Sedikit klarifikasi, kemarin Mak typo nuliss nama ‘Meri’ jadi ‘Meli’. Jadi Tante Meri dan Meli ini beda orang ya gaes. 😁🙏
Kemarin sempat heboh, maafkan aku yang typo.
Suara jedag-jedug di Club malam terdengar sangat memekakkan telinga, namun malah semakin menambah semangat para pengunjung Club malam tersebut.
Di sudut Club malam tersebut ada tiga gadis yang sedang merayakan pesta ulang tahun sahabatnya.
“Hari ini kita pesta sampai pagi,” ucap Jeesany sambil mengangkat botol bir-nya.
“Sorry Sany, kita kayaknya nggak bisa deh,” jawab Bela dengan nada sedih.
“Loh kenapa?” tanya Jeesany kecewa.
“Pacar gue malam ini datang ke Jakarta, jadi lo tahu sendiri lah ...” jawab Bela menggantung sembari menaik turunkan alisnya.
Jeesany cemberut kesal, lalu beralih menatap Risya. “Pacar lo juga datang ke Indonesia?” tanya Jeesany.
“Iya, sorry banget, Sany,” jawab Risya sambil tersenyum meringis.
“Tapi tenang. Lo jangan sedih, karena kita berdua punya kejutan buat lo,” ucap Bela saat melihat wajah Jeesany yang sudah setengah mabuk terlihat kesal.
“Kejutan? Buat gue?” tanya Jeesany sambil menunjuk dirinya sendiri, lalu menenggak birnya dari botolnya langsung.
Bela mengangguk sebagai jawab, lalu mengambil sesuatu dari dompetnya.
“Card Door Lock, Hotel XX, kamar nomor 61,” ucap Bela menyerahkan kartu tersebut kepada Jeesany.
“Buat apa kamar hotel?” tanya Jeesany, dengan heran.
“Buat bobok dong, Sany, masa buat fitnes!” jawab Bela.
“Maksud gue, gue tidur di sana sendirian? Ih, ogah, mending tidur di rumah,” jawab Jeesany.
“Kejutan lo ada di dalam kamar hotel itu. Ada cowok ganteng yang sudah nungguin di sana,” kali ini Risya yang menjawab ucapan Jeesany.
“What?! Kalian gila!” umpat Jeesany. Bagaimana bisa temannya memberikan kado ulang tahun yang gila seperti ini?!
“Katanya mau merasakan ninu-ninu?” tanya Bela sambil menaik turunkan alisnya.
“Tapi, kalian sudah gila!” umpat Jeesany lagi, lalu menenggak minumannya lagi.
“Stop, Baby. Kamu sudah terlalu banyak minum.” Risya merebut botol bir yang di pegang Jeesany.
“Kalian merusak hari bahagiaku!” umpat Jeesany dengan perasaan kesal, lalu mengacak rambutnya beralih memijat kepalanya yang terasa pusing.
“Kita antar ke hotel. Lagi pula lo nggak mungkin juga pulang dalam keadaan seperti ini,” ucap Bela seraya mengambil cardigan dan tas milik Jeesany, sedangkan Risya memapah Jeesany yang sudah setengah mabuk.
“Iya, kalian benar. Bisa di tebas kepalaku jika pulang dalam keadaan mabuk ... ngeekkkk.” Jeesany berkata sembari menggerakkan salah satu tangannya di depan lehernya.
*
*
*
“Kamar 91 atau 61 ya?” gumam Langit saat sampai di Hotel XX.
Ya, Langit pada akhirnya tidak mempunyai pilihan lain untuk mendapatkan uang secara instan. Ia sudah tidak memikirkan dosa lagi, yang terpenting kesehatan ibunya yang paling utama.
Memang benar jika uang yang di hasilkannya untuk membiayai ibunya di rumah sakit adalah uang haram. Masalah dosa biarkan dia tanggung sendiri.
Apalagi dirinya tidak mempunyai tabungan sama sekali. Gajinya selama ini habis untuk membiayai cuci darah ibunya selama ini dan untuk kehidupan sehari-hari mereka. (Baca Bab 1, di narasi sudah di jelaskan kondisi Langit dari awal)
Kini Langit sedikit bernafas lega karena ibunya sudah melakukan operasi transplantasi ginjal. Dan ia berharap kondisi ibunya bisa membaik seperti sedia kala.
Setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk membahagiakan orang yang di sayangi. Mau itu salah atau benar, mau itu dosa atau tidak, entah lah. No Coment, karena kita semua hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari dosa.
Jangan lupa, like, vote dan kasih Gift seikhlasnya. ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Zerazat
dulu bapaknya paling nyebelin juga kan Sean kok nurun nya ke anak perempuan nya
2024-04-19
1
ikhaa
doyan banget ni cewe mabuk, berat banget hidup nya ya neng..🤪
2023-04-30
2
Jumiroh Miroh
kita hanya berusaha cari solusi dari setiap masalah yang terbaik, tapi kadang yang terbaik belum tentu itu hal yang baik,
2023-03-14
2