" Hiks hiks hiks... Tega kamu bang.. Kamu melukai hatiku, sampai sedalam ini bang" Ucapku lirih terisak meluapkan amarah yang menyesakkan dada
Bruk
"Ahh... Maaf saya tidak sengaja" Sesalku pada orang yang sudah ku tabrak karna aku berjalan cepat menunduk dan menangis.
Karna tidak ada respon dari orang yang ada di hadapanku, ku alihkan pandanganku dari menunduk ke arah wajahnya.
" Maaf saya tidak sengaja pak" Ulang Ku pada pria berjas lumayan tampan kulit sawo matang tinggi dan cool di hadapanku yang memandangku intens.
" Pak.... " Ucapku melambaikan tanganku di depan wajahnya.
" Aneh... " Batinku
" Eheem... Iya tidak apa apa" Ucapnya berdehem masih menatapku dalam, ku balas dengan senyuman tipis dan melangkah pergi kembali ketempat duduk ku dan bang Toni
" Huff... " Ku hembuskan nafas kasar ku mengatur emosi dalam dadaku.
Ku ambil cermin dalam tasku, kulihat wajahku yang berantakan akibat menangis ku usap mukaku dengan tisu basah, ku tabur bedak dan polesan lipstik, ku atur nafas karna mengingat kejadian tadi sesak di dadaku terasa lagi.
Ku ambil cermin lagi ku teliti lagi wajahku ternyata sudah cantik lagi, ku arahkan cermin ke kanan dan ke kiri dan tersenyum di depan cermin yang masih menampilkan wajah cantikku saat tanganku berhenti, kulihat wajahku dan wajah pria yang ku tabrak tadi, pria itu menatapku dengan wajah datarnya
" Dek... " Terdengar suara bang Toni berjalan ke arahku
" Maaf ya dek abang lama... Perut abang mendadak sakit" Ucap bang Toni melihatku sekilas dan mengalihkan penglihatannya ke pantai.
" Apa masih sakit bang... " Ucapku pura - pura khawatir padahal aku sudah muak lihat wajahnya yang penuh dengan sandiwara itu
" Udah gak sayang" Ucap bang Toni tersenyum padaku.
" Yuk kita jalan ke sana" Ucap bang Toni mengarahkan telunjuknya ke tepi pantai yang ombaknya saling berkejaran ku jawab dengan anggukan kepala.
Ku langkahkan kakiku menyusuri pantai dengan bang Toni berjalan di sampingku dengan pandangan mata bang Toni terus menatapku
" Kenapa lihatin adek terus bang? Apa ada sesuatu di wajah adek?" Ucapku meraba wajahku
" Kamu cantik sayang" Jawab bang Toni memelukku erat membuatku terlena hingga ku tersadar dan mengingat kejadian di toilet saat bang Toni menyentuh wanita lain
Ku dorong dada bang Toni keras hingga pelukannya terlepas
" Banyak orang di sini bang... Gak enak dilihat" Ucapku beralasan
" Kita suami istri dek....Orang pasti ngertiin kita" Protes bang Toni
" Memang kita suami istri bang tapi gak juga memperlihatkan hal yang gak layak di lihat orang lain apa lagi banyak anak - anak kan gak bagus sama tumbuh kembangnya" Ucapku menjelaskan alasanku untuk menghindar dari kontak fisik sama bang Toni
Aku juga gak suka mengumbar kemesraan di depan umum, banyak yang berubah dari bang Toni, entah apa yang buat bang Toni berubah, apa karna wanita itu? Entahlah aku malas mikir buat kepalaku pusing
" Adek mau kemana?" Ucap bang Toni melihatku melangkah menjauhinya menuju tempat duduk kami
" Kita pulang aja ya bang... Hari juga udah sore besok abang kerja takutnya nanti abang kecapean" Ucapku memasang wajah lelah
" Ya udah kita pulang, biar abang bantu beberes ya" Ucapnya penuh senyum manis
Semangat ku hilang karna setiap melihat wajah bang Toni aku juga mengingat penghianatan nya di toilet itu, ku bereskan semua yang ku bawa dan memasukannya ke dalam mobil di bantu juga sama bang Toni.
Di perjalanan pulang kami juga saling diam dalam pikiran masing - masing hingga tiba di halaman rumah
Ting
HP bang Toni berbunyi tanda pesan masuk
" Ck... " bang Toni ber decih setelah melihat pesan di HPnya
" Ada apa bang?" Tanyaku
" Hmmm... Dek abang ke showroom ya ada masalah sedikit.. Nanti gak usah tunggu abang makan malam minta temani bik Ani lagi ya sayang" Ucap bang Toni menyentuh pipiku yang langsung ku genggam dan ku lepas dari pipi dan tanganku, aku yakin itu pesan dari wanita itu
" Gak masalah bang...Toh memang sekarang adek udah biasa sendiri" Ucapku sendu
" Bukan gitu dek ini demi masa depan kita juga dek" Jawab bang Toni menggusar rambutnya frustasi melihatku keluar dari mobil setengah berlari masuk ke dalam rumah.
Ku dengar suara mobil bang Toni berlalu meninggalkan rumah, kubuka gorden jendela kamar, ku lihat mobil bang Toni hingga menghilang dari pandangan
" Apa aku udah gak ada artinya lagi di hatimu bang? Apa sudah tak ada kata cinta lagi di hatimu untukku? Apa tempatnya sudah tergantikan oleh wanita itu? Hiks hiks... mamah... Sakit mahh... Sakit... " Aku terduduk di lantai memegangi dadaku terisak menahan sakit di tenggorokan dan dada yang susah bernafas akibat tangisanku.
" Ini adalah tangisan terakhirku untuk bang Toni, aku kuat, aku gak boleh lemah" Batinku menyemangati ku
Ku hapus air mataku, ku langkahkan kaki menuju kamar mandi untuk membersihkan diri agar lebih segar
Ddrrett ddrret
HP ku berbunyi terlihat nama Sasa di sana ku tekan ikon hijau menjawab panggilan sahabatku Sasa yang selalu aku hindari beberapa hari ini
" Assalamu'alaikum Sa... " Ucapku dipotong oleh Sasa
" Dila kecelakaan Nov.. Hiks hiks hiks... " Ucapan Sasa mengagetkan ku
" Apa.... " Ucapku terkejut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Indah Batam
semangat Thor
2022-12-18
2