar menyebalkan! Cupu! Idiot! Jomblo abadi, dan impotent!” umpat Jeesany di dalam hati, lalu segera masuk ke dalam kelas tersebut dan duduk di bangkunya. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan menatap tajam kedua sahabatnya yang terlihat menundukkan kepalanya karena takut kepadanya.
*
*
“Kenapa kalian tadi pagi nggak nge-jemput gue?” tanya Jeesany kepada dua sahabatnya. Jam kelas Dosen Killer sudah habis, saat ini mereka berada di kantin untuk mengisi perut, sembari menunggu kelas berikutnya.
“Sorry, Sayang. Kita saja kesiangan. Kepala gue masih pusing banget,” ucap Bela sambil memegangi kepalanya.
Tadi malam ketiga gadis itu party di Klub malam sampai menjelang pagi.
“Lagi pula kalau kita ke rumah lo takutnya kita nggak tahan sama Ayah lo yang super Hot dan seksoy.” Risya menimpali sambil tertawa cekikikan, membayangkan betapa gagahnya Ayahnya Jeesany. Otak liarnya menjadi berkelana.
“Kampret kalian!” umpat Jeesany melemparkan aqua gelas kepada Risya, namun temannya itu dengan cepat menangkapnya.
Risya dan Bela tertawa terbahak, lalu mereka segera beranjak dari sana, karena kelas Ibu Novie segera di mulai.
*
*
“Iya, aku akan segera pulang,” ucap Langit kepada adiknya yang memberikan kabar jika ibunya masuk rumah sakit lagi. Langit segera membereskan mejanya, setelah itu ia segera beranjak dari sana. Sebelum itu ia meminta izin kepada Pak Dekan untuk cuti beberapa hari, setelah mendapatkan izin, ia segera menuju rumah sakit di mana ibunya di larikan ke sana.
Sampai di rumah sakit Langit langsung menuju ruangan di mana ibunya di rawat.
Langit menatap ibunya dengan nanar, penyakit gagal ginjal sudah membuat ibunya menjadi seperti ini. Bahkan adiknya harus putus sekolah karena harus merawat ibunya. Langit yang menjadi tulang punggung keluarga setelah kepergian ayahnya untuk selamanya.
“Kak, dokter bilang kalau Ibu harus secepatnya melakukan transplatasi ginjal,” ucap adiknya yang bernama Bulan.
Langit menghela nafas kasar, mendongakkan kepalanya ketika kedua matanya berkaca-kaca. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan adiknya.
“Berapa kira-kira biayanya?” tanya Langit.
“200 juta,” jawab Bulan dengan lirih, kedua matanya mengembun. Dalam benaknya berpikir, dari mana mendapatkan uang sebanyak itu? Sedangkan gaji Kakaknya sebagai seorang Dosen hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan juga biaya ibunya untuk cuci darah setiap minggunya.
“Kakak akan mengusahakannya. Kamu jaga ibu, aku akan segera mencari pinjaman ke teman,” ucap Langit segera keluar dari ruang rawat ibunya, menuju suatu tempat.
Langit menuju ke rumah temannya. Ia menatap rumah mewah yang berdiri kokoh di depannya ini.
“Ayo masuk, Lang," ucap temannya yang bernama Satria. Sebelumnya Langit sudah menghubunginya jika ingin datang ke rumahnya.
Langit menelan ludahnya dengan getir saat memasuki rumah tersebut. Ia yakin jika keputusannya ini sudah tepat, ia sudah tidak bisa mundur, karena ini demi nyawa ibunya.
“Aku butuh uang untuk biaya operasi Ibu,” ucap Langit tanpa basa-basi, saat ia sudah duduk di sofa ruang tamu.
“Berapa?” tanya Satria sembari menyalakan rokoknya.
“200 juta, beri aku pekerjaan," jawab Langit.
“Tentu aku akan menbantumu, tapi kamu tahu 'kan pekerjaan yang akan kamu dapatkan ini,” ucap Satria tersenyum miring.
Ya, Satria adalah seorang mucikari yang menyewakan jasa para pria sewaan atau bahasa kasarnya adalah Gigolo untuk menemani tante-tante kesepian dan kurang belaian.
“Aku siap,” jawab Langit, sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia sudah yakin dengan keputusannya walau pun di hati yang paling dalam masih ada keraguan.
Satria memberikan kartu nama kepada Langit. “Itu salah satu nomor tante istri pejabat yang butuh belaian. Kamu sudah tahu ‘kan tugasmu. Tante itu orangnya royal jika nanti kamu memberikan servis terbaik, maka kamu akan mendapatkan tips yang besar darinya,” ucap Satria.
Langit mengangguk paham, lalu menerima kartu nama tersebut.
“Nanti malam temui dia di hotel X. Jangan berpenampilan seperti ini." Satria tampak mengejek penampilan Langit yang sangat cupu.
“Oke, aku paham,” jawab Langit.
Dengan mengendarai mobil bututnya. Ia pulang ke rumah. Mempersiapkan diri untuk nanti malam.
Tidak ada pilihan lain selain terjun ke lembah hitam, karena hanya inilah caranya untuk menyelamatkan nyawa ibunya.
Sampai di rumahnya. Langit segera mencari pakaian terbaiknya. Ia harus tampil tampan dan wangi di depan pelanggan pertamanya.
***
Jangan lupa subscribe karya Mak ini agar tidak ketinggalan pembaruan update-nya. Like, vote dan komentar juga ya. Terima kasih, semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
jesani clark langit anak sean iren
2024-07-11
3
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
seson 8 anak jencen clart iren..langit jesany
2024-05-01
0
Ade Syafira
baru awal baca aja udah nyesek
2024-02-28
0