"Eh jadi kamu mengikuti pak Toni sampai ke perusahaan ku? " Ucap mas Dedi serius menatapku.
" Iya mas" Jawabku tak enak
" Emmm.. Maaf Nov dulunya aku kira wanita yang sering bersama pak Toni itu kekasih atau istrinya, karna aku gak tau kalau pak Toni itu suami kamu" Ucapan mas Dedi terdengar ragu ragu padaku
Deg
" Maaf mas maksud mas Dedi gimana ya? " Tanyaku bingung apa bang Toni sudah terang terangan tampil di depan orang bersama selingkuhannya
" Kami baru beberapa bulan menjalin kerja sama Nov, saat pertama kali pertemuan pak Toni membawa pak Adi dan buk Sinta" Ucap mas Dedi melihat ku sejenak karna tak ada tanggapan dariku mas Dedi melanjutkan ceritanya
" Di pertemuan itu buk Sinta profesional dengan pekerjaannya merepresentasikan showroom, aku lihat mereka berinteraksi seperti pasangan walau hanya Sinta yang selalu lebih banyak mendekati pak Toni, dan pak Toni menanggapi semua perhatian yang di berikan buk Sinta, di pertemuan selanjutnya juga sama seperti itu bahkan lebih intens lagi, maka dari itu aku berkesimpulan kalau di antara pak Toni dan buk Sinta ada hubungan di luar pekerjaan mereka, dan berfikir hubungan kekasih atau semacamnya" Ucap mas Dedi masih menatapku
" Itu artinya benar dugaanku kalau inisial S itu adalah Sinta, tapi kenapa tadi aku lihat mereka bertengkar?" Ucapku dalam hati
" Nov... Kamu tidak apa apa kan? " Ucap mas Dedi menyadarkan aku
" Eh iya mas aku gak apa apa kok" Ucapku tersenyum
" Apa bang Toni sudah pulang mas? " Tanyaku pada mas Dedi
" Eh iya kenapa mas disini bukannya sama bang Toni " Tanyaku lagi karna takut mengganggu pekerjaan mas Dedi
" Tidak apa apa Nov, masalah kerjaan udah aku serahin sama sekertaris aku, bantar ya aku lihat dulu pertemuannya sudah siap atau belum" Ucap mas Dedi memainkan Hpnya melihat cctv di sana.
" Sepertinya sudah Nov, pak Toni dan Adi sudah tidak ada di ruanganku" Jawab mas Dedi
" Ohhh.. Jadi ini perusahaan mas ya? " Tanyaku pada mas Dedi yang masih fokus sama HPnya
" Iya Nov tapi sebentar lagi akan jadi milik sahabatmu Dila, karna aku bangun perusahaan ini khusus untuk Dila sebagai mahar pernikahan kami nanti" Ucap mas Dedi mengejutkan ku
" Khusus untuk Dila? Bukannya perusahaan ini sudah berdiri lama ya mas? Terus kalian baru beberapa bulan ini di jodohkan? " Tanyaku bingung
" Iya Nov panjang ceritanya tapi aku singkat aja ya... Aku sudah kenal sama Dila dari semenjak kami kecil, aku sudah menyukainya saat itu dan berjanji untuk mengikatnya ketika kami dewasa, aku menyelesaikan pendidikanku di luar negri juga membangun perusahaan untuk Dila bersamaan tapi aku selalu memantau Dila tanpa sepengetahuannya, setelah aku kembali dari luar negri aku langsung meminta orang tuaku melamar Dila dengan dalih perjodohan" Ucap mas Dedi antusias menceritakan kisah cintanya sama sahabatku Dila
" Alhamdulillah... Kalau gitu aku lega mas, karna Dila mendapatkan laki laki yang tepat, aku harap mas Dedi membahagiakan Dila mas jangan menyakitinya apa lagi selingkuh" Ucapku sendu
" Insyaallah Nov aku akan terus mencintainya dan berusaha membahagiakannya hingga ajal menjemput karna hanya Dila wanita yang sudah menjadi ratu di hatiku dari dulu" Ucap mas Dedi serius
" Iya aku pegang janji kamu ya mas" Ucapku tak kalah serius
" Iya Nov aku janji" Ucap mas Dedi masih dengan wajah seriusnya
" Ya sudah mas aku permisi ya" Pamit ku pada mas dedi
" Iya Nov, tunggu sebentar ku antar kamu pulang" Ucap mas Dedi
" Gak usah mas aku naik taxi aja" Ucapku menolak
" Ya udah kamu hati hati ya" Ucap mas Dedi memencet tombol lif
" Iya mas " Ucapku masuk ke dalam lif
Tiba di rumah aku lihat bang Toni duduk di teras rumah dengan bik Ani
" Assalamu'alaikum mas... Bik... " Salamku sama bang Toni dan bik Ani
" Waalaikumsalam... " Jawab bang Toni dan bik Ani bersamaan
" Lagi apa bang... Bik... Gak bisanya duduk di sini malam malam" Ucapku pada bang Toni dan bik Ani
" Gak ada dek... Abang nunggu adek pulang, terus bik Ani temani abang cerita, cerita tentang masa kecil kamu yang sering ngambek kalau mainan kamu di ambil teman" Ucap bang Toni menggeser kursi agar aku duduk di samping bang Toni
" Ya iya lah bang adek ngambek dan mutusin pertemananku karna dia udah ambil milik aku, kalau sekarang ada yang macam - macam sama aku pun akan aku putusin termasuk kamu bang" Ucapku menyindir bang Toni dengan senyum manisku, tapi ku lihat senyum di bibir bang Toni menghilang dari wajahnya.
" Yok kita masuk dek" Ucap bang Toni menggenggam tanganku masuk ke dalam kamar kami.
" Bang lepas dong tangannya adek mau mandi ni gerah" Ucapku berusaha melepas genggaman tanganku tapi tak di hiraukan bang Toni bahkan genggaman tangannya semakin erat kurasakan.
" Adek kenapa bicara seperti itu tadi" Ucapnya mengikis jarak kami semakin dekat.
" Maksud abang bicara yang mana? " Ucapku pura - pura tidak tau.
" Yang akan mutusin abang" Jawabnya tanpa mengalihkan tatapan matanya di wajahku.
" Ohh yang itu.. Apa adek salah bang? Kalau abang macam macam apa lagi berkhianat ya akan adek putusin bang" Jawabku menghindari ciuman bang Toni.
" Abang jangan takut adek gak akan mutusin abang karna Abang kan gak macam - macam" Ucapku yang gak bisa lepas dari ciuman bang Toni yang sudah berpindah ke leherku.
" Apa abang selingkuh? " Pertanyaanku berhasil menghentikan ciuman bang Toni dan menatapku tajam
" Kita akan menua bersama dengan anak anak kita dek" Ucapnya masih menatapku tapi tatapannya menjadi sendu dan lembut membuat hatiku luluh
Ku rasakan kakiku melayang karna bang Toni menggendong ku, di rebahkan nya tubuhku di atas ranjang, ku rasakan bibir kenyal bang Toni menghisap bibirku atas bawah tak lama berpindah ke leher dan dadaku entah kapan bang Toni membuka atasan pakaianku ******* pun lolos dari bibirku, tangan bang Toni mengelus punggungku dan berhenti membuka pengait penutup dadaku di saat itu pula aku teringat akan adegan rekaman dan vidio bang Toni dengan wanitanya, dengan cepat ku dorong tubuh bang Toni hingga berpindah ke sampingku.
"Maaf bang adek gerah mau mandi" Ucapku tanpa melihat wajah bang Toni
Aku turun dari atas ranjang masuk ke kamar mandi dengan handuk dan baju ganti di tanganku.
" Hiks hiks hiks" Ku tutup mulutku rapat dengan tanganku agar tangisku tidak di dengar bang Toni.
Aku tau aku berdosa tapi aku sudah berusaha tetap gak bisa, aku gak mau di sentuh bang Toni yang sudah menyentuh wanita lain.
Aku duduk di lantai kamar mandi terasa seluruh badanku kebas perlahan pandanganku kabur dan gelap, sayup ku dengar suara bang Toni berteriak memanggil namaku
" Novi..... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Endang Oke
kenapa suh tdk langsung bicara sama tony.klu dirimu sdh yahu. biss sjs tony terpsksa melskukan.jd dia nututin su jslsng.
hrsnya tony pintef dan waras jgn ssmpai sinta hamil. kan fia ngesek buksn sekali tp sfh sering dan pengalaman jgn nebar benih dong. dibuang keluar.
2023-04-19
2