🌼Happy Reading🌼
Tante Dea ikut menghela nafas mendengar penjelasan keponakan tersayangnya, sebagian membenarkan, namun hal itu juga tak bisa di benarkan, tindakan yang dilakukan membuat Nania tak nyaman hingga bisa di katakan tindakan yang Raymond termasuk pelecehan.
“Maaf karena mambuat keributan tan.”
“tidak Nan, tante setuju dengan sikapmu agar lelaki itu tidak semena-mena, meskipun disini kontak fisik adalah hal yang biasa, namun hal itu juga bisa termasuk pelecehan. Tante sangat senang kamu bisa menjaga diri, meskipun dia anak dari pelanggan VVIP tante, tante tidak akan segan memberikan peringatan kalau memang dia berbuat salah.”
Nania tersenyum senang karena mendapat dukungan dari sang tante. Setelah berbasa-basi sebentara Nania meminta ijin untuk kembali ke rumah, William akan menjemputnya kalau di ijinkan.
“Tentu saja sayang, kamu juga butuh istirahat, atau healing berkeliling kota juga tidak apa-apa. Janagn merasa terbebani dengan membantu tante di sini” ucap tante Dea dengan riangnya.
“Terimakasih tan, Nia akan bersiap, Willy sudah dalam perjalanan.”
Nania pun keluar dari ruang sang tante, untuk mengambil tasnya yang ia taruh di loker. Sebenarnya sang tante sudah memintanya untuk meletakan barang pribadi Nania di ruangannya, namun Nania memilih meletakannya di loker, agar bisa berinteraksi dengan karyawan tante Dea.
Tak berapa lama sosok pria berbadan tegap dengan rambut yang sedikit pirang memasuki Daisy Boutique.
“Hallo ganteng, cari Mommy?” sapa Teresa salah satu karyawan di butik tante Dea saat melihat William melangkah masuk dengan mengedarkan padangannya.
“No, aku cari kak Nania, where is she?”
“Oh aku kira, tunggu dulu kalau begitu, tadi aku lihat dia masuk ke toilet.”
“Oke” William menganggukan kepalanya pelan, “thanks ya Ter” lalu melangkah menuju sofa tunggu yang berada di berada di bagian tengah Butik
“Ok ganteng, sama-sama” jawab Teresa lalu melanjutkan pekerjaannya.
Saat Willian sedang asyik memainkan ponselnya, gadis cantik yang tak lain adalah kakak sepupunya itu menghampirinya.
“Hai Will, sudah lama?”
William mendongakan kepalanya untuk melihat sosok yang berdiri di depannya “belum kak, baru juga duduk”
“Oh, ayo kita pulang, aku sudah bilang tante”
“Oke” William berdiri, lalu mengikuti langkah kakak sepupunya.
Setelah berpamitan kepada karyawan butik, Nania dan William meninggalkan butik yang terlihat ramai itu.
“Kita makan dulu ya kak?” tawar William saat dalam perjalanan
“oke, kakak juga lapar” ucap Nania sembari mengelus perutnya, dan hal itu membuat sang adik terkekeh.
William pun melajukan mobil yang di kemudikannya menuju cafe yang tak jauh dari butik mommy nya.
***
Sementara William dan Nania tengah asyik menikmati makan siangnya, tante Dea sedang sibuk dengan melaporkan kegiatan sang keponakan kepada kakak sulungnya.
“Kakak tengan saja, Dea aman di sini, dia bisa menjaga diri.”
“Tenang bagaimana, gadis cantikku satu-satunya di perlakukan seperti itu. Siapa cowok itu? berani melecehkan putriku, hah?!” ucap Doni Rahardian dengan begitu marah.
Doni Rahardian begitu murka melihat video cctv yang di kirimkan tante Dea kepadanya, dan tak butuh waktu lama dirinya langsung menghubungi adik bungsunya itu. Meluapkan kemarahannya, karena selama ini dirinya begitu menjaga sang putri, tetapi sekarang malah ada yang berani berbuat tak senonoh terhadap putri kesayangannya itu.
“dia anak pelanggan VVIP Butik ku.”
“kurang a**r sekali dia!!!”
“tenanglah kak, aku pastikan dia akan mendapatkan pelajaran kalau berani berbuat macam-macam dengan Nia” ucap tante Dea menenangkan kakaknya.
Jangan sampai kakaknya ini akan nekat mengirimkan bodyguard andalannya untuk menjaga Nania dan yang lebih parahnya akan menghancurkan keluarga yang mengganggu putri cantiknya. Sementara tante Dea sangat tau kalau kedua hal itu sudah pasti akan membuat keponakan tercintanya begitu marah.
“jangan sampai kejadian ini terulang Dek, ingat!!! Kalau sampai ini terulang kakak akan minta Ferdinand untuk pindah ke sini, dan kalian semua akan tinggal di sini dengan pengawasanku”
Huff
Tante Dea menghela nafas, ancaman itu sangat menakutkan baginya, sebenarnya bisa saja mereka kembali ke tanah air, namun orang tua dari suaminya sudah terlalu tua untuk di tinggalkan sendiri di negara ini, mengingat Ferdinand adalah anak satu-satunya.
“iya kak, iya, Dea pastikan Nia akan aman di sini, lagipula kedua adiknya juga sangat protective kepada Nia, jadi jangan khawatir”
“hmmm”
“Dea pastikan Nia tidak akan terpuruk lagi kak, di sini perkembangan psikisnya cukup bagus, dan dia tak banyak mengurung diri di kamar, ada bagusnya dia bersikap seperti itu kepada lelaki yang mengganggunya.”
“ya, kakak bersyukur akan hal itu dek, hanya saja jangan sampai ada lagi lelaki yang menyakitinya”
“tentu saja kak, Dea juga tak mau gadis satu-satunya keluarga Rahardian kembali terpuruk. Dari cerita yang Dea dengar dari John, sebenarnya ada beberapa Pria yang ingin mendekati Nia kak, tapi sikap Nania begitu cuek, dan baru pria ini yang begitu agresif mendekati Nia”
Doni Rahardian diam mendengarkan penjelasan sang adik mengenai kondisi putrinya.
“entah kakak harus senang atau sedih mendengar ini, kakak senang Nia bisa menjaga diri, tapi juga sedih kalau dia trauma untuk menjalin hubungan dengan lelaki”
“kita nanti bisa arahkan perlahan kak”
“tapi tidak dengan cowok b*****k itu, walaupun dia begitu agresif, bisa di lihat kalau dia cowok yang tidak benar”
“iya… iya kak,… Dea juga tau itu”
“oke, ingat jaga putri kakak di sana”
“iya kak” Dea mulai jengah dengan sikap overprotective nya. Andai saja Nania mengijinkan papanya menempatkan bodyguard untuk menjaganya, sudah dari awal keberangkatan Nania ke sini, pasti akan ada beberapa bodyguard yang mengawalnya.
Namun karena penolakan dari Nania itu lah setiap hari tante Dea yang diteror sang kakak. Tante Dea harus melaporkan segala aktivitas yang dilakukan putri tercintanya.
***
Kembali lagi ke Cafe tampat Nania dan William makan siang.
"Kakak betah di sini?" tanya Willy di sela-sela mereka menyantap makanannya.
"tentu, disini nyaman, "
Nania mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe, dan tak di sangka dia melihat sesuatu yang membuatnya bergidik ngeri.
"ck, dasar buaya darat" gumam Nania pelan, namun masih cukup bisa di dengar sang adik
"kenapa kak?"
"hmm..?" Nania kembali menatap sang adik
"kenapa kakak menggerutu?" William mengangkat kedua alisnya, merasa heran dengan sikap sang kakak.
" gapapa, lanjutkan makanmu"
Mereka melanjutkan makan siang mereka, dan Willam pun mengedarkan padangannya menatap ke sekeliling Cafe, memastikan hal aneh yang membuat kakak sepupunta itu menggerutu.
Tbc
Hallo semua....
Maafkan Othor yang baru update lagi untuk cerita ini, 🙏🙏🙏
Mohon dukungannya terus ya 🤩🤩🤩
Love you All.. 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments