" Non... Ayo masuk sudah magrib " Ucap bik Ani menggiring ku masuk ke dalam rumah
Ku duduk di pinggir ranjang dan menghubungi bang Toni tapi tetap tidak aktif
" Apa kau bermain api di belakangku bang? " Batinku lirih dengan air mata yang membasahi pipi mulus ku
Aku percaya akan penjelasan bang Toni pagi tadi, aku percaya akan cinta bang Toni padaku tapi karna dikecewakan lagi kecurigaan itu timbul kembali.
Ku Baringkan tubuhku di atas ranjang yang terasa lelah hati dan lelah pikiran ku pejamkan mata menjemput alam mimpi
Kubuka mata ku ku lirik jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari, perutku terasa perih karna aku melewatkan jam makan malamku.
Ku turunkan kakiku ke lantai melangkah ke dapur, kubuka tudung saji di atas meja makan, terlihat rendang daging dan sup ayam yang sudah dingin, ku sendok kan nasi ke piringku, ku tambahkan rendang daging di atas nasi, ku makan perlahan tanpa sup karna malas memanaskan sup nya.
Tak lama kudengar suara mobil bang Toni masuk ke garasi rumah, ku lanjutkan makanku, ku abaikan bang Toni yang berjalan ke arahku tanpa mau menyambutnya pulang.
" Dek... Kok belum tidur? Kenapa baru makan? Maaf ya kerjaan abang gak bisa di tinggal dan gak bisa hubungi kamu, HP abang habis baterai gak sempat ngecas" Ucap bang Toni merasa bersalah serta duduk di sampingku menggenggam tanganku erat.
Tak ada jawaban keluar dari bibirku, kulepas genggaman tangannya, ku lanjutkan makanku sampai habis walau susah menelannya akibat menahan tangis.
Ku tinggalkan piring bekas makanku tanpa mencucinya menuju kulkas mengambil air untuk ku bawa ke kamar, ku langkahkan kakiku menuju kamar tanpa menghiraukan tatapan mata bang Toni yang terus melihatku.
Ku baringkan tubuhku membelakangi pintu, terdengar pintu kamarku terbuka dan tertutup kembali.
" Huff... " ku dengar nafas kasar bang Toni.
" Dek... Habis makan jangan langsung tidur, duduk dulu sebentar" Ucap bang Toni membantu membangunkan tubuhku dengan lembut agar duduk di atas ranjang, aku pun menurutinya setelahnya bang Toni menuju kamar mandi membersihkan diri.
Kuambil Hp Ku di atas nakas, aku masuk ke jejaring sosial di hp ku
Drreet Drreet
Bunyi HP bang Toni di atas nakas yang masih di cas tanda panggilan, kulihat layar depan terlihat nama inisial S di sana,
Ku coba menjawab tapi pintu kamar mandi terbuka, terlihat bang Toni hanya dengan memakai handuk menutupi area pribadinya.
Kulihat bang Toni me non aktifkan HPnya dan berjalan ke lemari untuk mengambil piyama nya sendiri tanpa kusiapkan seperti biasa.
" Dek... Maafin abang ya... " Ucapnya memelukku dari belakang.
" Abang gak tau kalau ada klien yang minta pertemuannya dadakan dek... " Lanjutnya
" Kalau memang gak bisa tepati janji abang kasih kabar dong... Aku nunggu abang lama tau... Di hubungi gak aktif lagi" Omel ku.
" Iya dek abang minta maaf ya besok gak ulangi lagi" Ucapnya masih memelukku.
" Hmmm.. " Jawabku sebal
" Dek abang kangen... " Memeluk erat tubuhku dengan tangan yang mulai aktif ke sana sini.
" Maaf bang adek lagi datang tamu bulanan" Ucapku jujur
" Ck... Huff... Kenapa sekarang sih dek... Padahal abang pengen ni udah lama gak nyentuh kamu dek... " Ucapnya kecewa tanpa ada jawaban dari bibirku
" Ya sudah...Yuk kita tidur abang akan menahannya" Lanjut ucapannya yang ku jawab dengan anggukan kepala ku pejamkan mata walau belum mengantuk
Ku dengar dengkuran halus keluar dari bibir bang Toni tanda bang Toni sudah tertidur pulas, ku lepaskan pelukan tangan bang Toni di perutku, ku ubah posisi tidurku jadi miring menghadap bang Toni memperhatikan wajah kekasih halalku yang aku cintai.
