Pahlawanku

Pada suatu malam, aku sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak.

"Ah... Apa yang sebenarnya terjadi denganku?"

Aku mengangkat tubuhku dan mendudukkan diri di tepi kasur untuk mengatur pernapasanku yang berantakan.

Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya,

Napasku sesak,

dan aku merasakan gelitikan yang aneh di sekujur tubuhku.

"Apakah aku gugup?"

Aku melihat ke arah cermin besar di depanku, cermin yang memantulkan tubuh seorang gadis dengan rambut hitam pekat dalam piyama.

Pemandangan ini tampak biasa bagiku.

Tapi mungkin bagi sebagian besar orang di kerajaan, atau malah di dunia ini, pemandangan yang terpantul di cermin adalah gambaran nyata dari seorang malaikat maut.

Putri Terkutuk Duke

Itu adalah julukan yang diberikan orang luar kepada diriku saat ini.

Seorang gadis yang akan membawa malapetaka dan mimpi buruk, seorang gadis yang membawa kegelapan, dan seorang gadis yang akan menjadi penjahat.

Itu adalah beberapa kabar yang simpang siur terdengar dari masyarakat dan masuk ke telingaku selama 2 tahun terakhir ini.

"Hmmm... aku penasaran dengan apa yang akan dia katakan tentang diriku ketika kami bertemu besok."

Aku penasaran dengan itu. Aku ingin tahu bagaimana pendapatnya, pendapat calon tunanganku yang belum pernah bertemu denganku, tentang diriku yang memiliki rambut mengerikan dan julukan yang sama mengerikannya.

"Anak ke tiga dan putra ke dua dari keluarga Viscount Glaive... Flotte le Glaive."

Aku pertama kali mendengar nama itu 2 minggu yang lalu dari ibuku, Erika la Fleur, yang secara mendadak memberitahukan kepadaku tentang pria yang akan menjadi tunanganku.

"Hey Olivia, bisakah aku meminta waktumu sebentar?"

"Ada apa Ibunda?"

"Aku telah menemukan seseorang yang akan cocok menjadi tunanganmu, kita akan bertemu dengan keluarga mereka 1 bulan lagi."

"Eh!?"

Aku sangat ingat bagaimana ekspresiku yang terpantul dari mata ibuku, yaitu ekspresi terkejut dan tercengang yang luar biasa.

Setelah dikejutkan dengan pernyataannya yang tiba-tiba, dia kemudian menjelaskan padaku seperti apa orang yang akan menjadi calon tunanganku itu.

Nama anak laki-laki yang akan menjadi calon tunanganku bernama Flotte le Glaive, dia adalah seorang anak laki-laki yang memiliki rambut biru gelap dan mata safir.

Dia adalah anak ke tiga dari keluarga Viscount Glaive, keluarga unik yang telah secara turun temurun melatih anak-anak mereka untuk menjadi rakyat jelata.

Dia memiliki usia yang sama denganku.

"Rambut hitam dan mata safir, huh... aku penasaran seperti apa wajahnya akan terlihat."

Aku adalah apa yang kau sebut sebagai "gadis terlindung" yang sangat jarang pergi keluar dari rumah ataupun bercengkrama dengan orang lain.

Sebagai seorang putri bangsawan, aku seharusnya sudah memulai debut sosialku ketika berusia 5 atau 6 tahun.

Namun karena rumor buruk tentang diriku yang berkecambuk di masyarakat luas, aku tidak di izinkan untuk melakukannya dengan alasan keselamatan dan keamanan.

Aku masih tetap melakukan latihan etika ataupun dansa yang merupakan dasar penting bagi seorang bangsawan secara rutin, tapi aku belum pernah secara langsung "menampilkannya" kepada orang lain selain guru ataupun keluargaku.

"Jika kupikir-pikir lagi, ini akan menjadi yang pertama, bukan begitu?"

Sudah sebulan berlalu semenjak ibuku mengabarkan kepadaku mengenai pertunanganku dan kunjungan kami, dan besok adalah hari di mana aku akan mendatangi kediaman keluarga Viscount Glaive bersama ayah dan ibuku.

Sebuah perasaan yang tidak nyaman muncul di hatiku, sebuah perasaan gelisah tentang apa yang akan terjadi besok.

Bagaimana jika anak laki-laki yang menjadi calon tunanganku adalah orang yang kasar?

Apakah mereka akan menyambut kami dengan baik?

Bagaimana jika mereka menjebak kami dan mencelakai kami?

Satu demi satu pikiran negatif berdengung di kepalaku selayaknya bisikan hantu, membuat diriku semakin gelisah.

"Aku mengerti, tapi kenapa Ibunda memilih anak itu sebagai calon tunanganku?"

Namun menanggapi suara negatif di dalam kepalaku, kalimat yang keluar dari mulut ibuku saat itu menghapus keraguanku.

Jika aku mencernanya sekali lagi, apa yang dikatakan ibuku saat itu adalah sebuah kalimat yang sudah pasti akan membuatmu mempertanyakan kewarasannya.

Ketika aku mempertanyakan kenapa anak laki-laki itu yang terpilih menjadi calon tunanganku, ibuku dengan ringan menjawab,

"Karena anak laki-laki itu adalah satu-satunya orang yang dapat melindungimu, dia adalah pahlawanmu."

Aku ingat ketika aku pertama kali mendengarnya, aku seketika heran dan berpikir jika ibuku sedang sakit, mabuk, atau sedang dalam situasi semacamnya yang membuat kepalanya tidak bekerja dengan baik.

Dan setelah aku membalasnya dengan, "Apakah Ibunda serius?" ibuku hanya tertawa dan meninggalkanku dalam kebingungan.

Setelah mengingat kembali kejadian itu, aku bangkit dari kasurku dan menuju ke meja dengan rak buku kecil yang berada di seberang kamarku.

Ketika aku mencapainya, aku mengambil sebuah buku dari sana, buku berjudulkan "Tarian di Malam Penuh Bintang" tertulis di sampulnya.

Itu adalah buku yang menceritakan tentang seorang gadis penyendiri dari kelas strata bawah bangsawan, suatu malam dia diundang untuk menghadiri sebuah pesta dansa.

Pada pesta dansa itu, dia bertemu dengan seorang pria tampan dan jatuh cinta padanya, itu adalah Cinta Pada Pandangan Pertama sang gadis.

Sang pria yang merupakan bangsawan kelas atas, menemukan bahwa sang gadis sangatlah cantik dan baik hati, dia juga jatuh cinta padanya.

Sang pria kemudian menyelidiki latar belakang sang gadis, dia menemukam jika sang gadis adalah anak tiri dari seorang bangsawan yang kejam. Sang gadis seringkali dikurung ataupun dipukul oleh ayahnya ketika dia melawan.

Sang pria kemudian menyusun sebuah rencana untuk menjatuhkan sang bangsawan dan menyelamatkan sang gadis.

Dengan kehendak dari dewa, mereka yang saling mencintai terjerat oleh takdir dan berakhir menjadi pasangan setelah menghadapi banyak cobaan.

Kalimat yang sangat berkesan di buku itu adalah ketika sang pria berkata "Aku adalah pahlawanmu, dengan langit berbintang ini sebagai saksinya, aku bersumpah akan melindungimu selama sisa hidupku." disaat mereka sedang berdansa di bawah langit berbintang.

Itu adalah novel klise yang absurd, tetapi di dalam hatiku aku selalu membayangkan sesuatu semacam itu terjadi kepadaku.

Bayangan dimana seorang Putri Terkutuk Duke, gadis pembawa malapetaka dan mimpi buruk, memiliki seorang pahlawan yang menyelamatkannya dari dalam jurang kegelapan.

"Fufu... sungguh imajinasi menyenangkan yang mustahil untuk digapai."

Aku menutup kembali buku itu, menaruhnya ke tempatnya semula, dan kembali ke tempat tidur.

Setelah memikirkan pemikiran negatif dan menghayal sesuatu yang mustahil beberapa saat, jantungku kembali berdetak normal seperti sedia kala.

Namun ada sebuah gejolak baru di dalamnya, sebuah perasaan tidak sabar untuk menanti hari esok tiba.

Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhku dari kedinginan malam, dan ketika aku perlahan menutup mataku, aku secara tidak sadar bergumam pelan,

"Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu... Tuan Flotte."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!