Bab 13 Menghindar

"Itu nomor pribadi saya, kamu bisa kapan saja menghubungi saya" Ucap mas Danil menatapku tersenyum membuatku terpesona karna baru kali ini ku lihat wajah si manusia kutub utara tersenyum menampilkan wajah yang semakin tampan.

" Ahh enggak aku gak boleh terpesona laki - laki semua sama" Ucapku dalam hati menepis ke terpesonaan ku pada ketampanan mas Danil

Ddrreet Ddrreet

Hp Ku berbunyi di tangan mas Danil dan langsung ku ambil, ku lihat nama " suamiku" di sana ku pencet ikon hijau

" Assalamu'alaikum... " Salamku pada orang di seberang sana

" Waalaikumsalam dek.... " Jawab bang Toni

" Udah pulang atau masih di rumah sakit dek? " Tanya bang Toni

" Iya bang ini habis sarapan adek pulang, abang dimana?" Ucapku melirik Sasa yang mendekati aku untuk menguping.

" Abang di showroom dek... **I**ni baru sampai tadi abang kesiangan gak ada kamu bangunin abang" Ucapnya di buat lemah tertawa pelan.

"Ya udah bang ini adek siap - siap mau pulang, adek tutup ya assalamu'alaikum" Ucapku langsung memencet ikon merah.

" Buru - buru banget sih Nov" Ucap Sasa kesal karna cepat sekali menguping pembicaraanku dengan bang Toni membuatku tersenyum puas.

" Hahaha... Emang enak gak di kasih nguping, habisan kayak anak kecil aja kamu Sa... Kepo istilah zaman sekarang namanya hahaha" Ucapku tertawa lucu lihat wajah Sasa yang sedang memanyunkan bibirnya.

" IIhhhh.. Novitria lestari.... " Ucap Sasa kesal karna mulutnya ku masukkan roti yang ada di piring Dila.

" Hahaha..... " Tawaku lepas seperti tak ada beban apapun hingga menjalar ke Sasa dan Dila.

" Dila jangan banyak gerak nanti kaki kamu sakit" Ucap mas Dedi khawatir.

" Iya mas gak apa apa ini gak sakit kok" Jawab Dila tersenyum.

" Jadi kapan kamu selidiki bang Toni Nov?" Tanya Sasa melihatku dengan wajah serius.

" Aku rasa minggu depan Sa... Untuk saat ini kita fokus dulu sama kesembuhan Dila dulu, karna aku juga akan butuh bantuan kalian" Jawabku tak kalah serius.

" Jangan lupa kami juga siap membantu kamu" Ucap mas Danil datar yang di jawab anggukan kepala mas Dedi.

" Terima kasih... " Ucapku melihat mas Danil, mas Dedi, Sasa dan Dila bergantian.

" Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu ya" Pamit Ku pada Sasa dan Dila.

" Saya antar kamu pulang sekalian saya juga mau ke kantor" Ucapan mas Danil membuat mata kami bertemu tapi langsung ku alihkan ke bawah lantai.

" Gak usah mas saya naik taxi aja" Ucapku cepat.

" Ayo... Gak ada bantahan" Ucap mas Danil menggandeng tanganku melangkah keluar ruangan Dila.

" Sa Dil aku pulang dulu ya.. " Ucapku cepat melihat Sasa dan Dila diam tercengang melihatku di gandeng oleh mas Danil keluar ruangan Dila.

" Mas jangan gandengan tangan gini, aku masih istri orang" Ucapku kesal.

" Jadi kalau sudah bukan istri orang boleh ya" Jawabnya memainkan alisnya naik turun melihatku.

" Aduh si kutub utara ini udah gak waras apa, kemana wajah dinginnya" Ucapku dalam hati.

" Eh bukan gitu mas" Ucapku menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

" Ayo masuk" Perintahnya melindungi kepalaku agar tidak terbentur atas pintu mobil mas Danil dengan tangannya saat aku masuk ke mobilnya.

" Apa kamu tidak bisa memakai sabuk pengamannya?"Ucap mas Danil mengambil jarak padaku semakin dekat.

" Eh... Bisa mas aku bisa" Jawabku cepat dan memasang sabuk pengaman dengan cepat juga.

Kulihat mas Danil tersenyum manis padaku.

" Aneh hari ini aku selalu melihat si kutub ini tersenyum terus" Ucapku dalam hati melihat mas Danil yang biasanya memasang wajah datarnya.

" Jangan melihat saya seperti itu nanti kamu jatuh cinta sama saya" Ucap mas Danil melihat ke depan karna sedang menyetir mobil.

" Ihh.. Siapa yang mau jatuh cinta sama manusia kutub utara" Gumamku yang di dengar mas Danil.

" Saya dengar lo... " Ucap mas Danil mengagetkanku.

" Eh " Ucapku tak bisa berkata kata yang di sambut gelak tawa mas Danil.

" Hahaha... Kamu lucu Nov" Ucap mas Danil lagi.

Butuh empat puluh lima menit untuk sampai di rumah.

" Nov... Jangan lupa beri tahu saya kalau ada apa apa" Ucap mas Danil memasang wajah datarnya lagi.

" Iya jangan khawatir mas, saya akan baik- baik saja, jangan berlebihan kita gak sedekat itu mas, dan jaga batasan karna saya masih istri orang" Jawabku tegas.

Aku merasa kalau semua laki laki itu sama seperti bang Toni bersikap baik tapi di belakang bermain api, aku juga gak tau pemikiran itu langsung melekat di memori ku dari aku melihat dengan mata sendiri bang Toni menyentuh wanita itu, bahkan dalam mimpi pun aku melihatnya.

" Tidak semua laki laki sama seperti suamimu yang brengsek itu, jadikan ujian ini sebagai pengalaman hidup yang harus kamu lewati bersama orang yang benar benar tulus sayang sama kamu" Ucap serius mas Danil seakan tau apa yang aku pikirkan.

" Jangan jauh jauh dari HP kamu" Pesannya saat aku menutup pintu mobilnya.

" Eh... Bibik ngagetin aja" Ucapku terkejut saat balik badan masuk ke dalam rumah ada bik Ani di balik pintu.

" Maaf non" Jawab bik Ani memamerkan deretan giginya.

Aku masuk ke kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi ku buka pintu lemari pakaian betapa terkejutnya aku mendapatkan pelukan dari tangan kekar bang Toni.

" Aaaaah... Bang Toni " Teriakku menatap bang Toni tersenyum nakal padaku.

" Hahaha maaf dek, abang memang sengaja" Ucap bang Toni dengan gelak tawanya.

" Apa sih bang.... Adek kaget tau" Ucapku masuk ke kamar mandi mengganti pakaianku di sana.

Tok Tok Tok

" Dek.... Sayang... Kenapa di kunci pintu kamar mandinya, abang mau mandi juga dek" Teriak bang Toni

Cekrek

Pintu kamar mandi ku buka tapi tanganku dipaksa bang Toni masuk ke kamar mandi lagi

" Sayang mas kangen" Ucapnya memelukku erat.

" Aduh bang perut adek sakit" Ucapku memegang perutku pura pura sakit.

" Kenapa dek? Perut kamu sakit?" Khawatir bang Toni dan aku jawab dengan menganggukkan kepalaku.

" Adek lapar bang, tadi di rumah sakit makannya sedikit, jadi lapar lagi" Ucapku memelas.

" Kamu buat abang cemas dek... Ya sudah kamu ke dapur aja dulu nanti abang nyusul" Ucapnya memberiku kecupan di kening yang ku balas dengan tersenyum manis.

Aku selalu menghindar dengan alasan apapun agar bang Toni tidak menyentuhku, aku tau aku berdosa menolak bang Toni tapi aku juga gak mau di sentuh bang Toni karna setiap melihat bang Toni rekaman dan vidio itu berputar terus membayangi pikiranku.

Kondisi Dila sudah membaik, dan sudah di perbolehkan pulang walau Dila berjalan menggunakan tongkat.

" Bang hari ini Dila sudah boleh pulang, adek ijin jemput Dila ya bang?" Ucapku mengantar bang Toni ke mobilnya untuk bekerja.

" Iya sayang" Jawab bang Toni mengecup keningku lama.

" Dek abang lupa bilang abang pulang agak telat ya... Ada ketemu klien pulang kerja nanti" Ucap bang Toni lembut mengusap rambutku.

" Iya bang gak apa apa" Jawabku tersenyum manis

" Ya udah abang pergi dulu ya sayang, jangan telat makan ya" Pamit bang Toni mengecup keningku lagi ku jawab dengan anggukan kepalaku.

" Assalamu'alaikum Sa..." Ucapku mengangkat panggilan Sasa.

" Waalaikumsalam Nov... Kapan kamu mulai rencana? " Tanya Sasa to the point.

" Sekarang Sa...tapi aku sendiri aj ya" Jawabku pada Sasa.

" Ya sudah kamu hati hati ya" ucap Sasa

" Iya jangan khawatir ya Sa" Jawabku tersenyum tanpa dilihat oleh Sasa

Episodes
1 Bab 1 Novitria lestari
2 Bab 2 Kecewa
3 Bab 3 Mengikuti
4 Bab 4 Terluka
5 Bab 5 Orang aneh
6 Bab 6 Bertemu lagi
7 Bab 7 Toni POV
8 Bab 8 Terjebak
9 Bab 9 Menyesal
10 Bab 10 Ancaman
11 Bab 11 Kecurigaan Sasa
12 Bab 12 Menceritakan
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Mengintai
15 Bab 15 Mengintai 2
16 Bab 16 Tak sanggup menerimanya
17 Bab 17 Alat pengintai
18 Bab 18 Berdetak
19 Bab 19 Kenyataan 1
20 Bab 20 Kenyataan 2
21 Bab 21 Makan Malam
22 Bab 22 Menciduk
23 Bab 23 Kejadian Yang Sebenarnya
24 Bab 24 Ucapan Talak Novi
25 Bab 25 Desa Air Terjun
26 Bab 26 Desa Air Terjun 2
27 Bab 27 Desa Air Terjun 3
28 Bab 28 Desa Air Terjun 4
29 Bab 29 Sinta POV
30 Bab 30 Peristiwa Mengerikan
31 Bab 31 Menghilangkan apa yang di sentuhnya
32 Bab 32 Penangkapan Sinta
33 Bab 33 Mengetahui Kebenarannya
34 Bab 34 Kehidupan Wulan
35 Bab 35 Ternyata Semua Laki Laki Sama
36 Bab 36 Kedatangan Orang tua Toni
37 Bab 37 Toni Sakit
38 Bab 38 Permintaan Toni
39 Bab 39 Semoga Kamu Bahagia mas Da
40 Bab 40 Ada apa Dengan Novi
41 Bab 41 Gadis Masa Kecil
42 Bab 42 Toni Trauma
43 Bab 43 Danil pergi
44 Bab 44 Pulang Ke Rumah
45 Bab 45 Toni Ke Showroom Lagi
46 Bab 46 Seminggu Lagi
47 Bab 47 Rekaman Novi
48 Bab 48 Mona Adiaksa
49 Bab 49 Surat Gugatan
50 Bab 50 Kenangan Buruk di SMA
51 Bab 51 Beni Membela Novi
52 Bab 52 Foto Danil dan Mona
53 Bab 53 Kesedihan Danil
54 Bab 54 Novi Kecelakaan
55 Bab 55 Bukti Dari Alex
56 Bab 56 Amarah Danil
57 Bab 57 Amarah Danil 2
58 Bab 58 Di Jodohkan
59 Bab 59 Di Jodohkan 2
60 Bab 60 Usaha Novi menggagalkan Pertunangan
61 Bab 61 Membuka Hati
62 Bab 62 Tunangan
63 Bab 63 Ijab Qabul
64 Bab 64 Ditahan Dulu
65 Bab 65 Pindah Ke Apartemen
66 Bab 66 Kedatangan Mona
67 Bab 67 Janji Temu Dengan Mona
68 Bab 68 Gadis kecil Danil
69 Bab 69 Cerita Danil Dan Novi
70 Bab 70 Cerita Danil Dan Novi 2
71 Bab 71 Seutuhnya
72 Bab 72 Novi Salah Faham
73 Bab 73 Ke Pantai bersama
74 Bab 74 Ke Pantai Bersama 2
75 Bab 75 Keanehan Danil
76 Bab 76 Rasa Bersalah Danil
77 Bab 77 Pesan Kamar Hotel
78 Bab 78 Di Pingit
79 Bab 79 Pesta Lajang
80 Bab 80 Resepsi Pernikahan
81 Bab 81 Resepsi pernikahan 2
82 Bab 82 Rumah Baru
83 Bab 83 Asisten Rumah Tangga
84 Bab 84 Danil Di Jebak
85 Bab 85 Novi Tak Sadarkan Diri
86 Bab 86 Ruang Rahasia Danil
87 Bab 87 Tiga Tahun Kemudian
88 Bab 88 Bertemu Bunda Sarah
89 Bab 89 Bertemu Toni
90 Bab 90 Bertemu Toni 2
91 Bab 91 Kepergian Toni
92 Bab 92 Di Ruang ICU
93 Bab 93 Mimpi Bertemu Noni
94 Bab 94 Positif Hamil
95 Bab 95 Obat Pencegah Kehamilan
96 Bab 96 Surat Dari Novi
97 Bab 97 Danil Ke Rumah Papah Rafa
98 Bab 98 Mencari Novi
99 Bab 99
100 Bab 100 Bertemu Dengan Novi
101 Bab 101 Nasib Orang Tua Angkat Danil
102 Bab 102 Berubah
103 Bab 103 Balasan Cinta Dari Novi
104 Bab 104 Mona yang tidak tau diri
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109 Memeriksa Kandungan
110 Bab 110 Alex
111 Bab 111 Membeli Peralatan Bayi
112 Bab 112 Danil Panik
113 Bab 113 BULAN Dan BINTANG
114 Bab 114 Anton Dan Mona
115 Bab 115 Acara Turun Tanah Bulan dan Bintang
116 Bab 116 Menegangkan
117 Bab 117 Kekhawatiran Danil
118 Bab 118 kehilangan
119 Bab 119 Kesedihan Novi dan Danil
120 Bab 120 Hukuman Mona
121 Bab 121 Jonathan tau perasaan Alex
122 Bab 122 Penyerangan
123 Bab 123 Membuat Rencana
124 Bab 124 Kecemasan Novi
125 Bab 125 Melawan Kelompok Lion
126 Bab 126 Danil koma
127 Bab 127 Melepas Rindu
128 Bab 128 Tamat
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1 Novitria lestari
2
Bab 2 Kecewa
3
Bab 3 Mengikuti
4
Bab 4 Terluka
5
Bab 5 Orang aneh
6
Bab 6 Bertemu lagi
7
Bab 7 Toni POV
8
Bab 8 Terjebak
9
Bab 9 Menyesal
10
Bab 10 Ancaman
11
Bab 11 Kecurigaan Sasa
12
Bab 12 Menceritakan
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Mengintai
15
Bab 15 Mengintai 2
16
Bab 16 Tak sanggup menerimanya
17
Bab 17 Alat pengintai
18
Bab 18 Berdetak
19
Bab 19 Kenyataan 1
20
Bab 20 Kenyataan 2
21
Bab 21 Makan Malam
22
Bab 22 Menciduk
23
Bab 23 Kejadian Yang Sebenarnya
24
Bab 24 Ucapan Talak Novi
25
Bab 25 Desa Air Terjun
26
Bab 26 Desa Air Terjun 2
27
Bab 27 Desa Air Terjun 3
28
Bab 28 Desa Air Terjun 4
29
Bab 29 Sinta POV
30
Bab 30 Peristiwa Mengerikan
31
Bab 31 Menghilangkan apa yang di sentuhnya
32
Bab 32 Penangkapan Sinta
33
Bab 33 Mengetahui Kebenarannya
34
Bab 34 Kehidupan Wulan
35
Bab 35 Ternyata Semua Laki Laki Sama
36
Bab 36 Kedatangan Orang tua Toni
37
Bab 37 Toni Sakit
38
Bab 38 Permintaan Toni
39
Bab 39 Semoga Kamu Bahagia mas Da
40
Bab 40 Ada apa Dengan Novi
41
Bab 41 Gadis Masa Kecil
42
Bab 42 Toni Trauma
43
Bab 43 Danil pergi
44
Bab 44 Pulang Ke Rumah
45
Bab 45 Toni Ke Showroom Lagi
46
Bab 46 Seminggu Lagi
47
Bab 47 Rekaman Novi
48
Bab 48 Mona Adiaksa
49
Bab 49 Surat Gugatan
50
Bab 50 Kenangan Buruk di SMA
51
Bab 51 Beni Membela Novi
52
Bab 52 Foto Danil dan Mona
53
Bab 53 Kesedihan Danil
54
Bab 54 Novi Kecelakaan
55
Bab 55 Bukti Dari Alex
56
Bab 56 Amarah Danil
57
Bab 57 Amarah Danil 2
58
Bab 58 Di Jodohkan
59
Bab 59 Di Jodohkan 2
60
Bab 60 Usaha Novi menggagalkan Pertunangan
61
Bab 61 Membuka Hati
62
Bab 62 Tunangan
63
Bab 63 Ijab Qabul
64
Bab 64 Ditahan Dulu
65
Bab 65 Pindah Ke Apartemen
66
Bab 66 Kedatangan Mona
67
Bab 67 Janji Temu Dengan Mona
68
Bab 68 Gadis kecil Danil
69
Bab 69 Cerita Danil Dan Novi
70
Bab 70 Cerita Danil Dan Novi 2
71
Bab 71 Seutuhnya
72
Bab 72 Novi Salah Faham
73
Bab 73 Ke Pantai bersama
74
Bab 74 Ke Pantai Bersama 2
75
Bab 75 Keanehan Danil
76
Bab 76 Rasa Bersalah Danil
77
Bab 77 Pesan Kamar Hotel
78
Bab 78 Di Pingit
79
Bab 79 Pesta Lajang
80
Bab 80 Resepsi Pernikahan
81
Bab 81 Resepsi pernikahan 2
82
Bab 82 Rumah Baru
83
Bab 83 Asisten Rumah Tangga
84
Bab 84 Danil Di Jebak
85
Bab 85 Novi Tak Sadarkan Diri
86
Bab 86 Ruang Rahasia Danil
87
Bab 87 Tiga Tahun Kemudian
88
Bab 88 Bertemu Bunda Sarah
89
Bab 89 Bertemu Toni
90
Bab 90 Bertemu Toni 2
91
Bab 91 Kepergian Toni
92
Bab 92 Di Ruang ICU
93
Bab 93 Mimpi Bertemu Noni
94
Bab 94 Positif Hamil
95
Bab 95 Obat Pencegah Kehamilan
96
Bab 96 Surat Dari Novi
97
Bab 97 Danil Ke Rumah Papah Rafa
98
Bab 98 Mencari Novi
99
Bab 99
100
Bab 100 Bertemu Dengan Novi
101
Bab 101 Nasib Orang Tua Angkat Danil
102
Bab 102 Berubah
103
Bab 103 Balasan Cinta Dari Novi
104
Bab 104 Mona yang tidak tau diri
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109 Memeriksa Kandungan
110
Bab 110 Alex
111
Bab 111 Membeli Peralatan Bayi
112
Bab 112 Danil Panik
113
Bab 113 BULAN Dan BINTANG
114
Bab 114 Anton Dan Mona
115
Bab 115 Acara Turun Tanah Bulan dan Bintang
116
Bab 116 Menegangkan
117
Bab 117 Kekhawatiran Danil
118
Bab 118 kehilangan
119
Bab 119 Kesedihan Novi dan Danil
120
Bab 120 Hukuman Mona
121
Bab 121 Jonathan tau perasaan Alex
122
Bab 122 Penyerangan
123
Bab 123 Membuat Rencana
124
Bab 124 Kecemasan Novi
125
Bab 125 Melawan Kelompok Lion
126
Bab 126 Danil koma
127
Bab 127 Melepas Rindu
128
Bab 128 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!