" Bang... Apa kau mengkhianati ku? Apa salahku bang? Kalau aku ada kekurangan seharusnya bilang bang... Aku akan memperbaikinya.. Abang tau kalau aku benci penghianatan bahkan sebelum abang menikahi ku sudah ku katakan penghianatan yang gak bisa aku maafkan" Batinku lirih menahan sesak di dada
" Kalau abang melakukan itu... Artinya abang siap melepaskan aku" Lirih ku menutup mulutku dengan sebelah tangan menahan agar tidak mengeluarkan suara tangisku
" Aku gak boleh lemah aku harus bangkit dan semangat melanjutkan hidupku apapun yang terjadi nanti, besok aku akan mengikuti bang Toni bekerja" Batinku menyemangati diriku sendiri walau air mata masih mengalir membasahi pipiku
Aku memang mencintai bang Toni tapi penghianatan aku gak maafin itu akan ku kikis rasa cintaku jika itu terbukti, aku benci penghianatan karna dulu Sasa pernah di khianati pria yang dia cintai, hingga sampai sekarang Sasa masih enggan menjalin hubungan dengan yang namanya pria
Tidurku terganggu dengan rasa kenyal di bibirku, mataku reflek terbuka dan melihat bang Toni sedang ******* bibirku dengan tubuhnya menindih tubuhku, ku dorong dada bang Toni hingga posisinya berada di sampingku
" Apa apaan sih dek... Abang cuma mau bangunin kamu kenapa didorong... Abang kan biasa cium kamu kalau mau bangunin kamu dek...." Ucapnya menatapku tajam
" Hmmm... Maaf" Hanya itu yang aku ucapkan, gak mungkinkan aku bilang aku jijik sama bang Toni karna udah khianati aku, udah menjamah wanita lain walau belum terbukti tapi kecurigaan ku menuju kesana.
" Loh... Abang kok belum pakai baju kerja? " Tanyaku dengan firasat yang gak enak
" Abang mau menebus janji abang hari ini, jadi abang gak ke showroom, hari ini kita jalan ya.... Adek mau jalan ke mana? " Ucap bang Toni dengan katanya yang lembut membuat aku menarik nafas panjang
" Ohhh... Ya udah kalau gitu kita ke pantai aja ya bang... Yang dekat aja, tapi adek masak dulu ya buat bekal kita" Ucapku tersenyum manis
Walau hari ini gagal mengikuti bang Toni tapi gak apa apa lah masih ada besok hari tapi aku sudah mulai membuat jarak sama bang Toni
" Maaf ya bang aku harus mempersiapkan hatiku agar gak terlalu sakit nantinya kalau terbukti bang Toni berkhianat" Batinku menatap kosong ke arah jendela kamar
" Dek... " Ucap bang Toni menyentuh bahuku menyadarkan aku dari lamunanku
" Sudah mandi gih katanya mau masak... " Ucap bang Toni yang ku jawab dengan anggukan
Setelah membersihkan diri, ku langkahkan kakiku ke dapur menemui bik Ani agar membantuku menyiapkan bekal ke pantai
Selesai memasak aku bersiap memberitahu bang Toni di kamar, waktu membuka pintu kamar, ku dengar bang Toni sedang telponan dengan seseorang.
" Maaf hari ini aku gak bisa nemenin kamu aku sudah lama gak merhatiin istriku aku gak mau istriku curiga sama aku"
" ......... "
" Aku harap kamu ngertiin posisi aku"
" ........ "
" Terserah kamu aku tutup"
Ku tutup pintu kamar lagi ku tahan agar tak pecah tangisku ternyata hatiku belum siap dengan kenyataan rasanya sesak, ku usahakan agar tangisku reda
Tok Tok Tok
" Masuk... " Jawab bang Toni
kubuka pintu dan tersenyum palsu melihat bang Toni
" Dek.... Kok pake ketok pintu" Ucap bang Toni " Abang kira bik Ani tadi" Lanjutnya
" Iya samar - samar tadi adek dengar abang lagi teleponan.. Takut ganggu jadi adek ketok pintunya" Jawabku melihat bang Toni yang terlihat gugup
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments