"Dia dirumorkan adalah seorang gadis pembawa malapetaka dan seorang pengendali elemen kegelapan, elemen yang lekat dengan para monster."
Alexier, menyadarkan diriku tentang warna rambut Nona Olivia la Fleur yang sebelumnya sama sekali tidak terlihat aneh di mataku, memberikan penjelasan singkat tentang inti rumor yang menyertai Putri Duke.
Dari yang kutangkap dari penjelasan Alexier, Nona Olivia la Fleur yang merupakan Putri pertama dari keluarga Duke Fleur merupakan seorang anak perempuan yang terlahir dengan rambut sepenuhnya bewarna hitam pekat.
Rumor buruk tentang dirinya itu datang dari para pelayan serta pengawal dari rumah Duke itu sendiri, dan berakhir menyebar luas di masyarakat awam.
Rumor itu mengatakan bahwa Nona Olivia la Fleur, merupakan Anak Terkutuk dan pertanda Malapetaka yang akan datang di masa depan.
Ada golongan yang mengatakan bahwa warna rambutnya hanyalah sebuah pertanda buruk.
Dan ada golongan lainnya yang mengatakan bahwa Nona Olivia la Fleur adalah perwujudan dari malapetaka itu sendiri, mengatakan bahwa elemen dasar miliknya adalah kegelepan selayaknya monster, dan menuduh jika sang putri Duke akan membawa kehancuran, jenis yang satu ini adalah yang paling dipercayai.
Banyak hal lainnya yang dijelaskan oleh Alexier, seperti bagaimana cara keluarga Duke menyembunyikan putri mereka membuat para rakyat biasa semakin curiga, dampak dari rumor itu terhadap kepercayaan rakyat jelata, dan keluarga Duke yang sama sekali tidak memberi tanggapan langsung tentang rumor itu.
Dia menjelaskan hal ini dengan ekspresi serius, sedangkan diriku hanya menatap dengan linglung dan senyap di kasur.
"Aku mengerti, lalu apakah rumor ini sudah menyebar begitu luas?"
"Hmm, kurasa aku pernah mendengar bahwa itu sudah menjadi desas-desus yang ramai diperbincangkan di ibukota selama beberapa tahun terakhir."
"Benarkah, seburuk itu?"
"Ya, rumor tentang putri sang Duke adalah seorang Gadis Terkutuk cukup menghebohkan. Aku yakin itu sudah sedikit mereda, tapi rumor itu belum sepenuhnya hilang dan tetap melekat di pikiran masyarakat."
Aku masih terdiam di sana, mendengarkan informasi simpang siur di masyarakat tentang calon tunanganku dari Alexier seperti seorang murid rajin memperhatikan guru menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi.
Suatu pemikiran terlintas di pikiranku.
"Apakah orang-orang memang sangat begitu mudah percaya takhayul dan rumor acak seperti ini?"
Apa yang kudengar sangat persis seperti cerita dongeng anak-anak, dongeng tentang seorang penyihir jahat dengan penampilan serba hitam berelemen kegelapan yang iri kepada seorang putri cantik dan berusaha mencelakai dirinya.
Dongeng klise tentang bagaimana sebuah warna atau sifat jelek menjadi sebuah doktrin dan prasangka tanpa dasar.
Namun meski begitu, dari apa yang Alexier katakan sejauh ini, banyak orang yang mempercayainya dan menciptakan prediksi buruk tanpa dasar karenanya.
"Ini bukan seperti itu, rambut adalah hal keramat bagi sebagian besar orang, hal ini juga merupakan lambang kesucian sebuah sihir juga jiwa, tidak mengejutkan bila banyak orang akan menganggapnya sebagai pertanda buruk."
"Benarkah? Itu masih tampak tidak benar untuk memberi julukan seorang putri Duke gelar "Gadis Terkutuk" tanpa alasan yang jelas."
Aku masih tidak berpikir itu alasan yang cukup.
"Yah, bagaimanapun tampaknya persaingan dan kontes saling menjatukan antar bangsawan juga berperan di dalamnya."
Alexier bergumam acuh tak acuh, tampak lelah dengan kenyataan yang mungkin terjadi.
"Bangsawan memang mengerikan."
"Kau masih bangsawan, kau tahu?"
Ya, bahkan aku mungkin akan memasuki medan perang utama "kontes saling menjatuhkan antar bangsawan" di masa depan.
"Darimana kau bisa mendapat informasi ini? Apakah kau baru saja mengumpulkannya seketika setelah makan malam? Bukankah itu gila?"
Aku mengajukan pertanyaan yang biasa kutanyakan ketika pria di depanku memberiku sebuah informasi semacam ini, tapi untuk kali ini aku benar-benar penasaran karena dia bahkan belum genap sehari mendengar berita pertunanganku.
"Aku hanya memastikan apakah keberadaan rumor ini benar dari Ayah. Aku telah mendengar desas-desus seperti ini dari beberapa pedagang dari ibukota yang mampir sedari lama, aku juga pernah mendengarnya ketika masih berada di akademi."
"Rumor ini sudah setua itu? Aku belum pernah mendengar ini sebelumnya."
Jika aku tidak salah ingat Alexier lulus dari akademi sekitar 3 tahun lalu, ketika dia berumur 17. Dia masuk ke akademi Renora, yang terletak di ibukota kerajaan ketika berusia 14 tahun, dia masuk ke sana dengan bantuan beasiswa.
Namun yang aneh adalah rumor tentang "Putri Terkutuk Duke" ini belum menyentuh gendang telingaku sekalipun selama ini, meskipun rumor itu sendiri sudah sangat tua.
"Aku yakin itu bahkan sudah beredar lebih lama daripada itu."
"Sungguh? Lalu kenapa aku belum pernah mendengarnya?"
"Itu karena daerah kita cukup kecil dan jauh dari ibukota, kita juga merupakan daerah yang masih cukup miskin saat ini. Mempertahankan hidup lebih penting daripada sekedar rumor daerah luar."
Ah itu cukup masuk akal.
Daerah yang kami tinggali dan kuasai saat ini dulunya adalah daerah yang tertinggal dan miskin, tapi setelah pria jenius di depanku lulus dari akademi, semuanya menjadi jauh lebih baik dengan kemampuan ramuan serta herbal yang semakin dia kuasai.
"Aku mengerti sekarang, lalu kenapa kau memberitahuku semua ini?"
Alexier menyipitkan matanya dan menatapku dengan wajah penuh tanda tanya, seakan mengatakan kalau aku seharusnya sudah tahu apa yang dia ingin sampaikan.
"Bukankah kau seharusnya sudah mengerti?"
"Hmm? Tentang apa?"
Aku balas bertanya, seperti anak bodoh yang tidak mengerti apa yang baru saja dijelaskan panjang kali lebar kali tinggi oleh guruku.
Apa maksud dari semua ini? Lalu kenapa dia bertingkah seolah aku seharusnya mengerti hal ini dengan begitu jelas?
"Nona Olivia la Fleur adalah seorang Putri Terkutuk Duke, gadis yang di masa depan akan menghadapi banyak cacian dan prasangka dari segala penjuru."
Alexier berhenti sejenak untuk mengambil napas, lalu berkata dengan suara jelas dan serius sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Apakah kau yakin ingin melanjutkan pertunangan ini, meski harus berhadapan dengan segala masalah itu?"
Alexier memiliki ekspresi meyakinkan di wajahnya dan menanyakan keputusanku, tapi aku dengan ringan berkata,
"...Tentu, itu bukanlah masalah."
"Huh!?"
Alexier tanpa sadar meninggikan suaranya karena terkejut, tidak menyangka jika tanggapanku akan keluar seketika tanpa mengambil jeda.
"Apakah kau yakin?"
"Yap."
Aku melompat berdiri dari kasurku, aku melangkah dengan main-main selayaknya seorang anak kecil, dan membelakangi Alexier.
"Aku tidak akan menolak pertunangan ini, apapun yang terjadi."
"Tapi... kenapa?"
"Hehe."
Aku tidak bisa menahan senyumanku, diriku yang dipenuhi rasa malu tanpa sadar tertawa karena hal yang tidak diketahui.
"Aku sudah jatuh cinta padanya..."
Itu adalah jawaban sederhana, jawaban tak masuk akal yang terlintas dalam kepalaku dan memenuhi kepalaku.
"Apakah kau yakin untuk membuat hal seperti cinta sebagai alasan untuk mengambil keputusan yang akan memberatkanmu di masa depan."
"Hehe..."
Aku berbalik, menatap mata Alexier dengan seringai di wajahku.
"Tentu, sama seperti aku yang mencintai keluargaku, aku juga akan melakukan yang terbaik untuk gadis yang kucintai."
Suasana di dalam kamarku yang awalnya serius dan tegang menjadi lunak dengan sendirinya.
Hah...
Alexier menghela napas, aku tidak tahu apakah itu karena lega ataupun bermasalah, tetapi dia menyeringai sinis ketika menatap mataku setelahnya.
"Kau masih perlu belajar menjadi bangsawan yang baik, kau tahu?"
"Ya, itu tak masalah meski memakan waktu. Lagipula aku ingin tampak bagus di depan tunanganku."
"Kau perlu merubah cara berpikirmu, dari seorang akrobatik jalanan menjadi seorang tunangan putri Duke."
"Aku telah melakukannya sejak mendengar proposal pertunangan ini dari Ayah, jadi itu bukanlah halangan."
"Kau akan menghadapi beberapa masalah dengan para bangsawan, masuk ke dalam dunia politik yang kau benci."
"Aku membencinya, tapi karena itu aku sudah tahu apa yang perlu kupersiapkan."
"Apakah menurutmu dia begitu cantik sehingga kau sangat lugas hari ini?"
"Tentu, dia adalah Cinta Pada Pandangan Pertama ku"
"Hehe, jadi begitu..."
Alexier berdiri dari kursi, dengan sebuah seringai bermasalah di wajahnya.
"Bagaimana dengan latihan tata krama dan etika bangsawan selama 3 setiap hari?"
"Baiklah, aku tak masalah dengan itu."
"Kalau begitu, sampai jumpa besok."
Alexier melangkahkan kakinya kearah pintu, menandakan berakhirnya perbincangan malam kami, namun setelah pintu terbuka dia menoleh ke arahku.
"Sepertinya ini akan menjadi rumit nantinya, tapi jangan lupakan bahwa adalah kita keluarga apapun yang terjadi, katakan pada kami jika ada yang kau perlukan."
"Tentu."
Aku mengangguk ringan atas kata-katanya.
"Selamat malam."
"Ya, selamat malam."
Cklak
Hari ini akan menjadi malam terakhirku sebagai "seorang anak biasa yang menjalani hari biasa", dan besok mungkin aku akan menjadi "seorang anak biasa yang menjalani kehidupan bangsawan".
Aku penasaran apakah aku sudah siap, tapi jawabannya akan tetap sama bagaimanapun.
Aku tidak akan pernah siap dengan apa yang menanti diriku di masa depan, yang bisa kulakukan hanyalah menjalaninya.
---::--::----::--::---
Aku penasaran sudah berapa tahun aku di sini, tapi sepertinya itu tidak penting.
Bagaimanapun yang dapat kulakukan di sini hanyalah menatap pemandangan dari "matanya", tak ada hal lain yang bisa kulakukan selain menatap apa yang "anak ini" lihat dan lakukan.
Namun hari ini ada sesuatu yang terlihat menarik.
Anak ini memegang sebuah foto seorang gadis dengan rambut yang mirip dengan "dia" yang pernah kukenal, meskipun begitu, aku tahu itu hanya warna rambutnya yang sama.
Aku tidak bisa membayangkan wanita itu tersenyum manis sambil mengenakan topi ulang tahun seperti itu.
Namun aku sedikit khawatir, warna rambut seperti itu mau bagaimanapun akan menyebabkan beberapa masalah di masa depan.
Kuharap anak ini akan baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments