Part 5

🌼Happy Reading🌼

Nando pun merasa geram setelah melihat semua data yang di berikan papanya. Tak menyangka gadis santun itu tega mengkhianati adiknya. Sungguh malang nasib adiknya.

“apa keluarga Diva mengetahui kelakuan putrinya pa?” tanya Nando seteleh meletakkan map itu di atas meja

“sepertinya tidak, gadis itu benar-benar! Huf….” Papa sangat geram hingga tak mau melanjutkan ucapannya.

“kau urus saja, cabut beasiswanya di kampus mertuamu, biarkan dia merasakan akibat perbuatannya.”

“baik pa,”

“blacklist juga namanya di perusahaan di provinsi ini”

“baik pa, Nando akan lakukan yang papa minta, kalau perlu Nando blacklist semua perusahaan untuk menerimanya saat lulus nanti”

“tidak perlu semuanya, cukup provinsi ini saja, setidaknya jika nanti adikmu pulang dia tak perlu perlu bertemu dengannya lagi.” Imbuh sang papa

“baik pa, lalu bagaimana dengan David?”

Papa terdiam sejenak, menimbang keputusan yang akan dia ambil untuk mantan kekasih princessnya.

“cabut investasi kita di Pras Contruction” ucap papa membuat mata Nando membola

“papa serius? keputusan ini akan sangat berdampak pada pekerja di sana pa”

“tidak masalah, kalau ada pengurangan karyawan di sana karena ini, tampung karyawan itu dan masukan di perusahaan kita”

Nando menghela nafas, memperhatikan wajah serius sang papa, Jika sudah memutuskan papa akan sangat keras kepala dan tak mau dibantah lagi. Namun hal ini tentu sangat dimengerti sang putra, setiap papa mengambil keputusan tentu saja papa sudah memikirkan dampak dari setiap keputusannya, jadi tidak asal membuat keputusan, papa juga akan memikirkan solusinya, meskipun akhirnya dirinya yang jadi repot untuk mengurusnya.

“baik pa, Nando akan melakukannya besok”

“bagus, papa yang akan menghadapi Prasetya kalau nanti dia complain dengan pencabutan investasi ini”

Nando mengangguk, sudah bisa di tebak, tentu saja besok akan terjadi kekacauan di Pras Contruction setelah investasinya dicabut. Setelah membicarakan langkah apa saja yang akan di kerjakan esok hari, kedua pria Rahardian itu kembali ke kamar mereka untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.

***

Keesokan harinya aktivitas di rumah Rahardian tampak berbeda, Nania sang princess Rahardian nampak lesu saat di meja makan, dengan mata bengkak menghiasi wajah cantiknya.

“aduh dek, kamu kok malah makin jelek aja sih?” goda Nando saat melihat sang adik, mata sipitnya semakin tak kelihatan

“apaan sih kak” gerutu Nia

“semalam nangis lagi? sampai mata kamu ga kelihatan gitu? Hmm?”

Nania meletakkan sendok yang sedari tadi digunakan untuk mengaduk-aduk makanan di piringnya. Lalu beranjak meninggalkan ruang makan tanpa menyelesaikan makannya.

“Kak, !!!” gemas mama Nita, sedari tadi mama Nita sudah berusaha keras untuk membujuk sang putri untuk ikut turun sarapan bersama, eh malah sang kakak mengejeknya, “kamu ini…!!! kamu ga tau apa susahnya mama bujuk adik mu itu?”

“hehe, maaf ma, habisnya gemes banget lihat wajah adek, jelek banget kalau kaya gitu, matanya ga kelihatan” ucap Nando tanpa merasa bersalah

“adek kamu kan lagi sedih kak, jadi ya wajar dong”

“biar Linda bujuk adik ma” ucap Linda seketika untuk berdiri,

“biarkan dulu Lin, nanti kalau lapar pasti Nia akan makan juga, tau sendiri adek kalian itu ga bisa nahan lapar” ucap papa Doni mencegah menantunya untuk beranjak.

“bener sayang, ga usah khawatir, lihat, makanannya aja tadi cuma di aduk-aduk, cuma adek kesayangan abang itu paling ga bisa nahan lapar, jadi paling bentar lagi dia juga mencari bibi untuk menyiapkan makanan” Imbuh Nando sambil melanjutkan makan paginya.

“baiklah” Linda pun kembali duduk dan melanjutkan makannya.

Mereka segera menyelesaikan sarapan mereka sebelum beraktivitas di hari senin yang cerah. Berbagai agenda sudah mereka susun dalam memulai hari pertama di minggu ini.

Para pria Rahardian segera pergi ke perusahaan, sementara Linda sang menantu pergi ke kampus tempatnya mengajar dengan di antarkan sopir keluarga, sementara sang mama tetap di rumah untuk menemani putri kesayangan mereka.

Nando pun segera meminta asisten pribadinya untuk menangani rencana yang dia susun bersama sang papa semalam. Dimulai dari menarik investasi di Pras Contruction kemudian memblacklist nama Diva Anggraini di semua perusahaan dalam provinsi. Sementara Linda melancarkan aksinya untuk mencabut beasiswa Diva dan meminta Pak Ardi untuk membimbing Nania secara daring, atau kalau memang diharuskan untuk tatap muka secara langsung maka akan di lakukan di ruangan Linda.

***

Dalam waktu kurang dari 2 jam setelah penarikan investasi dari pihak Rahardiaan, Prasetya sang ayah dari David Prasetya yang sekaligus pemilik Prass Contruction menghubungi Doni Rahardian untuk meminta penjelasan.

Dan sinilah Prasetya sekarang, duduk berhadapan dengan sosok yang begitu menyayangi keluarganya. Masih terdiam mendengarkan tamunya berbicara dan membujuk untuk tidak mencabut investasinya.

Brak!!

Tanpa ucapan Doni Rahardian melemparkan map yang kemarin di sodorkan pada putra sulungnya.

“apa ini Don?”

“Buka saja itu, dan itulah alasanku mencabut investasi di perusahaanmu”

Dengan segera Prasetya meraih map tebal itu dan membukanya perlahan. Seketika mata hitamnya membola melihat foto-foto yang berada di dalam map tersebut.

“Kau sangat tau bagaimana aku menjaga putriku, tapi dengan berani dan tak tau malunya putra mu itu menyakiti putriku.” Ucap Doni begitu geram

“ini… mungkin salah paham Don” ucap Prasetya dengan nada bergetar, tak percaya dengan foto yang dilihatnya “lagi pula ini kan sahabatnya putrimu, kita sudah mengenalnya, mungkin saja mereka memang sangat akrab jadi terlihat seperti ini”

“salah paham? Kau sudah menanyakannya pada putramu? Kau pikir aku tak menyelidikinya terlebih dahulu? Hah?!” ucap Doni meninggikan suaranya

Glek

Prasetya menelah ludahnya kasar melihat kemarahan di wajah mantan calon besannya itu. Ia paham betul bagaimana pemilik Glory Corp tersebut bekerja dan mengambil keputusan. Kejelian dan ketegasannya begitu di akui sehingga membuat rekan bisnisnya merasa segan.

“Maaf kan anak ku Don” ucap Prasetya pelan, kalau memang ini adalah kesalahan putranya, maka dia pun tak akan bisa membela,

“kau tau mereka benar-benar br**k, teganya mengkhianati putriku. Kau tau seperti apa putriku, tapi dengan beraninya anakmu yang kurang a*** itu menyakitinya, kurangnya apa putriku?”

“Maaf Don, aku akan memberinya pelajaran Don, jadi tolong beri kesempatan sekali lagi, jangan cabut investasi di Pras Contruction”

“maafkan aku Pras, sebenarnya aku tak ingin mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan, tapi aku tak ingin berhubungan kembali dengan orang-orang yang berani menyakitu keluargaku.”

Deg

Kalimat yang di ucapkan Doni secara tidak langsung ingin mengkahiri hubungan mereka, bukan hanya hubungan kerja di perusahaan, tapi hubungan pertemanan secara personal. Prasetya menundukan kepala setelah Doni menyelesaikan bicaranya.

“Tapi kamu tak perlu khawatir, aku tak akan memblackist perusahaan lain untuk berinvestasi di Prass Contruction” Lanjut Doni sebelum mepersilakan tamunya keluar ruangan.

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!