Senyuman

Ketika salah satu pintu gerbong kereta terbuka, aku melihat sesosok pria tinggi semampai yang memiliki rambut biru laut keluar dari kereta.

Ah, dia pasti sang Duke.

Pria yang kutebak adalah sang Duke mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan sebuah pin di dadanya.

Apakah itu bunga?

Aku tidak dapat melihatnya dengan jelas dari jauh, tapi kurasa itu merupakan sebuah pin berlambangkan bunga.

Sang Duke keluar dari gerbong kereta kuda sendirian, yang menandakan bahwa anggota keluarga lainnya berada di kereta ke-dua.

Setelah beberapa detik, kereta ke-dua juga ikut terbuka, mengungkap 2 sosok cantik yang berada di dalamnya.

Yang pertama keluar adalah seorang wanita yang mengenakan gaun putih bersih dan memiliki rambut merah menyala.

Rambutnya disanggul dengan indah, memancarkan pesona miliknya yang dewasa dan anggun.

Ah, dia pasti sang Duchess. Dan dibelakangnya adalah...

Ketika sang Duchess keluar dari kereta, dia sedang menggandeng tangan seorang gadis kecil di belakangnya.

Gadis itu memakai gaun biru tua, serta yang paling mencolok dari semua itu, gadis itu memiliki rambut berwarna hitam pekat.

Jadi itu dia, nona Olivia la Fleur, gadis yang akan menjadi tunanganku.

Ketika aku menatapnya dari jauh, mata kami bertemu.

Oh sial.

Aku yang telah memantapkan diriku sebelumnya, merasa gugup sekali lagi.

Namun kali ini, kegugupan itu disertai dengan perasaan yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini aku dipenuhi dengan perasaan senang dan terpesona setelah melihat dirinya secara langsung.

Seperti yang kuduga, dia cantik.

Kesanku setelah melihat dirinya yang sebenarnya masih tetap sama seperti sebelumnya.

Atau bisa dibilang, dia jauh lebih cantik dari yang kubayangkan.

Namun sejujurnya, seluruh anggota keluarga duke Fleur memiliki paras dan aura yang luar biasa di sekitar mereka.

Mereka tampak sangat elegan, indah, dan mempesona.

Dan entah bagaimana, aku merasa yakin jika ini bukanlah penampilan maksimal mereka.

Meski mereka sudah terasa sangat berwibawa dan berkelas selayaknya bangsawan semestinya, penampilan mereka saat ini sepertinya sengaja dibuat khusus untuk hari ini.

Mereka datang memakai kereta kuda yang biasa dan polos, mereka juga mengenakan pakaian yang polos, minimalis, dan tidak memiliki banyak pernak-pernik.

Singkatnya, bisa dibilang mereka saat ini dengan sengaja memakai pakaian dan perlengkapan yang sederhana dan minimalis agar kami tidak merasa terintimidasi.

Sungguh tindakan yang mulia dan menyentuh dari pihak anda sekalian, saya dengan sepenuh hati menghormatinya.

Tapi semua itu percuma, karena hawa bangsawan kelas atas mereka tidak bisa dengan mudah disembunyikan hanya dengan pakaian mereka.

Ketika mereka menghampiri kami, aku bisa melihat potret mereka yang elegan dan berwibawa hanya dengan melihat cara mereka berjalan.

"Ayo kita sambut mereka."

Ketika aku sedang memikirkan hal-hal tidak berguna di kepalaku, ayahku mengajak kami untuk memberi sambutan kepada para tamu yang telah datang.

Bersamaan dengan keluargaku, aku menghampiri keluarga duke.

"Sebuah kehormatan bagi keluarga kami untuk dapat bertemu dan menyambut anda sekalian di kediaman kami, Duke dan Duchess Fleur."

Kami secara bersamaan menundukkan badan dan memberikan salam hormat kepada keluarga Duke dengan ayah sebagai pemimpin.

"Sebuah kebahagiaan dapat bertemu dengan keluarga anda juga, Viscount Glaive. Anda tidak perlu berlebihan."

Setelah sang Duke menanggapi, kami secara serentak meluruskan tubuh kami.

Dan ketika aku kembali berdiri tegap, apa yang pertama kali kulihat adalah mata miliknya.

Mata hitam yang indah dan kecil selayaknya sebuah mutiara.

"..."

"..."

Kemudian setelahnya, kami hanya menatap satu sama lain dalam keheningan.

"Karena kita semua di sini baru pertama kali bertemu, bagaimana jika kita mengenalkan diri masing-masing sebagai permulaan?"

Ibuku dengan ringan tersenyum dan mengusulkan agar kami masing-masing memperkenalkan diri kami.

"Kalau begitu izinkan diriku sebagai yang pertama, Nyonya Glaive, namaku Erika la Fleur, senang berkenalan dengan kalian semua."

Sebagai permulaan, sang Duchess mengambil inisiatif untuk memperkenalkan diri pertama kali.

