Ku langkahkan kakiku ke luar rumah Sinta masuk ke mobilku, takku hiraukan teriakan Sinta, aku sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi dengan rumah tangga ku nanti
Rumah tangga impianku dengan Novi, keluarga kecil bahagia dengan anak - anak aku dan Novi di dalamnya, semuanya akan hancur
" Novi... Maaf maaf maaf" Ucapku lirih
Ku laju kan mobilku dengan kecepatan di atas rata - rata menuju rumahku dan Novi, tak ku hiraukan umpatan orang - orang yang tengah aku lewati rasa bersalah pada Novi membuatku ingin mengakhiri hidup
Tiba di halaman rumah, ku parkiran mobil di garasi samping rumah, ku langkahkan kaki memasuki rumah dengan hati berdebar, takut jika Sinta sudah mengirim vidio itu pada Novi
" Huff... " Ku hembuskan nafas kasar melihat keberadaan bik Ani di dapur yang sedang mengisi air di kulkas
" Belum tidur bik? " Tanyaku mengagetkan bik Ani
" Astagfirullah... Den Toni ngagetin bibik aja, belum den ini tinggal ngisi air aja baru bibik tidur den" Jawab bik Ani tersenyum
" Novi di mana bik? " Tanyaku was was pada bik Ani
" Non Novi di rumah sakit den" Ucapan bik Ani mengejutkan ku
" Apa.... Novi sakit bik" Tanyaku balik dengan jantung berdebar mendengar istriku di rumah sakit
" Bukan den... Temannya non Novi non Dila kecelakaan den" Jawab bik Ani cepat
" Huff... Kenapa gak kasih kabar ke aku ya bik?" Ucapku menatap bik Ani
" Sebelum non Novi pergi ke rumah sakit, non Novi pesan sama bibik kalau non Novi udah ijin sama den Toni lewat pesan karna den Toni di telpon gak di angkat" Ucapan bik Ani mengingatkanku waktu masuk ke dalam rumah sinta dan Hp Ku tertinggal di dalam mobil
Ku ambil HP di saku celana, ku periksa riwayat panggilan ternyata ada sepuluh kali panggilan tak terjawab dari Novi, ku periksa pesan chat WA terlihat banyak pesan dari novi
" Assalamu'alaikum... Maaf bang adek ijin ke rumah sakit xx ya"
" Dila kecelakaan bang, adek mau lihat kondisinya"
" Adek udah hubungi abang tapi gak abang angkat"
" Maaf kalau adek udah ganggu pekerjaan abang"
Pesan Novi membuatku merasa bersalah yang telah mengabaikan panggilan dan pesan dari Novi, ku cari nama " Istriku" yang ada di kontak Hp Ku, ku tekan ikon hijau memanggil Novi tak perlu menunggu lama suara wanita yang aku cintai terdengar indah di telingaku
" Assalamu'alaikum bang... " Ucapnya padaku membuatku tersenyum mendengarnya
" Waalaikumsalam dek... Masih di rumah sakit? " Tanyaku masih dengan senyuman yang merekah di bibirku
" Iya bang adek belum bisa pulang, adek belum tau kondisi Dila bang karna Dila masih di dalam ruang operasi" Ucap Novi menjelaskan
" Boleh adek menginap ya bang? Adek masih khawatir sama Dila bang" Lanjutnya meminta ijin padaku, ku lebarkan senyuman di wajahku mengingat kebiasaan Novi yang selalu meminta ijinku ke manapun Novi pergi walaupun ke supermarket dekat rumah
" Iya dek menginap lah, apa abang ke sana juga menemanimu di sana dek? " Tawar ku berharap jawaban iya dari bibir istriku
" Gak usah bang disini sudah ada Sasa dan mamah Tia mamahnya Dila juga keluarga Dila yang lain, adek usahakan cepat pulang kalau adek udah tau kondisi Dila, apa abang masih di showroom?" Pertanyaan Dila melenyapkan senyuman di wajahku, mengingat perdebatan ku dengan Sinta yang mengancam akan mengirim vidio itu pada Novi karna aku tidak mau menuruti keinginannya, tapi dari cara bicara Novi yang seperti tidak terjadi apa - apa membuatku bernafas lega itu artinya Sinta belum mengirim vidio itu pada Novi
" Ya udah kamu jangan terlalu sedih juga, doakan Dila baik - baik aja, jangan tidur ke malaman juga abang gak mau kamu sakit dek... " Ucapku mencemaskan istriku
" Iya bang terima kasih udah kasih ijin adek menginap di rumah sakit, adek tutup ya assalamu'alaikum " Ucap Novi menutup pembicaraan padahal aku ingin berlama - lama bicara pada Novi karna sekarang kami jarang bersama terkhusus aku yang jarang di rumah akibat ulah wanita sampah si Sinta
" Bik kalau sudah siap isi airnya pergi tidur aja kerjaannya bisa di sambung besok ini udah malam bik" Ucapku pada bik ani yang masih sibuk dengan kerjaannya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam
" Iya den" Jawab bik Ani menutup mulutnya dengan tangan karna menguap
Ku langkahkan kaki dari dapur ke kamar membersihkan tubuhku agar segar
Ku rebahkan tubuhku di atas ranjangku bersama Novi, ku arahkan pandanganku ke figuran di mana ada foto pernikahan ku dan Novi ,air mataku mengalir deras mengingat penghianatan ku pada Novi walau itu kulakukan di bawah ancaman Sinta, tapi hubunganku dan Sinta sudah dalam aku sudah melakukan itu pada wanita lain, ku pejamkan mata berusaha menggapai mimpi
Di Rumah sakit
Novi POV
Ku tutup pembicaraanku dengan bang Toni, ku tatap nanar Hp Ku memperlihatkan vidio di mana terdapat adegan bang Toni dengan wanita yang gak aku kenal sedang melakukan penyatuan tubuh dengan penuh nafsu
Tak ada air mata keluar dari mataku seakan airnya kering di terpa kekeringan
sudah ku persiapkan hatiku, perasaanku, jiwa dan ragaku untuk tidak akan menangisi pria brengsek seperti bang Toni lagi dengan cara melihat rekaman yang aku rekam sendiri di toilet dekat pantai ber ulang - ulang hingga aku terbiasa melihat bang Toni melakukan itu pada wanitanya
" Huff... " Ku ambil nafas kasar dan tersenyum tipis menghentikan vidio yang sudah berulang kali ku putar
" Ku putuskan melepas kamu bang, kekasih halalku ber khianat bahkan aku sudah bilang aku benci penghianat tapi tetap juga dilakukan, apa lagi sudah sampai sejauh ini" Batinku lirih
" Nov... " Ucap Sasa menyadarkan aku
" Kamu gak apa apa kan Nov? " Tanya Sasa menatap tajam padaku
Kalau Sasa sudah seperti ini membuatku jadi gelagapan, aku gak mau Sasa tau dulu akan hubunganku dengan bang Toni, aku gak mau luka lama Sasa terbuka lagi, apa lagi nasibku dan Sasa sama, sama sama di selingkuhi
Aku juga belum tau wanita selingkuhan bang Toni itu siapa? Teman lama, mantan terindah bertemu kembali atau apa aku masih mau menyelidikinya
" Nov... Apa kamu udah gak menganggap aku sahabat lagi? Aku yakin kamu menyimpan sesuatu dariku dan Dila Nov" Ucap Sasa memojokkan ku
" Sa... Maafkan aku, iya aku akui aku menyembunyikan rahasia darimu, tapi aku belum siap cerita sama kamu juga Dila Sa... " Jawabku tertunduk menahan sesak di dadaku
" Menangislah Nov... Jangan kamu tahan" Seketika tangisanku pecah di pelukan Sasa, di usapnya punggungku penuh sayang, inilah persahabatan kami yang selalu mengerti akan perasaan satu sama lain
Tanpa diketahui mereka berdua, sepasang mata dan telinga tengah melihat dan mendengar pembicaraan Novi dan Sasa
" Jon... Kamu cari tau informasi tentang wanita bernama Novitria lestari semuanya tanpa kecuali" Ucapnya tanpa mengalihkan tatapannya dari Novi
" Novi.... " Lirihnya menatap Novi penuh arti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments