Part 9

“Kamu kenapa sih dek?” tanya Nania yang melihat sang adik kesal, meski kini mereka sudah dalam perjalanan pulang

“kakak jangan dekat-dekat dengan Raymond, dia itu playboy kak”

“hmm, iya, kakak tadi kan juga tak menanggapinya dengan serius,” Nania tersenyum melihat wajah cemberut John “udah sih”

Kekesalan John perlahan menurun dan kini dirinya fokus mengemudikan kuda besinya di jalan yang begitu ramai.

“besok kakak tidak ikut kamu ke kampus lagi, bulan depan baru kakak akan mengikuti ujian seleksi”

“gimana kesan pertama di kampusku?”

“hmm, not bad, suasana di sana enak.” Jawab Nania singkat

Dirinya fokus dengan ponselnya, memberikan kabar kepada sang kakak tercinta tentang kondisinya saat ini, Kak Nando mengatakan papa terlihat murung semenjak Nania berangkat ke rumah tante Dea, dan itu membuat Nania merasa sedih.

Nania pun berjanji akan menata hatinya di negara ini dan secepatnya kembali ke tanah air, agar sang papa tidak khawatir.

***

Beberapa waktu berlalu Nania telah diterima di kampus tempat John menimba ilmu. Di tengah kesibukannnya belajar untuk program Magisternya, Nania selalu menyempatkan untuk membantu sang tante di Butiknya. Seperti saat ini, saat akhir pekan butik akan kedatangan banyak pelanggan untuk sekedar melihat-lihat atau memesan gaun untuk acara formal maupun nonformal.

“Tan, ada client yang mau ketemu tante” ucap Nania saat masuk ruang kerja sang tante,

“siapa Nan?” jawab tante Dea tanpa melihat, dirinya masih sibuk menggoreskan pensil di buku design miliknya.

“Mrs Caroline tan, katanya sudah ada janji sama tante”

“oh, iya, persilakan masuk Nan, dan tolong bilang Isabel untuk membawakan minuman”

“siap tan” jawan Nania sumringah lalau berlalu keluar ruangan untuk menemui client nya yang masih menunggu di ruang depan sembari melihat beberapa dress yang terpajang di sana.

“Excuse me Mrs Caroline, please follow me, Aunt Dea is waiting for you in her room"

“of course, thanks” jawab Mrs Caroline ramah,

Tanpa banyak bicara Nania mengantarkan tamu tantenya itu sampai depan ruangan, lalu setelah memastikan tamunya masuk, Nania berbalik mencari Isabel, salah satu karyawan kepercayaan tante Dea untuk menyiapkan minuman untuk tamunya.

“Kak Isabel, tante Dea meminta kakak menyiapkan minuman untuk tamunya” ucap Nania saat melihat orang yang di carinya tengah duduk di meja kerjanya sembari mengecek beberapa data.

“oh ya, siapa tamunya Nan?”

“Mrs Caroline kak”

“What’s!!!” setelah mendengar nama itu Isabel langsung berdiri dan bergegas menyiapkan apa yang di minta bosnya, pasalnya Miss Caroline adalah pelanggan VVIP Daisy Boutique.

Nania memandang tingkah karyawan tantenya itu dengan heran, lalu mengendikan bahunya sembari meninggalkan meja kerja Isabel.

Saat Nania sibuk membantu menata baju di gantungan, tiba-tiba terdengar sapaan dari arah belakangnya.

“Hai cantik…” sapa pria itu dengan senyum ramahnya mencoba membuat gadis di depannya terkesan.

“Hai..” Jawab Nania dengan senyum singkat, lalu berbalik membelakangi pria yang memanggilnya, mengabaikan keberadaanya untuk melanjutkan pekerjaanya.

“Bisa kita ngobrol sebentar Nan?”

“Kau tak lihat aku sedang sibuk?” jawab Nania ketus

“oh, ayolah Nan” Pria itu dengan beraninya memegang pinggang Nania untuk membalik tubuh Nania agar menghadapnya.

“singkirkan tangan mu!!!” jawab Nania dengan nada marahnya, segera menepis tangan pria yang mencoba menggodanya, lalu mundur satu langkah.

“apa begini pelayanan di sini?” tanya pria itu setelah melihat beberapa orang menatap mereka setelah mendengar pekikan dari Nania.

Sikap tak sopannya membuat Nania marah karena merasa mendapatkan pelecehan, dan terikan Nania membuat orang-orang di sekilingnya memperhatikan mereka, karana kepalang malu pria yang tak lain adalah Raymond menggunakan jurus liciknya untuk memutar balikan keadaan.

“pelayanan yang bagaimana yang anda maksud tuan Raymond?” tantang Nania dengan berani, karena merasa benar dengan sikapnya.

“dengan teriakan seperti itu kau memperlakukan pelanggan?” ucap Raymond dengan senyum smirknya, merasa percaya diri karena orang-orang akan percaya padanya.

“ck, itu adalah ucapan yang tepat untuk pria yang tak tau sopan santun seperti anda”

“saya hanya ingin mengajakmu berbicara dan kau membalas dengan meneriakiku?”

Nania menghela nafas, sebelum melanjutkan ucapannya.

“oh begitu, baiklah, mari kita ke ruang pengawas dan melihat cctv kejadian beberapa menit yang lalu, bagaimana tuan? Saya yakin kita akan melihat bagaimana sikap tidak sopan anda terlihat jelas di camera” ucap Nania dengan tenang sembari menunjuk kamera cctv di sudut kanannya yang dapat merekam dengan jelas kejadian di area tempatnya berdiri.

S**t!!! Umpat Raymond karena tak menyadari cctv yang dipasang di butik tante Dea, seharusnya dirinya lebih bisa berhati-hati

“Ada apa ini Nan?” tanya tante Dea yang melihat keponakan tersayangnya terlihat menahan amarah.

Baru saja tante Dea mengantarkan pelanggan VVIP nya keluar ruangan, namun dikejutkan dengan melihat keponakannnya yang berdebat dengan seorang pria.

Belum Nania menjawab , seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik ikut mendekat dan bertanya pada pria itu, “Ray, kenapa ini?”

“tidak apa-apa mom, hanya kesalahpahaman kecil” ucap Raymond pada mommynya yang tak lain adalah pelanggan VVIP Daisy Boutique, Mrs Caroline.

Ucapan Raymond membuat Nania berdecak kesal, benar-benar licik.

“Nan, bisa jelaskan apa yang terjadi?”

“Tidak apa-apa Aunty, Nania hanya salah paham kecil dan sudah kami selesaikan,” timpal Raymond dengan senyum ramahnya sebelum Nania menjawab apa yang sebenarnya terjadi, “apakah Mommy sudah selesai? Bisa kita pulang?” ajak Raymond dengan cepat, sebelum Mommy bertanya macam-macam. Bisa kena amukan mommy nya kalau sampai tau kelakuan buruknya.

“sudah, ayo kita pulang”

Setelah berpamitan pada pemilik butik, sepasang ibu dan anak itu segera meninggalkan butik.

Tante Dea yang begitu mengenal keponakan tersayangnta itu masih mengamati Nania yang masih terlihat kesal.

“Ikut tante Nan”

“iya tan” Nania menghela nafas berat sebelum mengikuti langkah tante Dea menuju ruangannya.

Tante Dea tak menunggu di kursi kerjanya, melainkan duduk di sofa sembari memainkan ponselnya.

“kenapa Tan?”

“Apa yang sebenarnya terjadi? Hmm?” tanya tante Dea dengan penuh kelembutan.

“tidak apa-apa Tan, semuanya sudah selesai?”

“benarkah? Perlukah tante membuka rekaman CCTV kejadian tadi?”

Nania tersenyum mendengar gertakan sang tante untuk membuatnya berbicara teris terang,

“Seperti yang Raymond tadi katakan, hanya salah paham”

“Oh ya? lalu apa ini?” Tante Dea menyodorkan ponselnya yang berisi rekaman kejadian beberapa menit yang lalu.

Nania masih bersikap tenang, lalu tersenyum lembut pada tantenya, “seperti yang tante lihat, mungkin hal seperti itu biasa di sini, namun Nia merasa kurang nyaman saja, sehingga spontan membentak anak pelanggan tante itu”

Hufft

Tante Dea ikut menghela nafas mendengar penjelasan keponakan tersayangnya, sebagian membenarkan, namun hal itu juga tak bisa di benarkan, tindakan yang dilakukan membuat Nania tak nyaman hingga bisa di katakan tindakan yang Raymond termasuk pelecehan.

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!