Sambil tersenyum, menaruh tangan kanannya di dadanya, dan menundukkan kepalanya, dia memperkenalkan diri dengan suaranya yang indah.

"Sungguh suatu kebahagiaan dapat bertemu dengan anda, Nyonya Erika, Nama saya Anna la Glaive. Gaun dan rambut anda sungguh sangat mempesona."

"Kamu juga tampil mempesona hari ini, Nyonya Anna, aku suka jepit rambutmu."

"Terimakasih, saya sangat senang mendapat pujian dari anda."

Ibuku dengan sigap menanggapi sang Duchess, mereka saling memuji penampilan satu sama lain dan tersenyum.

Itu pemandangan yang luar biasa dari ibuku, dia yang tanpa perasaan gugup ataupun khawatir dengan mudahnya menjalin kalimat bersama sang Duchess.

"Anda mungkin telah mengetahui nama saya ketika saya mengirim surat balasan, tapi saya sekali lagi akan memperkenalkan diri. Nama saya Albert le Glaive, sungguh sebuah kehormatan bagi keluarga kami untuk dapat menjamu kalian hari ini."

Ayahku memperkenalkan diri dengan sopan, sekali lagi dia mengucapkan perasaan hormatnya kepada keluarga Duke.

"Nama saya Reil le Fleur, kepala keluarga rumah Fleur. Saya menghormati kebesaran hati anda, Tuan Glaive, namun anda tidak perlu terlalu berlebihan."

"Maafkan saya, Tuan Fleur."

Ayah dan sang Duke berbicara dengan sangat sopan satu sama lain, mungkin itu karena kedudukan maupun usia mereka saling bertolak belakang.

Bahkan hanya dengan melihat sekilas, aku bisa mengatakan bahwa ayah berusia lebih tua dari sang Duke.

"Nama saya Alexier le Glaive, saya adalah anak sulung keluarga Glaive. Merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk dapat bertemu dengan anda sekalian."

Dengan senyum yang halus dan mata yang melengkung di balik kaca matanya, Alexier memperkenalkan diri.

"Senang dapat bertemu dengan pewaris rumah Viscount Glaive selanjutnya, semoga kamu dapat menjadi kepala keluarga yang baik di masa depan."

"Sungguh sebuah kehormatan besar bagi saya untuk menerima kata-kata anda, saya akan berusaha sebaik mungkin."

Alexier kembali menunduk dan memberikan terimakasih.

Ketika dia kembali berdiri tegap, tatapan semua orang seketika terfokus padaku dan Nona Olivia.

Kalian akan membuatku pingsan jika kalian menatapku seperti itu, kalian tahu?

Di dalam hatiku aku mencaci mereka yang menatapku dengan seringai di wajah mereka. Dan kemudian aku berpaling, manatap mata seorang gadis cantik di hadapanku.

Mata hitam kecil miliknya memantulkan wajahku yang sangat bodoh dan menyebalkan.

Aku penasaran bagaimana pendapatnya setelah melihat calon tunangannya yang tampak menyedihkan.

Baiklah, tidak ada waktu untuk mencaci diri sendiri saat ini. 

Waktunya pertunjukan.

Aku mengabaikan degup jantungku yang semakin kencang dan kemudian menarik napas dalam,

Aku menundukkan badanku, menaruh tangan kananku di dadaku, dan memperkenalkan diri.

"Nama saya Flotte le Glaive, putra ke-dua dari keluarga Viscount Glaive, senang bertemu dengan anda sekalian."

Aku mengerahkan segala kekuatan fisik maupun mentalku, berusaha tampil sebaik mungkin dan memperlihatkan apa yang kubisa.

Ketika aku mendongak, mata kami sekali lagi bertemu, namun berbeda dari sebelumnya, kali ini aku dapat melihat senyuman miliknya terlukis diwajah cantiknya.

Senyuman yang sangatlah indah, sebuah senyuman lembut yang dapat dengan mudahnya membuat jantungku melonjak.

Dan entah kenapa, aku merasa...

Apakah kami pernah bertemu sebelumnya?

Aku tidak mengerti kenapa pikiran ini terlintas di kepalaku, tapi aku merasa bahwa senyuman miliknya tidak asing.

Potret senyuman dan wajah indahnya, aura manis dan menyenangkan disekitarnya, dan cara jantungku menanggapi senyumannya.

Entah kenapa, semua ini terasa familiar.

Mengabaikan semua pikiran yang berkecambuk di kepalaku, Nona Olivia menundukkan badannya.

Tangannya yang halus dan ramping mengangkat sedikit rok miliknya ke atas.

Kakinya yang ramping dan indah menekuk dengan elegan.

Dengan potret selayaknya putri bangsawan kelas atas semestinya, dia memperkenalkan dirinya padaku dengan sebuah senyuman manis.

"Namaku Olivia la Fleur, senang bertemu denganmu, tuan Flotte." 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!