Bab 20 Kenyataan 2

" Sudah aku katakan terserah dengan apa yang mau kamu lakukan dengan vidio itu, jangan kamu ancam aku lagi dengan semua keinginan gila mu " Nada bicara bang Toni mulai meninggi.

" Apa mas sudah siap kehilangan istri tercintamu itu?" Pertanyaan Sinta membuat bang Toni menundukkan kepalanya diam.

" Karna itu kita jalani seperti ini mas dan mas masih bisa bersama menjalani rumah tangga yang nyaman bersama istrimu, aku gak mau kehilanganmu mas" Ucap lembut Sinta memegang tangan bang Toni yang masih menundukkan kepalanya.

" Keluarlah Sin" Ucap bang Toni melemah.

Ku dengar bang Toni terisak setelah Sinta keluar dari ruangan.

" Kenapa aku harus ketemu sama wanita brengsek itu hiks hiks Novi maaf kan abang sayang... Maaf.. Tolong kasih abang kesempatan, abang di jebak dek hiks hiks"

Isakan bang Toni sangat menyedihkan tapi tak akan membuatku lemah akan keputusanku, ku lihat bang Toni tertidur di kursi kerjanya mungkin kelelahan karna menangis.

Tak lama ku lihat Sinta masuk lagi ke dalam ruangan bang Toni menguncinya dan melangkah mendekati bang Toni mencium bibirnya cukup lama serta tangannya bermain di daerah antara ke dua paha bang Toni.

Ku dengar racauan bang Toni terus menyebut namaku berakhir dengan erangan panjang bersamaan bang Toni membuka mata.

" Kau" Kaget bang Toni melihat Sinta di hadapannya.

" Ternyata istri mas sudah lama ya tidak melayani mas? Sinta bisa gantiin kok mas" Ucapan Sinta.

" Tutup mulutmu" Geram bang Toni.

"' Loh kenapa mas bukannya kita sudah terbiasa menyatukan tubuh kita dan kamu menikmatinya kan? Jangan munafik mas" Ucap Sinta tersenyum.

" Itu karna kamu mengancam ku" Bang Toni membela diri.

" Tapi kamu menikmatinya mas itu artinya kamu juga mau mas" Ucapan Sinta membungkam bang Toni.

" Kamu selalu menyebut nama istrimu tapi tubuhmu bermain denganku, dasar munafik kamu mas" Lanjut Sinta lagi.

" Kamu keluar sendiri atau aku panggil Adi untuk menyeret mu ke luar dari sini" Ancaman bang toni membuat Sinta melangkah keluar dari ruangan.

" Benar kata Sinta meski awalnya aku di jebak dan melakukan penyatuan dengan Sinta tapi lama - lama aku terbiasa bersentuhan dengan Sinta walau itu di bawah ancamannya, apa karna itu aku ragu memecatnya di tambah aku juga sudah sangat lama tidak menyentuh Novi" Ucap bang Toni menambah kadar tawa manis di bibirku.

" Ternyata keputusanku tidak salah inilah keputusan terbaik yang harus ku ambil, melepas mu bang" Ucapku melihat wajah bang Toni.

" Aaaaahh.. " Teriak bang Toni frustasi.

" Aku bisa gila kalau di sini terus lebih baik tenangin diri dulu sekalian makan siang" Ucap bang Toni melihat jam menunjukkan jam makan siang.

Ku lihat bang Toni keluar showroom menuju ke cafe depan showroom dan meninggalkan tas kerjanya di ruangannya.

Ku lihat Sinta masuk ke ruangan bang Toni.

" Aku harus mencari berkas keuangan kemaren dan ku tukar dengan yang ini kalau gak mas Toni akan curiga aku sudah ambil uang showroom untuk kepentingan pribadiku"

Ucap Sinta mencari berkas di tumpukan berkas yang ada di meja bang Toni.

" Aku harus cari bukti penggelapan dana yang Sinta ambil, setelah itu aku akan memergoki bang Toni dan Sinta jadi bang Toni gak bisa mengelak lagi, dan Sinta... Ku pastikan keluar dari showroom tanpa pesangon melainkan Sinta yang akan membayar dendanya kalau tidak bersiaplah masuk penjara" ucapku masih melihat Sinta yang sedang mencari berkas di layar Hp Ku.

" Huff... Ternyata lelah juga" Gumamku meregangkan otot ototku dengan mengangkat tangan ke atas.

Tok Tok Tok

Cekrek

" Makan siangnya non" Ucap bik Ani menyiapkan makanku di meja dalam kamar.

" Iya makasih bik" Ku lahap makanan yang di siapkan bik Ani hingga setengah karna aku gak berselera lagi memikirkan bagaimana caraku mendapatkan bukti kecurangan Sinta.

Ku rebahkan tubuhku karna capek berfikir.

" Non... Non Novi" Teriak bik Ani.

" Ada apa bik? Masuk aja pintunya gak di kunci" Balasku teriak juga.

" Ini non ada yang kirim ini, di tujukan untuk non Novi, tapi gak ada nama pengirimnya non" Bik Ani menyerahkan amplop besar padaku.

" Ini apaan ya bik? " tanyaku pada bik Ani yang tengah menggelengkan kepalanya tidak tahu.

" Buka aja non mana tau penting, permisi ya non bibik masih ada kerjaan" Ucap bik Ani keluar dari kamarku.

Karna penasaran ku buka amplop ber warna coklat yang ada di atas ranjangku, ku keluarkan isi nya yang berupa berkas dan juga beberapa foto.

Ku ambil beberapa foto karna wajah dalam foto itu begitu familiar, ku lebarkan mataku terkejut karna foto itu adalah foto Sinta yang sedang memberi uang pada salah satu karyawan showroom, ku lihat berkas - berkasnya dan ku baca dengan cepat ternyata itu adalah bukti yang ingin aku cari, ternyata ada orang baik yang membantuku dan itu gak mungkin Sasa dan Dila, mereka pasti akan langsung menyerahkan buktinya padaku.

" Ahh... Sudahlah nanti aja di pikirkan siapa orang baik itu, Terima kasih ya orang baik" Ucapku senang dengan adanya bukti yang ada di tanganku.

" Sudah tidak ada yang perlu aku cari tau lagi semuanya sudah jelas besok aku akan bertindak ke showroom" Ucapku merebahkan diri menjemput mimpi setelah menyimpan semua bukti dan mematikan Hp Ku.

Samar ku dengar suara bang Toni memanggilku.

" Dek... Sayaaang... Bangun" Bang Toni mengelus lembut pipiku.

" Eugh.. " Lenguh ku membuka mata menatap mata lembut bang Toni penuh cinta padaku.

" Bangun sayang kita makan malam di luar, ada teman bisnis abang mengundang kita" Ucap bang Toni mengecup keningku berulang ulang tapi langsung ku dorong.

" Adek masih bau bang, adek mandi dulu ya" Alasanku menjaga jarak dengan bang Toni.

Ku lirik jam sudah jam lima tiga puluh menit, ku ulur waktu mandi, berpakaian dan berias selama mungkin agar terbebas dari kontak fisik dengan bang Toni, aku melangkah mendekati bang Toni yang sedang duduk di teras rumah.

" Ayo kita pergi bang" ucapku mengalihkan tatapan mata bang Toni dari hpnya ke arahku tanpa berkedip.

Sengaja aku memakai barang mahal berupa pakaian, perhiasan dan berdandan sangat anggun dan elegan menyambut perpisahan dengan bang Toni.

" Bang... Ayo kita pergi" ku gandeng tangan bang Toni ke mobil dengan tatapan bang Toni terus melihat ke arahku.

" Kamu sempurna sayang, sangat cantik" Ucap bang Toni memegang daguku ingin mengecup bibirku tapi ku halangi dengan tanganku.

" Adek udah dandan cantik masak mau di rusak sih bang" Ucapku beralasan

Ku lihat wajah kecewa bang Toni.

" Maaf bang adek udah ambil keputusan dan kita tidak akan ada sentuhan intim lagi"

Episodes
1 Bab 1 Novitria lestari
2 Bab 2 Kecewa
3 Bab 3 Mengikuti
4 Bab 4 Terluka
5 Bab 5 Orang aneh
6 Bab 6 Bertemu lagi
7 Bab 7 Toni POV
8 Bab 8 Terjebak
9 Bab 9 Menyesal
10 Bab 10 Ancaman
11 Bab 11 Kecurigaan Sasa
12 Bab 12 Menceritakan
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Mengintai
15 Bab 15 Mengintai 2
16 Bab 16 Tak sanggup menerimanya
17 Bab 17 Alat pengintai
18 Bab 18 Berdetak
19 Bab 19 Kenyataan 1
20 Bab 20 Kenyataan 2
21 Bab 21 Makan Malam
22 Bab 22 Menciduk
23 Bab 23 Kejadian Yang Sebenarnya
24 Bab 24 Ucapan Talak Novi
25 Bab 25 Desa Air Terjun
26 Bab 26 Desa Air Terjun 2
27 Bab 27 Desa Air Terjun 3
28 Bab 28 Desa Air Terjun 4
29 Bab 29 Sinta POV
30 Bab 30 Peristiwa Mengerikan
31 Bab 31 Menghilangkan apa yang di sentuhnya
32 Bab 32 Penangkapan Sinta
33 Bab 33 Mengetahui Kebenarannya
34 Bab 34 Kehidupan Wulan
35 Bab 35 Ternyata Semua Laki Laki Sama
36 Bab 36 Kedatangan Orang tua Toni
37 Bab 37 Toni Sakit
38 Bab 38 Permintaan Toni
39 Bab 39 Semoga Kamu Bahagia mas Da
40 Bab 40 Ada apa Dengan Novi
41 Bab 41 Gadis Masa Kecil
42 Bab 42 Toni Trauma
43 Bab 43 Danil pergi
44 Bab 44 Pulang Ke Rumah
45 Bab 45 Toni Ke Showroom Lagi
46 Bab 46 Seminggu Lagi
47 Bab 47 Rekaman Novi
48 Bab 48 Mona Adiaksa
49 Bab 49 Surat Gugatan
50 Bab 50 Kenangan Buruk di SMA
51 Bab 51 Beni Membela Novi
52 Bab 52 Foto Danil dan Mona
53 Bab 53 Kesedihan Danil
54 Bab 54 Novi Kecelakaan
55 Bab 55 Bukti Dari Alex
56 Bab 56 Amarah Danil
57 Bab 57 Amarah Danil 2
58 Bab 58 Di Jodohkan
59 Bab 59 Di Jodohkan 2
60 Bab 60 Usaha Novi menggagalkan Pertunangan
61 Bab 61 Membuka Hati
62 Bab 62 Tunangan
63 Bab 63 Ijab Qabul
64 Bab 64 Ditahan Dulu
65 Bab 65 Pindah Ke Apartemen
66 Bab 66 Kedatangan Mona
67 Bab 67 Janji Temu Dengan Mona
68 Bab 68 Gadis kecil Danil
69 Bab 69 Cerita Danil Dan Novi
70 Bab 70 Cerita Danil Dan Novi 2
71 Bab 71 Seutuhnya
72 Bab 72 Novi Salah Faham
73 Bab 73 Ke Pantai bersama
74 Bab 74 Ke Pantai Bersama 2
75 Bab 75 Keanehan Danil
76 Bab 76 Rasa Bersalah Danil
77 Bab 77 Pesan Kamar Hotel
78 Bab 78 Di Pingit
79 Bab 79 Pesta Lajang
80 Bab 80 Resepsi Pernikahan
81 Bab 81 Resepsi pernikahan 2
82 Bab 82 Rumah Baru
83 Bab 83 Asisten Rumah Tangga
84 Bab 84 Danil Di Jebak
85 Bab 85 Novi Tak Sadarkan Diri
86 Bab 86 Ruang Rahasia Danil
87 Bab 87 Tiga Tahun Kemudian
88 Bab 88 Bertemu Bunda Sarah
89 Bab 89 Bertemu Toni
90 Bab 90 Bertemu Toni 2
91 Bab 91 Kepergian Toni
92 Bab 92 Di Ruang ICU
93 Bab 93 Mimpi Bertemu Noni
94 Bab 94 Positif Hamil
95 Bab 95 Obat Pencegah Kehamilan
96 Bab 96 Surat Dari Novi
97 Bab 97 Danil Ke Rumah Papah Rafa
98 Bab 98 Mencari Novi
99 Bab 99
100 Bab 100 Bertemu Dengan Novi
101 Bab 101 Nasib Orang Tua Angkat Danil
102 Bab 102 Berubah
103 Bab 103 Balasan Cinta Dari Novi
104 Bab 104 Mona yang tidak tau diri
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109 Memeriksa Kandungan
110 Bab 110 Alex
111 Bab 111 Membeli Peralatan Bayi
112 Bab 112 Danil Panik
113 Bab 113 BULAN Dan BINTANG
114 Bab 114 Anton Dan Mona
115 Bab 115 Acara Turun Tanah Bulan dan Bintang
116 Bab 116 Menegangkan
117 Bab 117 Kekhawatiran Danil
118 Bab 118 kehilangan
119 Bab 119 Kesedihan Novi dan Danil
120 Bab 120 Hukuman Mona
121 Bab 121 Jonathan tau perasaan Alex
122 Bab 122 Penyerangan
123 Bab 123 Membuat Rencana
124 Bab 124 Kecemasan Novi
125 Bab 125 Melawan Kelompok Lion
126 Bab 126 Danil koma
127 Bab 127 Melepas Rindu
128 Bab 128 Tamat
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1 Novitria lestari
2
Bab 2 Kecewa
3
Bab 3 Mengikuti
4
Bab 4 Terluka
5
Bab 5 Orang aneh
6
Bab 6 Bertemu lagi
7
Bab 7 Toni POV
8
Bab 8 Terjebak
9
Bab 9 Menyesal
10
Bab 10 Ancaman
11
Bab 11 Kecurigaan Sasa
12
Bab 12 Menceritakan
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Mengintai
15
Bab 15 Mengintai 2
16
Bab 16 Tak sanggup menerimanya
17
Bab 17 Alat pengintai
18
Bab 18 Berdetak
19
Bab 19 Kenyataan 1
20
Bab 20 Kenyataan 2
21
Bab 21 Makan Malam
22
Bab 22 Menciduk
23
Bab 23 Kejadian Yang Sebenarnya
24
Bab 24 Ucapan Talak Novi
25
Bab 25 Desa Air Terjun
26
Bab 26 Desa Air Terjun 2
27
Bab 27 Desa Air Terjun 3
28
Bab 28 Desa Air Terjun 4
29
Bab 29 Sinta POV
30
Bab 30 Peristiwa Mengerikan
31
Bab 31 Menghilangkan apa yang di sentuhnya
32
Bab 32 Penangkapan Sinta
33
Bab 33 Mengetahui Kebenarannya
34
Bab 34 Kehidupan Wulan
35
Bab 35 Ternyata Semua Laki Laki Sama
36
Bab 36 Kedatangan Orang tua Toni
37
Bab 37 Toni Sakit
38
Bab 38 Permintaan Toni
39
Bab 39 Semoga Kamu Bahagia mas Da
40
Bab 40 Ada apa Dengan Novi
41
Bab 41 Gadis Masa Kecil
42
Bab 42 Toni Trauma
43
Bab 43 Danil pergi
44
Bab 44 Pulang Ke Rumah
45
Bab 45 Toni Ke Showroom Lagi
46
Bab 46 Seminggu Lagi
47
Bab 47 Rekaman Novi
48
Bab 48 Mona Adiaksa
49
Bab 49 Surat Gugatan
50
Bab 50 Kenangan Buruk di SMA
51
Bab 51 Beni Membela Novi
52
Bab 52 Foto Danil dan Mona
53
Bab 53 Kesedihan Danil
54
Bab 54 Novi Kecelakaan
55
Bab 55 Bukti Dari Alex
56
Bab 56 Amarah Danil
57
Bab 57 Amarah Danil 2
58
Bab 58 Di Jodohkan
59
Bab 59 Di Jodohkan 2
60
Bab 60 Usaha Novi menggagalkan Pertunangan
61
Bab 61 Membuka Hati
62
Bab 62 Tunangan
63
Bab 63 Ijab Qabul
64
Bab 64 Ditahan Dulu
65
Bab 65 Pindah Ke Apartemen
66
Bab 66 Kedatangan Mona
67
Bab 67 Janji Temu Dengan Mona
68
Bab 68 Gadis kecil Danil
69
Bab 69 Cerita Danil Dan Novi
70
Bab 70 Cerita Danil Dan Novi 2
71
Bab 71 Seutuhnya
72
Bab 72 Novi Salah Faham
73
Bab 73 Ke Pantai bersama
74
Bab 74 Ke Pantai Bersama 2
75
Bab 75 Keanehan Danil
76
Bab 76 Rasa Bersalah Danil
77
Bab 77 Pesan Kamar Hotel
78
Bab 78 Di Pingit
79
Bab 79 Pesta Lajang
80
Bab 80 Resepsi Pernikahan
81
Bab 81 Resepsi pernikahan 2
82
Bab 82 Rumah Baru
83
Bab 83 Asisten Rumah Tangga
84
Bab 84 Danil Di Jebak
85
Bab 85 Novi Tak Sadarkan Diri
86
Bab 86 Ruang Rahasia Danil
87
Bab 87 Tiga Tahun Kemudian
88
Bab 88 Bertemu Bunda Sarah
89
Bab 89 Bertemu Toni
90
Bab 90 Bertemu Toni 2
91
Bab 91 Kepergian Toni
92
Bab 92 Di Ruang ICU
93
Bab 93 Mimpi Bertemu Noni
94
Bab 94 Positif Hamil
95
Bab 95 Obat Pencegah Kehamilan
96
Bab 96 Surat Dari Novi
97
Bab 97 Danil Ke Rumah Papah Rafa
98
Bab 98 Mencari Novi
99
Bab 99
100
Bab 100 Bertemu Dengan Novi
101
Bab 101 Nasib Orang Tua Angkat Danil
102
Bab 102 Berubah
103
Bab 103 Balasan Cinta Dari Novi
104
Bab 104 Mona yang tidak tau diri
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109 Memeriksa Kandungan
110
Bab 110 Alex
111
Bab 111 Membeli Peralatan Bayi
112
Bab 112 Danil Panik
113
Bab 113 BULAN Dan BINTANG
114
Bab 114 Anton Dan Mona
115
Bab 115 Acara Turun Tanah Bulan dan Bintang
116
Bab 116 Menegangkan
117
Bab 117 Kekhawatiran Danil
118
Bab 118 kehilangan
119
Bab 119 Kesedihan Novi dan Danil
120
Bab 120 Hukuman Mona
121
Bab 121 Jonathan tau perasaan Alex
122
Bab 122 Penyerangan
123
Bab 123 Membuat Rencana
124
Bab 124 Kecemasan Novi
125
Bab 125 Melawan Kelompok Lion
126
Bab 126 Danil koma
127
Bab 127 Melepas Rindu
128
Bab 128 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!