Dukun Beranak

Happy Reading 💕

Bus yang di tumpangi Alishia dan Adam telah sampai di tujuan. Saat hendak turun Alishia menengok ke arah belakang tangannya yang di tarik oleh seseorang, dan ternyata orang itu Adam.

“Lepas!”

“Mauku antar?” Tanya Adam seraya melepaskan genggamannya.

“Tidak perlu, aku bisa sendiri,” ujar Alishia.

Adam hanya memandang punggung Alishia yang mulai menjauh.

“Mas kalau enggak mau turun jangan menghalangi jalan dong!” protes seorang pria dengan nada kesal karena harus menunggu Adam yang tak kunjung turun namun menghalangi jalan keluarnya.

“Maaf mas,” ujar Adam seraya menepi dan memberi jalan.

Adam keluar dari bus mengeluarkan ponselnya untuk menelepon. “Hallo, Alishia sudah aman. Bonus yang Lo janjikan jangan sampai lupa!”

Adam berjalan dengan langkah riang, seraya memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Kini ia hanya perlu ke penginapan yang sudah di bookingnya semalam. Semalaman di bus membuat tubuhnya terasa pegal-pegal.

***

Kedatangan Alishia yang tidak mengabari adiknya di sambut oleh Ariana dengan tangis haru.

“Kaka pulang, aku kangen banget,” ucap Ariana sambil memeluk tubuh Alishia dengan erat.

“Kaka juga kangen Ana,” jawab Alishia dengan membalas pelukan Ariana.

Alishia merasakan rasa aneh di perutnya, seperti ada cairan yang naik ke tenggorokannya. Ia melepaskan pelukannya secara sepihak dan berjalan ke kamar mandi.

‘Hoek ... hoek ... hoek!’ Betul saja cairan bening keluar dari mulutnya, Alishia mencuci mulutnya dan keluar dari kamar mandi.

“Kaka kan gak kuat dingin, kenapa ambil perjalanan malam. Jadinya masuk angin kan,” ucap Ariana dengan nada khawatir. Sementara tangannya sibuk menyiapkan teh hangat untuk sang Kaka.

Dengan rasa lemas yang menggelayuti tubuhnya, Alishia berjalan dengan perlahan menuju meja makan. Secangkir teh hangat yang di buatkan oleh sang adik langsung di cicipi untuk menetralkan rasa pahit di mulutnya.

Ana berjalan menuju kompor yang masih menyala. Ia membuka dandang yang mengeluarkan uap tebal. Ia mengeluarkan beberapa ubi kukus menggunakan pencapit besi. “Nanti Ana panggilkan mbok Sutri ya buat pijati Kaka. Tapi kayaknya agak siang mbok Surti kemarinya, soalnya kemarin Mbak Siti sudah mulas-mulas mau melahirkan.”

Ubi yang baru saja Ariana keluarkan, ia suguhkan untuk sang Kaka. “Maaf ya ka, Ana belum belanja ke warung. Hanya ada ubi kukus untuk sarapan.”

Dengan wajah pucat Alishia memandang Ariana dengan serius. “Apa uang yang Kaka kirim tidak cukup?”

“Cukup Ka, hanya saja bulan ini ada beberapa buku yang harus Ana beli. Sama sebagian uang dari Kaka di pinjam mang Ujang untuk usaha,” jawab Ariana dengan menundukkan wajahnya.

Alishia menarik tangan adiknya untuk ia genggam. “Kaka pergi ke kota untuk membiayai segala kebutuhan Ana. Tidak usah sungkan untuk meminta pada Kaka.”

Ariana memberanikan diri untuk memandang sang Kaka. “Ana takut merepotkan, apalagi Kaka harus membayar cicilan utang-utang almarhum ibu pada pak Darmo yang jumlahnya tidak sedikit.”

“Kamu tidak perlu khawatirkan Kaka, Kaka masih memiliki tabungan jika kamu membutuhkan. Jadi Jangan sungkan untuk minta sama kakak ya.”

Melihat adiknya yang menganggukkan kepalanya, membuat hati Alishia sedikit lebih tenang meskipun tidak bisa menemani Ariana setiap saat.

“Kaka ke kamar dulu ya,” pamit Alishia.

“Sini biar Ana bantu.”

Ariana membantu memapah Alishia ke kamarnya yang berada di depan, tepat di samping ruang tamu.

***

Siang itu matahari cukup terik, Ariana tengah sibuk memasak di dapur. Namun suara ketukan pintu menginterupsi kegiatannya, ia berjalan ke depan dan membuka pintu.

Ariana tersenyum saat melihat Mbok Surti yang datang. “Ayo Mbok masuk, Kaka ada di kamarnya.”

Ariana berjalan menuju pintu kamar Alishia dan mengetuknya. “Ka ini Mbok Surti sudah datang,” ucap Ariana dengan suara yang sedikit lebih keras agar Alishia mampu mendengarnya.

“Biarkan Mbok Surti masuk saja Ana,” jawab Alishia dari dalam. Tubuhnya sangat lemas, sedari tadi ia terus merasa mual dan kepalanya sangat pening jika berjalan.

Ariana membuka pintu dan mempersilahkan Mbok Surti untuk masuk. “Mbok Ana tinggal ke belakang ya.”

Mbok Surti mengangguk dan tersenyum ramah. Ia mulai mengeluarkan minyak urut dari dalam tas yang di bawanya.

Seperti biasa mbok Surti memijat tubuh Alishia mulai dari tangan. Lalu beralih ke punggung.

Rasa pijatan mbok Surti membuat tubuh Alishia sedikit lebih membaik. Namun perutnya terasa semakin mual dan ingin memuntahkan cairan dalam lambungnya.

“Mbok berhenti sebentar,” ujar Alishia sambil menahan mual. Ia lekas bangun dan berlari menuju kamar mandi.

Mbok Surti mengikuti Alishia dan memijat tengkuknya.

‘Hoek ... Hoeek’

Alishia kembali memuntahkan isi perutnya. “Maaf ya mbok,” ucap Alishia dengan perasaan tidak enak.

“Ndak papa, ayo kita lanjut pijatnya lagi.”

Alishia mengangguk dan berjalan beriringan menuju kamarnya. Sementara Ariana menyimpan rasa cemas di hatinya, melihat sang Kaka yang muntah terus menerus.

“Sekarang berbaring saja,” perintah mbok Surti memberi arahan.

Alishia pun mengikuti ucapan mbok Surti. Kini ia memperhatikan mbok Surti yang memijat bagian perutnya, rasanya sedikit membuatnya tidak nyaman.

“Nduk kapan terakhir kamu haid?”

Alishia mengingat-ingat kapan ia terakhir haid, wajahnya sedikit memucat saat ia sadar bulan ia belum kedatangan tamu bulanannya.

“Bulan kemarin,” jawab Alishia dengan perasaan was-was.

Mbok Surti kembali menekan bagian bawah perut Alishia untuk meraba bagian rahimnya.

“Sepertinya kamu hamil Nduk.”

Alishia menggelengkan kepalanya, “Nggak mungkin Mbok.”

Alishia yakin dirinya tidak mungkin hamil, apalagi ia memakai KB spiral.

“Tapi betul Nduk, Mbok gak mungkin salah meraba.”

Suara nampan yang jatuh mengalihkan perdebatan Alishia dan Mbok Surti. Pandangan mereka tertuju pada wajah Ariana yang berurai air mata.

***

Hallo 😊

Apa masih ada yang penasaran sama kelanjutannya ?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!