🌼Happy Reading🌼
Plak!!!
Tamparan keras mendarat di pipi mulus seseorang. Pria itu menerima tamparan saat dirinya baru masuk ke dalam rumah, dan melihat kedua orang tuanya duduk di ruang keluarga.
“Pa!!!!” pekik seorang wanita paruh baya yang masih menangis sesengukan.
“Kenapa ini pa?” tanya pria yang mendapatkan tamparan itu, tak lain adalah David Prasetya
“kamu bilang kenapa? Hah?” bentak sang papa yang tak lain adalah Prasetya, amarahnya saat ini sungguh sangat ingin meledak, anak satu-satunya yang diharapkan bisa menjadi kebanggannya, dan bisa meneruskan usaha yang selama ini digelutinya, nyatanya membuatnya kecewa karena tingkahnya yang dengan tega mengkhianati kekasihnya.
“Lihat hasil perbuatan mu!!” Prasetya melemparkan map berisi laporan penarikan inverstasi dari Rahardian Corp, “seharusnya tamparan dari papa saja tak cukup untukmu”
David perlahan membuka map di depannya, dan membaca dengan seksama, wajahnya menunduk tak berani menatap papanya, sedangkan di samping kanannya terdengar isakan tangis mamanya.
“maafkan David pa”
“puas kamu bikin papa rugi besar? Puas kamu bukin mama mu kecewa? Puas kamu bikin Prass Contruction terancam bangkrut ?! Hah? Puas!!!!”
David hanya menunduk tanpa bisa menjawab, dirinya menyadari sepenuhnya kesalahannya, sungguh ia tak menyangka imbasnya akan seperti ini.
“Apa hebatnya wanita itu sampai kau menduakan Nania? Bahkan dari segi apapun Nania lebih unggul darinya” imbuh Prasetya menyudutkan putranya.
“Maafkan aku pa”
David sungguh menyesali perbuatannya, entah mengapa dulu dia sangat menyukai sisi sederhana dari Diva Anggraini, dan menjadikan selingkuhannya, memang dia aku Nania jauh lebih unggul segala-galanya, tapi entah megapa ia dibutakan akan rasa sukanya terhadap Diva.
Memang penyeselan selalu datang terlambat. Disaat David sudah menyadari akan kesalahannya, dia sudah kehilangan segalanya.
***
Beberapa waktu terlewat hingga Nania berhasil menyelesaikan skipsinya, dan dalam kurun waktu itu Nania berusaha seminimal mungkin untuk pergi ke kampus, demi menghindari sang mantan kekasih dan mantan sahabatnya.
Rasa sakit akan pengkhianatan itu masih ada, berungkali Diva maupun David memang berusaha untuk menemuinya, namun dengan bantuan penjagaan dari orang tua dan kakaknya sampai sekarang mereka tak bisa menemuinya.
“Pa, minggu depan Nia akan berangkat ke rumah tante Dea” ucap Nania saat makan malam bersama dengan kedua orang tuanya, sementara kakak dan kakak iparnya sedang menginap di rumah orang tua kakak iparnya.
“Apa tidak bisa di ubah niatmu dek?”mama Mita begitu berat harus berpisah dengan putri bungsunya.
“sesuai janji papa waktu itu, kalau Nia boleh tinggal sama tente Dea kalau sudah lulus, dan Nia sudah menyelesaikan skripsi Nia, tinggal acara wisuda yang di gelar bulan depan, tapi Nia tak berniat mengikutinya”
Huff
Papa Doni menghela nafas mendengar penjelasan sang putri, memang ia sudah berjanji akan mengijinkan putrinya tinggal bersama adik kandungnya yang tak lain adalah tante Dea yang tinggal di negara lain.
“Baiklah, papa ijinkan, tapi ingat, selalu kabari papa mama di rumah,”
“terimakasih pa, Nia ingin sekalian melanjutkan S2 di sana pa kalau papa mama mengijinkan”
“ya baiklah, nanti kalau mama rindu mama akan menyusul ke sana”
Mama akhirnya mengijinkan putri bungsunya meninggalkan negara ini untuk melanjutkan pendidikannya sekaligus menyembuhkan luka hatinya.
“Terimakasih ma” Nia memeluk mamanya yang terlihat sedih, tak bisa di pungkiri dirinya pasti juga akan merasakan rindu pada kedua orang tuanya, namun mencoba bertahan di sini akan semakin sulit untuk menyembuhkan luka hatinya. Apalagi orang-orang yang mengkhianatinya masih mencoba untuk menemuinya.
***
Akhirnya hari yang dinantikan Nia tiba, dengan menggunakan pesawat pribadi sang ayah Nia diantarkan ke negara di mana Tante Dea berada. anak perempuan satu-satunya dari pasangan Wardi Rahardian dan Ida Nastiti itu tinggal di Negara I setelah menikah dengan kekasihnya yang berasal dari negara itu.
“Nia…!!!” pekik wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan energik.
Wanita itu segera menghampiri dan memeluk sang keponakan yang baru saja keluar dari pintu kedatangan.
Nania pun menyambut sang tente dengan senyum lebar dan merangkulnya erat. Tak menyangka bahwa sang tante sendiri yang menjemputnya, padahal sebelum berangkat Nia sudah mengatakan akan ke rumah tantenya menggunakan taksi atau minta saja pada adik sepupunya untuk menjemput.
“kok tante sendiri yang jemput? sebelum ke sini Nia sudah bilang John untuk menjemput lho,”
“kaya ga tau Mama aja sih kak?” timpal sosok pria berperawakan tinggi dengan rambut pirangnya “mama mana mau menunggu di rumah kalau berurusan sama kakak”
John Abraham yang merupakan putra bungsu dari tante Dea itu meledek sang mama yang membuat sang mama mencebikan bibirnya, sembari memeluk kakak sepupunya itu.
“Salamat datang kak, John senang kakak akan tinggal di sini”
Nia menepuk punggung sang adik dengan lembut, “Sekarang kakak jadi terlihat pendek sekali” gerutu Nia pada sang adik, karena tinggi badannya sekarang hanya sepundak sang adik.
“haha,,,” tawa John menggema mendengar ucapan kakak perempuan satu-satunya itu.
“baru 2 tahun tak ketemu tapi kakak sepertinya kurang gizi, jadi kerdil begini” ledek sang adik
Sontak saja candaan itu membuat sang mama menepuk lengannya dengan kencang, “haish, kau ini, kalau saja uncle mu itu dengar kau meledeknya kurang gizi, habis kamu dek”
“oups… sorry ma, lupa, kalau kakak ku yang cantik ini adalah princess kebanggaan Rahardian’s Family, jadi tak mungkin kekurangan gizi” ucap John meski masih terdengar dengan nada ledekannya.
Mereka pun bercanda dan berbasa-basi sebentar sebelum meninggalkan bandara yang nampak ramai itu.
“Willy masih sibuk tan?” tanya Nia saat dalam perjalanan mereka , Nia duduk di belakang bersama sang tante sementara John berada di depan seorang diri mengemudikan mobilnya.
Awalnya John menginginkan sang kakak duduk di depan menemaninya, tapi mamanya tentu saja melarangnya dan meminta sang keponakannya itu duduk di belakang bersamanya, alhasil ya beginilah sekarang John tampak seperti sopir bagi kedua wanita cantik Rahardian itu.
“Semenjak dia bergabung dengan perusahaan papanya, dia semakin sibuk, bahkan jarang di rumah, apalagi anak bandel satu ini juga sudah mulai kuliah” tente Dea menunjuk sang putra dengan dagunya, “makanya tante seneng banget waktu papa kamu bilang kamu mau melanjutkan pendidikan di sini”
“Mama sampai tidak tidur semalam kak, kata papa, dari kemarin papa dicuekin mama karena kakak mau ke sini hari ini” adu John pada sang kakak,
Mamanya itu begitu heboh saat Nia akan datang hari ini, dan berakibat mengabaikan suami dan anak-anaknya.
Ucapan John membuat Nia terkikik, anak dan mama satu ini memang tidak pernah bisa akur kalau lagi bersama, mereka akan terus saling meledek atau berdebat, namun satu hal yang pasti mereka saling menyayangi.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments