Part 8

🌼Happy Reading🌼

Keesokan harinya Nania berencana akan mengikuti sang adik ke kampus untuk mengurus kelanjutan kuliahnya. Dia ingin segera mulai menyibukan diri dengan kegiatan kampus agar pikiran dan rasa sakitnya teralihkan. Meskipun hal menyakitkan itu terjadi beberapa bulan lalu, namun tak dapat di pungkiri kalau rasa sakitnya masih tertanam dalam hati Nania.

Keluarga tante Dea pun mengetahui perihal pengkhianatan yang menimpa Nania, makanya sebisa mungkin tante Dea akan membantu keponakan perempuan satu-satunya itu untuk melupakan kejadian pahit itu, dan berharap Nania akan menemukan sosok yang begitu setia sebagai penggantinya.

“Morning…!” sapa John dengan begitu semangat saat memasuki ruang makan.

John berdiri di samping sang mama kemudian mengecup lembut pipinya, dan beralah mengecup sang papa yang telah duduk sembari menikmati kopi hangat.

Cup

Nania pun tersenyum karena juga mendapatkan jatah kecupan di pipinya dari sang adik, sebuah kebiasaan yang diajarkan oleh Ferdinand Abraham kepada putra-putranya sejak masih kecil.

Belum juga John duduk di tempatnya, sang kakak juga masuk ruang makan dan menyapa semuanya kemudian melakukan hal yang sama seperti adiknya, mengecup kedua orang tuanya dan tak lupa Nania juga mendapatkannya, lalu mengusap kepala John yang telah duduk di samping Nania.

“Hari ini jadi ke kampus kak?” tanya John dengan sangat antusias

“Jadi, aku ikut kamu dek”

“oke!!”

Semuanya menyantap sarapan yang telah di sajikan tante Dea, lalu setelahnya pergi dengan tujuan masing-masing, termasuk tante Dea yang ikut dengan mobil sang suami untuk di antarkan ke butik yang di kelolanya.

***

“Kak, aku hari ini hanya ada 1 kelas, pulangnya kakak tunggu saja di kantin ya, nanti adek samperin ke sana, jangan pulang sendiri”

“oke, kakak mau lihat-lihat kampus juga, biar hafal nanti”

“satu hal lagi kak, nanti saat di kampus jangan risih kalau cewek-cewek pada lihatin kakak” pesan John pada kakaknya, pasalnya selama ini setiap John ke kampus, dirinya selalu jadi pusay perhatian dan di ganggu cewek-cewek yang ingin dekat dengannya.

“segitu populernya apa adik kakak ini?” Nania memicingkan matanya melirik sang adik yang tengah mengemudi,

“tentu saja, asal kakak tau, John Abraham adalah pria paling most wanted di kampus”

“ck” Nania berdecak mendengar kenarsisan sang adik “jangan sombong ih, lalu kenapa ga mau di deketin sama mereka?”

"adek sudah pernah bilang ke kakak sih, mereka itu ga ada yang sama kaya mama atau kakak"

"ya jelas beda lah dek, mereka kan bule, beda keturunan juga, ck"

John hanya tertawa menanggapi kekesalan Nania. Tanpa terasa mobil sudah memasuki area kampus dan John segera memarkirkannya.

"Bagian pusat infomasi dan rektorat di sayap kanan kak, nanti kantin di lantai 2, kelas ku ada gedung sebelah" ucap John menjelaskan ruang yang perlu di tuju sang kakak "dalam 2 jam kedepan, kita ketemu di kantin. Oke?"

"oke" jawab Nania dengan masih mengamati gedung yang ada di depannya,

Mereka pun segera keluar dari mobil untuk menuju ruang masing-masing yang akan di tuju. Benar saja semua mata tertuju pada mereka. John Abraham ternyata begity menarik perhatian, atau mereka merasa asing dengan sosok gadis yang tegah berjalan dengan pria tampan di kampus ini.

"mereka kenapa sih dek?" tanya Nania pelan, saat mereka masih berjalan berdampingan.

"kan sudah aku bilang tadi kak" jawab John dengan begitu bangganya, "adek kakak ini begitu menarik"

"haish, kalau menarik, kenapa tuh cowok-cowok juga lihat ke sini, kamu juga jadi incaran sesama jenis dek?"

"sembarangan kalau kakak ngomong" John bergidik ngeri mendengar ucapan kakaknya, lalu menatap ke arah para lelaki yang menatap ke arahnya. masa gue juga menarik buat para cowok itu sih?

Nania terkekeh melihat ekspresi sang adik, dirinya tak menyadari kalau para lelaki itu menatap dirinya, bukan menatap adiknya.

"sudah sana, setelah selesai nanti kakak tunggu di kantin" Nania mendorong pelan adiknya saat sudah sampai di persimpangan,

"oke kak, bye.." John melambaikan tangan sembari melangkah menuju ruang kelasnya sementara Nania menuju arah yang berlawanan.

***

Saat hari menjelang siang, Nania sudah duduk santai di salah satu bangku kantin setelah mengelingi kampus yang begitu luas.

"hai...." sapa seseorang dengan ramah, tubuh tingginya menjulang di depan Nania yang tengah menikmati coklat panasnya,

"hai..." jawan Nania mencoba ramah

"kenalkan, aku Raymond" tanpa basa-basi pria itu duduk di depan Nania dan mengulurkan tangannya sembari menyebutkan nama

"Nia" Nania pun menyambut ramah dan menjabat tangannya.

"Mahasiswa baru ya?" tebak pria itu mencoba untuk lebih dekat,

"belum, baru mau daftar Magister di sini"

"pantes saja aku baru lihat kamu di sini, btw kamu tinggal di mana?"

Nania pun tak lantas menjawab pertanyaan pria asing di depannya ini. Merasa risih dengan tatapannya dan sedari tadi bersikap sok akrab.

"Hai kak..." sapa seseorang yang begitu di kenal Nania, membuatnya merasa lega karena bisa mengalihkan pembicaraan dan merasa tak perlu menjawab pertanyaan pria di depannya.

"sudah dari tadi?" tanya John saat duduk di samping sang kakak, mengabaikan pria tinggi yang tengah menatapnya dengan raut penuh tanya.

"belum, baru juga mulai minum ini" Nania mengangkat cup berisi coklat panasnya yang terlihat masih setengah penuh.

"sudah puas berkeliling kampus?"

"sudah, habis ini pulang ya" Nania kembali menyeruput coklat panasnya, ikut mengabaikan pria yang duduk di depanya,

"John, dia siapamu?" tanya pria itu yang sedari tadi merasa penasaran karena sepertinya John begitu akrab dengan Nania.

John melirik ke arah pria itu, kemudian menatap tajam pria yang bernama Raymond itu seolah memberi peringatan, jangan ganggu kakak gue.

"dia bukan kekasih mu kan John?" tanya pria itu lagi lantaran John tak kunjung menjawab

"kamu ga perlu tau, dan jangan deketin dia!" John berdiri kemudian menarik sang kakak yang telah meletakkan cup yang telah kosong di atas meja.

John segera mengajak Nania beranjak keluar kantin, dan mengabaikan terikan Raymond yang begitu kesal karena cewek incarannya di ajak pergi oleh John.

Sepanjang lorong menuju tempat parkir, John menggerutu dengan kesal karena bertemu dengan pria yang di anggap menyebalkan itu, sementara Nania hanya mengikuti sembari menghela nafas.

Tbc

Nah kan... Adek John sudah mulai posesif nih,

ga rela banget kakaknya di deketin pria lain,

Tunggu update selanjutnya

Terimakasih dukungannya ya 😍😍😍😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!