" Huff... " Ucapku frustasi dengan keputusanku menerima sinta di Showroom Ku ralat showroom Novi
Keesokan harinya aku datang ke Showroom seperti biasa, ku parkirkan mobilku di halaman parkir showroom, ku buka pintu mobil dan melangkah masuk ke dalam showroom, ku lihat Sinta duduk di kursi tunggu dengan pakaian yang kurang bahan yang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang seksi,
ku alihkan pandanganku ke para karyawan ku yang saling berbisik melihat Sinta dan aku saling menyapa
" Mas... " Ucapnya tersenyum manis padaku
" Ya Sin... Kamu sudah datang? " Ucapku melihat jam di pergelangan tanganku yang menunjukkan pukul delapan pagi
" Iya mas udah dari jam tujuh tadi" Jawaban Sinta mengejutkan ku
" Maaf ya Sin saya lupa kasih tau kamu, kalau kita buka pukul delapan pagi" Ucapku melihat Sinta sekilas
" Ayo ikut keruangan saya dulu" Ucapku melangkah masuk ke dalam lif menuju lantai dua dimana ruangan ku berada
Ku duduk kan bokongku di kursi sofa tunggal dan mempersilahkan Sinta duduk di kursi panjang, ku ambil HP di saku celanaku mencari nama Adi
" Adi keruangan ku sekarang" Perintahku pada asisten ku
Tok Tok Tok
" Masuk" Teriakku
Adi melangkah masuk keruangan ku menatapku dan Sinta bergantian
" Di... Ini Sinta yang aku ceritakan kemaren, tolong kamu jelaskan apa yang harus dikerjakan" Ucapku melihat Adi yang menganggukkan kepala mengerti
" Ayo ikut saya, saya akan menjelaskan apa yang harus kamu kerjakan" Ucap Adi pada Sinta yang menatapku dalam
" Sinta" Panggil ku pada Sinta yang masih menatapku
" Sin " Teriakku menyadarkan Sinta
" Eh... I iya mas.. " Ucapnya tersadar
" Kamu ikut Adi ke ruangannya dan... Besok ikuti peraturan disini dengan berpakaian yang lebih sopan" Ucapku tegas
" I iya mas" Jawabnya salah tingkah
Sinta melaksanakan tugasnya dengan baik menawarkan mobil - mobil yang ada di showroom dan selalu membuat pelanggan puas akan pelayanannya dan membeli mobil di showroom, pagi dan sore Sinta selalu membuatkan aku kopi, awalnya aku menolak tapi Sinta selalu membuatkan kopi untukku hingga aku terbiasa minum kopi buatan Sinta
Hari ini ada pertemuan di showroom dengan klien yang penting setelah jam kerja, itu semua atas keinginan dari klienku, aku juga sudah memberitahu Novi,
Sinta dan Adi menemaniku menemui klienku, karna Sinta yang pandai berkata - kata dan Adi yang mempersiapkan semua berkasnya
" Sinta... Adi... Saya harap pertemuan kita kali ini akan lancar dan klien kita menyetujui kerja samanya dengan kita, karna kerja sama kita ini akan banyak menguntungkan Showroom" Ucapku penuh harap
" Mas Toni tenang aja Sinta akan berusaha keras agar klien kita tanpa ragu menanda tangani berkas kerjasamanya" Ucap sinta yakin tersenyum manis menatapku yang ku balas dengan tersenyum lebar di bibirku
walau Sinta hanya tamatan SMA tapi kemampuannya dalam melobi tidak dapat di ragukan
" Apa berkasnya sudah kamu siapkan Di? " Tanyaku pada Adi
" Sudah pak" Adi menjawab ku dengan wajah datar tanpa ekspresi di wajahnya
Tak lama klien yang kami tunggu datang
" Assalamu'alaikum pak Toni maaf kami datang terlambat, karna habis menghadiri undangan pesta teman tak jauh dari sini" Ucapnya menjelaskan
" Ahh.. Tidak apa apa pak Danil dan selamat datang di showroom kami" Balas ku menjabat tangannya
" Baiklah kalau begitu kita mulai saja pembahasannya" Ucapnya to the point
" Baiklah pak Danil" Jawabku memandang Sinta yang menatap pak Danil tanpa berkedip
" Sinta.. " Tegur ku pada Sinta agar memulai persentasinya
" Iya mas.. " Ucap Sinta malu karna ketahuan terpesona oleh ketampanan pak Danil
Aku sangat senang karna pertemuan kali ini kami berhasil dan akan mendapatkan banyak keuntungan, mempertebal ATM ku untuk membahagiakan Novi istriku
" Di... Pesan makanan kita rayakan keberhasilan kita dengan makan disini" Ucapku semangat masuk keruangan setelah mengantar pak Danil ke mobilnya
" Ok Pak" Ucap Adi memesan makanan dari HPnya
" Sinta Terima kasih ya berkat persentasi kamu kita dapat untung besar, saya akan kasih kamu bonus" Ucapku penuh semangat
" Iya makasih mas..Ini memang tugas Sinta mas" Ucap Sinta tersenyum lebar
" Pak saya ambil pesanan dulu di luar" Ucap Adi melangkah keluar setelah ku jawab dengan anggukan kepala
" Mas Sinta bantu pak Adi menyiapkan makanan dulu ya.. " Ucap Sinta ijin padaku
" Iya Sin" Ucapku tanpa beralih dari Hpku
Suasana hatiku yang senang membuatku bersemangat menghabiskan makanan yang dipesan Adi
Ting
Bunyi HP Adi tanda pesan masuk
" Maaf Pak saya mau ke bandara, kedua orang tua saya sudah sampai minta di jemput sekarang pak" Ucap Adi meminta ijin menjemput orangtuanya dari kampung kelahiran Adi
" Ya sudah kamu pergi aja Di, saya juga mau pulang" Jawabku mengijinkan
" Sin kamu pulang juga ya, sekali lagi Terima kasih" Ucapku pada Sinta berjalan mendekatiku dengan secangkir kopi di tangannya
" Iya mas.. Tapi mas temani Sinta dulu beberes meja mas ini, dan ini kopi untuk mas" Ucap sinta menyodorkan kopinya untukku minum
Karna ingin cepat pulang ku ambil dan ku teguk hingga habis, menunggu Sinta membersihkan meja ruangan ku
Kurasakan hawa panas menjalar ke seluruh tubuhku, ku buka dasi, ku lepas tiga kancing kemejaku
" Sinta apa yang kamu masukkan ke dalam minuman ku hah" Bentak ku ke Sinta menatapnya tajam, aku yakin Sinta memasukkan obat perangsang ke dalam minuman kopiku karna panas dalam tubuhku membuat hasrat kelelakian ku bangkit
" Maaf mas aku mencintaimu mas, aku ingin memilikimu tapi mas gak pernah tertarik padaku" Teriaknya terisak
" Sinta kau.. " Aku tidak bisa melanjutkan kalimatku karna bibirku sudah di bungkam dengan bibir Sinta, aku berusaha melepaskan ciuman yang membuat hasratku bangkit akibat obat yang di berikan Sinta, hingga ciuman pun terlepas ku langkahkan kakiku menuju pintu tapi terkunci, ku balikkan tubuhku menghadap Sinta yang sudah tak memakai sehelai benang pun
Hasratku semakin tinggi celanaku terasa sesak panas di tubuhku terus membuatku gelisah, ku balikkan lagi badanku ke pintu mencoba membukanya
" Sinta mana kuncinya? Buka pintunya Sin atau kau tak akan bekerja lagi di sini" Teriakku frustasi menendang pintu agar terbuka
" Ayolah mas sentuh aku mas... Aku mencintaimu mas" Ucap Sinta memelukku dari belakang membuka resleting celanaku dan mengeluarkan pusakaku yang sudah mengeras berdiri tegak menantang
Karna obat itu membuatku terhanyut oleh permainan sinta hingga aku menyatukan tubuhku dan tubuhnya menikmati bersama air mataku yang terus mengalir memejamkan mata membayangkan wajah cantik istriku Novi
Aku melakukannya hanya sekali selebihnya ku rendam tubuhku dengan air dingin untuk menghilangkan obat laknat itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments