Part 19

🌼Happy Reading🌼

Merekapun bergegas menghampiri Nania yang berada di kamar, namun tak terlihat keberadaan Nania yang sebelumnya terbaring di atas ranjang.

Mendengar suara air mengalir, mereka pun menuju kamar mandi dan menemukan Nania duduk meringkuk di bawah shower, raut ketakutan jelas terlihat dari wajahnya.

“Sayang!!” tante Dea menghampiri sang keponakan dan memeluknya erat.

“papa akan panggil dokter dan psikolog ma” ucap uncle Ferdinand yang di jawab dengan anggukan oleh tante Dea. Sementara ketiga pria yang beranjak dewasa itu memandang miris kondisi Nania.

“Nia takut tante..” ucap Nia lirih. “Nia kotor” Nia semakin sesengukan dalam dekapan sang tante. Dia pun mengusap kasar lengan dan tubuhnya.

“Tidak sayang, tidak Nia tidak kotor”

“Dia tadi sentuh Nia tante”

“ndak sayang, dia ga ngapa-ngapain kamu. Kita keluar ya, ganti bajumu” bujuk tante Dea mencoba menenangkan keponakannya, meski dia sendiri merasa tak tenang.

Perlahan tante Dea menuntun Nania keluar dari kamar mandi dan memintanya untuk duduk di kursi yang berada di depan meja rias.

“Kita keluar dulu, biarkan mama mengganti baju Nia” ajak uncle Ferdinand pada kedua putranya dan Adrivan.

Setelah beberapa saat mama keluar kamar untuk mengganti pakaiannya yang ikut basah, sementara Adrivan meminta ijin untuk masuk menemani Nania.

Adrivan yang masuk ke dalam melihat Nania yang masih menangis sesengukan di ranjangnya.

“Hai.. tenanglah”ucap Adrivan dengan penuh kelembuatan, dia pun mendekat dan duduk di samping Nania.

“semua baik-baik saja, oke”

“aku kotor Van”

“Hei, dia tak sempat menyentuhmu, aku pastikan itu” Adrivan pun merasa tak tega melihat gadis di hadapannya begitu terpuruk, dia pun semakin mendekat dan merengkuh Nania dalam dekapannya.

“Aku mau pulang Van,”

“kamu sudah di rumah Nan”

“pulang ke rumah papa” rengeknya

“oke, besok kita pulang, sekarang berhentilah menangis, mana Nania yang biasanya ceria dan galak, hmm?”

Tak berapa lama kemudian dua orang berpakaian formal masuk ke dalam kamar di antarkan uncle Ferdinand,

Adrivan pun melepas rangkulannya dan mempersilakan dokter untuk memeriksa kondisi Nania.

***

“Nia akan baik-baik saja ma” ucap uncle Ferdinand pada sang istri.

Kini semuanya berada di ruang keluarga, termasuk Adrivan yang masih setia berada di rumah uncle Ferdinand setelah para dokter pamit undur diri.

“Abang mau menginap di sini?” tanya William pada teman kakaknya itu,

“kalau di ijinkan, tapi kalau tidak, abang bisa kembali ke hotel"

“menginaplah nak, uncle lihat Nia tenang saat kau berada di sampingnya tadi.” Cegah uncle Ferdinand saat Adrivan bersiap akan beranjak pergi.

“Bagaimanapun kami sangat berterimakasih kepadamu karena sudah menolong Nania. Tak bisa kami bayangkan kalau kau tak tepat waktu sampai di sana”

Hufft

Adrivan menghela nafas, mendengar ucapan uncle Ferdinand,

“jangan berterimakasih om, sudah sepantasnya saya menolong Nia”

John dan William pun melirik ke arah Adrivan yang berbicara dengan canggung.

“Ma, telpon kak Doni, kita harus menyampaikan kondisi Nania pada keluarga di sana”

“pasti kak Doni akan marah besar pa”

“tapi kak Doni harus tau, akan jadi masalah yang semakin besar kalau kak Doni tau dari orang lain.”

Tante Dea pun akhirnya menurut dan mencoba menghubungi sang kakak.

“Assalamua’alaikum kak” ucap tante Dea dengan suara seraknya,

“Wa’alaikumusalam dek, Nia baik kan dek?” tanya papa Doni to the point,

Papa Doni merasa tak enak sedari pulang kerja dan tak kunjung bisa tidur, beberapa kali mencoba mengalihkan pikirannya dengan kesibukan menyelesaikan pekerjaannya, nyatanya tak mampu membuat pikirannya tenang. Ingin menyampaikan keluhannya pada sang istri, tapi sang istri sebeluknya sudah mengatakan kalau Nania habis menghubunginya dan menyampaikan bahwa urusan keperluan wisuda telah selesai, dan akan segera pulang ke tanah air.

“Kak. Maaf…” tante Dea kembali sesengukan tak mampu menjelaskan kondisi Nania pada sang kakak.

“Maaf kak” uncle Ferdinand mengambil alih ponsel sang istri,

“Nania mengalami hal buruk tadi setelah selesai mengurus administrasi keperluan wisuda di kampusnya.”

Uncle Ferdinand menjelaskan kejadian yang menimpa Nania, putri satu-satunya keluarga Rahardian itu. Dari awal Nania di paksa oleh Raymond hingga berhasil diselamatkan oleh Adrivan.

Benar saja umpatan demi umpatan terlontar dari bibir papa Doni, hingga membangunkan sang istri yang masih terlelap di ranjangnya.

“Aku akan menjemputnya pulang, pastikan b******* itu mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Berani sekali ia memperlakukan putri ku seperti itu”

“iya kak, dia sudah di tangani oleh orang-orang Adrivan.

“kasih ponselnya ke Rivan, kakak akan bicara padanya.

Tanpa banyak bicara lagi uncle Ferdianand pun menyerahkan ponselnya kepada Adrivan yang duduk berseberangan di depannya. “Om Doni ingin bicara dengan mu Van”

“Hallo om” sapa Adrivan seteleh menempelkan ponsel tante Dea ke telinganya

“Nia baik-baik saja Van?”

“Iya Om, Nia sekarang sudah tidur, dia akan baik-baik saja om”

Hufff

Papa Doni merasa lega setelah mendegar penuturan Adivan, putra dari sahabatnya dan kini juga menjadi teman putri bungsunya.

“Jadi apa yang akan kamu lakukan pada b****** itu?”

“Orang-orang ku telah mengurusnya om, dan Rivan percaya itu sesuai dengan yang om inginkan juga”

“Bagus, terimakasih karena kamu bisa menjaga Nania”

“sama-sama om,”

“Besok om akan ke sana menjemputnya pulang, kau bisa bisa pulang kalau situasi sudah membaik"

“Ijinkan Nia pulang sama Rivan om, setelah kondisi Nia tenang, Rivan akan mendampinginya pulang, om tidak perlu kemari”

“apa kau yakin?”

“iya om, akan lebih efisien juga jika seperti itu.”

“hmm, baiklah om percayakan anak om padamu, jaga dia baik-baik”

“Pasti om, nanti Rivan akan kabari om kalau Nia sudah siap pulang”

“Baiklah, jaga dirimu juga Son, om tunggu kalian di sini”

“Baik om, terimakasih”

Setelah mengucapkan salam Adrivan menyerahkan ponselnya kepada tante Dea, dan semua orang kini menatapnya dengan penuh curiga.

“Abang akan bawa kak Nia pulang?” tanya John yang sedari tadi memperhatikan pria di sampinganya itu berbicara dengan om Doni.

“Hmm, kalau kondisi Nania sudah membaik, abang akan dampingi Nia pulang”

Tbc

Terimakasih atas semua dukungannya 🤩🤩🤩

Love you All 😍😍😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!