Langit meninggalkan Jeesany di tepi jalan dengan perasaan kesal yang luar biasa. Dalam benaknya ia sangat menyayangkan sikap Jeesany yang menyuruhnya untuk melupakan malam panas itu. Bagaimana bisa dirinya melupakan hal itu begitu saja, sedangkan dirinya sudah mengambil hal berharga milik Jeesany. Langit menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu memutar balik arah mobilnya saat hujan turun dengan begitu derasnya. Bagaimana pun juga dirinya tidak tega meninggalkan Jeesany sendirian dalam keadaan hujan deras seperti ini.
“Masuk!” titahnya dengan suara yang dingin kepada Jeesany yang masih berdiri di bawah rindangnya pohon beringin yang tidak mampu melindungi Jeesany dari derasnya air hujan.
Langit melirik Jeesany yang sudah duduk di sebelahnya.
“Terima kasih, dan maaf mobilmu menjadi basah,” ucap Jeesany dengan perasaan yang tidak menentu.
“Hemm.” Langit hanya menjawabnya dengan deheman saja, seraya melepaskan jaketnya dan memberikan kepada Jeesany. “Pakailah!” Langit melemparkan jaketnya begitu saja hingga mengenai wajah Jeesany, kemudian ia menjalankan mobilnya lagi tanpa menoleh sama sekali.
Jeesany memejamkan kedua matanya dengan erat, dalam hati sangat geram dengan sikap Langit yang dingin dan kasar kepadanya.
Jeesany baru tersadar akan suatu hal, ia menoleh ke arah Langit yang fokus mengemudi, lalu beralih memperhatikan bagian dadanya, ternyata bra yang di kenakannya menjiplak begitu jelas dari kemeja putih yang ia kenakan itu.
“Beruntung sekali dia bisa melihat barang berhargaku! Cih, gayanya sok cuek!” umpat Jeesany. Ia pun rasanya ingin memaki dirinya sendiri, bagaimana bisa dirinya tidak menyadari jika bra-nya menjiplak begitu jelas.
Jeesany segera mengenakan jaket tersebut untuk menutupi tubuhnya.
“Apakah kamu melihat sesuatu?” Pancing Jeesany dengan nada ketus sembari menggosokkan kedua telapak tangannya, cara menghangatkan tubuhnya yang sedang kedinginan.
“Tidak melihat apa pun,” jawab Langit datar, tanpa menoleh.
“Ck! Jangan berbohong!” sungut Jeesany.
Langit menoleh tanpa ekspresi sembari melontarkan sebuah pernyataan yang membuat Jeesany mati kutu. “Aku memang tidak melihatnya, tapi aku pernah merasakannya.” Langit tersenyum tipis, dengan tenang ia kembali fokus menyetir mobil.
“Oh, Astaga!! Dasar pria sialan!” umpat Jeesany sembari mengepalkan kedua tangannya di atas pangkuan. Rasanya Jeesany ingin menonjok wajah Langit sampai babak belur, namun keinginannya itu tertahan karena akal sehatnya masih berfungsi. Mana mungkin dirinya menghajar dosennya sendiri, takut jika nilainya di pangkas habis.
Jeesany melirik Langit yang terlihat tenang. “Kok ada sih pria seperti itu! Tetap terlihat tenang setelah mengatakan ucapan yang sangat frontal!” batin Jeesany.
“Jantungku masih aman ‘kan?” gumam Jeesany sembari memegangi dadanya yang berdebar tidak karuan.
“Rumahmu di mana?” tanya Langit, lalu Jeesany menjawab dengan menyebutkan alamat rumahnya.
Hujan semakin deras mengguyur Kota Jakarta pada sore hari itu. Langit memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh agar terhindar dari lampu merah. Dalam hati ia merasa kasihan kepada Jeesany yang sudah menggigil kedinginan di sampingnya.
“Rumahmu jauh sekali dari kampus.” Langit membuka suara sembari menoleh ke arah Jeesany yang menggigil kedinginan.
“Iya,” jawab Jeesany singkat.
“Kamu sepertinya harus berganti baju. Di depan sana ada toko baju yang buka.” Langit menatap ke seberang jalan di mana ada toko pakaian wanita.
“Tidak perlu, Pak,” tolak Jeesany.
“Rumahmu masih jauh, atau kita sewa hotel saja?” usul Langit sambil menyeringai.
Jeesany menatap sengit pria tersebut, lalu melayangkan pukulan keras tepat di pundak Langit.
“Dasar Dosen Mesum!” umpat Jeesany.
***
Maunya Langit sewa hotel🤣🤣🤣🤣
Vote-nya keluarin semua bestie-ku❤💃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
moenay
langit ketagihan... udah ter Sany... Sany dia...
2024-11-14
1
Zerazat
dosen sudah dewasa pernah merasakan ninu ninu sama muridnya masih virgin lagi gimana ngak terbayang bayang selalu
2024-04-19
1
Yuli Purwa
pak dosen ketagihan agaknya 🤣🤣🤣🤣
2023-09-08
1