Keesokan paginya, rumah kami di mansion keluarga Viscount Glaive menjadi cukup sibuk.
Dan karena kebodohanku yang menyelinap keluar kemarin malam, aku ketiduran disaat semua orang sedang bersiap.
"Hey, kau harus segera bangun atau aku akan memukulmu dengan penggaris."
Itu adalah kata-kata pertama yang masuk ke gendang telingaku ketika membuka mata.
Dengan suara yang halus namun kuat, kakak laki-lakiku, Alexier le Glaive, membangunkanku dengan tatapan mengintimidasi di balik kaca matanya.
"Huh!?"
Aku yang merupakan seorang idiot, hanya bisa mengeluarkan suara aneh ketika dengan segera bergegas bangun dari kasurku.
Aku kemudian terduduk di kasurku, mengumpulkan jiwaku yang terpencar, dan mengembalikan penglihatan mataku yang berembun.
"Kau tampak sangat mengantuk hari ini, apakah kau melakukan sesuatu tadi malam?"
Alexier yang tampaknya memperhatikan diriku yang terlihat lebih kelelahan dari biasanya, bertanya padaku dengan mata menyipit.
"Ah... uh, tidak, aku tidak melakukan apa-apa."
Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku sambil menggerakkan tanganku ke kanan dan ke kiri sebagai respon untuk membantah pernyataannya.
"Hmm?"
Namun tindakanku ini tentunya tidak berguna, itu malah membuatku semakin terlihat mencurigakan.
"Aku hanya..."
"Ah.. aku tidak peduli, kau bergegaslah mandi dan bergantilah pakaian segera!"
Ketika aku sedang ingin memberikan pembelaan, Alexier menarik tanganku.
Dia tampaknya tidak memperdulikan penjelasanku dan mengabaikannya, dia dengan sigap menyerahkan handuk, sebuah kristal biru, serta peralatan mandi kepadaku.
Dia mendorongku keluar dari kamar, seketika menutup pintu kamarku seolah-olah dia baru saja menendang kucing pengganggu dari kamar.
klak
"..."
"Oh, selamat pagi Tuan Flotte, sebaiknya anda segera bergegas."
"... S-selamat pagi, ya."
Ketika aku berada di luar kamarku, seorang pelayan menyapaku sambil membawa nampan, aku juga dapat melihat para pelayan lain sedang berlalu lalang di sekitar.
"Sepertinya pagi ini cukup sibuk."
Aku juga harus bergegas.
Aku segera pergi ke kamar mandi dengan peralatan mandi serta handuk yang telah diberikan oleh Alexier.
Ketika sampai di kamar mandi, aku segera menanggalkan bajuku dan mengeluarkan kristal biru yang diberikan Alexier.
"Acutus hasta Flotte, wahai air meneteslah, Imbrem."
Sebuah lingkaran berukuran sedang dengan warna biru pucat muncul di atasku.
Crack
Kemudian sebagai tanggapan, mengikuti terbentuknya lingkaran mantra di atasku, kristal di tanganku pecah dan hancur tanpa sisa menjadi debu.
Air mulai turun dari lingakaran sihir di atasku selayaknya rintik hujan, membasahiku dengan air dingin yang segar.
Sudah kuduga, mandi di pagi hari akan terasa sangat dingin.
...-0-...
Ketika aku telah selesai mandi, aku bergegas menuju ke kamarku untuk berganti pakaian.
Klak
Ketika aku membuka pintu kamar, aku disambut dengan sebuah setelan jas bewarna hitam beserta kemeja putih yang tergantung di pintu lemari tepat setelah membuka pintu.
"Whoa!"
Aku terkagum dengan jas itu hanya dengan melihatnya selama sepersekian detik.
Aku bergegas mendekati lemari itu selayaknya seorang anak kecil yang baru saja menumukan mainan baru, yah bagaimanapun aku masih termasuk kategori anak-anak.
Aku mengambil jas yang telah ditata rapi di depan pintu lemari.
Melihat bagaimana itu diletakkan, aku yakin Alexier adalah orang yang menaruhnya di sana. Alexier juga adalah orang yang bertanggung jawab menyimpan jas ini dan berencana memberikannya kepadaku tepat sebelum acara dimulai.
"Whoa! Kualitasnya lebih baik dari yang kubayangkan!"
Kain jas itu terasa lembut dan sejuk, warnanya yang gelap sangat keren dan nyaman untuk dilihat, dan jahitannya sangatlah rapi.
Aku dan Alexier menjahitkan jas ini 4 hari setelah keluarga kami menerima proposal pertunangan yang diberikan oleh keluarga Duke.
Jas ini dijahit oleh salah satu penjahit terbaik di daerah kami. Ayahku membuat reservasi untuk memintanya menjahitkan jas yang dapat kupakai untuk acara hari ini, aku cukup yakin jika biaya yang dihabiskan untuk jas ini pasti cukup besar.
Dari seluruh anggota keluargaku, hanya aku yang diberi kesempatan untuk menjahit setelan pakaian khusus kepada salah satu penjahit terbaik di daerah ini.
Keluargaku mungkin ingin meminimalisir pengeluaran dan memfokuskan sebagian besar yang mereka miliki untuk dapat membuatku tampak pantas menyandang peran sebagai tunangan putri Duke.
Aku sedikit merasa bersalah dengan hal ini.
"Tapi meski begitu, tidak ada yang salah untuk menerimanya."
Aku akan menerima pemberian dari mereka dengan senang hati, lagipula itu adalah bentuk kasih sayang yang tulus dari mereka kepadaku.
Dengan jas yang luar biasa ini, aku akan siap menghadapi hari yang menentukan ini.
...-0-...
Lalu kemudian, kami akhirnya menunggu keluarga Duke di depan pintu rumah pada waktu dimana mereka telah merencanakan akan tiba.
"Hey, apakah kau gugup?"
Ketika aku sedang melamun, sebuah suara lembut yang sepertinya sedang menahan tawa terdengar dari balik punggungku.
Suara itu adalah milik kakak laki-laki menyebalkanku yang sedang berdiri di belakangku saat ini.
"Bukankah sudah jelas? Kau tidak perlu menanyakannya."
Ya, aku gugup, kakiku saat ini sedang bergetar tanpa alasan yang jelas.
Sepertinya apa yang kulakukan kemarin benar-benar sebuah kebodohan murni.
Meskipun aku telah membuang kegugupanku tempo hari dengan berlari menembus hutan, hari ini aku sekali lagi merasa gugup.
Ngomong-ngomong, Alexier hari ini tampil dengan kacamata persegi panjangnya yang membuatnya terlihat pintar, rambut hijau miliknya juga memberikan kesan menenangkan, akan tetapi seringai mengejeknya yang menyebalkan membuatku kesal.
"Kamu tidak perlu terlalu khawatir, Flotte sayangku. Kamu seharusnya bahagia karena kamu akan segera bertemu dengan gadis yang kamu sukai!"
Ibuku yang berada di sebelah Alexier, masuk ke dalam percakapan kami.
Dia hari ini tampak cantik meski usianya sudah cukup berumur, dan suara yang lembut serta ceria miliknya sangat menyenangkan untuk didengar.
Dia mengenakan gaun hijau gelap yang menyerupai warna rambutnya, membuatnya tampak serasi satu sama lain.
Namun hal paling mencolok yang dia pakai hari ini pastinya adalah jepit rambut diatas rambut hijau tua miliknya, sebuah jepit rambut berbentuk daun semanggi berhelai empat dengan warna hijau muda, sebuah jepit rambut biasa yang entah kenapa dapat mencuri semua pandangan ke arahnya.
Yah bagaimanapun juga itu adalah hartanya yang paling beharga, dan Ibu akan tetap cantik apapun yang dia kenakan.
"Gugup adalah hal yang wajar, Anna, aku juga mengalaminya ketika aku pertama kali bertemu denganmu. Itu adalah hal yang seharusnya akan terjadi jika kamu memiliki perasaan kepada lawan jenis."
Ayahku yang selama ini diam dan mengamati juga mulai menanggapi pertukaran kami.
"Hehe, yah itu masuk akal. Ah... aku menjadi nostalgia, sungguh menyenangkan untuk menjadi muda, bukan begitu Sayang?"
"Ya, kamu benar, masa muda benar-benar indah."
Oh tidak, aku tidak akan mengizinkan kalian membuat area ceri disaat-saat seperti ini!
Ibu dan Ayahku adalah pasangan yang saling mencintai bahkan sejak mereka bertemu hingga sekarang, dan jika mereka mulai bermesraan, mereka akan mengeluarkan hawa manis yang memuakkan untuk orang-orang disekitar mereka.
Aku tidak akan bisa bertahan jika mereka saling bermesraan di dekatku sampai keluarga Duke tiba, itu akan membuatku gila.
Aku tidak bisa membiarkannya...
"Sepertinya mereka telah tiba."
"Huh!?"
Ketika aku sedang bersiap untuk menyendok gula ke dalam mulutku dan memikirkan hal-hal aneh, Alexier memberikan sebuah pembertahuan.
Pandanganku seketika menjadi fokus ke depan, di sana... aku bisa melihat dua buah kereta kuda bewarna putih sedang mendekati kami.
Akhirnya itu dimulai lagi,
Jantungku mulai berdetak kencang,
Punggungku berkeringat,
dan kakiku gemetaran.
"Hehe... waktunya pertunjukan, Flotte."
Ketika aku sedang gugup dan gelisah, suara Alexier sekali lagi terdengar di telingaku, menyebutkan sebuah kata-kata yang selalu melekat di dalam otakku, kali ini dia benar-benar tertawa ketika mengatakannya.
"Kau sudah berlatih dengan keras untuk ini, bukan begitu?"
"Ya, kau benar..."
Aku telah berlatih keras untuk dapat menunjukkan tata krama dan etika bangsawan yang baik selama berhari-hari.
Aku telah berlatih untuk saat-saat ini, ini adalah saatnya untuk menunjukkan hasil jerih payahku.
Jika aku gagal, semua usahaku akan terbuang sia-sia.
Maka dari itu...
"Waktunya pertunjukan!"
Tidak ada waktu untuk berpaling.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments