Apakah Kamu Menyukainya?

"Apakah kamu bersedia pergi ke neraka bersamaku, Tuan Flotte?"

Itu adalah sebuah kalimat yang terucap dari bibir manis seorang gadis di depanku, Olivia la Fleur, dia mengatakannya dengan ragu-ragu.

Namun meski tampak ragu ketika mengungkapkannya, dia menatapku dengan penuh harap.

Jadi begitu, masuk ke neraka bersama, huh?

Apa yang Nona Olivia katakan terdengar tidak masuk akal dan rancu, namun meski begitu, aku mengerti apa yang dia maksud dengan "neraka".

Nona Olivia adalah seorang gadis bangsawan yang dianggap sebagai Gadis Terkutuk, masa depannya tidak salah lagi akan penuh dengan jalan terjal nan curam.

Namun, jika dia menanyakan apakah aku bersedia masuk ke 'neraka', jawabanku hanyalah satu.

"Tentu, lagipula aku sudah siap untuk pergi ke sana sejak awal."

Aku tersenyum ketika mengatakannya, tidak takut ataupun gentar dengan pernyataanku.

Aku sudah memilih jalan ini sedari awal, dan tidak ada waktu untuk berpaling.

"Hehe..."

Nona Olivia terkikik pelan, dia tampak sangat lega mendengar jawaban dariku.

Lalu, dengan senyum seorang gadis muda di wakahnya, dia membungkuk kepadaku."

"Kalau begitu, tolong jaga aku mulai sekarang, Tuan Flotte. Ayo hadapi neraka yang menanti kita bersama, sebagai sepasang tunangan."

Setelah dia mengatakan hal ini, dia tersenyum lebar.

Senyum itu tidak anggun ataupun elegan, namun senyum itu pastinya merupakan senyum yang indah, sebuah senyum tanpa beban dan penyesalan.

...-0-...

Dengan jawaban Nona Olivia sebagai penutup perbincangan, kami berdua telah secara resmi memutuskan untuk tetap melaksanakan pertunangan kami.

Ketika semuanya telah berakhir, rasa berat di pundakku terasa jauh lebih ringan.

Setelah kami selesai berbincang-bincang, kami memutuskan untuk kembali ke tempat dimana keluarga kami telah menunggu.

Aku dan Nona Olivia kemudian kembali bersama-sama menuju mansion, dan ketika kami membuka pintu, semua anggota keluarga kami sudah menunggu di ruang tamu.

"Ah, kalian sudah kembali, Olivia, Tuan Flotte."

Orang pertama yang menyadari kedatangan kami adalah Nyonya Erika.

Dengan rambut dan mata merah menyala miliknya, Nyonya Erika tersenyum ramah ke arah kami yang datang menghampiri mereka.

"Maafkan kami karena berbincang terlalu lama, kalian pasti sudah menunggu kami cukup lama."

Entah kenapa, aku mengatakan hal itu tanpa sadar, aku secara reflek meminta maaf kepada semua orang karena telah menyebabkan mereka menunggu lama.

Setelah kupikir-pikir lagi, pembicaraanku dengan Nona Olivia bisa dibilang cukup lama, hanya saja intensifitas dari apa yang kami bicarakan membuatnya terlihat sangat cepat.

"Tidak apa-apa, Tuan Flotte, lagipula kalian memang baru saja bertemu, jadi wajar jika kalian memerlukan waktu yang lama untuk mengakrabkan diri."

Nyonya Erika tersenyum, dia tampak sangat lega dan bahagia saat ini. Suaranya juga masih terdengar elegan seperti sebelumnya.

Setelah menyapa keluarga kami, Nona Olivia dan diriku kemudian ikut duduk di sofa di ruang tamu bersama keluarga kami.

Nona Olivia duduk di tengah-tengah kedua orang tuanya, sementara aku duduk di samping Ibuku dan Alexier.

"Kalau begitu, Flotte, karena kamu telah selesai berbincang-bincang empat mata dengan Nona Olivia, bisakah kamu memberikan pendapatmu tentang Nona Olivia saat ini?"

Ketika kami berdua telah duduk di tempat kami masing-masing, ayahku secara tiba-tiba menyakan kepadaku bagaimana pendapatku tentang Nona Olivia.

Eeh!? Kenapa ayah menanyakannya tiba-tiba!? Dan kenapa harus di depan keluarga Duke!?

Aku tidak tahu dengan apa yang terjadi, tapi aku tidak mengerti kenapa ayahku menanyakan hal semacam itu di saat-saat seperti ini.

Akan normal jika dia menanyakannya ketika kami hanya bersama dengan keluarga kami atau hanya berdua, tapi menanyakannya ketika yang bersangkutan duduk di depan kita, sungguh?

"Hehe, aku juga penasaran, bagaimana pendapatmu tentang putri manisku ini, Tuan Flotte?"

Ketika aku sedang memikirkan jawaban, Nyonya Erika berkata demikian, memperlihatkan rasa antusiasnya.

"Uhm... Nona Olivia..."

Aku berpikir sejenak, memikirkan kata-kata apa yang sebaiknya akan kukeluarkan.

Meskipun hanya sebuah pertanyaan sederhana, aku harus memikirkannya sebaik mungkin.

Lagipula, ini masih merupakan pertemuan penting diantara keluarga Duke Fleur dan Viscount Glaive, akan lebih baik untuk tetap menerapkan etika bangsawan saat ini.

"Uhm... Nona Olivia adalah gadis yang benar-benar baik, dia adalah gadis yang cantik dan elegan, tapi yang mengejutkan darinya adalah... dia ternyata cukup pemalu."

Aku mengatakan hal itu secara berterus terang, sambil menatap langsung ke arah mata hitam milik gadis yang bersangkutan.

Ketika aku mengatakan pujian-pujian seperti itu sambil menatap wajah cantiknya, wajah Nona Olivia sedikit demi sedikit mulai tersipu dan berubah kemerahan.

Oh tidak, apakah aku mengacau!?

Jika aku ingat dengan benar kejadian ketika kami berbincang di taman, Nona Olivia tampaknya tidak baik dalam menangani pujian.

Dan melihatnya membuat ekspresi yang seperti itu membuat jantungku berdetak kencang.

Ah... Nyonya Erika benar, dia adalah gadis yang manis.

Aku tidak yakin, tapi aku mungkin memiliki seringai tipis di wajahku ketika melihat sifat malu Nona Olivia yang seperti ini.

"Hehe... Olivia sayangku, bukankah sebaiknya kamu berterimakasih atas pujian yang diberikan oleh calon tunanganmu?"

Ketika Nona Olivia tersipu merah, Nyonya Erika berusaha menenangkannya dengan memegang pundaknya yang kecil.

Nona Olivia tampak terkejut pada awalnya, tapi karena dia mendengarkan perkataan lembut dari Nyonya Erika, Nona Olivia segera berterimakasih padaku.

"Terimakasih atas pujianmu, Tuan Flotte, aku sangat senang mendengarnya."

Meskipun wajahnya masih semerah apel, Nona Olivia berhasil mengatakannya tanpa gagal.

Dia tampak malu-malu, dan menurutku itu manis.

"Hehe... Sekarang Olivia, bisakah kamu mengatakan bagaimana pendapatmu tentang Tuan Flotte?"

Nyonya Erika tampaknya sangat menikmati tingkah putrinya, dilihat dari seringai yang terlukis di wajahnya, dia mencoba untuk bermain-main dengan Nona Olivia.

"Ah... Uhm..."

Nona Olivia yang diberikan pertanyaan oleh ibunya bergumam, dia tampaknya bingung bagaimana dia harus menggambarkan pendapatnya tentangku.

Yah, itu normal, lagipula aku sama sekali tidak menunjukkan tingkah yang spesial atau semacamnya ketika kami berbicara berdua.

Dan bahkan, mungkin hanya kesan buruk yang bisa dilihat dariku ketika kami berada di gazebo.

"Tuan Flotte adalah anak laki-laki yang kikuk, keras kepala, dan... kejam."

"Ugh..."

Tanpa berpikir panjang, Nona Olivia mengatakan kesannya pada diriku dengan tatapan percaya diri.

Dan karenanya, aku merasa mual.

Yah, itu juga merupakan kesanku terhadap diriku sendiri, jadi dia tidak salah.

"T-tapi... Dia mengatakan jika dia menyukaiku... Dan... dia juga mengatakan bahwa aku cantik... itu membuatku sangat senang."

Dengan tatapan yang masih sama, dia melihat ke arahku, menembus pikiranku.

Meski wajahnya tidak semerah sebelumnya, senyum miliknya yang indah membuatnya terlihat begitu cantik di mataku.

Ah, jika ini mimpi, aku akan menghajar siapa pun orang yang membangunkanku.

Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Nona Olivia, orang-orang di tempat itu bergumam.

"Oh, tidak kusangka Flotte bisa melakukan semacam itu."

"Ah senangnya menjadi muda."

"Kamu memanglah cantik, Olivia."

"Hehe... sangat menarik."

Semua orang tampaknya menikmati percakapan ini, tidak ada di antara mereka yang tampak tidak suka ataupun kecewa.

Lalu ketika suasana sedikit tenang, Nyonya Erika kembali memberikan pertanyaan kepada Nona Olivia.

"Kalau begitu, Olivia, apakah kamu menyukai Tuan Flotte?"

Mendengar pertanyaan ini, Nona Olivia menjadi kebingungan.

"Uhm..."

Dia menatap ke arahku untuk mencari petunjuk, tapi tampaknya, dia tidak yakin harus menjawab apa.

"Aku... masih belum bisa menjawabnya, maaf."

Nona Olivia menundukkan kepalanya dan tampak sedih, dia mungkin merasa bersalah mengatakan hal itu di hadapanku.

Namun, ketika dia menurunkan bahunya dengan perasaan bersalah, Nyonya Erika memeluk tubuhnya dan mengelus kepalanya dengan lembut.

"Kamu tidak perlu meminta maaf ataupun merasa bersalah, Olivia, aku yang bersalah di sini karena memberikan pertanyaan yang belum waktunya kamu jawab."

Nyonya Erika memeluk Nona Olivia dengan erat, berusaha menghiburnya. Lalu ketika beberapa detik berlalu, Nyonya Erika melihat ke arah mataku.

"Kamu sepertinya memiliki sebuah pekerjaan rumah, Tuan Flotte. Aku berharap kamu bisa membuat putriku jatuh hati kepadamu, mengerti?"

Nyonya Erika tersenyum jahil, dia mencoba mencairkan suasana kembali.

Setelah mendengar hal ini, aku mengangguk dan menjawab, "Ya, saya akan berusaha sebaik mungkin."

Yah, bagaimanapun aku memang berniat membuat Nona Olivia jatuh hati kepadaku sedari awal.

Meski dia tidak yakin dengan perasaannya saat ini, aku pasti akan membuatnya mencintaiku juga.

Meskipun itu mungkin akan memakan waktu lama, aku tidak akan berpaling.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!