Alter: Putra Viscount & Putri Terkutuk Duke

Alter: Putra Viscount & Putri Terkutuk Duke

Proposal Pertunangan

Ketika aku masih kecil, entah kenapa dan entah bagaimana, aku merupakan anak yang canggung dan kikuk.

Aku selalu takut dan gugup ketika berkomunikasi dengan orang lain bahkan keluargaku sendiri, dan puncaknya, adalah ketika aku memecahkan sebuah cangkir dalam sebuah acara.

Aku tidak tahu apa tepatnya yang terjadi saat itu, tapi aku ingat jika aku menangis dan gemetar setelahnya, kemudian berakhir dipeluk oleh keluargaku.

Setelah kejadian itu, keluargaku mulai berubah dan mereka menjadi jauh lebih memperhatikanku dari sebelumnya.

Ini tidak seperti mereka mengabaikanku atau semacamnya sebelum kejadian itu, tapi mereka memperhatikan dan menjagaku lebih setelahnya.

Ayah dan Ibuku lebih sering menanyakan bagaimana perasaanku, apakah aku punya keinginan tertentu, dan berbagai macam hal lainnya.

Kakak laki-lakiku, Alexier, menjadi lebih sering mengunjungi kamarku untuk menanyakan sesuatu dan menjadi konsultanku ketika diriku sedang menghadapi masalah.

Kakak perempuanku, Lianna, yang merupakan seorang gadis periang, semakin sering dan lebih memaksaku untuk menemaninya bermain. Aku yang sebelumnya suka menyendiri dan diam di kamarku, diseret keluar olehnya dengan kedua lengannya yang ramping namun entah bagaimana penuh tenaga.

Dengan perilakubseperti itu, keluargaku membuatku berpikir untuk merubah sikapku dan membuatku berkeinginan untuk dapat menjadi anak yang lebih baik

Dan sepertinya, mereka berhasil melakukannya.

Keluargaku adalah keluarga berperingkat Viscount, hal ini membuat kami kurang atau lebih merupakan bagian dari bangsawan di kerajaan Zafiels.

Tapi meski menduduki peringkat paling rendah dalam hal kekuasaan dan kekayaan, keluargaku adalah tempat paling hangat yang pernah kutemui di dalam hidupku.

Aku di masa depan, akan meninggalkan rumahku ini karena masalah keuangan yang biasa dialami keluarga Viscount pada umumnya. Maka dari itu, aku mencoba untuk menikmati saat-saat berharga ini selama mungkin.

Tapi sayangnya dunia adalah realitas yang penuh kejutan, dengan sebuah kejadian, dunia ini tiba-tiba memaksaku meninggalkan rumahku lebih cepat dari seharusnya.

...-0-...

Pada suatu siang di hari yang cerah, aku dipanggil oleh ayahku ke dalam ruangannya.

Tok tok tok...

"Masuklah, Flotte."

"Permisi."

Aku membuka pintu kayu yang sudah tua setelah ayahku yang berada di dalam ruangan mengizinkanku.

Ketika aku membuka pintu, aku bisa melihat seorang pria berambut coklat almond yang cukup berumur. Dia sedang menulis beberapa dokumen di mejanya.

"Duduklah, Flotte."

Aku segera duduk sesuai perintah ayahku.

"Kenapa Ayah memanggilku?"

Dia dengan cepat memberi stempel pada sebuah dokumen yang telah dia kerjakan dan memfokuskan perhatiannya ke arahku.

"Flotte, apakah kamu mempunyai seorang kekasih?"

"Hah!?"

Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku dan berseru ke arahnya dengan tatapan heran.

Ada apa dengan pertanyaan tiba-tiba ini?

"Tentu saja tidak, maksudku, bukankah aku selalu berada di rumah setiap saat?"

"Baikah, itu melegakan untuk didengar. Kalau begitu Flotte, apakah kamu tidak keberatan untuk melangsungkan bertunangan?"

"Huh!? Tunggu, apa!? Pertunangan!?"

Aku dipukul oleh serangan beruntun dan tanpa ampun dari ayahku.

Apa yang sedang terjadi di sini?

"Apa yang terjadi? Apakah Ayah tidak bisa menjelaskan padaku terlebih dahulu apa yang sedang terjadi saat ini!?"

"Ah maaf, ini pasti mengejutkanmu."

Ya, ini hampir membuat jantungku berhenti berdetak.

Ayah mulai menjelaskannya secara singkat, tapi itu masih membuatku mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ayah menerima sebuah proposal pertunangan dari keluarga Duke Fleur, proposal itu berbentuk sebuah surat yang mengatakan kalau mereka bertujuan menjodohkan putri pertama mereka denganmu."

"Tunggu dulu, apakah Ayah baru saja mengatakan keluarga Duke?"

"Ya, tidak ada yang salah dengan ucapan Ayah."

"Bukankah mereka hanya setingkat lebih rendah dari Raja negara ini?"

Jika aku tidak salah mengingat urutan kekuasaan bangsawan dari yang tertinggi ke yang terendah adalah Raja, Duke, Marquiz, Count, dan Viscount.

Setiap tingkat memiliki perbedaan kekuasaan yang cukup jauh bahkan hanya dengan satu tingkatan di atasnya.

Apakah Ayah benar-benar mengatakan kalau sebuah keluarga Duke mengajukan proposal pertunangan kepada keluarga Viscount yang memiliki perbedaan kekuasaan bagai bumi dan langit? Apakah aku telah memakan sesuatu yang aneh tadi malam?

"Memang benar, mereka adalah keluarga yang cukup berpengaruh di kerajaan ini. Ayah masih mempertanyakan apa tujuan mereka, tapi untuk saat ini tidak ada alasan bagi kita untuk menolaknya."

"Yah, ini bisa dibilang merupakan sebuah anugerah dan penawaran yang sangat menguntungkan, menolaknya bisa saja membuat keluarga kita dicap sebagai pencemar nama baik ataupun keluarga yang tidak tahu malu, kemudian kita akan ditendang dari kerajaan ini setelahnya."

Bagi seorang keluarga Viscount, diberi kehormatan menjalin hubungan lewat sebuah pertunangan yang diberikan langsung oleh seorang Duke seharusnya merupakan hal paling membahagiakan, tidak ada alasan untuk menolak.

Aku memikirkan tanggapan apa yang seharusnya kuberikan.

"Apakah ada alasan khusus yang mereka berikan ketika memberikan proposal pertunangan ini?"

"Ada, tapi mereka hanya mengatakan bahwa alasan mereka mengajukan proposal ini adalah karena umurmu sama dengan umur putri mereka."

Apakah itu alasan yang cukup untuk mereka mengajukan proposal ini? Mereka sudah pasti memiliki sesuatu yang ingin mereka capai.

Tapi memikirkannya juga tidak akan menghasilkan apapun, suatu kejadian yang absurd seperti ini tidak akan dapat dijelaskan kecuali itu diucapkan langsung oleh orang yang memikirkannya.

Bahkan jika mereka hanya ingin menjalin hubungan politik atau ekonomi dengan keluarga kami, semua ini tetap tidak masuk akal.

Keluarga kami akan dengan senang hati menjalin hubungan politik dengan mereka bahkan tanpa sebuah hubungan pertunangan.

Sepertinya aku memiliki alasan untuk tidak bisa tidur malam ini.

"Kalau begitu, siapa nama gadis yang akan bertunangan denganku?"

Aku mengalihkan pemikiran rumit di kepalaku dan bertanya pada ayahku.

"Gadis yang akan bertunangan denganmu adalah Nona Olivia la Fleur, putri pertama dan anak kedua dari rumah Duke Fleur."

"Olivia la Fleur, sebuah nama yang indah. Aku ingin tahu bagaimana wajahnya."

Aku yang ditarik ke dalam pertunangan tidak masuk akal ini mengalihkan perhatianku pada pasangan yang akan menjadi tunanganku.

Bahkan sebagai seorang pemuda biasa dari keluarga Viscount, aku jelas sudah mengerti jika putri seorang Duke pasti adalah seorang gadis yang cantik, tidak mungkin putri dari seorang Duke adalah gadis dengan paras biasa.

Tidak ada gunanya untuk memikirkan sesuatu yang merepotkan, lebih baik jika aku memikirkan seberapa cantik wajah tunanganku sebagai pengalih perhatian.

"Ah ya, Ayah memiliki foto Nona Olivia la Fleur yang dilampirkan bersamaan dengan proposal itu."

Bukankah mereka menjual putrinya terlalu berlebihan sampai-sampai melampirkan foto dirinya?

Ayah tampak mencari sesuatu di laci mejanya, setelah beberapa saat meraba-raba dia akhirnya mengeluarkan sebuah surat dan seketika memberikanku sebuah foto.

Aku menerima foto itu dan seketika terfokus padanya.

Terlihat seorang gadis dengan rambut hitam tersenyum manis terlukis di dalam foto, dia mengenakan gaun putih dan sebuah topi ulang tahun di atas kepalanya.

Itu adalah pemandangan yang menyegarkan dan membahagiakan bahkan dengan hanya melihatnya, dan lebih dari itu...

Bukankah dia sangat cantik!

Rambut hitamnya tergerai hingga bahu, tangannya kurus ramping namun tampak anggun, dan wajahnya bersinar cerah seperti rembulan.

Apakah dia benar benar calon tunanganku?

"Bagaimana menurutmu?"

"Bukankah dia sangat cantik."

Aku mengungkapkan kesan jujurku.

"Yah, dia memang cantik. Kamu tampaknya sangat terpesona olehnya, apakah itu artinya kamu menyetujui pertunangan ini?"

"Kurasa begitu, mau bagaimanapun juga kita tidak memiliki kesempatan menolak sedari awal."

Menolak tidak akan ada bedanya dengan menghampiri kematian.

"Itu bagus, kalau begitu aku akan mengatakan ini kepada anggota keluarga lainnya ketika makan malam."

"Baiklah aku mengerti. Ngomong-ngomong aku penasaran, kapan kita akan pergi ke kediaman keluarga Duke?"

Karena ini adalah pertunangan yang diajukan sebuah keluarga berperingkat tinggi, sudah sepantasnya bagi keluarga kami sebagai penerima anugrah untuk mendatangi mereka sebagai bentuk penghormatan.

"Kita tidak akan pergi ke sana, mereka akan mendatangi kita kesini 3 minggu lagi."

"Hah!?"

Sesuatu yang tak terduga kembali terdengar dari mulut ayahku.

Kurasa aku akan tetap tidak bisa tidur malam ini.

"Baiklah, sepertinya lebih baik jika aku kembali ke kamarku."

Berada di sini dan mendengar sebuah kejutan lainnya akan membuat kepalaku semakin pusing, aku tidak tahan dengan semua ini.

Aku beranjak dari kursiku dan membuka pintu untuk bergegas keluar, tapi ayahku kemudian berbicara.

"Ini mungkin akan mengubah seluruh tujuan hidupmu, tapi aku berterimakasih kamu dapat menerimanya."

"Yah, dunia memang tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita, bukan begitu?"

Aku menutup pintu dan berjalan keluar dari ruangan ayahku.

Ini memang sepenuhnya akan mengubah hidupku, tapi improvisasi merupakan hal penting dalam sebuah pertunjukan, ini bukan masalah.

Lagipula aku masih cukup muda.

Aku adalah Flotte le Glaive, putra kedua dan anak ketiga dari keluarga Viscount Glaive.

Aku di masa depan akan pergi dari rumah ini untuk hidup di atas kakiku sendiri. Itu karena keluarga berperingkat Viscount pada dasarnya tidak memiliki kekayaan yang cukup untuk diwariskan kepada semua keturunannya, hanya anak pertamalah yang berhak mewarisi dan mengelola daerah kekuasaan.

Namun tidak seperti keluarga Viscount lainnya yang akan menyuruh anak mereka untuk menjadi ksatria kerajaan dan memberi dukungan finansial kepada keluarga mereka, keluarga kami membekali seluruh anak-anak mereka dengan persiapan kemampuan jika suatu saat anak-anak mereka menjadi rakyat biasa.

Aku pada awalnya berencana menjadi seorang akrobatik dan ingin melakukan pertunjukan jalanan untuk menghasilkan uang.

Aku melatih fisik dan kelincahanku setiap hari. Bahkan jika di masa depan aku gagal menjadi akrobatik, aku masih bisa menjadi petualang seperti kakak perempuanku.

Aku yang saat ini masih berusia 12 tahun berusaha sebaik mungkin agar rencana ini berjalan, tapi semua itu berubah dengan proposal pertunangan ini. Hal ini memaksaku untuk melakukan improvisasi 180 derajat dari seorang rakyat jelata menjadi tunangan seorang putri Duke. 

Sepertinya aku akan naik ke panggung yang berbeda dari rencana, tapi meski begitu aku akan tetap berusaha sebaik mungkin.

Pertunjukan akan segera dimulai.

Terpopuler

Comments

Novie Achadini

Novie Achadini

umur 12 tahun tunangan?

2023-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!