Bab 3 Mengikuti

" Non... Ayo masuk sudah magrib " Ucap bik Ani menggiring ku masuk ke dalam rumah

Ku duduk di pinggir ranjang dan menghubungi bang Toni tapi tetap tidak aktif

" Apa kau bermain api di belakangku bang? " Batinku lirih dengan air mata yang membasahi pipi mulus ku

Aku percaya akan penjelasan bang Toni pagi tadi, aku percaya akan cinta bang Toni padaku tapi karna dikecewakan lagi kecurigaan itu timbul kembali.

Ku Baringkan tubuhku di atas ranjang yang terasa lelah hati dan lelah pikiran ku pejamkan mata menjemput alam mimpi

Kubuka mata ku ku lirik jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari, perutku terasa perih karna aku melewatkan jam makan malamku.

Ku turunkan kakiku ke lantai melangkah ke dapur, kubuka tudung saji di atas meja makan, terlihat rendang daging dan sup ayam yang sudah dingin, ku sendok kan nasi ke piringku, ku tambahkan rendang daging di atas nasi, ku makan perlahan tanpa sup karna malas memanaskan sup nya.

Tak lama kudengar suara mobil bang Toni masuk ke garasi rumah, ku lanjutkan makanku, ku abaikan bang Toni yang berjalan ke arahku tanpa mau menyambutnya pulang.

" Dek... Kok belum tidur? Kenapa baru makan? Maaf ya kerjaan abang gak bisa di tinggal dan gak bisa hubungi kamu, HP abang habis baterai gak sempat ngecas" Ucap bang Toni merasa bersalah serta duduk di sampingku menggenggam tanganku erat.

Tak ada jawaban keluar dari bibirku, kulepas genggaman tangannya, ku lanjutkan makanku sampai habis walau susah menelannya akibat menahan tangis.

Ku tinggalkan piring bekas makanku tanpa mencucinya menuju kulkas mengambil air untuk ku bawa ke kamar, ku langkahkan kakiku menuju kamar tanpa menghiraukan tatapan mata bang Toni yang terus melihatku.

Ku baringkan tubuhku membelakangi pintu, terdengar pintu kamarku terbuka dan tertutup kembali.

" Huff... " ku dengar nafas kasar bang Toni.

" Dek... Habis makan jangan langsung tidur, duduk dulu sebentar" Ucap bang Toni membantu membangunkan tubuhku dengan lembut agar duduk di atas ranjang, aku pun menurutinya setelahnya bang Toni menuju kamar mandi membersihkan diri.

Kuambil Hp Ku di atas nakas, aku masuk ke jejaring sosial di hp ku

Drreet Drreet

Bunyi HP bang Toni di atas nakas yang masih di cas tanda panggilan, kulihat layar depan terlihat nama inisial S di sana,

Ku coba menjawab tapi pintu kamar mandi terbuka, terlihat bang Toni hanya dengan memakai handuk menutupi area pribadinya.

Kulihat bang Toni me non aktifkan HPnya dan berjalan ke lemari untuk mengambil piyama nya sendiri tanpa kusiapkan seperti biasa.

" Dek... Maafin abang ya... " Ucapnya memelukku dari belakang.

" Abang gak tau kalau ada klien yang minta pertemuannya dadakan dek... " Lanjutnya

" Kalau memang gak bisa tepati janji abang kasih kabar dong... Aku nunggu abang lama tau... Di hubungi gak aktif lagi" Omel ku.

" Iya dek abang minta maaf ya besok gak ulangi lagi" Ucapnya masih memelukku.

" Hmmm.. " Jawabku sebal

" Dek abang kangen... " Memeluk erat tubuhku dengan tangan yang mulai aktif ke sana sini.

" Maaf bang adek lagi datang tamu bulanan" Ucapku jujur

" Ck... Huff... Kenapa sekarang sih dek... Padahal abang pengen ni udah lama gak nyentuh kamu dek... " Ucapnya kecewa tanpa ada jawaban dari bibirku

" Ya sudah...Yuk kita tidur abang akan menahannya" Lanjut ucapannya yang ku jawab dengan anggukan kepala ku pejamkan mata walau belum mengantuk

Ku dengar dengkuran halus keluar dari bibir bang Toni tanda bang Toni sudah tertidur pulas, ku lepaskan pelukan tangan bang Toni di perutku, ku ubah posisi tidurku jadi miring menghadap bang Toni memperhatikan wajah kekasih halalku yang aku cintai.

" Bang... Apa kau mengkhianati ku? Apa salahku bang? Kalau aku ada kekurangan seharusnya bilang bang... Aku akan memperbaikinya.. Abang tau kalau aku benci penghianatan bahkan sebelum abang menikahi ku sudah ku katakan penghianatan yang gak bisa aku maafkan" Batinku lirih menahan sesak di dada

" Kalau abang melakukan itu... Artinya abang siap melepaskan aku" Lirih ku menutup mulutku dengan sebelah tangan menahan agar tidak mengeluarkan suara tangisku

" Aku gak boleh lemah aku harus bangkit dan semangat melanjutkan hidupku apapun yang terjadi nanti, besok aku akan mengikuti bang Toni bekerja" Batinku menyemangati diriku sendiri walau air mata masih mengalir membasahi pipiku

Aku memang mencintai bang Toni tapi penghianatan aku gak maafin itu akan ku kikis rasa cintaku jika itu terbukti, aku benci penghianatan karna dulu Sasa pernah di khianati pria yang dia cintai, hingga sampai sekarang Sasa masih enggan menjalin hubungan dengan yang namanya pria

Tidurku terganggu dengan rasa kenyal di bibirku, mataku reflek terbuka dan melihat bang Toni sedang ******* bibirku dengan tubuhnya menindih tubuhku, ku dorong dada bang Toni hingga posisinya berada di sampingku

" Apa apaan sih dek... Abang cuma mau bangunin kamu kenapa didorong... Abang kan biasa cium kamu kalau mau bangunin kamu dek...." Ucapnya menatapku tajam

" Hmmm... Maaf" Hanya itu yang aku ucapkan, gak mungkinkan aku bilang aku jijik sama bang Toni karna udah khianati aku, udah menjamah wanita lain walau belum terbukti tapi kecurigaan ku menuju kesana.

" Loh... Abang kok belum pakai baju kerja? " Tanyaku dengan firasat yang gak enak

" Abang mau menebus janji abang hari ini, jadi abang gak ke showroom, hari ini kita jalan ya.... Adek mau jalan ke mana? " Ucap bang Toni dengan katanya yang lembut membuat aku menarik nafas panjang

" Ohhh... Ya udah kalau gitu kita ke pantai aja ya bang... Yang dekat aja, tapi adek masak dulu ya buat bekal kita" Ucapku tersenyum manis

Walau hari ini gagal mengikuti bang Toni tapi gak apa apa lah masih ada besok hari tapi aku sudah mulai membuat jarak sama bang Toni

" Maaf ya bang aku harus mempersiapkan hatiku agar gak terlalu sakit nantinya kalau terbukti bang Toni berkhianat" Batinku menatap kosong ke arah jendela kamar

" Dek... " Ucap bang Toni menyentuh bahuku menyadarkan aku dari lamunanku

" Sudah mandi gih katanya mau masak... " Ucap bang Toni yang ku jawab dengan anggukan

Setelah membersihkan diri, ku langkahkan kakiku ke dapur menemui bik Ani agar membantuku menyiapkan bekal ke pantai

Selesai memasak aku bersiap memberitahu bang Toni di kamar, waktu membuka pintu kamar, ku dengar bang Toni sedang telponan dengan seseorang.

" Maaf hari ini aku gak bisa nemenin kamu aku sudah lama gak merhatiin istriku aku gak mau istriku curiga sama aku"

" ......... "

" Aku harap kamu ngertiin posisi aku"

" ........ "

" Terserah kamu aku tutup"

Ku tutup pintu kamar lagi ku tahan agar tak pecah tangisku ternyata hatiku belum siap dengan kenyataan rasanya sesak, ku usahakan agar tangisku reda

Tok Tok Tok

" Masuk... " Jawab bang Toni

kubuka pintu dan tersenyum palsu melihat bang Toni

" Dek.... Kok pake ketok pintu" Ucap bang Toni " Abang kira bik Ani tadi" Lanjutnya

" Iya samar - samar tadi adek dengar abang lagi teleponan.. Takut ganggu jadi adek ketok pintunya" Jawabku melihat bang Toni yang terlihat gugup

Deg

Episodes
1 Bab 1 Novitria lestari
2 Bab 2 Kecewa
3 Bab 3 Mengikuti
4 Bab 4 Terluka
5 Bab 5 Orang aneh
6 Bab 6 Bertemu lagi
7 Bab 7 Toni POV
8 Bab 8 Terjebak
9 Bab 9 Menyesal
10 Bab 10 Ancaman
11 Bab 11 Kecurigaan Sasa
12 Bab 12 Menceritakan
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Mengintai
15 Bab 15 Mengintai 2
16 Bab 16 Tak sanggup menerimanya
17 Bab 17 Alat pengintai
18 Bab 18 Berdetak
19 Bab 19 Kenyataan 1
20 Bab 20 Kenyataan 2
21 Bab 21 Makan Malam
22 Bab 22 Menciduk
23 Bab 23 Kejadian Yang Sebenarnya
24 Bab 24 Ucapan Talak Novi
25 Bab 25 Desa Air Terjun
26 Bab 26 Desa Air Terjun 2
27 Bab 27 Desa Air Terjun 3
28 Bab 28 Desa Air Terjun 4
29 Bab 29 Sinta POV
30 Bab 30 Peristiwa Mengerikan
31 Bab 31 Menghilangkan apa yang di sentuhnya
32 Bab 32 Penangkapan Sinta
33 Bab 33 Mengetahui Kebenarannya
34 Bab 34 Kehidupan Wulan
35 Bab 35 Ternyata Semua Laki Laki Sama
36 Bab 36 Kedatangan Orang tua Toni
37 Bab 37 Toni Sakit
38 Bab 38 Permintaan Toni
39 Bab 39 Semoga Kamu Bahagia mas Da
40 Bab 40 Ada apa Dengan Novi
41 Bab 41 Gadis Masa Kecil
42 Bab 42 Toni Trauma
43 Bab 43 Danil pergi
44 Bab 44 Pulang Ke Rumah
45 Bab 45 Toni Ke Showroom Lagi
46 Bab 46 Seminggu Lagi
47 Bab 47 Rekaman Novi
48 Bab 48 Mona Adiaksa
49 Bab 49 Surat Gugatan
50 Bab 50 Kenangan Buruk di SMA
51 Bab 51 Beni Membela Novi
52 Bab 52 Foto Danil dan Mona
53 Bab 53 Kesedihan Danil
54 Bab 54 Novi Kecelakaan
55 Bab 55 Bukti Dari Alex
56 Bab 56 Amarah Danil
57 Bab 57 Amarah Danil 2
58 Bab 58 Di Jodohkan
59 Bab 59 Di Jodohkan 2
60 Bab 60 Usaha Novi menggagalkan Pertunangan
61 Bab 61 Membuka Hati
62 Bab 62 Tunangan
63 Bab 63 Ijab Qabul
64 Bab 64 Ditahan Dulu
65 Bab 65 Pindah Ke Apartemen
66 Bab 66 Kedatangan Mona
67 Bab 67 Janji Temu Dengan Mona
68 Bab 68 Gadis kecil Danil
69 Bab 69 Cerita Danil Dan Novi
70 Bab 70 Cerita Danil Dan Novi 2
71 Bab 71 Seutuhnya
72 Bab 72 Novi Salah Faham
73 Bab 73 Ke Pantai bersama
74 Bab 74 Ke Pantai Bersama 2
75 Bab 75 Keanehan Danil
76 Bab 76 Rasa Bersalah Danil
77 Bab 77 Pesan Kamar Hotel
78 Bab 78 Di Pingit
79 Bab 79 Pesta Lajang
80 Bab 80 Resepsi Pernikahan
81 Bab 81 Resepsi pernikahan 2
82 Bab 82 Rumah Baru
83 Bab 83 Asisten Rumah Tangga
84 Bab 84 Danil Di Jebak
85 Bab 85 Novi Tak Sadarkan Diri
86 Bab 86 Ruang Rahasia Danil
87 Bab 87 Tiga Tahun Kemudian
88 Bab 88 Bertemu Bunda Sarah
89 Bab 89 Bertemu Toni
90 Bab 90 Bertemu Toni 2
91 Bab 91 Kepergian Toni
92 Bab 92 Di Ruang ICU
93 Bab 93 Mimpi Bertemu Noni
94 Bab 94 Positif Hamil
95 Bab 95 Obat Pencegah Kehamilan
96 Bab 96 Surat Dari Novi
97 Bab 97 Danil Ke Rumah Papah Rafa
98 Bab 98 Mencari Novi
99 Bab 99
100 Bab 100 Bertemu Dengan Novi
101 Bab 101 Nasib Orang Tua Angkat Danil
102 Bab 102 Berubah
103 Bab 103 Balasan Cinta Dari Novi
104 Bab 104 Mona yang tidak tau diri
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109 Memeriksa Kandungan
110 Bab 110 Alex
111 Bab 111 Membeli Peralatan Bayi
112 Bab 112 Danil Panik
113 Bab 113 BULAN Dan BINTANG
114 Bab 114 Anton Dan Mona
115 Bab 115 Acara Turun Tanah Bulan dan Bintang
116 Bab 116 Menegangkan
117 Bab 117 Kekhawatiran Danil
118 Bab 118 kehilangan
119 Bab 119 Kesedihan Novi dan Danil
120 Bab 120 Hukuman Mona
121 Bab 121 Jonathan tau perasaan Alex
122 Bab 122 Penyerangan
123 Bab 123 Membuat Rencana
124 Bab 124 Kecemasan Novi
125 Bab 125 Melawan Kelompok Lion
126 Bab 126 Danil koma
127 Bab 127 Melepas Rindu
128 Bab 128 Tamat
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1 Novitria lestari
2
Bab 2 Kecewa
3
Bab 3 Mengikuti
4
Bab 4 Terluka
5
Bab 5 Orang aneh
6
Bab 6 Bertemu lagi
7
Bab 7 Toni POV
8
Bab 8 Terjebak
9
Bab 9 Menyesal
10
Bab 10 Ancaman
11
Bab 11 Kecurigaan Sasa
12
Bab 12 Menceritakan
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Mengintai
15
Bab 15 Mengintai 2
16
Bab 16 Tak sanggup menerimanya
17
Bab 17 Alat pengintai
18
Bab 18 Berdetak
19
Bab 19 Kenyataan 1
20
Bab 20 Kenyataan 2
21
Bab 21 Makan Malam
22
Bab 22 Menciduk
23
Bab 23 Kejadian Yang Sebenarnya
24
Bab 24 Ucapan Talak Novi
25
Bab 25 Desa Air Terjun
26
Bab 26 Desa Air Terjun 2
27
Bab 27 Desa Air Terjun 3
28
Bab 28 Desa Air Terjun 4
29
Bab 29 Sinta POV
30
Bab 30 Peristiwa Mengerikan
31
Bab 31 Menghilangkan apa yang di sentuhnya
32
Bab 32 Penangkapan Sinta
33
Bab 33 Mengetahui Kebenarannya
34
Bab 34 Kehidupan Wulan
35
Bab 35 Ternyata Semua Laki Laki Sama
36
Bab 36 Kedatangan Orang tua Toni
37
Bab 37 Toni Sakit
38
Bab 38 Permintaan Toni
39
Bab 39 Semoga Kamu Bahagia mas Da
40
Bab 40 Ada apa Dengan Novi
41
Bab 41 Gadis Masa Kecil
42
Bab 42 Toni Trauma
43
Bab 43 Danil pergi
44
Bab 44 Pulang Ke Rumah
45
Bab 45 Toni Ke Showroom Lagi
46
Bab 46 Seminggu Lagi
47
Bab 47 Rekaman Novi
48
Bab 48 Mona Adiaksa
49
Bab 49 Surat Gugatan
50
Bab 50 Kenangan Buruk di SMA
51
Bab 51 Beni Membela Novi
52
Bab 52 Foto Danil dan Mona
53
Bab 53 Kesedihan Danil
54
Bab 54 Novi Kecelakaan
55
Bab 55 Bukti Dari Alex
56
Bab 56 Amarah Danil
57
Bab 57 Amarah Danil 2
58
Bab 58 Di Jodohkan
59
Bab 59 Di Jodohkan 2
60
Bab 60 Usaha Novi menggagalkan Pertunangan
61
Bab 61 Membuka Hati
62
Bab 62 Tunangan
63
Bab 63 Ijab Qabul
64
Bab 64 Ditahan Dulu
65
Bab 65 Pindah Ke Apartemen
66
Bab 66 Kedatangan Mona
67
Bab 67 Janji Temu Dengan Mona
68
Bab 68 Gadis kecil Danil
69
Bab 69 Cerita Danil Dan Novi
70
Bab 70 Cerita Danil Dan Novi 2
71
Bab 71 Seutuhnya
72
Bab 72 Novi Salah Faham
73
Bab 73 Ke Pantai bersama
74
Bab 74 Ke Pantai Bersama 2
75
Bab 75 Keanehan Danil
76
Bab 76 Rasa Bersalah Danil
77
Bab 77 Pesan Kamar Hotel
78
Bab 78 Di Pingit
79
Bab 79 Pesta Lajang
80
Bab 80 Resepsi Pernikahan
81
Bab 81 Resepsi pernikahan 2
82
Bab 82 Rumah Baru
83
Bab 83 Asisten Rumah Tangga
84
Bab 84 Danil Di Jebak
85
Bab 85 Novi Tak Sadarkan Diri
86
Bab 86 Ruang Rahasia Danil
87
Bab 87 Tiga Tahun Kemudian
88
Bab 88 Bertemu Bunda Sarah
89
Bab 89 Bertemu Toni
90
Bab 90 Bertemu Toni 2
91
Bab 91 Kepergian Toni
92
Bab 92 Di Ruang ICU
93
Bab 93 Mimpi Bertemu Noni
94
Bab 94 Positif Hamil
95
Bab 95 Obat Pencegah Kehamilan
96
Bab 96 Surat Dari Novi
97
Bab 97 Danil Ke Rumah Papah Rafa
98
Bab 98 Mencari Novi
99
Bab 99
100
Bab 100 Bertemu Dengan Novi
101
Bab 101 Nasib Orang Tua Angkat Danil
102
Bab 102 Berubah
103
Bab 103 Balasan Cinta Dari Novi
104
Bab 104 Mona yang tidak tau diri
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109 Memeriksa Kandungan
110
Bab 110 Alex
111
Bab 111 Membeli Peralatan Bayi
112
Bab 112 Danil Panik
113
Bab 113 BULAN Dan BINTANG
114
Bab 114 Anton Dan Mona
115
Bab 115 Acara Turun Tanah Bulan dan Bintang
116
Bab 116 Menegangkan
117
Bab 117 Kekhawatiran Danil
118
Bab 118 kehilangan
119
Bab 119 Kesedihan Novi dan Danil
120
Bab 120 Hukuman Mona
121
Bab 121 Jonathan tau perasaan Alex
122
Bab 122 Penyerangan
123
Bab 123 Membuat Rencana
124
Bab 124 Kecemasan Novi
125
Bab 125 Melawan Kelompok Lion
126
Bab 126 Danil koma
127
Bab 127 Melepas Rindu
128
Bab 128 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!