"Tubuhmu bungkuk!"
"Aduh!"
Sebuah benda keras mengayun dengan ringan dan mendarat di punggungku.
Ayunan itu datang dari penggaris kayu yang dipegang oleh satu-satunya orang selain diriku di dalam ruangan, kakak laki-lakiku Alexier le Glaive.
Sehari setelah proposal pertunangan keluarga Duke Fleur sampai kepadaku, hari-hariku memliki alur waktu dan urutan waktu yang berbeda setelahnya.
Aku setiap hari pada dasarnya bebas untuk melakukan apapun yang kusuka dan inginkan, menjalani "hari biasa yang dilakukan anak biasa", namun saat ini aku harus menjalani latihan etika dan tata krama bangsawan yang telah diatur rutin oleh kakakku hingga 3 minggu ke depan.
"Ugh, aku tidak ingat kita benar-benar menyepakati untuk menggunakan penggaris sebagai hukuman."
Ayunan miliknya tidak terlalu keras untuk meninggalkan lebam atau memar, tapi jika itu diiringi dengan wajah menyeringai dan suara mengintimidasi miliknya, aku tidak akan dapat bertahan dari kombinasi menyeramkan itu.
"Ayolah, aku yakin kau sudah pernah merasakan ayunan Rynoa milik Lianna yang lebih keras daripada ini."
Yah, mau bagaimanapun tongkat karet itu memang lebih menyakitkan, apalagi dengan kakak Lianna sebagai pemegangnya.
Tapi...
"Kalau begitu bisakah kau menghentikan senyum intimidasi itu, kurasa aku akan baik-baik saja tanpanya."
Alexier selalu tersenyum lebar tanpa memperlihatkan giginya, menyipitkan matanya saat menatapku, dan bermain-main dengan penggaris selama pelatihan etika, itu membuatku mengingat ibu ketika dia sedang marah.
"Hah"
Dia menghela napas panjang dan mempersiapkan beberapa kalimat, tampaknya bersiap membalikkan kata-kataku.
Bagaimanapun aku tahu kakakku dengan cukup baik.
"Bukankah kau sendiri yang mengatakan kemarin malam, berkata jika kau ingin tampak baik di depan calon tunanganmu ketika dia sampai?"
"...Yah, kurasa begitu."
"Ya, memang begitu. Kita hanya punya waktu 3 minggu untuk bersiap, kau tahu?"
"Tapi ini masih hari pertama."
"Itu adalah kata-kata seorang yang akan menyesali tindakannya di masa depan. Jangan lupa kalau yang akan kita sambut adalah keluarga Duke, kesalahan kecil dapat berakibat fatal."
"Kalau begitu bisakah kau menghilangkan tatapan dan seringai itu? Aku yakin aku akan bisa lebih nyaman berlatih tanpanya."
"Ini diperlukan agar kau lebih serius."
"Agh! Baiklah aku menyerah, oke!"
"Hehe, itu bagus, kau memang harus berkomitmen dan mersiapkan dirimu untuk pertunjukan yang lebih besar."
Aku tidak akan bisa melawannya.
Aku menyerah untuk berdebat lebih jauh dengan kakak laki-lakiku dan mematuhi apa yang dia katakan seperti seorang anak baik.
Lagipula dia memang lebih pintar dariku, tingkat kebodohanku juga masih belum mencapai angka minus untuk menantang seorang pria yang dapat memasuki akademi kelas atas melalui beasiswa.
Alexier kembali tersenyum, tapi kali ini senyumannya tampak cerah yang hangat.
Rambut hijau panjang dan kaca mata miliknya memberikan aura dewasa dan pintar, wajahnya yang tampan dan postur tingginya memberikan kesan menyenangkan dan keren, aku yakin dia seharusnya adalah laki-laki yang sangat menawan di mata para gadis.
Sekarang aku mulai penasaran bagaimana pria tampan seperti dia belum punya kekasih.
"Hmm, kenapa kau menatap wajahku seperti itu?"
"Ah, tidak, bukan apa-apa."
"Baiklah, kembali fokus, praktekan postur tubuh dan etika yang benar di meja makan!"
"Baik..."
Aku melanjutkan latihanku yang dipimpin oleh Alexier, dia mengajariku etika dasar bangsawan dari awal hingga akhir tanpa ampun pada hari pertama latihan kami.
Tapi itu bukan masalah karena dia menjelaskannya dengan baik sehingga bisa mudah dimengerti oleh diriku, seorang anak yang tidak pernah mempelajari hal merepotkan seperti etika.
Walaupun pada akhirnya, mempraktekkannya ternyata jauh lebih sulit dibanding hanya mendengar.
Alexier mengatakan bahwa etika bangsawan pada dasarnya berusaha untuk mepertunjukkan sebuah rasa hormat dan santun kepada orang lainnya tanpa menjatuhkan martabat diri sendiri.
Dia juga mempraktikannya sebelum menyuruh diriku melakukannya, namun perbedaan kemampuan dan gerakan diantara kami sangat jauh, di mataku dia tampil sempurna dan tanpa cacat ketika bergerak ataupun berperilaku.
Dia menunjukkan standar beretika seperti seorang prefesional dan menjelaskannya seperti seorang dosen kuliah di akademi.
Seperti yang diharapkan dari kepala keluarga Viscount Glaive di masa depan.
"Baiklah, sepertinya sudah cukup untuk hari ini."
"Yeay akhirnya!"
Aku melompat dari kursiku dengan penuh semangat, seperti seorang siswa sekolah dasar yang berada di akhir jam sekolah.
"Kau tidak boleh melakukan hal itu di depan Duke, kau tahu?"
"Ya tentu, aku tidak sebodoh itu."
Jika aku melakukannya aku akan seperti mempersilahkan dengan lapang dada kepalaku ditaruh diatas guillotine.
Ngomong-ngomong...
"Alexier, bagaimana menurutmu praktek etika yang telah kulakukan tadi?"
Aku penasaran seperti apa penampilanku sebelumnya, aku membutuhkan pendapat seorang ahli.
Setelah mendengar pertanyaanku yang penuh harap, kakakku memejamkan matanya, menaruh salah satu lengannya di dagunya, dan berpikir sejenak dalam keheningan.
"Itu tidak terlalu buruk ataupun terlalu bagus, tapi itu cukup baik untuk percobaan pertama dari seseorang yang belum pernah mempelajari pelajaran etika sebelumnya."
"Sungguh?"
"Ya kau cukup baik, tapi gerakanmu masih kaku dan kau terkadang masih suka melupakan beberapa hal penting, terutama postur tubuh, ketika kau fokus pada sesuatu yang lainnya kau seringkali mengendurkannya. Perjalanmu masih panjang untuk menjadi bangsawan yang kompeten."
"Ugh..."
Aku senang ketika dipuji oleh Alexier, tapi sepertinya praktekku tidak sebaik yang kupikirkan.
Yah, bagaimanapun aku memang mendapatkan beberapa teguran yang disertai dengan ayunan penggaris ketika pelajaran, ini seharusnya sudah dapat dipresiksi.
"Tapi itu bukan masalah, dengan 3 minggu latihan rutin kau akan dapat setidaknya berpenampilan dan berperilaku pantas untuk kunjungan keluarga Duke ke rumah kita."
"Aku mengerti."
Hah, latihan ini melelahkan, aku berharap ini segera berakhir.
Aku berbicara pada diriku sendiri di dalam hati.
Namun seakan dia dapat membaca pikiranku seperti peramal bintang, Alexier kemudian berkata,
"Kau harus terus berlatih dengan giat, oke? Meskipun kunjungan keluarga Duke telah selesai diadakan, kau harus tetap berlatih, bagaimanapun kau akan menjadi tunangan putri Duke dan menjadi bangsawan pada akhirnya."
Ah sial, aku melupakannya.
Latihan ini bukan hanya untuk kunjungan Duke yang akan datang ke kediaman rumah kami, tapi juga untuk kehidupan masa depanku sebagai seorang bangsawan dan sebagai seorang calon tunangan putri Duke itu sendiri.
Sepertinya harga untuk menjadi pasangan seorang gadis cantik begitu mahal.
Aku memegangi kepalaku setelah Alexier menamparku dengan fakta yang telah kulupakan selama beberapa detik.
"Haha, wajahmu yang tertekan cukup lucu."
"Ini tidak lucu sama sekali!"
Aku mulai curiga jika kakak laki-lakiku adalah seorang pria sadis atau semacamnya.
Namun semua yang dia katakan adalah kenyataan, aku tidak hanya harus mempelajari latihan etika dan tata krama ini selama 3 minggu, tapi selama sisa hidupku.
"Alexier, berapa lama tepatnya kau telah mempelajari ini?"
"Hmm? Memangnya kenapa?"
"Aku hanya penasaran."
Aku tidak pernah tahu bagaimana cara kakakku dididik untuk menjadi penerus keluarga dengan mata kepalaku sendiri sebelumnya, tapi aku yakin dia telah melakukan pelatihan seperti ini sejak dia masih kecil.
"Jika aku tidak salah aku mulai melakukan pendidikan bangsawan pada usia 7 tahun, tepatnya setahun setelah kau lahir, itu artinya 13 tahun lalu."
"Dari umur 7 tahun!?"
Apakah semua anak bangsawan menerima pendidikan etika dan tata krama bangsawan dari umur yang begitu muda?
Jika kakakku yang hanya merupakan seorang putra Viscount dididik sedari umur 7 tahun, apakah bangsawan dengan pangkat lebih tinggi memulai dari umur yang lebih muda lagi?
"Ugh, aku tidak bisa membayangkan jika aku memulai dari usia yang lebih muda."
Bahkan dengan usiaku yang sekarang ini, semuanya masih terasa cukup sulit.
Atau apakah karena mereka mempelajarinya sedari kecil adalah alasan yang membuat mereka menjadi lebih mahir?
Aku terbang dalam pikiran tidak berguna dan aneh dalam kepalaku, sampai akhirnya Alexier memanggilku.
"Jangan terlalu murung Flotte, lagipula kau akan mendapatkan putri cantik sebagai calon istrimu dengan melakukan ini."
"Umm... yah, kau tidak salah."
Seperti yang dia katakan, sebagai balasan atas perjuanganku untuk mempelajari etiket dan tata krama bangsawan merepotkan ini, aku akan bertunangan dengan seorang putri Duke yang cantik imbalannya.
"Tapi kurasa kau tidak hanya akan belajar etiket saja."
"Maksudmu?"
Aku memiringkan kepalaku karena bingung.
"Menjadi seorang bangsawan bukan hanya soal mempelajari etiket, tapi juga perilaku sosial, pemahaman ekonomi manajemen, kepemimpinan, dan mungkin beberapa keterampilan tambahan seperti dansa."
"Hehe, aku mulai menantikannya."
Aku menyeringai pada tambahan tugas rumah yang perlu kupelajari.
"Kenapa kau tampak senang tentang yang kusebutkan tapi kewalahan dengan etiket?"
"Bagaimanapun aku lebih suka membaca daripada menjalankan sesuatu yang terikat aturan, bukankah kau sudah tahu itu?"
Banyak yang harus dipelajari artinya banyak yang perlu dibaca, aku menyukainya karena hal yang paling sering kulakukan dalam hidupku saat ini selain berlatif fisik dan akrobat adalah membaca.
Apa yang kuhadapi di masa depan adalah panggung besar yang penuh perselisihan dan penuh rasa dengki untuk saling menjatuhkan.
Aku perlu memperdalam wawasanku untuk bertahan dan berdiri di sana suka ataupun tidak suka.
Akan tetapi, beban yang kutanggung bukan hanya itu...
Fakta bahwa calon tunanganku adalah seorang gadis dengan julukan "Gadis Terkutuk" mungkin akan membuatku melakukan beberapa hal ekstra.
Tapi itu bukan masalah, bagaimanapun juga dia adalah Cinta Pada Pandangan Pertamaku.
Entah itu hanya sebuah kebetulan atau takdir yang membuat diriku jatuh cinta padanya, tapi aku akan tetap berusaha keras untuk mencapainya.
Karena hatiku telah menuntunku ke sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments