HP ku berbunyi terlihat nama Sasa di sana ku tekan ikon hijau menjawab panggilan sahabatku Sasa yang selalu aku hindari beberapa hari ini
" Assalamu'alaikum Sa... " Ucapku dipotong oleh Sasa
" Dila kecelakaan Nov.. Hiks hiks hiks... " Ucapan Sasa mengagetkan ku
" Apa.... " Ucapku terkejut mataku memanas dan berembun pandanganku berkabut ku pejamkan mata menghilangkan titik - titik cahaya putih seperti kunang - kunang yang bertebaran, Tubuhku lemas bagai tak bertulang
" Nov... Hiks hiks... Nov.... " Teriak Sasa padaku yang tak kunjung menjawabnya
" Nov.... " Ulangnya menyadarkan ku
" Ii iya ssa... Hiks hiks.... " Jawabku dengan bibir bergetar ikut terisak
" Gimana keadaan Dila Sa... Hiks hiks... Di rumah sakit mana Sa... Aku mau kesana Sa... Hiks hiks... " Lanjut Ku masih terisak
" Aku gak tau Nov, Dila masih di tangani dokter di ruang operasi Nov, aku chat alamat rumah sakitnya, kamu hati - hati ya Nov" Jawab Sasa yang mulai reda dari tangisnya
" Iya Sa aku tutup ya Assalamu'alaikum " Ucapku menutup panggilan kami
Aku tergesa mengganti baju masih dengan tubuhku yang lemas jantung pun deg degan karna masih terkejut dengan berita kecelakaan Dila
Ku coba menghubungi bang Toni meminta ijinnya ke rumah sakit tapi tidak di angkat bang Toni, ku ketik pesan ke bang Toni ijin ke rumah sakit, aku masih istri bang Toni dan harus ijin jika berpergian ke mana pun
Ku tarik nafas dalam - dalam ku ambil minum di atas nakas yang selalu ada di sana meneguknya hingga habis, ku langkahkan kakiku keluar dari kamar
" Bik Novi ke rumah sakit ya.. Teman Novi Dila kecelakaan bik., kalau bang Toni pulang kasih tau ya bik tadi Novi hubungi bang Toni gak di angkat tapi Novi udah kirim pesan minta ijin sama bang Toni bik" Ucapku pada bik Ani
" Astagfirullah... Iya non... Semoga non Dila gak apa apa ya non... " Ucap bik Ani memegang dadanya terkejut, karna bik Ani juga menyayangi kedua sahabatku Dila dan Sasa
" Iya bik doakan Dila ya bik" Ucapku mengelus bahu bik Ani
" Novi pamit ya bik.. " Ucapku melangkah keluar rumah karna taxi online yang ku pesan sudah di halaman rumah
" Iya non hati - hati" Jawab bik Ani mengantarku ke teras rumah yang ku jawab dengan anggukan kepala
Tiba di rumah sakit ku langkahkan kakiku menuju ruang operasi setelah bertanya pada suster yang berjaga di depan
Ku lihat Sasa dan keluarga Dila duduk dengan cemas menanti kabar Dila yang masih di dalam ruang operasi
Ku hampiri mamahnya Dila yang duduk di pelukan suaminya, kucium punggung tangannya dan ku peluk erat
" Mah.... Hiks hiks" Ucapku terisak di pelukan mamah Dila
" Dila Nov... Hiks hiks" Ucap mamah Dila, kami berpelukan menangis bersama
" Sudah mah Nov kita doakan Dila gak apa apa ya" Ucap papah Dila mengusap bahu istrinya
" Pah... " Ku cium punggung tangan papah Dila yang di jawab anggukan kepala dan menepuk bahuku lembut tampak matanya merah
Aku Sasa dan Dila memanggil orang tua kami dengan sebutan mamah papah karna mereka menganggap kami anaknya sendiri begitulah persahabatan kami bertiga saling menyayangi seperti saudara sendiri
" Nov... Hiks hiks" Ucap Sasa memelukku erat bersamaan dengan tangisan kami yang pecah bersamaan juga
" Sudah Novi.. Sasa.. Ayo duduk sama mamah sayang" Ucap mamah Dila mengusap pipiku dan Sasa bergantian, kami duduk saling berpelukan
" Bos saya sudah menyelesaikan administrasinya" Ucap orang yang tidak ku kenal
" Iya Terima kasih Jon" Ucapnya menatapku
Deg deg
Deg deg
" Eh kenapa jantungku berdetak kencang gini sih... " Ucap batinku memalingkan pandanganku menunduk ke bawah dari pria yang pernah aku tabrak di pantai waktu aku liburan sama bang Toni
" Sekali lagi saya minta maaf karna tidak sengaja menabrak putri bapak, saya akan bertanggung jawab" Ucapnya mengejutkan ku
" Oh... Ternyata anda yang menabrak sahabat saya Dila.. Apa salah sahabat saya sama kamu...Hah..." Geram ku padanya yang ingin sekali memukulnya kalau tidak di tahan mamah Dila dan Sasa
" Nona... Kami tidak sengaja menabraknya, sahabat anda Dila tiba - tiba berlari ke jalan raya, pada saat itu mobil kami sedang melintas dan kecelakaan pun tidak dapat di hindari" Ucap pria yang di panggil Jon
" Kalau nona tidak percaya saya ada bukti rekamannya" Lanjutnya
" Nov... Sudah nak kita doakan Dila gak apa apa ya.. " Ucap papah Dila menuntunku duduk
" Nak Danil Terima kasih sudah membawa Dila ke rumah sakit dan mau bertanggung jawab" Ucap papah Dila menepuk bahu pria bernama Danil di jawab anggukan kepala dengan wajah datarnya
" Keluarga Dila... " Teriak suster yang baru keluar dari ruang operasi
" Iya saya papahnya sus, gimana keadaan anak saya Dila sus? " Ucap papah Dila tak sabar
" Kami membutuhkan golongan darah AB tiga kantong setok di rumah sakit habis kami sudah menghubungi PMI dan masih di usahakan, jika ada anggota keluarga yang memiliki kesamaan golongan darah AB bisa di beritahukan pada kami secepatnya" Ucap suster menjelaskan
" Ambil darah saya sus... Golongan darah kami sama" Ucap mas Dedi yang baru tiba dari dinas luar kota
" Saya juga" Ucap papah dan adik Dila bersamaan
" Baik, ikut saya pak" Jawab suster yang di jawab anggukan mas Dedi papah Dila dan Arif adik Dila
" Dila... sembuh Dil kami menunggumu... " Batinku melihat pintu ruang operasi yang tertutup rapat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments