🌼Happy reading🌼
“Maafkan kakak dek” Linda yang merasa tak enak segera menghampiri sang adik.
“It’s okay kak” Nania berusaha memperlihatkan senyum manisnya.
Merekapun segera menyelesaikan belanja mereka dan setelahnya bergabung di Foodcourt dengan yang lainnya. Canda tawa yang begitu riuh sembari memakan pesanan mereka terlihat begitu hangat. Keluarga yang jarang berkumpul itu menjadi pusat perhatian para pengunjung Mall, meskipun mereka hanya berani membicarakan begitu terlihat akrabnya keluarga yang sedang berkumpul itu.
Kebersamaan mereka itu pun tak luput dari pengamatan seseorang yang sedari tadi memperhatikan segala aktivitas mereka, seseorang yang hanya mengawasi dari kejauhan.
***
Akhirnya setelah beberapa bulan, Nania telah menyelesaikan thesisnya. Support dari keluarga begitu berdampak akan kelancaran Nania menyusun thesisnya. Hingga tak butuh waktu lama ia bisa menyelesaikan sidang dengan hasil yang memuaskan.
Siang itu setelah menyelesaikan segala keperluan untuk wisuda, Nania melangkahkan kakiknya keluar dari kampus, kebetulan dia hanya sendiri, sementara John masih ada kelas.
“Hai cantik,..” sapa seseorang yang begitu Nania kenal.
Nania hanya berdecak kesal tanpa menoleh ke sumber suara, ia mengabaikan panggilan kedua kali yang di tujukan padanya.
“Nan, mau ke mana?”
Nania tetap diam dan terus melangkahkan kakinya menuju gerbang depan.
“Aku antar ya?” sekali lagi pria itu mencoba mengajak berbicara, karena sedari tadi Nania tak menjawab pertanyaan darinya.
Setelah sampai di gerbang depan, Nania melambaikan tangan hendak menghadang taksi yang kebetulan akan melewatinya. Namun, tangan nya langsung di cekal pria itu dan di tariknya menuju mobilnya.
“Lepasin gue!!” Nania terus meronta karena cengkraman yang begitu kuat di rasakan di pergelangan tangannya.
“ikut aku!!!”
“ga mau!!! Lepas ga!!!”
Suasana yang begitu sepi karena masih jam aktif kelas, membuat tak satupun orang menolongnya, meskipun dia berteriak kencang, beberapa orang yang melihatnya hanya terdiam merasa iba, tak ingin ikut campur dan tak ingin membuat masalah dengan Raymond, pria yang menarik lengan Nania.
“Lepasin gue ga?” Nania merasa kesal karena teriakannya di abaikan. “loe akan menyesel Ray”
Raymond mendorong tubuh Nania ke dalam mobil, lalu dia pun ikut masuk, dan meminta drivernya mengantar ke salah satu Villa miliknya yang berada di dekat pantai.
Selama perjalanan Nania terus memberontak, meski kedua tangannya di cengkram erat Raymond, Kalau saja tangannya bisa meraih ponselnya, pasti ia akan segera menghubungi sepupunya tapi dengan cerdiknya Raymond melemparkan tasnya ke bagasi belakang dan mencengkeram kedua tangan Nania.
“B******!!” umpat Nania saat Raymond berusaha melecehkannya.
Driver hanya menggelangkan kepala melihat tingkah sepasang wanita dan pria ini. Ia berpikir Nania adalah kekasih baru tuannya, karena bukan kali ini saja dia melihat tuannya bermesraan di dalam mobil yang di kemudikannya.
Sekuat tenaga Nania memberontak dan akhirnya membuat Raymond memukul tengkuk kepalanya hingga tak sadarkan diri.
Raymond begitu terobsesi pada gadis bermata sipit di pangkuannya ini. Sejak penolakan pertama yang dilakukan Nania membuatnya begitu tertantang untuk memiliki Nania. Berbagai upaya pendekatan telah dilakukan dari awal Nania kuliah hingga saat ini, namun hasilnya nihil. Semua usahanya gagal, pada akhirnya satu kesempatan dirasa cukup bagus untuknya.
Saat melihat Nania seorang diri keluar dari kantor rektorat, Raymond terus mengikuti Nania dan mencoba untuk mengajaknya pulang. Namun sikap abai Nania membuatnya kesal dan marah, dan jalan satu-satunya untuk membawanya adalah dengan memaksanya.
“Hari ini kamu akan jadi miliku Nan,” Raymond mengusap wajah Nania dengan penuh kelembutan, perlahan ia usap alis mata Nania yang begitu hitam, bulu matanya yang lentik, mata sipitnya yang tertutup, pipinya yang begitu halus, hidung mancungnya dan terakhir bibir titpisya yang berwarna merah meski tanpa lipstick.
Raymond pun perlahan mendaratkan kecupan di kening dan pipi Nania. Saat ingin mendaratkan ciuman di bibir merah Nania, tiba-tiba saja sang sopir menginjak rem secara mendadak.
Cittt!!!
“S****!” umpat Raymond karena kesal, tak jadi menyicipi bibir tipis gadis di pangkuannya.
“Maaf tuan, ada mobil yang tiba-tiba menyalip di depan” ucap Driver dengan nada takut, perlahan ia lajukan kembali mobil yang di kemudikannya. Raymond pun menyandarkan punggungnya sembari, moodnya untuk mencium Nania terganggu karena insident rem mendadak.
Tak berapa lama kemudian mobil memasuki Villa yang berada di pinggir pantai, Raymond pun mengangkat Nania yang masih tak sadarkan diri.
“Kali ini kau akan jadi miliku Nan” Seringai licik tersemar di bibir Raymond sembari membaringkan Nania di atas tempat tidur.
Perlahan dia kembali membela wajah Nania, bersamaan dengan Nania yang mulai mengerjapkan matanya, kesadarannya belum pulih benar, rasa pusing masih mendera kepalanya, sementara di ambang kesadarannya ia merasakan ada yang meraba tubuh dan wajahnya.
“kau sudah sadar girl?” Raymond memandang Nania dengan penuh gairah.
“Baguslah, akan lebih menyenangkan bermain dengan mu dalam keadaan sadar,” Raymond segera mengungkung gadis di depannya, dan ingin mendaratkan ciuman di bibir merekah itu, namun dengan sigap Nania menoleh, menolak perlakuan pria b**** di atasnya. Sekuat tenaga ia meronta, namun kedua tangannya di genggam erat pria tak bermoral itu.
“percayalah Nan, kau akan menikmatinya” Raymond tak berputus asa, dan semakin tertantang untuk segera menyicipi tubuh di bawahnya.
“b*****!” umpat Nania dengan kesalnya, “jangan coba-coba lakukan itu Ray, atau kau akan menyesal”
“hal yang aku sesalkan adalah kalau tak menjadikan mu miliku”
Raymond kembali mencoba memaksakan kehendaknya namun, sebelum ia daratkan bibirnya di wajah Nania, hantaman keras mendarat dengan kerasnya di punggung Raymond.
Bug!!
Bug!!
Belum sempat Raymond melihat wajah siapa orang yang menyerangnya, ia kembali menerima pukulan keras. Pukulan demi pukulan ia terima hingga kondisinya tak berdaya.
“S*****!” Raymond mengumpat karena aksinya kembali gagal.
“jangan coba-coba menyentuhnya. B****!!!” ucap seseorang yang memukul Ryamond dengan membabi buta.
“apa kau juga ingin mencicipinya?” Raymond menampilkan senyum smirknya, karena mengira pria yang memukulinya tertarik juga dengan Nania, dan menginginkan tubuhnya.
“jaga biacaramu!”
Bug!!
Kembali pukulan mendarat di wajah Raymond yang sudah babak belur, bahkan darah keluar dari ujung bibirnya yang robek.
“benar-benar b****!!!” pria itu kembali meluapkan amarahnya, mengabaikan Nania yang berteriak histeris karena melihat perkelahian di depannya.
“kau akan menyesal melakukan ini padaku” bukannya memohon ampun Raymond malah mengancam pria yang memukulnya.
“lihat saja, siapa yang akan menyesal!” pria itu memberikan pukulan terakhir membuat Raymond terduduk lemah tak berdaya di atas lantai.
Lalu ia berbalik menatap gadis yang ditolongnya dengan penuh rasa khawatir.
“are you oke Na?”
“Kau!!!”
Tbc
Siapa kira-kira yang menolong Nania? Adakah yang bisa tebak?
Simak terus update othor ya…
Maaf karena othor baru bisa update lagi ,🙏🙏
Mohon dukungannya ya, semoga othor selalu semangat update cerita Nania.
Terimakasih semuanya, love you All….😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments