🌼Happy Reading🌼
Tangis Nania makin pecah saat dalam pelukan sang papa, rasa sakitnya kian bertambah saat mantan kekasihnya itu datang ke rumah dan mendapat perlakuan buruk dari kedua orang tersayangnya.
“sudah nak, dia tak pantas kau tangisi” dengan sabar sang papa mencoba menenangkan putri bungsunya.
“papa benar dek, jangan tangisi pria br***k sepertinya.” Ucap Nando yang baru saja masuk setelah mengusir mantan kekasih sang adik.
“Nia ga mau ketemu dia lagi pa” ucap Nania pelang setelah dirinya merasa tenang
Kini semua orang telah duduk di ruang keluarga, dengan Nania yang masih berada dalam dekapan hangat sang papa. Sementara mama tarus mengusap punggungnya.
“yach, papa pastikan pria itu tak kan menemui mu lagi”
***
Setelah makan malam semua berkumpul di kamar Nania, karena sang putri tak mau keluar kamar untuk makan, jadilah mereka semua menghampiri Nania yang masih terlihat murung dan diam.
“Nia..” panggil mama dengan membawa nampan berisi makanan dan segelas susu untuk sang putri. “makan dulu ya, mama bawakan makanan kesukaan mu”
Mama pun mendekat ke arah putri bungsunya yang masih duduk di ranjang, setelah meletakkan nampan di meja depan sofa tempat putra sulung dan menantunya duduk, sementara sang papa telah duduk di sisi ranjang sang putri.
“makanlah dulu, setelah itu ada yang ingin papa bicarakan dengan mu” ucap papa sembari mengusap kepala Nania dengan lembut
Mama pun menuntun putrinya untuk duduk di sofa dan menyuapinya.
“Pa, Nia mau pindah ke tempat tante Dea saja” ucap Nania setelah menyelesaikan makan malamnya
Huff
Papa menghela nafas mendengar ucapan sang putri, dia sudah bisa menebak kalau sang putri pasti akan menginginkan menghindar dan pindah dari sini.
“selesaikan skripsimu dulu di sini, baru setelah itu kamu bisa ikut tante Dea”
“tapi pa…”
“papa benar dek, sayang sekali kalau kau ingin pindah sekarang, kuliahmu tinggal nyusun skripsi kan?” timpal Nando yang setuju dengan keputusan sang papa
“tapi nanti kalau di kampus pasti ketemu mereka pa” rengek Nia yang masih kekeh ingin pindah secepatnya
“nanti kakak bantu saat di kampus dek” ucap Linda sang kakak ipar yang merupakan dosen sekaligus putri pemilik kampus tempat Nania menimba ilmu.
“tapi kak…”
“selesaikan skripsimu dulu dek!” ucap papa tegas
Huff
Nania menghela nafas mendengar ucapan sang papa, jika sudah berkata tegas seperti ini papa akan sulit dibantah.
“kakak akan usahakan kamu bisa bimbingan secara daring atau bimbingan di ruangan kakak saja, dosen pembimbing mu Pak Ardi kan?”
“iya kak, Pak Ardi dosbing ku”
“oke, tidak masalah, Pak Ardi itu teman baik Ayah, lagipula ruangan pak Ardi tidak jauh dari ruangan ku”
“hmmm, baiklah, tapi setelah lulus Nia akan pergi ikut tante ya, tanpa ikut wisuda”
Semua menyetujui permintaan putri kesayangan di rumah Rahardian, bahkan Doni Rahardian sang papa tak mampu untuk menahan sang putri apabila sudah berkehendak, sikap keras kepala sang putri benar-benar menurun darinya.
“Nan, ikut papa ke ruang kerja, ada yang harus kita urus untuk anak br***k itu” ucap papa sebelum beranjak pergi keluar kamar,
“jangan berbuat yang diluar batas pa” ucap Nania memperingatkan sang papa,
“itu urusan papa!”
“kak, jangan pernah setujui jika papa meminta kakak untuk menghancurkan perusahaan atau keluarga David, orang tua mereka tak salah, dan orang-orang di perusahaannya juga tak ada hubungannya dengan ini” minta Nia pada sang kakak sebelum sang kakak berangjak mengikuti sang papa yang telah melangkah keluar.
Nando tersenyum melihat sang adik, sembari mengusap lembut pucuk kepalanya “kita lihat nanti ya dek”
Dua bersaudara putra-putri keluarga Rahardian itu sangat mengenal sang papa, apabila ada yang menyakiti keluarganya, sang papa tak akan segan untuk menghancurkan hidup sang pelaku. Bagi sang papa kebahagiaan keluarga adalah segalanya, papa akan menganggap kehancuran sang pelaku adalah sebagai balasan karena telah menyakiti keluarganya.
“ma, kalau papa ada rencana menghancurkan perusahaan orang tua David, tolong bujuk papa untuk tidak melakukannya” bujuk Nia pada sang mama, biasanya omogan mama Nita sangat dipatuhi sang papa.
“kita lihat nanti ya” mama pun memeluk sang putri bungsu kemudian memintanya untuk beristirahat.
“kakak kembali ke kamar dulu ya dek” Linda sang kakak ipar pun mengikuti langkah sang mertua meninggalkan kamar Nania.
Ketiga wanita di keluarga Rahardian telah membaringkan tubuh mereka di kamar masing-masing, sementara dua pria Rahardian masih sibuk berdiskusi langkah yang akan mereka ambil.
“Pa, seperti yang Nia minta jangan hancurkan perusahaan orang tua David.”
“papa tidak akan menghacurkannya, hanya sedikit meberi gertakan tak masalah kan?” ucap papa Doni dengan santainya
“dan lagi siapa nama sahabat Nia itu?”
“Diva pa”
“iya, kita juga harus memberikannya teguran”
“jangan gegabah dulu pa, Nando sedang meminta Aris untuk menyelidiki perselingkungan mereka, benar hanya salah paham seperti yang dikatakan David atau mereka telah mengkhianati adek” ucap Nando berupaya untuk menunda aksi sang papa
“tidak perlu, papa sudah tau semuanya, memangnya kalian pikir papa langsung saja memutuskan tanpa mencari bukti?” geram papa pada sang putra.
Papa Doni sedikit kecewa terhadap sang putra yang telah berprasangka buruk padanya, seharusnya putranya itu sudah hafal bagaimana dirinya bekerja selama ini. Papa Doni tak akan gegabah mengambil tindakan kalau belum ada bukti. Untuk keputusannya malam ini tentu saja dirinya sudah mencari bukti kelakuan mantan kekasih sang putri kesayangannya.
“maaf pa, bukan Nando bermaksud berprasangka negative pada papa”
Brak!!
Papa Doni melemparkan map tebal berisi data dari David berikut foto-foto porselingkuhannya dengan sahabat putrinya.
Glek
Nando pun menelan ludahnya kasar saat membuka map yang di sodorkan sang papa. Ternyata papa sudah jauh bergerak.
“Mereka sudah menjalin kasih hampir satu tahun, dan dengan bodohnya adek kamu itu tak mengetahui kelakuan mereka” papa Doni kembali merasa geram
“sangat di sayangkan, Diva yang selama ini selalu dibantu adikmu itu malah menusuknya dari belakang” lanjut sang papa.
Tentu saja kepala keluarga Rahardian akan mengetahui orang-orang yang dekat dengan putra-putrinya. Selama Diva dikenal dengan gadis yang santun dan sangat dekat dengan Nania sang princess keluarga Rahardian.
Meski Diva berasal dari kalangan menengah, keluarga Rahardian tak pernah mempermasalahkannya. Nania sendiri sering membantu keluarga Diva, saat dalam kesulitan Ekonomi, ayahnya yang bekerja sebagai supervisor di sebuah pabrik terkadang gajinya tidak cukup untuk kebutuhan keluarga, apalagi ketiga adik Diva masih mengeyam pendidikan di tingkat SMP dan SMA, meskipun sang ibu mengelola warung kecil di rumahnya. Disaat-saat kesulitan yang di alami keluarga Diva, Nania lah yang mengulurkan bantuan tanpa pernah diminta, bahkan saat adiknya harus menjalani operasi akibat kecelakaan, Nania lah yang menanggung semua biaya. Namun nyatanya semua bantuan yang di berikan Nania pada keluarga Diva di balas dengan sebuah pengkhianatan.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments