"Dek.... Kok pake ketok pintu" Ucap bang Toni " Abang kira bik Ani tadi" Lanjutnya
" Iya samar - samar tadi adek dengar abang lagi telponan.. Takut ganggu jadi adek ketok pintunya" Jawabku melihat bang Toni yang tampak gugup
Deg
" Adek itu istri abang ini juga kamar kita dek... " Ucap bang Toni
" Adek bebas masuk ke ruang manapun tanpa ketok pintu.. Abang tadi telfon karna kerjaan dek... " Bohong bang Toni dengan lancarnya
" Iya bang... Adek cuma takut ganggu abang kerja aja" Ucapku membelakangi bang Toni tersenyum kecut
" Kamu udah siap dek? " Tanya bang Toni melihatku
" Adek ganti baju dulu ya bang... " Ucapku melangkahkan kaki ku menuju lemari
Saat aku ganti baju tidak ada suara pintu terbuka, ku balikkan badan ternyata bang Toni masih duduk di tepi ranjang menatapku dalam
" Bang kok masih disini? " Tanyaku aneh
" Memangnya kenapa? Abang gak boleh lihat istri abang ganti baju? " Ucapnya tanpa mengalihkan tatapan matanya dari tubuhku
Kalau dulu aku akan senang dengan kata manis bang Toni tapi sekarang aku udah gak sudi memperlihatkan tubuhku apa lagi dijamah bang Toni
Ku putar otak tuk cari alasan agar bang Toni keluar dari kamar
" Bang tolong bantu adek ya... semua yang udah adek siapkan di cek ulang lagi" Ucapku beralasan nampak bang Toni berfikir
" Ya udah biar abang cek ulang lagi, abang keluar dulu ya? " Jawabnya mengerlingkan mata nakalnya padaku
" Huff... Aman... " Ucapku lega
Ku percepat ganti bajuku, ku poles bedak dan lipstik tipis agar tidak pucat dan tentunya cantik natural, ku buka pintu kamar dan berapa terkejutnya aku ada bang Toni didepan pintu
" Abang... Buat kaget aja.. Yuk berangkat" Ucapku cepat jalan melewati bang Toni yang memandangku tanpa berkedip karna terpesona dengan kecantikanku
" Ku buat kau menyesali penghianatan kamu bang... Dan untuk kembali lagi padaku... Itu sudah terlambat" Ucapku dalam hati
" Bik... Kami pergi dulu ya" Ucapku pada bik Ani yang mengantarku ke mobil
" Iya non... Hati - hati non" Jawab bik Ani yang ku jawab dengan anggukan kepala
Di dalam mobil cukup hening hanya terdengar bunyi kendaraan yang berlalu lalang tak ada yang memulai pembicaraan karna biasanya aku yang selalu cerewet dan semangat tuk liburan
" Dek... Kenapa? Gak senang kita jalan? Apa adek sakit? " Ucap bang Toni melihatku dan menyentuh keningku tapi ku tepis selembut mungkin tangan bang Toni
" Adek gak apa apa bang...Adek cuma menikmati perjalanan kita aja" Jawabku tersenyum manis
" Biasanya adek selalu cerewet dan semangat kalau kita jalan - jalan" Ucap bang Toni menggenggam sebelah tanganku
" Adek senang kok bang kita bisa jalan - jalan lagi" Ucapku menyindir bang Toni dan membalas genggaman tangannya agar bang Toni tidak curiga
Sampai di pantai kami duduk ditempat yang kami sewa sungguh pemandangan yang indah, pantainya berwana biru dengan ombak yang saling berkejaran di tambah cuaca hari ini cerah membuat hatiku sedikit terhibur dengan cobaan hidup yang harus ku hadapi
" Pemandangannya indah ya dek... Seindah kamu" Gombal bang Toni menggeser duduknya agar lebih dekat denganku
Ku biarkan bang Toni dekat denganku toh aku juga masih istrinya kusiapkan bekal makan kami karna hari juga sudah siang
" Ish.. Gombal.. Makan dulu ya bang baru kita main air" Ucapku menyendok kan nasi ke piring bang Toni di tambah ayam goreng lalapan dan sambal terasi nya
" Abang gak gombal dek.. Emang kenyataan kamu tu indah... Cantik, gak bosan abang memandang wajahmu yang selalu buat abang kangen" Ucap bang Toni melihatku dalam
" Udah bang dimakan makanannya nanti adek kenyang sama gombalan abang" Ucapku melahap makananku
Ting
Bunyi HP bang Toni tanda pesan masuk
" Dek abang ke toilet bentar ya... Kebelet" Ucapnya setelah membaca pesan di HPnya yang ku jawab anggukan kepala dan tersenyum manis yang dipaksakan
" Bang Toni kok lama ya ke toiletnya udah hampir setengah jam gak balik - balik" Ucapku khawatir, ku susul bang Toni ke toilet
" Eh suara apa itu" Batinku mendengar suara samar seperti suara ******* dari dalam toilet
Karna penasaran dan pintu toilet juga tidak tertutup rapat kubuka sedikit dan ku intip dari celah pintu, mataku membulat penuh, dadaku sesak tanpa ijin air mataku jatuh ke pipiku ternyata itu bang Toni sedang melakukan penyatuan tubuh dengan wanita yang aku gak kenal walau bang Toni masih berpakaian lengkap tapi si wanitanya sudah terbuka di bagian dada dan daerah sensitif nya yang dipacu oleh bang Toni
Dengan sisa tenaga ku ambil Hp Ku di kantong celanaku, ku arahkan kameraku kearah dua sejoli yang tak sadar aku merekam kebejatan mereka
Lima menit aku merekam mereka, dengan tubuh gemetar, ku paksakan kakiku melangkah meninggalkan toilet tempat kekasih halalku yang masih berpacu dengan wanitanya
" Hiks hiks hiks... Tega kamu bang.. Kamu melukai hatiku, sampai sedalam ini bang" Ucapku lirih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments