Ternyata Kamu

Ternyata Kamu

Part 1

“Adrivan!!!!” teriak seorang gadis cantik berambut panjang dengan mata sipitnya.

Sementara orang di panggil malah berlari dengan senyum lebar tersungging di bibirnya, bahkan tawanya meledak kemudian saat gadis itu menghentakkan kakinya karena kesal.

“rese lo!!! Balikin buku gue!!” teriak Nania karena merasa kesal, buku yang harus ia kumpulkan untuk tugas kuliahnya di ambil secara paksa oleh seseorang yang sangat di kenalnya.

“gue nyontek dulu!” sahut Adrivan yang sudah berlalu pergi

“haish, ngeselin tuh anak” gerutu Nania saat sosok yang menjadi sumber kekesalannya sudah tak terlihat di lorong gedung perkuliahannya.

“kenapa sih Na?” tanya seorang gadis dengan potongan rambut sebahu yang baru saja datang setelah pergi ke kamar mandi.

“biasa... Rivan, rese banget, buku tugas gue diambil sama dia” ucap Nania bersungut kesal, sementara Diva, sang sahabat hanya terkekeh mendengarnya.

Sudah biasa kalau Adrivan berlaku usil kepada Nania, sepasang teman masa kecil yang tumbuh bersama, bahkan kuliah di tempat yang sama.

“sudah, lagian kelas masih 1 jam lagi, lebih baik ke kantin dulu yuk, laper nih aku” ucap Diva menenangkan.

“ah, gue juga laper nih jadinya, mau siapin tenaga buat mukulin Rivan nanti” Nania tekekeh dengan rencana jahil dalam pikirannya.

“hush, ga baik lah mukul mukul orang”

“ih,,,,, Diva cantik, loe jadi orang jangan baik banget sih, gue udah kesel banget tuh sama si Rivan”

Mereka pun melangkah ke arah kantin kampus yang berada diseberang gedung, tanpa dugaan ternyata Adrivan sedang sibuk duduk di sana sembari menyalin tugas dari buku Nania.

“bu, saya pesen baksonya 1, sama es teh” ucap Nania, kemudian sambil mengambil kantong plastik dan mengisinya dengan berbagai cemilan yang dia suka “bu, sama ini, loe pesen apa Div?”

“sama aja, bakso ya bu.. sama minumnya jeruk anget aja”

“oke mb, ditunggu ya”

“bu, semua ini temen saya yang bayar ya” tuh orangnya lagi duduk di pojokan, yang lagi nulis itu”

“mas Adrivan?”

“yups, betul banget,” ucap Nania dengan girangnya ‘gue kerjain lo, hehe’ umpat Nania dalam hati dan sudah membayangkan betapa kesalnya cowok yang dia maksud.

“oke mb” sahut penjaga kantin kemudian bergegas menyiapkan pesanan Nania dan Diva,

Saat makanan datang kebetulan juga Adrivan sudah selesai menyalin tugas dari buku Nania, saat ia merapikan buku-bukunya ia lihat dua cewek duduk sedang menikmati bakso di meja bagian tengah.

“ih, tuh anak di kantin juga rupanya” Adrivan pun bangkit dari duduknya dan menghampiri teman masa kecilnya itu,

“nih, gue balikin buku lho, thanks ya…” ucap Adrivan sambil meletakkan buku di sisi kosong meja, lalu akan beranjak pergi,

“eh, mas Adrivan, mau ke mana?” tanya penjaga kantin cukup keras,

Adrivan berhenti melangkah lalu berbalik menghadap penjaga kantin, “mau ke kelas lah bu, kenapa?”

“makanannya belum di bayar mas”

“lah, saya ga pesen makan bu, apa yang mesti di bayar?” jawab Adrivan dengan raut kebingungan

“tadi kata mb Nania makanannya mas yang bayar,”

Seketika Adrivan menolah ke arah meja cewek yang di maksud ibu kantin, namun cewek tersebut ternyata baru saja beranjak dari duduknya dan melangkah cepet sambil menarik temannya,

“Thank’s ya Van…!!” teriak Nania

“et dah, Nia…!!! balik lo..!!!” balas teriak Adrivan dengan raut penuh kesal

“bayar dulu mas, totalnya 170 ribu”

“buset, makan apaan bu sebanyak itu?” heran Adrivan, makan di kantin dengan harga yang cukup terjangkau tapi bisa habis sampai segitu,

“makannya bakso doang mas, cuma cemilannya tuh yang banyak, ga lihat tadi mb Nania nenteng kresek?”

Dengan terpaksa Adrivan mengeluarkan dompetnya dan membayar makanan yang disantap Nania, setelahnya dia berlalu pergi ke kelasnya.

***

“Div gue cabut dulu ya, cowok gue udah jemput di depan”

“elah, pacaran mulu sih Nan” cibir Diva dengan raut penuh kesal karena bakal di tinggalkan.

“hehe, sorry ya… bye” Nania menampilkan senyum lebarnya kemudian berlalu meninggalkan ruang kelas, dan menghampiri cowok dengan badan tinggi dengan wajah tampan yang menampilkan senyum manisnya.

“hai beb” sapa cowok itu saat Nania mendekatinya

“hai… udah lama nunggunya?”

“belum kok, aku juga baru selesai kelas”

Merekapun bergandengan tangan keluar dari gedung perkuliahan menuju tempat parkir. Nania begitu bahagia saat sang kekasih mengajaknya jalan berdua seperti ini. Sudah lebih dari dua tahun menjalin hubungan tak membuat Nania merasa bosan, bahkan rasa cinta dan sayangnya semakin besar untuk sang kekasih.

“beb, hari minggu aku kayanya ga bisa antar kamu deh, mama minta aku buat anter pergi arisan” ucap David dengan raut penuh sesal saat mereka berada di dalam mobil.

“hmm, tumben mama minta anterin kamu” jawab Nania merasa heran, tidak biasanya mama sang kekasih minta di antar apalagi acara arisan.

“pak Mun pulang kampung, jadi ga bisa antar mama, papa sama kak Rafi juga sedang keluar kota, jadi minta aku buat anterin”

“hmm, oke deh, gapapa, nanti aku minta di anter sopir aja kalau gitu”

“maaf banget ya beb, baru tadi malam juga mama bilangnya”

“iya, gapapa kok” Nania tersenyum melihat rasa kecewa di raut wajah David

“Kita makan dulu ya, buat ganti besok minggu” ucap David saat mobil yang dia kemudikan sudah masuk area restoran.

Nania dan David pun menyantap makanan yang telah mereka pesan kemudian David mengantarkannya pulang.

***

Hari minggu pun akhirnya tiba, Nania tengah bersiap akan bersiap ke toko buku untuk bahan meyusun skripsinya. Dengan di antar Pak Joko sopir keluarganya Nania menuju toko buku yang berada di tengah kota.

Sekitar satu jam ia menghabiskan waktunya di toko buku, akhirnya dia mendapatkan beberapa buku yang bisa menjadi referensi skripsinya, setelah membayar buku-bukunya dia meminta Pak Joko untuk mengantarnya ke butik yang ada di Mall M, dirinya akan mencari baju untuk hadiah sang kakak ipar yang akan berulang tahun minggu depan.

“Pak, mau tunggu Nia atau pulang dulu?” tanya Nania pada pak Joko saat mereka sudh sampai depan pintu masuk Mall

“saya tunggu saja mb, saya tunggu di parkiran saja ya mb, nanti kalau sudah mau pulang, telpon saya aja, nanti saya ke sini” ucap sang sopir yang memang hari ini ditugaskan khusus mengantar anak bungsu dari sang majikan.

“oke pak, Nia cuma bentar, ke butik doang”

“siap mb” Pak Joko pun menggerakan tangan hormat pada anak sang majikan hingga membuatnya terkekeh. Nania adalah anak ramah dan sangat akrab dengan para perkerja di rumahnya, dia tak pernah membeda-bedakan para pekerjanya, menganggap mereka adalah keluarga bahkan menghormati para pekerja yang lebih tua.

Nania pun melangkah dengan riang ke arah butik yang berada di lantai 2, sesekali dia bersenandung untuk menghibur diri. Saat sampai depan butik, nampak butik sudah sedikit ramai karena memang hari sudah siang.

Saat dirinya memilih gaun-gaun yang terpajang di rak gantung, dia melihat sepasang pria dan wanita yang begitu di kenalnya.

“kamu di mana?” tanya Nania dalam sambungan telponnya

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!