Mentari pagi muncul tanpa malu-malu dari ufuk barat. Rasa hangat dari mentari pagi ini membuat hati Alishia bahagia luar biasa.
“Saya terima nikah dan kawinnya Alishia Agatha, binti Arman Sanjaya, dengan maskawin tersebut, tunai,” dalam satu kali tarikan nafas Mirza mengucapkan akad nikahnya.
“Sah?” ucap pak penghulu.
“Sah!” Jawab om Gunawan beserta para saksi.
Mirza dan Alishia saling bersihadap. Mirza memperhatikan Alishia tampak cantik menggunakan baju pengantin putih yang melekat di tubuhnya. Riasan tipis serta warna lipstik yang terkesan natural menambah kesan manis pada wajah Alishia.
Rambut yang di sanggul dengan hiasan mahkota di atasnya berhasil membuat Alishia tampak jadi ratu yang sangat cantik untuk hari ini.
Alishia mencium punggung tangan Mirza dengan khidmat. Di lanjutkan dengan Mirza yang mencium kening Alishia.
Setelah semua proses akad selesai, Mirza dan Alishia berjalan keluar beriringan dengan om Gunawan.
Om Gunawan yang berjasa membantu kelangsungan pernikahan Mirza dan Alishia. Bahkan om Gunawan menyewa beberapa bodyguard agar semua berjalan tanpa hambatan dari siapa pun.
Anggun berdiri di ujung lorong seraya melipat tangannya. Ia Memberikan tatapan tidak bersahabat ke arah Alishia.
Melihat Mirza dan Alishia telah menyelesaikan akad mereka rasanya Anggun ingin mencabik-cabik wajah Alishia. Andai saja Mirza tidak mengancam akan menceraikan dirinya, Anggun tidak akan pernah membiarkan pernikahan itu terjadi.
Anggun tidak ingin menanggung malu jika pernikahannya dan Mirza hanya bertahan selama satu bulan dan berakhir dengan perceraian. Bukan saja dirinya serta keluarganya yang malu tapi ia juga tidak ingin kalah dari Alishia yang notabenenya sudah di cap sebagai pelakor oleh banyak orang.
Belum lagi rencana memiliki keturunan dari Mirza tinggal menunggu kabar kehamilannya, setidaknya dengan adanya anak Anggun berharap Mirza akan lebih memilihnya dan meninggalkan Alishia.
“Ayok cepat aku sudah menunggu lama,” keluh Anggun.
Mirza sengaja mencium kening Alishia di hadapan Anggun, sebagai bentuk kekesalannya. Andai saja ia tidak memerlukan surat persetujuan dari istri pertama, Mirza sangat malas mengikuti kemauan Anggun yang menginginkan honeymoon.
“Jaga diri baik-baik ya, jaga anak kita juga,” ucap Mirza dengan lembut.
“Iya, Mas juga hati-hati.”
Sebetulnya Mirza sudah berbicara dengan Anggun beserta keluarganya, Mirza berniat menceraikan Anggun namun Anggun dan keluarganya menolak perceraian.
“Pa, Mirza titip Alishia.” Ucapan Mirza di jawab dengan anggukan kepala oleh om Gunawan.
Alishia memandang kepergian Mirza bersama Anggun, ada rasa cemburu di hatinya. Tapi Alishia tidak bisa berbuat apa-apa.
Setelah sampai di halaman apartemen, Alishia turun dari mobil om Gunawan. “Terima kasih om,” ucap Alishia sebelum menutup pintu mobil.
Om Gunawan mengangguk dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan Alishia yang masih berdiri di tempatnya.
Setelah mobil om Gunawan menghilang, Alishia berjalan menuju apartemennya.
Sesampainya di kamar sebuah pesan masuk ke ponselnya. Alishia tersenyum saat mendapati Mirza menelepon.
“Iya Mas,” ucap Alishia setelah menerima panggilan dari Mirza.
[Sudah sampai di apartemen?]
“Sudah,” jawab Alishia. Ia mendengar suara manja Anggun yang meminta Mirza mengakhiri panggilannya.
[Jangan terlalu banyak beraktivitas ya, aku takut kamu kelelahan.]
“Iya Mas.”
Setelah teleponnya berakhir Alishia memilih membersihkan tubuhnya. Karena tidak ada kegiatan lagi, Alishia memilih beristirahat.
Baru saja Alishia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur bel apartemennya berbunyi. Alishia berjalan menuju pintu apartemennya. Saat pintu terbuka Alishia terkejut saat melihat ibu Mirza berdiri di depan pintu.
“Bu,” sapa Alishia. Ia tersenyum ramah menyambut kedatangan ibu mertuanya.
Tanpa memedulikan Alishia yang menyapa, ibu Mirza masuk ke dalam tanpa permisi. Ia menatap seisi apartemen yang di belikan Mirza untuk Alishia.
“Ibu mau minum apa, biar Alishia buatkan,” ujar Alishia.
Ibu Mirza menatap Alishia tajam, “Jangan pernah memanggilku Ibu, aku tidak Sudi memiliki menantu pelacur sepertimu!”
Lagi-lagi Alishia harus mendengar hinaan itu, bahkan kali ini lebih menyakitkan karena mertuanya yang berbicara seperti itu padanya. “Sebentar ya Tante Alishia ambilkan minum dulu.”
“Tidak perlu, saya tidak lama,” ketus ibu Mirza. Ia mengeluarkan amplop berisi uang, lalu melemparkannya pada tubuh Alishia.
“Ambil uang itu lalu pergi dan jangan pernah menampakkan diri di hadapan Mirza dan keluarga saya!”
Alishia menghembuskan nafas lelahnya. “Maaf Tante aku tidak membutuhkan uang Tante, dan aku tidak akan pernah pergi meninggalkan Mirza, sekalipun Tante yang memintanya!” tegas Alishia.
“Saya tidak mau tahu kamu harus pergi sekarang juga!”
Alishia berjongkok untuk mengambil uang ibu Mirza yang jatuh, ia berniat memberikannya dan meminta ibu Mirza agar pergi dari sini.
Namun baru saja tangan Alishia hendak mengambil uang tersebut, kaki ibu Mirza sengaja menginjak tangan Alishia.
“Aw, Tante sakit,” keluh Alishia.
Ibu Mirza menekan kakinya dengan sengaja sehingga Alishia kembali mengaduh kesakitan. Ia berjongkok sehingga sejajar dengan Alishia, di jambaknya rambut Alishia ke belakang. “Hey dengar anak pelacur, dulu ibumu yang merusak kebahagiaan rumah tanggaku. Dan sekarang kamu berani melakukan itu pada rumah tangga anakku, seharusnya kau ikut mati saja bersama ibumu.”
Alishia meringis. Ia berusaha menahan rasa sakit pada kulit kepalanya karena jambakkan ibu Mirza. “Maksud Tante apa?”
Ibu Mirza tersenyum kecut, “Jadi selama ini pelacur itu tidak jujur padamu siapa om Gunawan. Tidak tahu terima kasih sekali kalian ini, selama ini aku membiarkan suamiku membantu perekonomian kalian. Kamu pikir selama ini ibumu yang berjuang membiayai kuliahmu? ... Kalau bukan karena kebaikanku kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan pekerjaan seperti sekarang ... Saya tidak suka kamu bersama anak saya karena sampai kapan pun saya tidak akan pernah melupakan ibu kamu yang sudah merusak rumah tangga saya!”
Ibu Mirza mengingat semuanya, bahkan dia hampir kehilangan om Gunawan. Sebenarnya ia tidak Sudi harus membantu perekonomian keluarga Alishia, namun ia tidak Sudi jika harus memiliki madu karena om Gunawan berniat menikah dengan ibu Alishia untuk bertanggung jawab atas kehamilannya.
“Jadi Ariana adalah anak pa Gunawan?” tanya Alishia memastikan.
“Iya, Ariana adalah anak haram. Hasil perselingkuhan suami saya dan ibu kamu!” Alishia bisa melihat rasa sakit yang di rasakan mertuanya.
Ibu Mirza menarik kakinya yang menginjak tangan Alishia, ia juga melepaskan tangannya dari rambut Alishia.
Alishia memandang tangannya yang lecet, sekarang ia tahu kenapa ibu Mirza sangat membenci dirinya.
“Dengan uang itu kamu bisa pergi dan memulai hidup baru bersama anakmu nanti. Saya membiarkan kamu menikah dengan Mirza agar anak yang di kandung kamu sah di mata negara. Dan kamu tidak perlu takut anakmu nanti akan bernasib sama seperti Ariana ... Saya rasa kamu masih memiliki hati untuk tidak mengikuti jejak ibu kamu!”
Setelah kepergian mertuanya Alishia duduk di kursi memandang uang yang di tinggalkan ibu Mirza. Air matanya mengalir begitu saja, kini semuanya terjawab sudah. Ayah Ariana adalah Papa Gunawan, Alishia memikirkan reaksi Mirza jika sampai tahu masalah rumit yang menimpa keluarganya. Alishia takut jika Mirza akan membenci dirinya, mungkin lebih baik jika Mirza tidak tahu masalah ini.
Di hari pernikahannya Alishia harus merelakan Mirza bersama Anggun. Bahkan di hari yang bahagia ini Alishia harus mengetahui fakta yang menyakitkan tentang masa lalu almarhum ibunya.
Terbesit di hatinya untuk mengikuti keinginan ibu Mirza, tapi Alishia tidak bisa membohongi perasaannya. Ia sangat mencintai Mirza, bahkan sekarang Mirza membalas cintanya. Pernikahan ini seharusnya terasa sempurna, tetapi seolah takdir mengijinkan Alishia untuk merasa bahagia di hari berharganya.
"Bolehkah jika aku egois untuk kali ini, aku sangat mencintai Mirza dan aku tidak ingin kehilangannya," batin Alishia seraya menghapus air matanya.
***
Jika ada kesalahan dalam penulisan akad nikahnya mohon di koreksi supaya bisa aku perbaiki.
Karena dari pengalaman serta hasil riset, seperti itu saja cukup. Tapi jika ada masukan silakan tulis di kolom komentar, terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments