Pagi hari sudah menyapa dan matahari sudah menunjukkan sinarnya. Namun di dalam sebuah kamar hotel yang terlihat remang, ada pria dan wanita sedang tidur berpelukan di bawah selimut tebal dengan keadaan tubuh mereka yang polos tanpa sehelai benang.
Yap, Pria dan wanita itu adalah Langit dan Jeesany.
Jeesany tidur dalam pelukan Langit dengan sangat lelapnya. Sepertinya mereka saling kelelahan setelah melewati malam yang panas dan menggairahkan.
“Ugh ...” Jeesany menggeliat dalam tidurnya, lalu tidak berselang lama dirinya membuka kedua matanya. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah dada bidang Langit.
Jeesany mengerjapkan kedua matanya berulang kali, dan menggigit bibir bawahnya lalu mendongak, menatap wajah Langit yang masih terpejam.
Jeesany membekap mulutnya sendiri saat mengenali wajah pria tersebut, lalu menggeleng dengan pelan berulang kali.
“Tidak mungkin.” Jeesany segera melepaskan pelukan Langit hingga membuat pria tersebut dan terbangun.
“Kamu sudah bangun?” tanya Langit dengan suara seraknya, menatap Jeesany yang berada di sampingnya, menatap langit-langit kamar hotel tersebut.
“Pak Dika ...” Jeesany menoleh dan menatap Langit. Jika tadi malam dirinya tidak mengenali wajah Langit karena mabuk, berbeda dengan sekarang ia sudah sadar sepenuhnya dan otak warasnya sudah kembali normal.
“Ah, Jee, jangan salah paham dulu.” Langit gelagapan lalu segera menundukkan dirinya menatap Jeesany yang kini enggan manatapnya.
“Tidak .. tidak ... jangan jelaskan apa pun,” jawab Jeesany segera beranjak dari tempat tidur, sembari melilitkan selimut di tubuhnya.
“Jee, dengarkan aku.” Langit mengambil Boxer-nya dan mengenakan langsung di hadapan Jeesany.
Jeesany memalingkan wajahnya saat melihat sesuatu yang sudah tertutup Boxer itu. “Anggap saja semua ini tidak pernah terjadi di antara kita, dan aku juga akan tutup mulut tentang pekerjaan sampinganmu,” ucap Jeesany lalu memungut pakaiannya yang berserak di atas lantai, dan ia mengabaikan rasa sakit yang masih terasa di sela pahanya.
Jeesany tidak menyangka jika dosen yang terkenal killer di kampusnya mempunyai sisi gelap yang baru di ketahuinya.
Jeesany menuju kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya, sedangkan Langit masih terpaku di tepian tempat tidur, lalu memandang bercak darah yang ada di permukaan seprei berwarna putih itu.
Tidak berselang lama, Jeesany keluar dari kamar mandi lalu segera mengambil tas dan sepatunya. Langit hanya memandang Jeesany tanpa menegurnya, karena saat ini lidahnya terasa kelu.
Jeesany segera keluar dari kamar hotel tersebut dengan tergesa, sampai di luar kamar hotel, ia mengumpati dirinya sendiri. “Aku pasti sudah gila bercinta dengan dosenku sendiri!” Jeesany memukul kepalanya dengan tasnya sendiri, dan ia melalukannya sampai berulang kali.
“Apakah Bela dan Risya tahu jika Pak Dika adalah pria yang di pesankan untukku?” gumam Jeesany.
Ia terus merutuki dirinya sendiri di sepanjang jalan keluar dari hotel mewah tersebut. “Rasanya aku tidak punya muka lagi,” keluh Jeesany.
Sedangkan Langit sudah bersiap untuk pulang. Ia melihat ponsel Jeesany tertinggal di sana.
“Kenapa dia ceroboh sekali?” ucap Langit lalu mengambil ponsel tersebut dan memasukkannya ke dalam kantong celananya.
Langit tersenyum saat menatap bercak darah di permukaan seprei itu. "Mana mungkin aku bisa melupakanmu begitu saja, saat aku sudah mengambil hal berharga dalam hidupmu," ucap Langit, kemudian ia segera keluar dari kamar hotel tersebut dengan perasaan yang tidak karuan. Antara bahagia, merasa bersalah dan juga sedih.
****
Tahu nggak kalian, aku bikin part Langit dan Jeesany, sampe nahan nafas ngetiknya😂😂 sumpah deg-degan banget, berasa kayak di posisi Jeesany🤣
Jangan lupa dukungannya ya, bestie❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
moenay
😅😅😅😅😅😅😅pasti ikut gerah ya Thor....
2024-11-14
1
Zerazat
Jeesany.......muka lho mo di taruh dimana kalau di kampus ngedumel ngatain dosen killer cupu malah kau sudah menyerahkan virgin mu dengan suka rela
2024-04-19
0
Yuli Purwa
nikahin aja sekalian pak Dika 😂😂😂
2023-09-08
2